Share

26. Diapelin

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 18:15:00

Nirmala berbaring dengan nyaman di atas ranjang kamarnya, matanya masih terlihat sembab sisa- sisa tangis yang dia tumpahkan sejak sore tadi, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Badannya capek semua, setelah seharian membantu di toko dan bertambah capek hatinya dengan kedatangan sang mantan yang masih mampu menguras emosinya.

Nirmala tak menyangga pengaruh Bisma masih begitu besar untuknya, hatinya masih begitu sakit saat ditinggalkan begitu saja.

Cinta sama aku tapi lebih pilih dia yang membuatnya nyaman. Omong kosong, apa dia berani bilang begitu di depan wanita pilihannya itu. Selama ini dia begitu bodoh mau saja menerima alasan Bisma yang sibuk tak bisa berkunjung, nyatanya Bisma sibuk dengan orang lain.

Sebagian hatinya merasa bersyukur karena mereka belum memiliki ikatan resmi yang melibatkan dua keluarga besar, setidaknya dia sudah terhindar dari rasa malu. Hibur hatinya.

Dan sekarang dia sudah mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   27. Kencan Ala-ala

    “Kamu serius mau ajak aku ke alun-alun naik bianglala?” Nirmala yang sudah duduk manis di kursi penumpang mobil Radit bertanya pada laki-laki itu. Dia masih bisa melihat Nia yang berdiri di teras depan rumahnya dengan senyum geli.  Yang benar saja umurnya tiga puluh something bukan umur yang ideal untu naik bianglala, meski Nirmala tak yakin berapa umur yang idela untuk naik wahana itu. Jangan-jangan nanti mereka diusir lagi sama petugasnya kan malu-maluin. “Pakai sabuk pengaman dulu, La.”  Dengan cekatan Radit membantu Nirmala memasangkan sabuk pengaman, “kamu nggak mau ya ke sana?” Radit memandang Nirmala yang diam membeku. “Mala, kamu nggak papa.” Dengan lembut Radit menyentuh pipi Nirmala. Maksudnya sih karena khawatir karena Nirmala diam saja, tapi yang dia dapat malah tabokan di tangannya. Ya ampun pacarnya ini galak benar. Kecil-kecil begitu tabokannya sakit juga.“Apa, sih aku nggak papa kok.” Nirmala memalingkan wajahnya, memandan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   28. Bersama

    Ini bukan kali pertama Nirmala mengunjungi alun-alun kota, Cacalah yang biasanya merengek mengajak ke sini. Alun-alun kota memang selalu ramai bukan hanya taman dengan banyak bunga-bunga indah yang ada di sana tapi juga banyak penjual yang hilir mudik menajajakan barang dagangannya di pinggir. Dan jangan lupakan pula wahana bermain anak yang membuat alun-alun ini tak kekurangan pengunjung, harganya yang terjangkau dan tempat yang indah menjadi daya tarik tersendiri. Nirmala sang tante kesayanganlah yang selalu menjadi sopir untuk mengantar Caca dan ibunya ke alun-alun dan itupun di sore atau pagi hari bukan malam hari seperti ini. Dan perlu dicatat juga Nirmala hanya mengantar mereka berdua sedangkan Caca dan mbak Gitalah yang akan naik bianglala jangan tanyakan kenapa karena Nirmala takut ketinggian. Dia merasa akan jatuh, apalagi bianglala yang hanya ditompang dengan beberapa besi lalu kita diputar membentuk lingkaran membayangkannya membuat Nirmala n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   29. Keponakan

    Radit memintanya duduk dengan nyaman di kursi taman, menunggunya kembali untuk membeli makanan dan minuman hangat. Nirmala memejamkan matanya sejenak kepalanya terasa pusing dan perutnya mual. Entah bagaimana rupanya saat ini, pastinya sangat tidak enak dilihat dia menyesal tadi tidak membawa pounch make upnya. Semoga saja Radit tidak langsung lari setelah ini.“Minum dulu, Yang.” Radit menyerahkan segelas teh hangat, lalu duduk di sampingnya. Entah apa saja yang dibeli Radit selain teh hangat dia juga menenteng kantong plastik berlogo salah satu minimarket. “Terima kasih,” Nirmala menerima gelas teh yang masih panas itu. Menghirup aromanya sejenak sebelum kemudian menghabiskan isi gelas. “Makan ini dulu, kalau sudah agak enakan kita cari makan yang enak.” Radit membuka satu bungkus roti isi dan menyerahkan pada Nirmala.“Kamu tidak makan?” tanya Nirmala saat melihat Radit hanya melihatnya menghabiskan roti. “A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   30. Tekad

    Bukan hal mudah bagi Nirmala mengikhaskan semuanya, perlu usaha dan air mata. Tapi hidupnya yang memang tak pernah mudah. Saat ayahnya masih hidup, mereka tak pernah kekuranga suatu apapun meski bukan tergolong keluarga kaya raya yang memiliki sawah dimana-mana, atau uang yang melimpah ruah, tapi setidaknya Nirmala tak pernah merasakan kelaparan karena tak punya uang untuk makan. Ayahnya selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan mereka disamping pekerjaan utama yang dilakoni. Beliau juga berjualan sayur mayur dan berbagai hasil bumi yang dia tanam sendiri di pekarangan rumah yang tak seberapa. Kadang-kadang ada beberapa tetangga juga yang menitipkan hasil bumi mereka, cabe, tomat, terong ataupun sekedar daun pisang dia terima yang penting bisa dijual, dan jadi uang. Sang ibu meski hanya sebagai ibu rumah tangga tapi perannya dalam mengelola keuangan keluarga patut diacungi jempol.  Sebelum subuh tiba sang ibu sudah menyiapkan semua barang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   31. Pengin Nimpuk

    Macarons memang cantik, bentuknya mungil dan warna warni yang cantik memang banyak disukai orang terutama kalangan milenial. Tapi Nirmala yang hanya belajar membuat kue dari ibu-ibu yang ada di toko tempat kerjanya dulu, masih terasa asing dengan kue yang satu ini, jangankan membuat makan pun Nirmala belum pernah dan sekarang mau tak mau dia harus membuat kue itu ditambah lagi waktu yang ditentukan tinggal besok saja. Sempat terpikirkan oleh Nirmala membeli macarons jadi saja lalu dikemas ulang, tapi dimana dia harus memasan, kue jenis ini belum banyak ditemui bahkan di toko roti terkenal sekalipun. Kota tempat tinggalnya hanya kota kecil dengan penduduk yang rata-rata lebih memilih makanan lokal yang sudah pas di lidah  daripada makanan kekinian yang memang belum terbukti rasanya.“Kamu pernah buat macarons, Rin?” Rina yang sedang mengolesi loyang dengan mentega menoleh pada Nirmala. Lalu berkata dengan menyesal. “Belum pernah, mbak aku h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   32. Tamu-tamu

    “Jadi pangkatnya sudah naik nih, dari pengagum rahasia jadi calon suami?” Nia datang sambil membawakan teh manis dan sepiring kue untuk Radit dilihatnya laki-laki itu sedang serius menatap gawainya,  Suasana hatinya yang buruk sedikit demi sedikit membaik. Sekarang sifat jahilnya yang keluar dan ada korban yang siap dia jadikan sasaran kejahilannya.Radit mengusap tengkuknya salah tingkah. “Ya, do’ain saja, kakakmu segera setuju.” “Minta didoain saja nggak mau minta bantuan, padahal aku dengan senang hati lho mau bantu.” “Wah benar kamu mau bantu aku, apa syaratnya?”Nia tertawa. “Wah yang dikatakan ibumu benar ya kamu memang cerdas langsung bisa menangkap maksudku.”“Jelaslah, Nirmala beruntung bangetkan ditaksir orang kayak aku.” Radit berkata dengan gaya sombong sambil menaik-naikkan alisnya.“Benar…benar mbak Mala beruntung banget, sudah pinter setia lagi. Eh kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   33. Kejujuran

    Sore sudah berganti malam, dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara azan isya. Nirmala mengemudikan motornya dengan tenang, terdapat sekotak macarons yang nangkring di setang motornya. Ternyata rumah penjual macarons cukup sulit dicari dia harus tersasar tiga kali, syukurlah penjualnya sangat baik, meski mereka tadi tidak secara langsung membuat macarons karena proses produksi memang sudah berakhir, tapi Nirmala cukup puas karena penjualnya mau berbagi ilmu, memberi tahukan tahapan membuat macarons apa yang boleh dan tak boleh dilakukan, bahkan dengan baik hatinya dia menawarkan supaya Nirmala melihat proses produksinya esok hari, tapi karena besok dia juga sangat sibuk maka Nirmala menunda dulu kunjuangannya untuk yang kedua kali, dan sebagai gantinya dia mempersilahkan Nirmala menelpon jika butuh bantuan.Benar kata Rina rasanya memang gurih dan tepung almond yang digunakan sangat terasa. Meski ini pertama kalinya bagi Nirmala makan kue ini tapi dia sudah bisa mempr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   34. Jatuh Tak Sakit

    Malam kian beranjak tua, sinar bulan sabit terlihat mengintip dengan malu-malu dibalik awan, mungkin jika angin tidak berkenan menyapa hujan pasti akan datang dengan lebatnya, jalanan juga mulai tampak sepi, semua orang lebih memilih tenggelam dalam selimut hangatnya dari pada berkeliaran di jalanan. Sebuah mobil sedan berwarna sepekat malam, terparkir di pinggir jalan tepat di depan gang yang menuju rumah Nirmala, sudah satu jam mobil itu terparkir diam di sana, tak ada pengendara atau penumpang yang terlihat keluar, jika saja tidak ada bunyi musik yang keras dari dalam mobil orang mungkin tak akan mengira bahwa masih ada orang di dalamnya.Entahlah apa yang dilakoni orang itu di malam yang sunyi ini, bahkan dering telepon yang dari tadi terdengar tak dipedulikannya, kepalanya menelungkup pada setir, lengan kemejanya telah digulung asal. Terdengar helaan nafasnya yang terasa berat. Kenapa hidupnya menjadi rumit seperti ini dua minggu lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   111. Yang Dinanti

    “Mama minta kita program bayi tabung.” Radit yang baru saja melipat sarungnya menoleh pada Nirmala yang masih berbalut mukena. “Untuk apa?” tanya Radit. Nirmala menghela napas, waktu setelah sholat subuh dia pilih karena hanya waktu itu yang selalu memungkinkan mereka untuk bersama, Radit yang kadang pulang sangat malam atau bahkan dini hari dan Nirmala yang sudah terlelap membuat tak ada waktu untuk sekedar bercakap-cakap. “Kok untuk apa? sudah lama kita belum punya anak? Memangnya mas tidak mau punya anak,” kata Nirmala kesal. Untuk bicara masalah ini dia sudah berlatih sepanjang malam tadi. Sejujurnya Nirmala juga tidak suka dengan ide itu, tapi dia sadar beberapa tahun menikah belum juga punya anak dan usianya juga bertambah tua. “Aku sudah akan punya anak.” “Hah!” kepala yang semula tertunduk penuh rasa bersalah langsung terangkat, matanya melebar. R

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   110. Ibu Mertua

    Nirmala memasuki rumah mertuanya sore ini, pagi tadi Bu Lastri meneleponnya dan memintanya untuk ke mari.Mempunyai anak-anak yang telah beranjak dewasa membuat Bu Lastri kesepian itulah alasan beliau selalu meminta Nirmala datang ke rumahnya, meski wanita itu tak jarang juga memiliki kesibukan sendiri sehingga tak bisa memenuhi permintaan mertuanya.Berbeda untuk kali ini Bu Lastri tak mau mendengar apapun alasan Nirmala, bahkan menelepon berkali-kali untuk memastikan Nirmala bisa datang, saat ditanya ada apa beliau hanya mengatakan ada hal penting yang ingin dia katakan, membuat Nirmala sedikit was-was, apalagi hubungannya dengan Radit akhir-akhir ini agak merenggang.Radit yang lebih mementingkan pekerjaannya membuat Nirmala selalu snewen setiap hari, mereka paling hanya bertemu saat pagi hari, itu pun Radit akan buru-buru balik lagi ke rumah sakit. Tak ada lagi acara berbincang santai, atau pun membicarakan hal-hal konyol yang membuat me

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   109. Berjarak

    Seminggu sudah Radit dibuat sibuk dengan pekerjaan di rumah sakit, suaminya itu bahkan setiap hari pulang diatas jam dua belas malam dan akan berangkat lagi jam lima pagi. Mereka bahkan sudah jarang berkomunikasi bahkan lewat pesan singkat sekalipun. Kalau ditanya apa Nirmala tidak protes, jawabanya adalah sesering dia membuat kue. Tapi jawaban Radit tetap saja memintanya menunggu dengan alasan banyak pasienlah , atau akan ada seminar disuatu tempat, yang membuat Nirmala pusing sendiri dan akhirnya hanya membiarkan saja Radit dengan segala kesibukannya. Di rumah pun komunikasi mereka hanya seputaran Radit yang menanyakan baju ganti untuknya dan bekal sarapan di tiap pagi karena laki-laki itu tak akan sempat makan di rumah. Nirmala yang mengantar suaminya pergi kerja hanya menatap malas saat Radit berkata akan mengusahakan pulang secepatnya. Bukannya dia tak percaya lagi pada sang suami tapi sudah banyak k

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   108. Php

    Nirmala meregangkan tubuhnya yang meringkuk di atas ranjang. Dia menoleh ke samping, tak ada sosok yang selama dua tahun ini menemani tidurnya. "Apa tadi malam aku mimpi? tapi kok terasa nyata?" Nirmala segera memeriksa bagian samping ranjang, tidak terlalu dingin dan agak kusut, berarti tadi malam dia tidak mimpi lalu di mana sekarang suaminya? Apa sudah berangkat kerja, sepagi ini?Wanita itu bergerak malas, matanya masih sangat mengantuk, tadi malam dia menangis lama sekali, entah kenapa akhir-akhir ini dia berubah menjadi cengeng, matanya sudah pasti akan terlihat bengkak. Dengan malas Nirmala memaksakan diri untuk bangun, dia harus mengompres mukanya, akan banyak pertanyaan kalau dia muncul dengan wajah seperti itu.Benar saja matanya sebesar bola pimpong, dengan sebal dia menekan-nekan matanya dengan handuk hangat berharap matanya akan kembali seperti sedia kala. Nirmala keluar dari kamar d

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   107. Maaf

    Berpuluh-puluh pesan telah dia kirim tapi tak satupun yang diabalas oleh sang suami bahkan dibaca pun tidak. Nirmala sudah menyerah dengan langkah lemas dia memberekan semua, tak diperdulikannya perutnya yang sejak tadi belum terisi. Sekarang dia hanya ingin tidur dan melupakan semuanya. Jam dinding bahkan sudah menunjukkan pukul sebelas malam, mungkin sang suami sebentar lagi akan pulang tapi Nirmala sudah tak perduli. Dia terlanjur kecewa. Selama satu jam dia hanya berguling ke kanan dan ke kiri di atas ranjang. Di kejauhan terdengar sirine yang berbunyi menandakan hari telah berganti. Nirmala semakin gelisah. Tidak biasanya Radit pulang selarut ini apa dia baik-baik saja? Apa perlu dia menyusul ke rumah sakit tempatnya bekerja? cuma jalan kaki sepuluh menit juga.Tapi Nirmala juga takut ini sudah tengah malam, kalau Radit sedang sibuk dengan pasiennya bagaimana? Dia akan sangat menganggu nanti. Hatinya berdebar tak nyaman akhi

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   106. Tak Sampai

    Sejak pagi hari Nirmala sudah berkutat dengan berbagai macam bahan yang akan dia gunakan untuk membuat sebuah kue tart spesial.  Dia sengaja membuat kue di rumahnya sendiri tidak di rumah yang dia tempati bersama Radit. Lagi pula dengan dia membuat kue di rumahnya ada Rina dan pegawai yang lain yang bisa membantu. Hari ini memang bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahannya dengan Radit yang berusia dua tahun, tak ada perayaan khusus memang dia hanya ingin makan malam bersama sang suami, berdua saja, untuk itu dia sudah memastikan berkali-kali pada Radit harus pulang kerja sebelum makan malam dan suaminya itu menyanggupi. Semoga saja memang terlaksana, sejak pembicaraan mereka beberapa hari memang belum ada perubahan sama sekali Radit tetap saja pulang sampai larut malam lalu pagi-pagi buta pergi lagi. Nirmala hanya perlu menunggu waktu satu bulan yang dijanjikan Radit.“Seneng banget yang mau makan malam

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   104. Ngambek

    “Aku benar-benar minta maaf untuk siang tadi tapi jangan lagi mengatakan perpisahan, itu membuat aku kesakitan.”“Lalu untuk apa hubungan kita ini jika selama ini kamu seperti menjauhiku?”Radit menatap Nirmala tak mengerti. “Apa kamu masih nggak percaya sama aku dan lebih percaya pada Sazi?”“Apa hubungan permbicaraan kita dengan Sazi?” “Kejadian dua tahun yang lalu,” jawab Nirmala lirih. Mengingat kejadian itu seolah mengorek luka yang masih basah. Kehilangan memang bukan hal yang mudah untuk dilupakan apalagi dia harus kehilangan anak, meski wujudnya belum dapat dia lihat. Tapi rasa bersalah itu terus bercokol dalam hatinya, dan semakin kuat berakar saat sampai sekarang belum ada yang tumbuh di rahimnya. Tak ingin Radit tahu serapuh apa dirinya saat mengingat kejadian itu, Nirmala memutar tubuhnya membelakangi sang suami. Air matanya menetes tak bisa ditahan lagi. Radit menghela nafasnya sedih, kejadian dua tahun yang lalu juga masih membekas dalam ingatannya, bukan dia menyal

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   104. Tak Cukup

    Nirmala memandang Radit tajam. “Kamu sok tahu banget ini, aku dari tadi juga istirahat. Sudahlah aku mau menyelesaikan ini kamu sebaiknya pulang dulu, Mas. Aku bisa tidur di sini besok pagi pasti kamu berangkat pagi sekali.” Nirmala menekankan ucapannya pada kata ‘pasti’ yang dia yakini sebagai kebiasaan Radit. Dia bukan sedang ingin membalas dendam atau membantah suaminya sekali lagi bukan, dia hanya ingin sekali dimengerti sekali saja. Kali ini dia ingin egois, tak mau menjadi orang yang pengertian, dia sudah lelah, sangat lelah dengan semua ini. Andai saja sang suami mau sedikit berbagi dengannya membicarakannya secara baik-baik mungkin Nirmala akan bisa mengerti. Hanya itu. Dia bukan ibu peri yang selalu bisa mengerti dan memaklumi dengan sikapnya. Sesekali dia juga ingin dimengerti dan dipahami. Dia wanita yang sudah bersuami jadi selayaknya kalau dia ingin seperti orang-orang lain yang bisa sesekali pergi dengan suaminya, menghabisk

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   103. Obat Hati

    Nirmala merebahkan tubuhnya yang lelah di sebuah sofa yang memang dia sedikan untuk tempat istirahat saat sibuk di toko. Belanja bersama Gita ternyata sama lelahnya dengan berbelanja dengan Bu Lastri, mertuanya. Nirmala harus rela diseret ke sana ke mari hanya untuk membeli sebuuah gaun yang diinginkan Gita. Meski begitu Nirmala senang pergi bersama gita hari ini sedikit banyak dia bisa melupakan masalahnya. “Mbak  Mala, nggak pulang?” Mbak  Ratna menyapa Nirmala yang masih duduk bersandar dengan nyaman. “Mbak  Ratna duluan saja, masih ada yang harus aku kerjakan.” Mbak  Ratna memandang sejenak pada Nirmala, tapi kemudian menelan kembali apapun kalimat yang sudah ada di ujung lidahnya.“Ya sudah, Mbak  kalau begitu aku pamit, dulu . Mbak  Mala benar nggak apa-apa ditinggal sendiri atau perlu saya hubungi Nia biar kemari.” “Lah buat apa wong saya cuma mau selesaikan cupcake saja, tenang saja, Mba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status