Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 141 - Chapter 150

290 Chapters

Bab 141

Kameswara langsung menahan laju bibir Citrawati yang hendak memagutnya dengan dua jari, tapi tidak melepaskan pelukan."Kenapa?" tanya Citrawati dengan raut muram."Tidak apa-apa, aku hanya menjaga diri,""Kau tidak menginginkan aku lagi?""Bukan begitu!""Lalu kenapa kau seolah mengabaikanku, tidak mau menyentuhku. Bukankah lelaki semua sama jika hanya berduaan dengan wanita?""Justru aku menghormatimu, aku tidak mau merusak istri orang. Aku tidak mau kena karma, tidak ingin di masa yang akan datang misalnya istriku dirusak laki-laki lain,"Citrawati terhenyak tak bisa berkata apa-apa lagi, tapi dia masih dibiarkan berlabuh dalam pelukan Kameswara.Pemuda ini benar. Untuk saat ini penghalang mereka jelas, Citrawati masih berstatus istri Wirasoma."Apa pun yang terjadi nanti, aku akan tetap minta berpisah dengan Wirasoma. Karena dia sendiri sekarang sudah memilih Sriwuni," kata Citrawati."Kan,
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 142

Belum lama duduk, bahu Kameswara ada yang menepuk. Bukan tepukan biasa, tapi mengandung tenaga dalam.Mau tak mau Kameswara mengalirkan hawa pelindung sehingga tubuhnya tetap bergeming di tempatnya."Ki Sanak, penampilanmu sungguh tidak sopan. Kau terkesan angkuh!"Orang yang menepuk pundaknya ini penampilannya lebih tua dari yang lain. Sepertinya dia pemimpin rombongan ini. Kameswara hanya melirik sekilas lalu diam tak menggubrisnya."Lihatlah, dia benar-benar sombong!" teriak orang tadi kepada semua rekannya."Sepertinya dia baru keluar sarang, buktinya masih malu menunjukkan mukanya yang jelek, hahaha...!"Suara tawa riuh menimpali ucapan tadi, tapi Kameswara tidak peduli seolah telinganya tuli. Justru orang yang mencari gara-gara biasanya baru keluar dari sarangnya."Ilmu baru sedalam comberan, tapi sudah berla-gak!""Guru, buat apa mengurus dia? Laga jagoan, padahal sampah!""Hahaha...!""
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 143

Tapi apa yang terjadi? Sebelum serangan mereka datang, Kujang Bayangan sudah membabat. Walaupun tidak mengenai sasaran, tapi angin yang dihasilkan sangat kuat.Angin yang terhempas dari sabetan kujang sama tajamnya dengan kujang itu sendiri. Inilah kedahsyatan Kujang Bayangan setelah Kameswara bertambah kesaktiannya berkat Darah Suci.Crass! Crass! Crass!Tiga kepala terkutung oleh sabetan angin setajam senjata aslinya. Kameswara sendiri sempat bergidik sejenak melihat hasil yang tak disangka-sangka."Waduh, gelo!" Kameswara garuk-garuk kepala. Kujang Bayangan telah kembali ke tempatnya di dalam tubuh Kameswara.Ini berarti dari empat kelompok yang dikirim Ki Rembong, tiga kelompok gagal. Dua di antaranya hanya pulang nama, itu juga kalau ada yang mengabarkan kematian mereka.Hari beranjak gelap. Kameswara sudah berlalu dari tempat itu setelah menguburkan tiga jasad anggota Laskar Siluman Merah. Seperti ucapannya tidak ada satupu
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 144

Demi menjalankan tugas agar lancar, Kameswara membangun sebuah rumah kecil di suatu tanah kosong tak bertuan agak terpencil dari pemukiman penduduk desa.Rumah yang terbuat dari papan ini dikerjakan hanya dalam waktu seharian saja sendirian. Tentunya Kameswara memanfaatkan kekuatan dan Kujang Bayangan.Mulai dari menebang pohon, dipotong, dibuat jadi papan dan seterusnya sampai jadilah rumah kecil yang hanya punya satu ruang. Mungkin bisa disebut gubuk, tapi dengan dinding tertutup.Kameswara membangun rumah ini selain untuk istirahat, juga untuk memikirkan semua rencana yang telah dirancang kakek Ranu Baya.Sekarang pemuda ini sedang berbaring setelah seharian membangun tempat tinggal sementara ini. Hari sudah senja. Untungnya letak rumah ini tidak jauh dari pancuran mata air.Ketika langit barat berwarna jingga, Kameswara segera membersihkan diri di pancuran yang jaraknya tidak sampai dua puluh tombak.Setelah bersuci dia seger
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 145

Sementara itu di hutan Gintung. Sejak pagi hari seluruh anggota telah diperintahkan keluar hutan sesuai kelompok masing.Setiap kelompok terdiri dari lima orang. Mereka menyebar ke setiap tempat. Selain merekrut pengikut baru, mereka juga ditugaskan untuk mengawasi pergerakan Laskar Siluman Merah.Tidak ada pakaian seragam khusus. Semua berpakaian biasa dengan maksud agar tidak mudah dikenali musuh.Hanya empat pemimpin saja yang mengenakan seragam serba kuning. Keempatnya masih berdiri di hadapan Layung Poek, menunggu perintah yang khusus akan dibebankan kepada mereka."Ragadenta," Layung Poek menatap ke orang yang dipanggilnya. Si Elang Hitam ini balas menatap sebelum sedikit menunduk."Aku tugaskan kau menyusup ke markas Laskar Siluman Merah. Lihat situasi di sana, apakah semua anggotanya keluar markas mengikuti pemimpinnya atau masih ada yang tersisa,""Baik!" jawab Ragadenta kaku."Pergilah!"Ragadenta berb
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 146

Cinta memang bisa membutakan mata dan hati. Kalau sudah cinta apapun akan diterjang. Tidak peduli status Citrawati masih istri sah Wirasoma, dia hendak ke pesantren Quro menemui Kirana.Citrawati akan membujuk istri Kameswara agar mau berbagi suami. Pada dasarnya wanita tidak ingin cintanya dibagi-bagi, termasuk dirinya juga, tapi mau bagaimana lagi.Dengan sifat Kameswara yang seperti itu, dia yakin Kameswara akan mampu berbuat adil. Atau...Ataukah ini hanya nafsu ambisinya saja? Tidak memikirkan ke depannya. Hanya menuruti keegoisannya saja. Citrawati hanya terlena oleh keindahan sementara."Aku tidak peduli, bagaimana nanti saja. Yang aku tahu, aku hanya sedang memperjuangkan cinta!"Perjalanan Citrawati ternyata tidak mulus. Secara kebetulan dia berpapasan dengan rombongan Kala Maruta bersama lima muridnya yang hendak menemui Ki Rembong.Kala Maruta adalah musuh gurunya. Sewaktu terjadi penyerangan ke istana dulu, dia kabur
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 147

Kala Maruta tentu saja tidak mau menyerah begitu saja. Meski keadaannya belum pulih, dia kerahkan tenaga dalam penuh.Apa pun yang terjadi dia harus melawan. Jika dirinya harus tewas sekarang juga, maka musuhnya juga ikut tewas bersamanya.Di saat cakar Sutajaya terangkat hendak merobek leher, pukulan Kala Maruta lebih dulu meluncur mengarah ke dada dan lengan.Namun, gerakan Kala Maruta masih kurang cepat. Sutajaya mengelak ke samping sehingga pukulan Kala Maruta mengenai sasaran kosong.Tenaga yang dikerahkan penuh itu menjadi sia-sia. Tambah sial ketika sasaran Sutajaya berpindah ke tangan.Brett! Creess!"Aaakh!"Jeritan menyayat langit terlontar dari mulut Kala Maruta ketika dua tangan andalannya tercabik-cabik hingga dagingnya bagai dicincang. Ditambah lagi hawa panas yang membuatnya terasa sangat perih.Seketika langsung hilang tenaga dalam yang mengaliri tangannya. Kedua mata Kala Maruta menatap nanar ta
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 148

Ki Lunggana bersama muridnya kemudian ber-pamitan. Kameswara langsung berkemas. Sepertinya dia sangat buru-buru. Dia membawa perlengkapan sebelum akhirnya meninggalkan rumahnya juga.Apa yang dilaporkan murid Ki Lunggana sama dengan pengintaiannya juga. Semua pengikut Layung Poek keluar meninggalkan hutan Gintung. Termasuk Nyai Pancaksuji. Kameswara hendak mengejar guru Kirana itu."Sepertinya dia diberi tugas khusus, sebab pergi sendirian seperti Wirasoma dan yang lainnya. Kecuali Sriwuni, aku tidak melihat dia keluar!"Kameswara segera melesat dari pohon ke pohon ke arah yang akan menuju jalan di mana Nyai Pancaksuji ada di sana. Pemuda ini harus bergerak cepat agar tidak kehilangan jejak.Seperti usulnya buat Ki Lunggana, dia juga berniat menahan Nyai Pancaksuji agar tidak kembali ke hutan Gintung.Soal memusnahkan pengaruh gendam, itu urusan nanti kalau dia sudah tuntas menciptakan ilmunya.Kira-kira sepeminuman teh, akhirnya
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 149

Anggota Laskar Siluman Merah bergerak lebih cepat tanpa menimbulkan suara. Mereka menuju ke samping sebuah bangunan yang dibatasi pagar tinggi, terbuat dari susunan papan.Melalui celah-celah pagar mereka bisa melihat ke dalam. Terutama di halaman depan, di mana Pasukan Halimun Iblis berdiri menantang."Semua yang ada di sini wajib menjadi pengikut Pasukan Halimun Iblis!" teriak si brewok yang menjadi pimpinan. Wajahnya tetap datar.Belasan orang muncul dari dalam pondok yang agak besar dipimpin seorang lelaki setengah baya."Kami tidak pernah cari masalah dengan siapapun, kenapa kalian datang secara tidak sopan?" hardik lelaki setengah baya yang menjadi pemimpin sekaligus guru di perguruan kecil ini."Kami tidak akan meminta dua kali, siapapun kalian tidak boleh membangkang!" sentak si brewok sambil memberi isyarat.Empat anak buahnya bergerak maju. Belasan murid bersiap termasuk sang guru. Mereka fokus pada empat orang yang mem
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 150

Arumi merasakan hawa sakti yang begitu besar, tapi terasa halus menandakan bukan hawa sakti yang buruk. Yang luar biasa adalah pemiliknya.Tadi sewaktu masih ada Ki Rembong hawa sakti ini tidak ada padahal pasti si pemiliknya sudah hadir. Berarti ilmunya sudah sangat tinggi.Jika Ki Rembong saja tidak bisa mendeteksi kehadirannya, maka orang ini pasti lebih sakti dari pimpinan tokoh golongan hitam tersebut. Tokoh seperti ini bisa dihitung dengan jari.Yang lebih mengejutkan, Arumi tidak menyangka orang sesakti ini sampai turun gunung."Apakah dunia persilatan sedang dilanda kekacauan besar?" tanya Arumi pada orang yang kini berdiri di depannya."Ya, aku ingin mengajakmu menontonnya!"Tawa Arumi pecah sampai bahunya berguncang. "Aku jadi curiga!""Bukan aku!" sanggah orang itu langsung."Aku tahu, tapi mungkin ini gagasanmu. Benar, kan?"Orang itu tidak menjawab. Dia menghindari tatapan Arumi yang menyel
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status