Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 151 - Chapter 160

290 Chapters

Bab 151

Sebagai pendekar muda terkuat di perguruan, Wirasoma sukar ditaklukan. Meski dikurung dengan formasi jurus ampuh, dalam puluhan jurus dia masih bertahan.Sementara lawan terus mempersempit ruang gerak. Walau harus terkena hantaman tapak yang menjadi andalan Wirasoma, tapi jumlah yang lebih banyak bisa membantu menutup beberapa yang harus mundur dulu.Sampai akhirnya berkat kegigihan para murid yang tak pernah putus asa, Wirasoma tak bisa bergerak lagi karena terkunci beberapa tangan yang menahan gerakannya.Kesempatan ini dimanfaatkan Ki Lunggana untuk melesat turun lalu memberikan beberapa totokan guna melum-puhkan muridnya. Si Tapak Guntur pun tak sadar-kan diri."Bawa dia!" perintah Ki Lunggana.Beberapa saat kemudian semuanya kembali ke perguruan sambil mengusung Wirasoma yang terikat dalam tandu. Ki Lunggana tinggal memikir-kan cara membebaskan muridnya dari pengaruh ilmu Halimun Iblis.***Layung Poek men
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 152

Fajar menyingsing. Garis putih nampak jelas di langit sebelah timur. Karena di bukit batu ini tidak ada pohon yang menjulang tinggi menghalangi sinar surya pagi yang menghangatkan badan.Namun, suasana di bukit ini tetap mencekam. Layung Poek sudah bisa mengatur perasaannya walau harus kehilangan Sriwuni. Dia mulai menyebarkan hawa sakti pengendali para pengikutnya.Hawa sakti inti dari ilmu Halimun Iblis yang hanya dia satu-satunya pemilik. Dengan hawa ini dia bisa mengendalikan pengikutnya yang disebut Pasukan Halimun Iblis layaknya para wayang yang dimainkan dalang.Karena sejatinya semua pengikut Layung Poek tidak ada yang secara sukarela datang sendiri bergabung. Melainkan dengan cara digendam lewat ilmu Halimun Iblis."Bangunlah, musuh sudah siap menyerang. Bersiaplah, habiskan mereka walau jumlahnya lebih banyak!"Serentak pasukan Halimun Iblis yang tadinya duduk bersila membuka mata lalu berdiri. Mereka layaknya mayat hidup dalam
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 153

Kameswara kerahkan hawa sakti lebih besar khusus untuk mengurung dua dedengkot yang serang adu kesaktian. Dia bersiap menggunakan ajian Serap Sukma.Ki Rembong dan Layung Poek sama-sama terkejut dan menghentikan pertarungan. Menatap tajam penuh tanya kepada Kameswara."Hehehe...!"Kameswara tertawa jahat dengan lantang. Dua tangannya disentakkan ke depan. Sepuluh cahaya biru sebesar lidi keluar dari sepuluh jarinya sangat cepat langsung membelit tubuh dua orang itu.Keduanya terkejut karena tidak menyangka akan diserang tiba-tiba. Cahaya biru seperti tali yang melilit mereka membuat mereka terasa seperti disengat petir.Walau sudah berusaha sekuat tenaga bahkan tenaga dalam untuk melepaskan dari lilitan tali sinar ini, tapi tidak berguna sama sekali. Malah tenaga mereka yang tersedot keluar."Aku tidak menyangka, kalian pemimpin tertinggi kelompok masing-masing ternyata masih bodoh. Mudah diadu domba!" ujar Kameswara."B
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 154

Sebuah kereta kuda kecil yang ditarik seekor kuda jantan berkulit hitam melaju sedang di jalanan.Badan kereta ini berdinding tertutup dan beratap dengan jendela kecil di kedua sisi dan belakang.Pintu masuknya di depan, di dalamnya bisa muat untuk dua orang bahkan bisa tiduran. Tidak ada siapa-siapa di dalam karena si penumpang kereta berada di depan pintu sedang memegang tali kekang kuda.Siapakah penumpang sekaligus pemilik kereta sederhana ini?Dialah Kameswara. Kereta ini hadiah dari perguruan Sangga Buana. Selain karena berhasil menye-lesaikan tugas, juga bisa menyembuhkan Wirasoma.Kameswara menyembuhkan Wirasoma dengan cara yang dipakai Ahmad Jailani. Yaitu dengan membacakan dzikir dan ayat kursi. Prosesnya sama, tapi ternyata lebih cepat.Butuh tiga hari Kameswara untuk bisa menunggangi dan mengendalikan kuda. Sebelum akhirnya berangkat dengan kereta kuda ini menuju pesantren Quro.Sekarang juga dia masih keliha
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 155

Kameswara ingat orang itu salah satu yang kabur pada pertempuran di istana Kawali, tapi sepertinya Grendaseba tidak ingat Kameswara atau mungkin tahu nama, tapi tidak tahu orangnya."Sayangnya di antara kami tidak ada yang bernama 'Keparat'!" balas Kameswara juga dengan suara yang cukup memekak telinga.Murid-murid Grendaseba sampai tersurut dua langkah. Sementara Grendaseba hanya memicing-kan matanya saja. Dalam hatinya dia menduga-duga."Rupanya kau cukup berisi juga sehingga bisa sombong di hadapanku!"Kameswara tersenyum lebar. "Kalau kau lupa, aku memakluminya mungkin karena sudah tua, jadi mendekati pikun!" Kameswara tertawa.Grendaseba keraskan rahang. Amarahnya mulai memuncak. Betapa tidak, anak gadisnya telah kehilangan kesucian.Pelakunya belum tertankap, sekarang dia bersembunyi di balik pemuda congkak ini."Serang!" perintahnya dengan teriakan lantang.Belasan murid Grendaseba langsung menghambur maj
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 156

"Assalamualaikum!""Wa alaikum salam!""Loh, Kameswara?""Ki Badar!"Ki Badar adalah yang dulu membawa Ayu Citra dan Sariti dari desanya ke pesantren ini. Sutajaya tidak heran kalau mereka saling kenal.Beberapa saat mereka saling berbasa-basi sebelum akhirnya Kameswara mengutarakan maksudnya.Dia menerangkan bahwa dia menyusul kakek dan istrinya yang lebih dulu datang ke sini.Tapi..."Tunggu, Kakek Ranu Baya?""Ya, dia salah satu guru di perguruan Sangga Buana!" sambung Kameswara."Dan istrimu, siapa namanya?""Kirana!"Ki Badar kerenyitkan kening, bukan lantaran terkejut sebab Kameswara sudah punya istri, tapi ada hal lain yang dia tidak mengerti."Memangnya kenapa, Ki?" tanya Kameswara melihat ada yang aneh di raut wajah Ki Badar."Selama dua purnama ini belum pernah ada orang baru atau tamu yang datang ke sini kecuali kalian berdua,""Apa?" Kame
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 157

Sudah tiga hari Kameswara mengurung diri di dalam kereta. Selama itu pula dia dan Sutajaya tidak bepergian ke mana-mana.Kereta kuda Kameswara berada di tanah kosong agak jauh dari pemukiman. Sutajaya juga terbawa bingung dengan sikap Kameswara yang sepertinya tidak ada semangat.Namun, dia tidak banyak tanya. Takut menyinggung. Dia membiarkannya saja begitu sambil mengurus kebutuhan mereka berdua."Aku masih bingung, harus menyelidiki dari mana. Tidak ada petunjuk sedikitpun," ujar Kameswara pelan tiada semangat sejak kehilangan jejak Kirana dan Ranu Baya."Apa sebaiknya tinggal di pesantren saja. Siapa tahu dapat pencerahan dari guru-guru di sana!" usul Sutajaya.Kameswara tegakkan duduknya. Benar juga kata temannya ini. Di pesantren dia bisa melaksanakan kewajiban bersama yang disebut berjamaah. Juga bisa memanjatkan doa memohon petunjuk Yang Kuasa."Ah, kau benar. Aku masih baru memeluk Islam dan jarang mendekatkan diri kepad
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 158

Ki Badar mengantar Kameswara dan Sutajaya ke asrama khusus laki-laki yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama di pesantren.Dua pemuda ini diterima jadi murid atau santri. Yang tidak disangka Kameswara ternyata sahabatnya juga tertarik belajar di sini.Sutajaya mengucapkan syahadat sebelum akhirnya diterima sebagai santri.Ternyata bukan hanya mereka yang jadi orang baru di sana. Banyak juga yang lain, bahkan umurnya lebih tua daripada mereka.Jadi keduanya tidak merasa minder. Kameswara mulai belajar dari hal-hal yang paling mendasar.Untuk pelajaran membaca Al-Quran, untungnya Kameswara sempat belajar pada kitab pemberian Ratu Subang Larang. Jadi dia bisa cepat paham.Sutajaya juga begitu antusias belajar di sana. Mereka kembali seperti gelas kosong yang belum diisi.Segala ilmu silat yang mereka miliki seakan lupa. Mereka menjadi orang awam di sini. Tidak malu-malu juga Kameswara bertanya kepada yang lebih senio
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 159

"Sariti, apa tidak bisa ucap salam dulu!" hardik Ki Badar kepada gadis yang baru datang."Assalamualaikum," Sariti tersipu malu sambil melangkah masuk lalu duduk di samping Ayu Citra."Nah, gitu. Salam dulu, duduk yang tenang baru bertanya. Tidak akan kabur ini!" nasihat Ki Badar setelah menjawab salam."Maaf, aku... aku... ""Tidak sabar ingin ketemu dia, ya?" sela Ayu Citra membuat Sariti tertunduk malu.Memang, sejak awal Kameswara masuk pesantren juga dua gadis ini sudah tahu dan sering melihat dari jauh.Ini karena perempuan dan laki-laki tidak boleh bercampur. Kecuali dalam keadaan tertentu.Saat itu Sariti selalu memperhatikan Sutajaya. Entah kenapa perasaan suka kepada Kameswara yang dulu tumbuh menjadi hilang begitu saja setelah melihat Sutajaya yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Kameswara.Maka, seolah tidak ada kesempatan lagi Sariti langsung bertanya demikian kepada Kameswara."Mau tahu d
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 160

Larut malam. Semua kegiatan di pesantren sudah selesai. Para santri juga sudah berada di bilik masing-masing. Mereka akan bangun dan memulai kegiatan dini hari nanti.Kameswara melirik teman-teman sekamarnya yang sudah terlelap termasuk Sutajaya. Tidak biasanya pulas duluan, biasanya dia paling akhir masuk kamar. Dia sangat rajin dalam belajar.Sepertinya Sutajaya lebih cepat satu langkah daripada Kameswara. Mungkin karena Kameswara masih banyak pikiran terutama tentang istrinya yang entah berada di mana.Rasa ngantuk belum juga menghampiri. Tiba-tiba Kameswara mendengar suara aneh di luar kamar. Suara angin, tapi ada sedikit bunyi seperti suara orang memanggil.Kameswara membuka jendela. Menggunakan mata sakti untuk menembus kegelapan di halaman belakang asrama yang kebetulan berada di baris paling belakang. Di sana banyak pohon-pohon rindang seperti hutan.Belasan tombak jauhnya, lurus dengan letak jendela, mata sakti Kameswara melihat
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status