All Chapters of Pesona Primadona yang Mengacaukan Hidupku: Chapter 11 - Chapter 20

100 Chapters

Bab 11

Kini, hanya tersisa aku dan Matthew. Ini adalah pertemuan pertama aku dan Matthew setelah pertengkaran hari itu. Padahal, aku mengira kami tidak akan bertemu lagi untuk waktu yang lama.Namun, sepertinya takdir mempermainkanku. Kami bukan hanya bertemu dengan cepat, tetapi juga dengan cara seperti ini.Aku menatap Matthew yang berwajah suram dan mendekatiku dengan perlahan. Saat aku hendak mundur, dia tiba-tiba meraih pergelangan tanganku dan mengempaskanku di meja kasir.Kemudian, Matthew berdiri di depanku dan menahan tanganku. Sambil mencondongkan tubuhnya, dia menatapku dan bertanya, "Kalau aku dan Yuna bersama, siapa yang akan menjadi pasanganmu? Keegan atau pemuda kaya lain di Kota Nilam?"Aku terdengar seperti benda yang dipajang dan dijual. Meskipun kalimat seperti ini sudah pernah dilontarkannya, aku tetap merasa marah dan terhina.Aku menatap Matthew sambil menyunggingkan senyuman, lalu sengaja memprovokasinya. "Kamu rasa aku bakal pilih siapa?""Leila!" sergah Matthew dengan
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 12

Saat aku menghitung tabungan dan barang-barang berhargaku, pelayan memanggilku turun untuk makan. Aku mengiakan, lalu menaruh kembali semuanya dan bangkit untuk keluar.Kukira Keegan sudah pergi sejak tadi. Alhasil, dia malah duduk di kursi utama meja makan layaknya bos besar. Sementara itu, Santos duduk di sebelahnya.Aku hampir tidak bisa menahan tawaku. Biasanya, Santos selalu berlagak berkuasa di hadapanku dan Felly.Ketika melihatku turun, Santos segera memanggilku, "Leila, cepat kemari. Temani Keegan ngobrol. Orang tua sepertiku nggak tahu apa yang anak muda zaman sekarang sukai."Aku memegang pegangan tangga, lalu mengeluarkan ponselku dan menunjukkan layarku kepadanya sambil menyebutkan nominal yang kuinginkan tanpa bersuara.Saat berikutnya, notifikasi transferan terlihat di layar ponselku. Aku menghampiri mereka dengan perlahan sambil memeriksa. Seratus juta.Aku mencebik sambil meletakkan kedua tanganku di belakang punggung. Kemudian, aku berhenti berjalan dan berujar, "Hm,
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 13

Setelah ujian berakhir, malam itu juga aku demam tinggi. Ini mungkin karena aku terlalu tegang selama beberapa hari ini.Sehari sebelum mendapat pemberitahuan, kondisiku menjadi jauh lebih baik. Malam setelah hasil ujian keluar, aku langsung memeriksa nilaiku di internet.Nilai sempurna adalah 750 poin. Aku mendapat 713,5 poin. Nilaiku lebih tinggi 30 puluh poin dari nilai penerimaan Universitas Gading. Aku sangat puas dengan hasil ini. Akhirnya, aku bisa tidur nyenyak.Keesokan hari, aku bangun pagi-pagi sekali dan langsung siap-siap pergi ke sekolah. Setelah ujian berakhir, orang tua Cassey langsung membawanya ke luar negeri. Kami sudah tidak bertemu dua minggu lebih. Sekarang, kami bertemu kembali di gerbang sekolah.Cassey menggunting rambut panjangnya dan mengecatnya dengan warna maroon. Karena sudah tamat, pakaiannya pun tidak begitu tertutup lagi. Dia memakai rok pendek. Dia terlihat seperti tokoh anime yang turun ke dunia nyata.Ketika melihatku, Cassey sangat senang. Dia langs
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 14

Setengah tahun lalu, ada seorang gadis di Kota Nilam yang digosipkan tidak-tidak karena menolak pengakuan cinta seorang pemuda. Karena dihujat oleh teman-temannya, dia akhirnya tidak tahan dan memilih untuk bunuh diri.Masalah ini masih terukir dengan jelas di benak setiap orang. Namun, mereka malah memilih untuk melupakannya dan mengulangi kejadian yang sama."Apa urusannya denganmu? Kenapa kamu kepo sekali sih?" Cassey memelototi Yuna.Karena dimarahi, Yuna langsung memasang ekspresi sedih. "Aku nggak berniat jahat kok. Kenapa kamu galak sekali?"Aku tidak bisa menahan tawa melihat sikap Yuna yang begitu percaya diri. Aku menyelipkan rambutku ke belakang telinga, lalu menatapnya sambil berujar, "Ini karena kamu bicara omong kosong. Apa kamu tahu aku bisa menuntutmu atas pencemaran nama baik?"Yuna menatapku sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Aku tidak menghiraukannya lagi dan menarik Cassey ke tempat duduk kami.Dua baris dari tempat dudukku, tampak Matthew sedang duduk
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 15

Setelah pertemuan kelas ini berakhir, berarti kerja keras kami selama tiga tahun ini juga berakhir. Menurut kebiasaan di Kota Nilam, hari ini akan diadakan pesta apresiasi untuk guru.Guru telah membimbing kami selama bertahun-tahun. Kami tentu harus mengucapkan terima kasih dengan mengadakan pesta.Selesai makan, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam lewat. Beberapa murid masih belum ingin pulang sehingga mengusulkan pergi ke KTV.Karena kami sudah cukup usia, wali kelas pun tidak melarang. Namun, dia mencari alasan untuk pulang supaya para anak muda bisa bersenang-senang.Aku tidak ingin berada di ruangan yang sama dengan Matthew, apalagi terus berwaspada dari Yuna si jalang. Aku juga ingin mencari alasan untuk pulang, tetapi Cassey memaksaku untuk ikut."Leila, gimana kalau kita minum sedikit nanti? Minum mojito gimana? Aku nggak pernah minum. Aku ingin sekali mencobanya. Apa rasanya enak?" Tatapan Cassey saat menatapku dipenuhi penantian.Aku tahu orang tua Cassey sangat ketat pada
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 16

Cassey bangkit dan hendak bertengkar dengan orang yang berbicara itu. Aku buru-buru menahannya, lalu menariknya untuk menghampiri mereka. "Ayo, siapa takut?"Mungkin karena aku menyetujui dengan sangat cepat, orang-orang itu tidak sempat bereaksi.Aku bertanya tentang aturan game, tetapi tidak ada yang merespons. Yosef yang bereaksi duluan, lalu bergeser supaya aku bisa duduk di sampingnya. Dia pun menjelaskan aturannya kepadaku.Aturannya sangat sederhana. Kami hanya perlu memutar botol bir di atas meja. Yang ditunjuk botol bir harus menjawab pertanyaan dari orang yang terpilih sebelumnya. Namun, kami juga boleh memilih dare.Selesai menjelaskan, Yosef bertanya, "Sudah ngerti?"Aku mengangguk. "Ngerti."Pada awal permainan, semua orang terlihat agak canggung. Pertanyaan mereka hanya sebatas siapa gadis tercantik di kelas menurutmu, apa ada orang yang kamu sukai, apa kamu pernah pacaran, apa hal paling memalukan yang pernah kamu lakukan, dan sebagainya.Lambat laun, pertanyaan mereka m
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 17

Aku mengernyit menatap botol yang menunjukku. Kebetulan sekali, yang dihukum sebelumnya adalah Matthew. Jadi, dia yang punya kesempatan untuk melontarkan pertanyaan kepadaku.Sebenarnya aku tidak ingin berpikiran buruk tentangnya. Namun, belakangan ini Matthew terus mencari masalah denganku. Aku rasa dia akan menyulitkanku lagi.Ketika masih mencintai Matthew, aku merasa dia mempersulitku karena peduli padaku. Setelah tersadarkan, aku merasa ada masalah dengan otakku.Siapa sangka, Matthew hanya menanyakan pertanyaan yang mudah, "Apa inisial pria yang kamu sukai?"Jika itu orang lain, pertanyaan ini tentu tidak sulit. Namun, aku tidak bisa menjawab.Meskipun akal sehatku menyuruhku menjauh dari Matthew, rasa suka yang ada sejak bertahun-tahun lamanya tidak mungkin hilang begitu saja.Diamku membuat Matthew mengernyit. Seorang teman berkata, "Memangnya pertanyaan Mathew begitu sulit? Dulu saat kamu mengejarnya, kulihat kamu nggak punya rasa malu. Kenapa sekarang malah malu-malu?"Ucapan
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 18

Bergantung kepada orang lain hanya akan membuatmu dibenci.Setelah muntah beberapa saat, aku merasa jauh lebih baik. Namun, aku terlihat sangat lesu. Karena tidak ingin kembali ke ruang privat lagi, aku mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Cassey. Aku menyuruhnya keluar supaya kita bisa pulang.Setelah keluar dari kamar mandi, aku perlahan-lahan berjalan ke luar KTV. Saat hampir tiba di pintu putar, aku tidak sengaja menabrak seseorang.Aku buru-buru meminta maaf. "Maaf, kamu baik-baik saja?"Tidak ada yang menyalahkanku. Aku mendongak dan mendapati Keegan sedang menatapku dengan tatapan nakal. "Seharusnya aku yang tanya. Sayang, kamu baik-baik saja? Soalnya tubuh sixpack ini sangat kuat."Ucapan Keegan ini sangat konyol, tetapi entah kenapa membuat suasana hatiku lebih baik. Namun, aku tidak ingin meladeninya. "Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Aku pergi dulu."Usai berbicara, aku hendak pergi."Sebentar." Keegan malah mengejarku dan berkata, "Pertimbangkan dulu usulku."
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 19

Aku sungguh murka, tetapi suasana hati Matthew sepertinya sedang baik. Aku pun menggerutu dalam hati, 'Dasar aneh. Mood swing melulu seperti cewek.'Aku mendorong Matthew sambil memelotot. "Anjing baik nggak menghalangi jalan majikannya. Minggir."Aku pergi dengan marah. Siapa sangka, Yuna melihat semua yang terjadi di antaraku dan Matthew.Aku pulang dan mandi, lalu berdiri di depan cermin. Refleksi di dalam cermin tampak cantik dan memesona. Hanya saja, bibirnya agak merah.Ketika teringat Matthew menciumku dengan liar di koridor yang gelap tadi, hatiku menjadi sangat kacau.Matthew tidak menyukaiku, baik itu di kehidupan lampau atau kehidupan sekarang. Lantas, kenapa pria ini terus menggangguku?Aku meletakkan kedua tanganku di pinggir wastafel. Makin dipikirkan, tanganku terkepal makin erat.Beberapa saat kemudian, suasana hatiku menjadi lebih baik. Aku kembali ke kamar dan berbaring di ranjang.Meskipun mengantuk, aku malah tidak bisa tidur. Mungkin, ini karena aku minum alkohol t
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 20

Aku yang merasa tidak berdaya memutar bola mataku, lalu berjalan keluar. Keegan mengikutiku dan bertanya, "Kapan kamu datang ke Kota Jayed? Kenapa kamu melihat rumah? Apa kamu berencana beli rumah di Kota Jayed?"Aku mengabaikan Keegan. Tiba-tiba, Keegan bertanya lagi, "Apa keluargamu tahu kamu mau beli rumah di Kota Jayed?"Langkahku terhenti dan aku berbalik. Keegan tersenyum licik sembari menceletuk, "Akhirnya kamu berhenti."Aku mengepalkan tangan dengan erat dan bertanya seraya mengernyit, "Apa maksudmu?"Keegan mendekatiku, lalu tersenyum lebar dan menyahut, "Nggak ada maksud apa-apa. Aku hanya ingin menjamu kamu. Aku ini penduduk asli Kota Jayed. Berdasarkan hubungan kita, bukannya aku harus bawa kamu jalan-jalan di sini?""Nggak usah," balasku.Keegan mengusap dagunya sambil menimpali, "Apa kamu meminta diskon waktu beli rumah? Kalau nggak, aku beri tahu ....""Diam," sergahku. Melihat ekspresi Keegan yang percaya diri, aku benar-benar ingin menghajarnya.Dalam beberapa hari se
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status