Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 241 - Chapter 250

290 Chapters

Bab 241

Arya Soka merasakan seluruh tubuhnya terbakar di dalam. Bekas hantaman telapak tangan tergambar jelas di kulit yang kini tampak hangus.Warna hitam hangus menjalar ke atas sampai ke wajah. Keadaan Arya Soka sekarat. Dia berteriak, tapi suaranya serak hampir habis.Pada saat itu terdengar pengakuan Rana Surya."Aku memang pengkhianat. Tinggal di padepokan ayahmu tidak ada kemajuan sama sekali. Makanya diam-diam aku berguru kepada orang lain. Aku juga tidak suka kepada Kameswara. Karena dia telah merebut Puspa Arum dariku. Makanya aku melaporkan keberadaannya kepada temanku yang menjadi prajurit, agar kerajaan segera menangkap buronan itu. Dan yang paling utama, sekarang dengan sukarela aku menyatakan diri bergabung dengan Laskar Dewawarman. Di sana aku bisa mengembangkan sayapku lebih lebar. Terakhir, semua rencana kalian sudah aku bocorkan. Jadi aku pastikan kalian tidak akan selamat sampai gunung Manglayang. Hahaha... Selamat merengkuh ajalmu!"K
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 242

Di depan sana seorang laki-laki seumuran dengan Ki Jagatapa tampak menghadang jalan mereka.Nyai Mintarsih tahu betul siapa orang ini sehingga dia langsung melangkah ke depan mendekatinya."Ki Bungur sepertinya kabar terlalu cepat datang sampai ke telingamu," kata Nyai Mintarsih.Rupanya laki-laki ini adalah Ki Bungur, tokoh yang memiliki ajian Tapak Memedi. Kemungkinan Rana Surya berguru kepada orang ini."Aku ingin tahu orang yang telah menyembuhkan racun ajian Tapak Memedi!"Pandangan Ki Bungur tertuju pada Kameswara. benar kata Nyai Mintarsih kabar tentang Kameswara yang bisa menyembuhkan racun ajian Tapak Memedi telah menyebar luas.Padahal belum juga satu hari. Kameswara tidak heran karena sejak menyembuhkan Arya Soka dia merasakan ada beberapa orang yang mengikutinya lagi."Dia muridku, apa kau ingin belajar darinya?" Kata-kata Nyai Mintarsih sangat menyinggung Ki Bungur.Tentu saja tersinggung sebab ajia
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 243

"Kau bisa membuat ibu jadi hebat!"kata Puspa Arum."Hah!" Kameswara terbengong. "Aku hanya memberinya ramuan agar tidak kena racun orang itu,""Tapi kalau tidak ada ramuan itu, ibu akan takut bersentuhan dengan tangan yang warna hitam itu. Sekarang orang bernama Ki Bungur itu terdesak,"Memang benar juga, ramuan yang melumuri tangan Nyai Mintarsih membuatnya jadi lebih percaya diri, tapi yang hebat tetap jurus yang digunakan.Ki Bungur semakin terdesak. Kedua tangan Nyai Mintarsih yang membentuk seperti kepala ular berulang kali berhasil mematuk badan lelaki tua itu.Patukan itu membuat jalan darah tersumbat. Ada juga yang sampai memutuskan urat dan memecahkan pembuluh darah.Ini membuat kekuatan Ki Bungur jadi menurun. Gerakannya melambat. Racun di telapak tangannya sekarang tak berguna lagi. Percuma.Resah melanda hati lelaki tua ini. Lawan seolah sedang mempermainkan dirinya. Yang dipikirkan sekarang adalah menyelamat
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 244

"Boleh!" jawab si mungil mendelikkan mata dan mengulas senyum.Kini malah Kameswara yang mengerutkan kening. Dia ingat selain Kirana dan Ayu Citra, wanita lain lebih dulu agresif terhadapnya.Puspa Arum termasuk yang mana?"Kau tidak takut?" tanya Kameswara."Takut apa?""Misalnya aku berbuat yang tidak-tidak kepadamu, terus aku menelantarkanmu begitu saja. Kau kan belum tahu benar tentang aku!"Sesaat Puspa Arum terkesiap, tapi si mungil ini lekas tersenyum lagi. Dari jarak dekat begini, senyuman si gadis memancarkan pesonanya. Kameswara sampai tidak berkedip menatapnya."Aku bisa merasakan kau orang baik. Kau tidak akan seperti itu,"Walaupun hatinya berdebar di saat berduaan seperti ini, Puspa Arum memberanikan diri memegang tangan Kameswara. Yang rasakan adalah kenyamanan, tidak ada takut atau cemas sama sekali.Seandainya Kameswara berbuat hal buruk juga dia tidak akan melawan. Dari lubuk hati yang
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 245

Kabar ini disampaikan oleh Ki Bantrangsana. Bahwa kemarin padepokan terbesar yang tersisa di tanah Sunda telah dihancurkan Laskar Dewawarman."Padepokan Maung Lodaya hancur?" ulang Ki Jagatapa."Sebenarnya tujuan mereka bukan hanya mengacaukan dunia persilatan, tapi ada yang mereka cari dari ketiga padepokan besar itu," kata Ki Bantrangsana."Lalu kenapa menyerang Mega Sutra juga dan merampok para saudagar kaya?" tanya Ki Jagatapa lagi."Itu hanya untuk mengukuhkan nama mereka saja, sayangnya mereka terpeleset!" Pada saat berkata ini Ki Bantrangsana memandang ke arah Kameswara."Aku tahu siapa yang ada di balik laskar itu!" sela Nyai Mintarsih. Dua lelaki tua memandang ke arahnya, meminta penjelasan.Kemudian Nyai Mintarsih menceritakan ketika dia melihat pasukan jubah hitam bertemu dengan seseorang serba putih yang turun dari langit."Aku sudah menduganya!" ujar Ki Bantrangsana."Untuk apa?" tanya Ki Jagatapa.
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 246

Karena Rahyang Sempakwaja, suami Rababu, lebih memilih hidup sebagai seorang Pandhita atau Resi ketimbang mengurusi tugas kenegaraan. Jadi, Rahyang Sempakwaja beserta Pohaci Rababu tidak tinggal di istana.Akan tetapi rasa cinta Raden Amara yang semakin menggebu-gebu terhadap Rababu membuat dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Setiap saat yang ada dalam pikirannya hanyalah Rababu, wajah perempuan rupawan itu selalu terbayang. Semakin hari semakin bertambah berat rasa rindunya kepada Rababu.Dan dia pun hampir gila. Untung saja dia mendapat akal bagaimana caranya agar dia bisa berjumpa lagi dengan Rababu.Dalam sebuah pasewakan rutin antara raja dengan para pejabat istana di ruangan yang bernama Bale Mangu.Raden Amara menyampaikan sebuah usul yang sebenarnya hanyalah akal-akalan saja agar dia bisa  berjumpa dengan Rababu."Ayahanda Prabu," ucap Raden Amara sambil menjura hormat kepada Prabu Wretikandayun yang duduk di kursi k
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 247

Raden Amara tak bisa melanjutkan perkataanya karena Rababu tiba-tiba menghambur ke dalam pelukannya sambil terisak-isak. Memeluk erat seperti ingin melepaskan beban berat yang membelenggunya.Ya, rasa cinta kepada raden Amara adalah penderitaannya karena dia sudah bersuami.Dibandingkan dengan Rahyang Sempakwaja suaminya, jelas Raden Amara lebih gagah dan tampan, karena suaminya hanyalah seorang yang mempunyai cacat di badannya.Raden Amara tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memeluk erat-erat tubuh mulus Rababu. Bukankah ini yang diinginkan dari rencananya mengadakan pesta.Bukankah ini yang sangat diharapkannya, bisa berdekatan dengan sang pujaan hatinya walau sudah menjadi milik orang?Cinta memang bisa membuat buta segalanya, termasuk buta adat dan aturan, mereka telah lupa bahwa hal itu adalah tabu untuk dilakukan.Semakin lupa lagi karena nafsunya yang membara, Raden Amara memperlakukan Rababu seperti istrinya sendiri.
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 248

Kabar ini dibawa oleh pembantu satu-satunya Ki Bantrangsana.Diberitakan bahwa tadi malam Purbasora membawa pasukan menyerbu markas Laskar Dewawarman.Pemimpin laskar yang tidak mampu mengimbangi kesaktian Purbasora akhirnya takluk.Diketahui ternyata markas Laskar Dewawarman masih berada di wilayah Indraprahasta. Semua anggota termasuk pemimpinnya dijebloskan ke penjara menanti hukuman.Kabar selanjutnya siang ini. Atas jasanya yang menumpas gerombolan Laskar Dewawarman, Purbasora dipercaya menggantikan Prabu Padmahariwangsa."Bagaimana?" tanya Ki Bantrangsana kepada semua yang berkumpul di ruang depan rumahnya.Mereka saling pandang satu sama lain. Kecuali Kameswara yang duduk di pojokan.Arya Soka ingat ramalan Kameswara. Bahwa Purbasora akan menjadi raja Indraprahasta sudah menjadi kenyataan sekarang."Ingat, pada akhirnya akan berujung ke sana!" ujar Ki Bantrangsana."Penyerbuan Laskar Dewawarman h
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 249

Pada malam harinya para pemuda langsung turun gunung. Mengemban misi. Mengingat letak kerajaan Galuh cukup jauh dari sana.Beruntung Ki Bantrangsana memberikan masing-masing kuda tunggangan. Jadi perjalanan mereka akan lebih cepat.***Kerajaan Galuh.Mendung menggelayuti wajah Prabu Sena Sang Raja di kerajaan Galuh. Sang Permaisuri bersimpuh bersandar ke lututnya. Sepasang suami istri ini dirundung gelisah tak menentu."Rasanya aku ingin berada di dekat Sanjaya," lirih Prabu Sena."Sampai kapan kita begini, Kanda?""Aku tetap bingung, Dinda. Setidaknya aku akan mempertahankan harga diri sebagai raja, walau kenyataannya aku hanya dianggap pajangan saja. Lebih baik mati terhormat dari pada jadi pecundang...""Tapi itu konyol, Kanda...""Setidaknya ada perlawanan, jangan mau ditindas... kecuali...""Kecuali apa?""Uwak Resi yang meminta langsung, maka dengan rela aku akan memberikannya,"
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 250

Hutan itu memang masih dekat dengan kawasan istana sehingga mudah saja bagi serombongan prajurit yang mengejar menemukan mereka."Itu mereka!""Tangkap!"Namun, beberapa langkah sebelum menyerbu, sesuatu melesat dari atas pohon tanpa sempat mereka menyadari.Bress! Bress!Bress!"Aaahhh...!"Rombongan pengejar menjerit lalu terjatuh, semuanya tak berkutik lagi.Mereka terkena senjata perangkap berupa rangkaian bambu runcing yang dipasang di atas pohon dan melesat ketika alatnya diinjak Arya Soka sang perancang alat itu.Setelah berhenti karena terkejut mendengar teriakan, Prabu Sena melanjutkan perjalanan lagi."Teman saya sudah memasang perangkap di sepanjang jalan yang akan kita lalui." jelas Kameswara."Kalian sudah merencanakan semuanya?" tanya Prabu Sena."Ya, Paduka, atas perintah guru kami,""Siapa?"Sambil berjalan penuh waspada Kameswara menceritakan siapa dia
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status