Home / Romansa / Kesandung Cinta Dokter Brondong / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kesandung Cinta Dokter Brondong: Chapter 21 - Chapter 30

89 Chapters

21. Lowongan Cinta

“Nanti enaknya aku kerja apa, ya?” laki-laki itu memegangi dagunya dengan sebelah tangan, keningnya berkerut tanda berpikir keras.“Kerja bantuin saya saja, Mas. Teman saya nggak masuk.” pak Kardi salah satu tukang yang dipekerjakan Nirmala untuk membuat desain menyahut. Nirmala menghela nafas kenapa juga jadi pak Kardi ikut-ikutan.“Boleh juga itu, Pak. Bagaimana, La kebetulan ada lowongan di tempat kamu, apa aku diterima? Tenang saja aku akan bekerja dengan rajin apalagi ditemani bos yang cantik … eh salah calon istri rasa bos.” “Terserah kamulah.” Nirmala mengoloyor pergi, buru-buru dia menaiki tangga menuju lantai dua.Ya ampun wajahnya pasti sekarang sudah seperti kepiting rebus, laki-laki itu memang menyebalkan dan oh mulut sialan juga kenapa juga tadi salah omong segala. Dia perempuan dewasa yang sudah pernah berpacaran bagaimana mungkin salah tingkah hanya karena rayuan receh bocoh itu. Tapi yang kamu bi
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

22. Benarkah?

Nirmala sedang menikmati secangkir teh dan sepiring singkong goreng saat Nia sampai di rumah sore itu. Siang tadi setelah membantu pak kardi Nia memang pulang terlebih dahulu bersama Salwa, dan dia pamit main dulu ke rumah sahabatnya itu. Bibirnya sesekali tersenyum sesekali cemberut, didekapnya erat-erat cangkir teh yang masih mengepulkan uap hangat itu erat-erat. Pengalamannya punya pacar sangat minim, setelah beranjak remaja ayahnya sangat protektif padanya. Karena itu masa-masa sekolahnya banyak diisi dengan berbagai kegiatan belajar, hanya sesekali dia berkumpul dengan teman-temannya untuk nongkrong itupun ramai-ramai bukan dalam konteks berdua yang melibatkan emosi lebih. Hubungan yang terjalin dengan Bismapun hanya mengalir mengikuti arus kehidupan, bukan cinta yang menggebu-gebu seperti layaknya anak muda. Mereka sama-sama dua orang dewasa yang memiliki kesibukan masing-masing dan hanya menyempatkan bertukar kabar sekali waktu. Bahkan bisa dihitung dengan jari kunjunga
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

23. Wejangan Mama

Radit memarkirkan mobilnya di halaman rumah orang tuanya yang luas, sejak kembali ke kota ini dan mendapat pekerjaan, dia memang memilih tinggal terpisah dari orang tuanya. Meski pada awalnya sang ibu keberatan karena dengan tiga orang anak yang sudah dewasa memilih untuk tinggal terpisah. Kakak Radit yang bekerja sebagai seorang akuntan memilih ikut suaminya tinggal di Jakarta. Demikian juga dengan adiknya yang tahun ini memasuki tahun ketiga di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bogor. Untuk laki-laki seperti Radit yang memiliki berbagai kesibukan, bukan hal mudah kalau dia harus kembali tinggal bersama orang tua. Profesinya menuntut jam kerja yang tidak normal, dia bisa saja mendapat panggilan pekerjaan pada jam satu malam, setelah sebelumnya baru pulang setelah lewat waktu makan malam. Dan sebagai kompensasi laki-laki itu setuju untuk menginap di rumah orang tuanya saat libur kerja. 
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

24. Kunjungan Mantan

Nia memandang kakaknya dengan khawatir, dia tahu benar mobil siapa yang memasuki halaman rumah mereka, toyota camry warna hitam mengkilat yang dulu sering kali berkunjung ke rumah ini. Bisma.Nia segera menegakkan tubuhnya, bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Meski dia sendiri bingung apa yang akan terjadi, jika mengandalkan kekutan fisik mereka berdua jelas kalah tenaga dengan Bisma yang seorang laki-laki dengan tinggi 170 cm. Tidak. Nia takkan membiarkan hal itu terjadi apa dia bersiap-siap lari saja panggil tetangga. Tapi Bisma belum tentu mengandalkan fisik sih kalau para tetangga tahu permasalahan ini bisa jadi gosip se-RT.Berbeda dengan Nia yang panik dengan kedatangan Bisma, Nirmala nampak tenang, meski dalam hati dia sudah was-was. Sejak kedatangan ibu Bisma waktu itu Nirmala memang mengabaikan semua pesan dan telpon Bisma. Bahkan dia juga sudah menghapus nomer laki-laki itu dari d
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

25. Analisa sok Tahu

"Kamu benar pacaran dengan Nirmala, Dit?"Agha yang sore itu berkunjung ke rumah orang tua Radit, mencecar laki-laki yang sibuk dengan sebuah buku tebal."Tahu dari mama?""Yup tante cerita begitu aku sampai tadi.""Kamu serius sama dia?"Radit yang sedang serius membaca bukunya memandang sepupunya tajam. "Ya tentu saja, kamu meragukanku.""Yah bukannya begitu, kulihat dia wanita baik-baik dan pekerja keras.""Lalu, aku nggak boleh gitu macari wanita baik-baik.""Ya bukan begitu, Dit aku hanya takut seperti yang sudah-sudah kamu hanya main-main.”Radit menghela nafas rekornya sebagai playboi memang tak diragukan lagi, dalam satu bulan saja dia bisa berganti pacar sebanyak dua kali. Dan sepupunya ini tau benar akan hal itu, Agha sosok yang dingin dan terkesan serius, dia hanya pernah pacaran sekali dengan seorang gadis yang dipacarinya dari kelas sat
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

26. Diapelin

Nirmala berbaring dengan nyaman di atas ranjang kamarnya, matanya masih terlihat sembab sisa- sisa tangis yang dia tumpahkan sejak sore tadi, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.Badannya capek semua, setelah seharian membantu di toko dan bertambah capek hatinya dengan kedatangan sang mantan yang masih mampu menguras emosinya.Nirmala tak menyangga pengaruh Bisma masih begitu besar untuknya, hatinya masih begitu sakit saat ditinggalkan begitu saja.Cinta sama aku tapi lebih pilih dia yang membuatnya nyaman. Omong kosong, apa dia berani bilang begitu di depan wanita pilihannya itu. Selama ini dia begitu bodoh mau saja menerima alasan Bisma yang sibuk tak bisa berkunjung, nyatanya Bisma sibuk dengan orang lain. Sebagian hatinya merasa bersyukur karena mereka belum memiliki ikatan resmi yang melibatkan dua keluarga besar, setidaknya dia sudah terhindar dari rasa malu. Hibur hatinya. Dan sekarang dia sudah mem
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

27. Kencan Ala-ala

“Kamu serius mau ajak aku ke alun-alun naik bianglala?” Nirmala yang sudah duduk manis di kursi penumpang mobil Radit bertanya pada laki-laki itu. Dia masih bisa melihat Nia yang berdiri di teras depan rumahnya dengan senyum geli.  Yang benar saja umurnya tiga puluh something bukan umur yang ideal untu naik bianglala, meski Nirmala tak yakin berapa umur yang idela untuk naik wahana itu. Jangan-jangan nanti mereka diusir lagi sama petugasnya kan malu-maluin. “Pakai sabuk pengaman dulu, La.”  Dengan cekatan Radit membantu Nirmala memasangkan sabuk pengaman, “kamu nggak mau ya ke sana?” Radit memandang Nirmala yang diam membeku. “Mala, kamu nggak papa.” Dengan lembut Radit menyentuh pipi Nirmala. Maksudnya sih karena khawatir karena Nirmala diam saja, tapi yang dia dapat malah tabokan di tangannya. Ya ampun pacarnya ini galak benar. Kecil-kecil begitu tabokannya sakit juga.“Apa, sih aku nggak papa kok.” Nirmala memalingkan wajahnya, memandan
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

28. Bersama

Ini bukan kali pertama Nirmala mengunjungi alun-alun kota, Cacalah yang biasanya merengek mengajak ke sini. Alun-alun kota memang selalu ramai bukan hanya taman dengan banyak bunga-bunga indah yang ada di sana tapi juga banyak penjual yang hilir mudik menajajakan barang dagangannya di pinggir. Dan jangan lupakan pula wahana bermain anak yang membuat alun-alun ini tak kekurangan pengunjung, harganya yang terjangkau dan tempat yang indah menjadi daya tarik tersendiri. Nirmala sang tante kesayanganlah yang selalu menjadi sopir untuk mengantar Caca dan ibunya ke alun-alun dan itupun di sore atau pagi hari bukan malam hari seperti ini. Dan perlu dicatat juga Nirmala hanya mengantar mereka berdua sedangkan Caca dan mbak Gitalah yang akan naik bianglala jangan tanyakan kenapa karena Nirmala takut ketinggian. Dia merasa akan jatuh, apalagi bianglala yang hanya ditompang dengan beberapa besi lalu kita diputar membentuk lingkaran membayangkannya membuat Nirmala n
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

29. Keponakan

Radit memintanya duduk dengan nyaman di kursi taman, menunggunya kembali untuk membeli makanan dan minuman hangat. Nirmala memejamkan matanya sejenak kepalanya terasa pusing dan perutnya mual. Entah bagaimana rupanya saat ini, pastinya sangat tidak enak dilihat dia menyesal tadi tidak membawa pounch make upnya. Semoga saja Radit tidak langsung lari setelah ini.“Minum dulu, Yang.” Radit menyerahkan segelas teh hangat, lalu duduk di sampingnya. Entah apa saja yang dibeli Radit selain teh hangat dia juga menenteng kantong plastik berlogo salah satu minimarket. “Terima kasih,” Nirmala menerima gelas teh yang masih panas itu. Menghirup aromanya sejenak sebelum kemudian menghabiskan isi gelas. “Makan ini dulu, kalau sudah agak enakan kita cari makan yang enak.” Radit membuka satu bungkus roti isi dan menyerahkan pada Nirmala.“Kamu tidak makan?” tanya Nirmala saat melihat Radit hanya melihatnya menghabiskan roti. “A
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

30. Tekad

Bukan hal mudah bagi Nirmala mengikhaskan semuanya, perlu usaha dan air mata. Tapi hidupnya yang memang tak pernah mudah. Saat ayahnya masih hidup, mereka tak pernah kekuranga suatu apapun meski bukan tergolong keluarga kaya raya yang memiliki sawah dimana-mana, atau uang yang melimpah ruah, tapi setidaknya Nirmala tak pernah merasakan kelaparan karena tak punya uang untuk makan. Ayahnya selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan mereka disamping pekerjaan utama yang dilakoni. Beliau juga berjualan sayur mayur dan berbagai hasil bumi yang dia tanam sendiri di pekarangan rumah yang tak seberapa. Kadang-kadang ada beberapa tetangga juga yang menitipkan hasil bumi mereka, cabe, tomat, terong ataupun sekedar daun pisang dia terima yang penting bisa dijual, dan jadi uang. Sang ibu meski hanya sebagai ibu rumah tangga tapi perannya dalam mengelola keuangan keluarga patut diacungi jempol.  Sebelum subuh tiba sang ibu sudah menyiapkan semua barang
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status