All Chapters of Pesona Primadona yang Mengacaukan Hidupku: Chapter 51 - Chapter 60

100 Chapters

Bab 51

Punggung tanganku terkepal di belakang dan suaraku terdengar datar, "Seperti yang kamu lihat.""Kamu memblokirku?"Aku menatap Matthew, menampilkan sebuah senyuman, "Jelas sekali."Wajah Matthew berubah menjadi suram. Sepasang matanya menatapku dengan intens. Aku belum pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. Matanya hampir mengeluarkan api, sementara tangannya yang tergantung di sisi tubuh mengepal hingga urat-uratnya menonjol.Secara naluriah, aku merasa agak takut hingga mundur selangkah. Di saat berikutnya, bahuku dipegang oleh sepasang tangan yang besar. Aku menoleh, Keegan menatapku dengan mata sipitnya yang menawan."Pagi, sayangku."Aku mengabaikan panggilannya dan memberi isyarat dengan tatapan agar dia melepaskan bahuku. Dia malah mengangkat alisnya, seakan-akan sengaja tidak mau melepaskannya. Perseteruan di antara kami berdua malah tampak seperti adegan saling merayu di mata Matthew.Dengan tangan yang tidak dipasangi gips, Matthew berusaha menarik pergelangan tanganku. Di
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 52

Aku berjalan sebentar di bawah naungan pepohonan, tubuh dan pikiranku menjadi tenang dalam aroma dedaunan."Hari ini kamu ada kelas nggak?" Keegan menyusulku dari belakang. "Aku traktir kamu makan enak."Beberapa waktu ini, hubunganku dengan Keegan menjadi agak ambigu. Seperti teman, tapi juga bukan. Aku masih ingat luka yang dia berikan padaku di kehidupan sebelumnya. Namun di saat bersamaan, aku juga bisa melihat bagaimana dia membantuku di kehidupan ini."Aku nggak mau makan sama kamu." Aku berhenti, menunggu dia sampai di depanku. "Satu lagi, aku nggak suka Matthew, apalagi kamu. Jadi, kalau aku ketemu masalah, anggap saja kamu nggak kenal aku."Setelah berkata demikian, aku tidak peduli bagaimana ekspresi Keegan dan langsung beranjak pergi.Jadwal kuliah jurusan desain tidak terlalu padat, kebanyakan kegiatan bahkan tidak dilakukan di dalam kelas. Pagi ini, kami pergi ke tempat produksi kain untuk melihat proses dasar pembuatan kain dan baru kembali menjelang siang.Saat kembali k
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 53

Malam penuh mimpi buruk.Saat bangun pagi, kepalaku pusing dan berat, tubuhku terasa lemas, dan kondisiku benar-benar tidak baik. Dengan linglung, aku mencuci muka, berganti pakaian, lalu mengambil tas dan bersiap pergi ke kampus.Cynthia yang sedang duduk di tempat tidur, memanggilku, "Leila, kamu mau pergi?""Aku mau ke kelas." Aku menoleh, melihat mereka masih memakai baju tidur, dan merasa bingung. "Sudah hampir jam sembilan, kenapa kalian belum bangun? Nggak takut terlambat?"Aurel dan Cynthia saling memandang dan tertawa kecil.Cynthia memakai sandal rumah dan berjalan mendekat, lalu menyentuh dahiku. "Anak ini nggak demam, kok."Aurel berkata, "Leila, ini hari Minggu."Aku tertegun sesaat, baru sadar kalau hari ini memang akhir pekan. Aku langsung menggantung tasku, berlari kecil ke tempat tidurku sambil berseru, "Bagus! Aku mau tidur lagi."Kali ini, aku tertidur dengan cepat dan tidak bermimpi buruk.Aku terbangun karena suara ponsel yang berdering. Itu telepon dari ketua klub
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 54

Tak lama kemudian, aku mendengar suara Matthew yang dingin, tetapi terdengar agak lembut, "Kamu bisa minum?"Yuna tersenyum tipis, menengadahkan kepala memandang Matthew dengan wajah penuh kebahagiaan yang begitu jelas, "Bisa minum sedikit."Setelah itu, Yuna mengangkat gelasnya dan bersulang dengan semua orang. Ketika sampai giliranku, senyum Yuna terlihat sedikit menyiratkan rasa puas, "Leila."Aku hanya menatapnya. Aku benar-benar malas pura-pura bersikap ramah dengannya. Hanya saja, ada terlalu banyak orang di sini. Kalaupun ingin membalasnya, aku harus melakukannya secara pribadi.Aku berdiri dan mengangkat gelas kecil berisi yogurt, lalu bersulang secara formal di udara dan minum seteguk sebagai tanda sopan.Acara selesai sekitar pukul sembilan. Karena akhir pekan, beberapa mahasiswa lokal pulang ke rumah, sementara beberapa lainnya memutuskan pergi ke warnet untuk bergadang. Akhirnya hanya tersisa aku, Matthew, Yuna, dan seorang fotografer dari bagian perencanaan.Aku mengeluark
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 55

Keesokan harinya.Setelah selesai kelas, Santos meneleponku. Sejak masuk kuliah sampai sekarang, sudah lebih dari sebulan berlalu. Selama ini, aku sama sekali tidak berhubungan dengan mereka, kecuali Madhu yang rutin mengirim uang saku bulanan.Aku menatap layar ponsel, tidak tahu apa tujuan telepon ini. Setelah berhenti sejenak, aku akhirnya mengangkat telepon.Suara Santos terdengar dari seberang, menanyakan dengan terus terang, "Libur Hari Nasional nanti kamu pulang nggak?"Sambil memeluk bukuku, aku berjalan menuju asrama. "Banyak tugas, aku nggak pulang.""Bagus." Santos sepertinya sedang minum teh. Aku mendengar suara gelasnya diletakkan di atas meja. "Kebetulan ada anak temanku juga di Kota Gading. Kalau kamu nggak pulang, jadi luangkan waktu untuk bertemu dengannya."Aku merasa ini konyol sekaligus membuatku marah. Aku baru masuk tahun pertama kuliah, tapi dia sudah tidak sabar ingin mengenalkanku pada pria lain. Kalau bukan karena aku yang hidup kembali dan sudah menyiapkan la
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 56

Aku berpikir sejenak di tempat, lalu memutuskan untuk bertanya.Aku memiliki sertifikat piano level 8. Supervisor memintaku untuk bermain selama setengah jam, lalu menanyakan apakah aku bisa bekerja setiap Rabu, Sabtu, dan akhir pekan dari pukul delapan malam hingga tengah malam. Dia menawarkan gaji 200 ribu per jam.Satu malam 800 ribu, tiga hari seminggu berarti 2,4 juta. Dalam satu bulan, aku bahkan bisa menabung. Aku sangat senang dan langsung menyetujui tawaran itu.Dalam perjalanan pulang, saat melewati toko minuman dan ayam goreng, aku membeli beberapa untuk dibawa pulang bagi teman sekamarku. Namun, ketika aku masih menunggu di toko itu, ponselku tiba-tiba berbunyi.Aku mengangkatnya dan di ujung telepon, suara Cassey yang terdengar sedih dan sedikit menangis datang menyapaku, "Leila, bisa nggak kamu datang menjemputku di kantor polisi?"Kantor polisi!Dua kata itu seakan meledak di kepalaku. Aku segera berbalik, mengangkat tangan untuk memanggil taksi. Cassey sama sekali bukan
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 57

Maksud Matthew sangat jelas. Seperti biasa, dia melindungi Yuna. Bahkan jika Yuna yang salah, dia tetap tidak ingin aku membuat Yuna merasa sulit. Namun, kenapa harus begitu?Yuna sudah berkali-kali membuat masalah. Aku memang tidak ingin memperpanjang urusan dengannya, tapi bukan berarti aku akan diam saja membiarkan dia seenaknya menginjakku.Aku menatap Matthew tanpa bicara. Kami saling berhadapan dalam keheningan. Setelah beberapa saat, dia berjalan mendekat. "Kita perlu bicara."Dia jelas ingin melindungi Yuna, sedangkan aku tidak akan membiarkan Cassey diperlakukan tidak adil. Aku tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan, dan aku juga sama sekali tidak tertarik. Namun, sebelum aku sempat menolak, Matthew sudah menarik pergelangan tanganku dan membawaku keluar.Yuna langsung berdiri. "Matthew!"Matthew tidak menoleh sama sekali. "Tetap di sini, aku akan segera kembali."Aku terpaksa mengikuti langkahnya, rasa marahku hampir meledak. Aku berusaha sekuat tenaga menarik tanganku, mero
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 58

"Cassey, kamu percaya padaku, 'kan?"Cassey mengangguk kuat. "Tentu saja, aku paling percaya Leila!"Aku tersenyum kecil, mengulurkan tangan untuk merapikan rambutnya. "Kalau begitu, percayalah padaku. Tamparan yang mereka berikan padamu hari ini, aku pasti akan membalasnya untukmu. Tapi bukan sekarang.""Bisa, 'kan?" Aku menatap matanya.Cassey mendekat dan berbisik, "Kamu juga mau berkelahi sama mereka?"Aku menatapnya sambil ikut berbisik, "Aku bakal KO mereka sendirian.""Benarkah? Kamu butuh bantuanku nggak? Gimana kalau kita beli semprotan merica atau sesuatu nanti?"Cassey memang seperti itu, selalu ceria dan optimis, tidak pernah lupa memikirkan perasaanku. Aku menggelengkan kepala dan memintanya menunggu sebentar.Tak lama setelah itu, Matthew membawa Yuna keluar dari ruang mediasi. Yuna berdiri di depanku, tampak polos dan rapuh dari luar, tetapi tatapannya menyiratkan provokasi yang nyaris tak terlihat.Di kehidupan sebelumnya, aku benar-benar tertipu oleh wajah polosnya sel
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 59

Keesokan paginya, aku bilang pada Cassey bahwa aku ada kelas pagi. Aku memintanya untuk tidur lebih lama. Setelah selesai kelas, aku akan menjemputnya lalu pergi bermain bersama.Sampai di kampus, aku mencari nomor telepon Yuna, lalu mengirimkan pesan singkat memintanya menemuiku di hutan kecil di belakang lapangan.Tak lama kemudian, Yuna datang.Hari ini, Yuna berdandan seperti bidadari, terlihat begitu polos dan lembut. Namun siapa sangka, hati orang yang tampak sebaik ini sebenarnya busuk dan penuh kebencian.Aku benar-benar tidak mengerti. Hanya demi seorang pria, apa yang dia kejar? Jika itu memang miliknya, pria itu tidak akan pergi. Namun jika bukan, apa gunanya memakai segala cara untuk mendapatkannya?Yuna berjalan ke arahku dengan ekspresi bangga. "Leila, kamu mem ...."Aku tidak membiarkannya menyelesaikan kalimatnya. Dengan tangan kiriku, aku menarik rambutnya yang tergerai dengan gelombang besar, sementara tangan kananku terangkat dan menampar wajahnya dengan keras.Plak!
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 60

Manajer restoran segera datang bersama beberapa petugas keamanan. Namun karena pria ini bertubuh besar dan tampaknya memiliki sedikit pengaruh, mereka tidak berani bertindak kasar.Manajer berusaha membujuknya, tetapi pria itu malah mendorong sang manajer dan meraih tanganku. "Ribut apa sih? Jangan ganggu aku godain cewek!"Sebenarnya, aku bisa saja menghindari tangannya, tetapi saat itu Cassey berdiri di depanku untuk melindungiku.Ketika pria itu menjulurkan tangannya, aku menarik Cassey agar menjauh, tapi justru tanganku yang ditarik pria gemuk itu. Pergelangan tanganku dicengkeram erat dan aku diseret ke pelukannya."Lepaskan aku!" teriakku. Pria itu memeluk pinggangku erat-erat. Tangannya mulai bergerak tak senonoh di lenganku, sementara hidungnya terus mengendus rambutku dengan jijik.Saat pikiranku hampir meledak karena marah, beberapa petugas keamanan akhirnya berhasil menahannya di lantai. Pria gemuk itu terus memaki-maki, sementara beberapa pelanggan lain mulai mengecamnya da
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status