Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 251 - Chapter 260

342 Chapters

Bab 251

Kejap berikutnya keduanya sudah bersiap dengan kuda-kuda mantap.Puspa Arum memaklumi kalau tokoh hampir tua ini memiliki tenaga yang besar pasti karena pengalaman. Sementara Nyai Permoni sedikit terkejut melihat perempuan yang masih muda memiliki kekuatan yang tak bisa dianggap sembarangan.Entah siapa yang mulai duluan, tahu-tahu keduanya bersamaan menerjang ke depan sambil mengayunkan senjata masing-masing.Trang!Dua senjata sama-sama menusuk ke sasaran namun bertemu dalam benturan sebelum mencapai tujuan.Begitu seterusnya, setiap salah satunya mengincar bagian yang mematikan maka yang satu lagi menangkis. Tidak hanya menangkis tapi dilanjutkan menyerang.Trang! Trang! Trang!Tongkat panjang Nyi Permoni kelihatannya lebih beruntung karena bisa menjangkau jarak lebih panjang, tapi pedang Puspa Arum yang lebih ringan juga kuat tak bisa dianggap remeh.Sampai sejauh ini keduanya belum mengerahkan ten
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 252

Si gemuk kerahkan semua tenaga dalam. Dialirkan ke kepala dan dua tangan. Seketika kepala dan dua tangan sebatas siku tampak berubah warna merah.Sementara si kurus tinggi mengambil jarak beberapa langkah kemudian membuat gerakan seperti menari. Jurus ini bukan sembarangan meski terlihat menggelikan.Lama kelamaan sosok yang bernama Destawana ini tampak seperti bayangan. Inilah jurus Kalangkang Ibing. Dengan jurus ini Destawana bisa bergerak lebih capat seperi bayangan.Sedangkan Madrawi mengeluarkan ajian Mastaka Wesi. Dengan ajian ini bagian tubuh yang berwarna merah itu menjadi kebal terhadap senjata.Kali ini Arya Soka dibuat kelimpungan. Pedangnya tidak mempan terhadap Madrawi, sementara dia juga harus bergerak lebih cepat guna menghindari serangan Destawana.Di sisi lain dia tidak mempunyai waktu untuk menambah tenaga dalam atau mengganti jurus. Kedua lawannya menutup semua celah.Keadaan berubah, Arya Soka terdesak. Akan t
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 253

Si Tombak Maut harus direpotkan dengan menghindar dan menangkis serangan tanpa bisa membalas. Ini juga prinsip persilatan, siapa yang lebih cepat dia yang akan unggul.Begitu hingga sepuluh jurus berikutnya lelaki setengah baya berambut gimbal ini mulai keteteran. Pikirannya juga mulai kacau. Masa sama gadis belia dia kalah?Tambah kacau lagi dengan gerakannya yang asal-asalan menghindar dan menangkis tidak sesuai lagi dengan pola gerak jurusnya.Sebenarnya ini kesempatan bagi Widuri untuk segera melumpuhkan lawannya. Tapi gadis ini mempunyai pikiran lain. Keadaan seperti ini malah digunakan untuk mempermainkan si gimbal.Dengan jurus pedangnya yang sudah sempurna dan sangat cepat dia terus mendesak lawan tak memberi kesempatan menyerang balik hingga Si Tumbak Maut itu tampak kelelahan dan mulai melambat gerakannya.Widuri menggunakan salah satu jurus ajaran Nyai Mintarsih, Dewi Pedang Menari. Sama seperti yang lain, selama perjalanan men
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 254

Jagat Kundalini meskipun berbadan seperti raksasa, tapi gerakannya cepat layaknya lelaki biasa seukuran Kameswara. Maka itu merupakan kelebihan.Karena setiap pukulan dari tenaga kasar saja akan menghasilkan hantaman kuat yang bisa meremukkan batu sebesar kepala.Apalagi kalau disertai tenaga dalam.Kalau bukan karena tenaga dalam yang besar, Kameswara mungkin akan kalah cepat dan sudah jadi bulan-bulanan serangan si tinggi besar berkepala botak ini.Sementara yang dirasakan si botak bermacam-macam. Ada rasa kepuasan seorang pendekar mendapatkan lawan yang tangguh.Ada perasaan penasaran siapa sebenarnya Kameswara, kenapa semuda ini sudah memiliki kemampuan luar biasa dan dari mana asalnya?Dan ada perasaan geram, karena pemuda ini bersikap menganggap enteng. Apa mungkin pemuda ini belum tahu nama besar Si Raja Begal?Lewat puluhan jurus Kameswara belum melakukan serangan balik. Dia masih membaca inti sari jurus yang dig
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 255

Tiba-tiba angin berhembus kencang. Purbasora tahu ini angin pertanda kehadiran seseorang, tapi dia tidak melihat siapapun. Hanya merasakan energi kehadirannya saja."Ayahanda!" Purbasora menjura."Dia adalah ancaman yang paling berbahaya daripada keluarga Sena. Jika kau ingin menyingkirkan semuanya, maka dia yang pertama harus dihabisi. Keluarga Sena akan bergantung padanya!"Suara itu terdengar tanpa memperlihatkan wujudnya. Menandakan betapa tinggi ilmunya. Pantas kalau disebut tokoh paling sakti di tanah Pasundan."Dia memiliki ajian Bantai Jagat dan Serap Sukma, kemungkinan dia juga memiliki ilmu Membalik Langit. Dari mana mendapatkannya?""Hal itu aku juga tidak bisa mengerti. Asal usulnya tidak jelas. Dia seperti datang dari dunia lain!"Adalah aneh kalau sekelas maharesi yang paling sakti tidak bisa menemukan asal usul Kameswara. Sedangkan Ki Jagatapa bisa tahu.Itu karena Ki Jagatapa memiliki keahlian khusus yang
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 256

"Perampok sebanyak ini?" gumam Kameswara."Tidak disangka baru pertama menginjakkan kaki di negeri orang sudah disambut perampok!" ujar Puspa Arum pelan."Ini masih dekat perbatasan. Tempatnya tidak ramai, wajar banyak rampok,"Kameswara menyapukan pandangan lalu dia menemukan seseorang yang berdiri di atas pohon. Tampaknya dia yang berteriak tadi dan juga pemimpinnya."Turun kalian semua dan tinggalkan barang-barangnya, maka kami akan membiarkan kalian hidup!""Kau yang turun dan kalian semua bubar!" balas teriak Kameswara. "Kalian tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?"Orang di atas pohon tertawa lantang. Rupanya suaranya mengandung tenaga dalam, tapi bukan apa-apa bagi Kameswara."Aku tidak peduli siapapun orangnya, di sini kami yang berkuasa!""Hahaha...!" Giliran Kameswara yang tertawa membalas dengan pengerahan tenaga dalam juga.Orang-orang yang mengepung tampak menutup telinga, sedangkan si
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 257

Tempat ini menjadi gaduh oleh suara beradunya senjata dan pekikan-pekikan yang menggunakannya. Jumlah yang lebih sedikit bisa mengimbangi yang lebih banyak.Namun, tetap saja dari pihak pengawal Prabu Sena ada yang mendapatkan luka. Walau begitu mereka tidak gentar, maju terus. Selagi masih bisa melawan.Lagipula lawan mulai berkurang, sehingga semangat semakin bertambah.Sementara di atas pohon. Kini Kameswara sudah bisa berlari dari dahan ke dahan. Bergelantungan dengan seimbang dan hal lainnya.Ini membuat si pemimpin perampok heran dengan tingkah Kameswara."Wong edan!""Namaku Kameswara bukan Wong, tahu!"Pada saat itu Kameswara berada di atas lawannya. Dia merasa sudah bisa menguasai medan pertempuran di atas pohon. Maka dia ingin segera mengakhiri pertarungan.Crass!Kameswara menebas dahan pohon sebesar tangan. Tebasannya miring sehingga menghasilkan potongan yang runcing.Dahan yang te
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 258

Setelah pintu dikunci dan tidak ada lagi yang menjaga, semuanya duduk melingkar di lantai tanah.Para pengawal Prabu Sena yang merupakan murid padepokan Mega Sutra menganggap Kameswara yang paling sakti di antara mereka.Jadi mereka juga menganggap Kameswara sebagai pemimpin. Kameswara sendiri merasa tidak enak. Dia tidak ada pengalaman jadi pemimpin."Sepertinya kau mempunyai rencana, kami semua bergantung padamu," kata Prabu Sena.Entah bagaimana perasaan pemuda dari masa depan itu. Menjadi pemimpin rumah tangga saja dia belum benar-benar bisa. Sekarang orang-orang yang bersamanya bergantung padanya."Kita bisa keluar dari tempat ini tanpa ada pertumpahan darah," kata Kameswara. "Tapi hamba ingin mencari keterangan terlebih dahulu. Siapa mereka sebenarnya?"Yang lain tampak saling pandang. Bagaimanapun juga orang-orang yang mengurung mereka harus diketahui siapa adanya.Karena mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 259

Namun, setelah ditunggu beberapa lama, tidak ada sesuatu yang mengganggu perjalanan mereka. Mungkin seseorang dari jauh itu hanya lewat saja.Kameswara pun merasa lega. Perjalanan malam sangat lancar. Sampai besoknya pun tidak ada lagi halangan.Karena lajunya yang lebih cepat akhirnya mereka sampai di kota raja pada waktu sebelum tengah hari. Sebentar lagi akan sampai ke istana.Prabu Sena dan yang lain disambut dengan ramah. Sanjaya sendiri yang menyambut mereka lalu membawanya ke dalam.Namun, setelah menceritakan apa yang terjadi di Galuh. Sanjaya tampak marah besar. Sinar dendam tersorot dari sepasang matanya."Aku akan membalasnya!" seru Sanjaya penuh amarah."Tidak perlu tergesa-gesa," ujar sang ayah."Aku tidak terima dengan semua ini, ayah!" Sanjaya kepalkan tangannya. "Bukan karena perebutan tahta, tapi perlakuannya terhadap ayah sudah keterlaluan!"Sanjaya ingat karena asal usul ayahnya yang sangat ke
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 260

Dengan hati-hati Kameswara membaringkan Puspa Arum di atas dipan. Dia membelai wajah si gadis. Bibir si gadis tampak mungil dan tipis, tapi bisa memberikan kelembutan yang luar biasa.Kemudian di melesat ke atap. Sebelum menyentuh atap dia usap bahu kirinya sehingga sosoknya tembus ke atas. Lalu ketika turun lagi dia usap bahu kanan.Clek!Dia mendarat dengan mulus di puncak atap. Pandangannya diarahkan ke sumber hawa sakti yang datang. Rupanya dari arah belakang istana.Jelas orang yang datang adalah penyusup.Ada banyak bangunan di sebelah sana. Mata sakti Kameswara bisa melihat bayangan di kegelapan malam yang sedang meloncat dari atap ke atap lain. Segera saja pemuda ini melesat ke sana.Gerakannya sangat sempurna. Ringan tanpa meninggalkan suara. Dia juga bisa menyembunyikan hawa sakti atau energi sehingga tidak dapat dilacak oleh orang lain.Di salah satu atap Kameswara hinggap lalu berdiri menunggu si penyusup yan
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status