Semua Bab Dekapan Dingin Suami Panas: Bab 101 - Bab 110

232 Bab

101. Mandi Bersama

"Cih." Haiden berdecis geli lalu pada akhirnya terkekeh, tak tahan dengan tingkah menggemaskan istinya. Para maid yang memperhatikan, diam-diam tersenyum karena salah tingkah serta baper melihat tingkah tuan dan nyonya-nya. Kedua pasangan itu–apabila normal, memanglah sangat romantis. Tuannya yang pemarah selalu takluk oleh tingkah menggemaskan sang nyonya. Bug' Haiden menyentak tangan istrinya sehingga Lea berakhir dalam dekapannya. Satu tangan Haiden secepatnya melilit di pinggang Lea, memeluknya erat, possesive dan mesra. Senyuman Haiden mengembang sempurna, membuatnya semakin tampan dan mempesona. Kepala Haiden menunduk untuk menatap wajah cantik istrinya, manik gelapnya hanya terfokus pada Lea–menatap perempuan itu dengan berat. Dari pelukan, tatapan hingga senyumannya pada Lea, Haiden menunjukan jika dialah pemilik perempuan ini. Dia begitu posesif! Cup' Haiden mencium singkat bibir Lea, setelah itu menggesekkan ujung hidungnya dengan ujung hidung Lea. "Kau sangat suka me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

102. Sosok Maid yang Membuat Haiden Marah

Lea berdecak kesal karena Haiden begitu menyebalkan. Pria itu bilang hanya mandi, tetapi …- Biasanya seseorang akan merasa segar dan berenergi setelah mandi. Namun Lea tidak. Dia merasa lelah, mengantuk dan ingin segera merebahkan tubuh di atas ranjang. Suaminya memang gila! Haiden tak pernah memikirkan anak dalam perut Lea. Lea ingin menasehati akan tetapi Haiden sndiri mengaku dia memang egois sehingga tak cocok menjadi seorang ayah. Haiden masih mementingkan kebutuhan pribadi dibandingkan keselamatan calon anak mereka. Namun, dibilang egois pun juga tak benar rasanya. Waktu luang yang singkat, Haiden selalu menyempatkan diri mengusap-usap perut Lea sembari membaca buku parenting. Haiden ingin menjadi sosok ayah yang baik! Memang aneh! "Kau mau kemana? Istirahat, Azalae." Haiden menyeru dan menegur Lea yang berniat keluar kamar. Lea yang sudah di ambang pintu menoleh ke arah suaminya. Wajah dongkol masih terpasang, akan tetapi seketika berubah kagum dan tengil ketika meliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

103. Karma dari Menantu

Kesannya Haiden sengaja mencari-cari kesalahan maid tersebut. Lea mengulurkan tangan, menyentuh lalu menggenggam tangan suaminya. Ucapan Haiden terlalu kasar dan menyakitkan. Meskipun itu untuk menegur, akan tetapi Lea rasa Haiden sudah berlebihan. "Mas Haiden," cicit Lea secara pelan. "Tolong, jangan berkata kasar seperti itu. Dia punya hati dan lagipula kesalahannya hanya sepele," tegur Lea pelan dan lembut. Haiden balas menggenggam tangan istrinya, bahkan dia mengangkat tangan Lea ke arah bibir lalu menciumnya lembut. "Apapun yang berkenaan denganmu, itu bukan hal sepele, Sweetheart." Lea semakin tak enak, menoleh pada maid tersebut. Sejenak mata mereka bertubrukan, Lea mengernyit karena merasa tak asing dengan mata perempuan itu. Namun, mungkin itu hanya perasaan saja. Lea juga mengabaikan hal tersebut, semakin tak enak hati ketika melihat air mata maid yang jatuh. Pasti perkataan suaminya terlalu menyakitkan sehingga maid ini tak bisa membendung air matanya. 'Kenapa hatik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

104. Istriku Merajuk

Ketika Lea telah masuk ke dalam rumah, Haiden langsung beranjak dari sana–kembali ke ruang kerja. Sedangkan Lea, dia ke dapur untuk membuatkan Haiden kopi. Setelah itu, Lea segera ke ruang kerja Haiden–mengantar kopi pada suaminya. Haiden menatap lekat pada Lea yang saat ini datang ke ruang kerja-nya. Setiap gerak-gerik perempuan itu tak luput dari pantauan Haiden, matanya tak beranjak dari sang istri. "Aku membuatkan kopi untuk Mas Haiden." Lea berucap senang, menunjukkan raut ceria dengan senyuman lebar yang membuat Haiden terpana melihatnya, "kopi cinta," lanjut Lea, meletakkan kopi di depan suaminya. Lea kemudian meletakkan tangan di dada, melakukan gerakan seperti mencabut sesuatu di sana–di mana dengan cepat dia membentuk finger heart. Setelah itu, Lea mengarahkan finger heart tersebut ke arah Haiden; ia memiringkan sedikit kepala, tersenyum dengan mulut terbuka dan mengedipkan mata genit ke arah suaminya. Haiden mengamati tingkah tengil dan kecentilan istrinya. Persekian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

105. Wanita Jahat dan Tatapan Jahat

Air mata Mira jatuh ketika menyuapkan makanan pemberian putrinya ke dalam mulutnya. Rasanya sangat sakit dan sesak tiada tara. Dulu dia menyakiti Lea yang ia anggap tak berguna. Dia tanpa belas kasih tak memberinya makan. Namun, saat dia mengalami hal serupa, di mana Haiden tak mengizinkannya untuk makan, Lea lah orang yang menyelamatkannya. Lea tidak tahu dia siapa akan tetapi Lea membantunya secara tulus. Sedangkan dulu, dia tahu Lea adalah putri kandungnya. Akan tetapi kenapa dia tega menyiksanya? 'Keluargaku dulu jahat padaku.' Ucapan Lea tersebut tak hilang dari benak Mira. Dia terus memikirkannya dan itu membuat air matanya banjir. "Mama dulu membuatmu kelaparan, Nak. Tetapi saat Mama yang kelaparan, kamu datang memberi Mama makanan." Mira bergumam pelan, terus menangis menatap kotak bekal yang Lea berikan padanya. "Kamu tumbuh menjadi anak yang sangat baik hati. Kamu-- berhati malaikat." Mira lagi-lagi bermonolog sendiri, tersenyum tipis karena terharu pada Lea. "S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

106. Tamu Agung Suamiku

"Mas Haiden kok se benci itu sih sama pelayan tadi?" Lea memicingkan mata, memberontak kecil supaya Haiden menurunkannya dari gendongannya. Untungnya Haiden menuruti, mungkin karena mereka sudah di depan, di mana Nanda sudah menunggu di sana. "Dia pantas untuk dibenci," jawab Haiden dingin, membuat Lea kembali mengerutkan kening karena bingung dan tak mengerti. Jika Haiden membenci maid itu, berarti Haiden mengenal maid tersebut bukan? Karena tidak mungkin Haiden membenci tanpa mengenali. "Mas menge …." Lea ingin menanyakan pasal maid tersebut pada Haiden akan tetapi ucapannya terpotong, terhenti karena Nanda tiba-tiba bersuara secara ceria. "Halo, Adek Lea." Nanda menyapa dengan riang, tersenyum lebar pada Lea. Lea gagal fokus, pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada suaminya langsung buyar. Atensinya seketika teralihkan pada sosok Nanda. "Hai, Abang Nanda. Kelihatanya lagi happy banget nih. Ada sesuatu yah, Kak?" balas Lea ceria, mengimbangi lawan bicaranya yang juga antusias p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

107. Yang diperalat

"Bagaimana keadaanmu, Nyonya Mira Pratama?" Rekq bertanya dengan nada dingin, menarik sebuah kursi lalu duduk di sana. Mira ada di halaman belakang, diperintahkan untuk membersihkan semua taman yang ada di rumah ini. Tak ada yang diperbolehkan untuk membantunya, Mira harus menyelesaikan sendiri. Mira membungkuk ragu pada Rekq. Dia tidak pernah membungkuk pada seorang bawahan karena dia seorang nyonya besar keluarga Pratama. Akan tetapi, roda hidup sungguh berputar! Sekarang Mira bahkan setara dengan para pelayan. Dia harus memberi hormat pada setiap orang yang tinggi posisinya di rumah ini–bahkan pada kepala maid. Dulu, Mira sangat bangga dengan kekayaan yang dia miliki. Dia arogant dan angkuh. Namun, sekarang dia tidak bisa bersikap sombong lagi. Dia seorang jelata! "Terimakasih atas perhatiannya, Tuan Rekq. Saya baik-baik saja." Mira berkata pelan, menunduk karena seorang pelayan dilarang bersitatap dengan majikannya. Di mansion ini, pelayan harus disiplin dan harus bekerja se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

108. Mencelakai Azalea?

Lagipula bagiamana caranya menolong sedangkan dia belum tentu selamat dari Haiden setelah ini. Awalnya dia mau-mau saja diminta tolongi oleh Jema supaya bisa masuk ke rumah mewah Haiden ini karena Jema bilang dia ingin bertemu dengan Lea untuk menanyakan pasal kematian orangtuanya. Ternyata orangtua Jema bekerja sebagai kepercayaan orangtua angkat Lea. Namun, sebuah insiden kecelakaan terjadi dan merenggut nyawa otangtua Jema. Ada hal yang janggal sehingga Jema ingin menemui Lea untuk membahas itu. Sayangnya, ternyata Jema datang ke sini bukan untuk itu. Dia mengatakan alasan sebelumnya hanya supaya Kevan bersedia menolongnya masuk ke rumah ini. Alasan Jema ke sini tak lain adalah untuk melabrak Lea yang sedang hamil. Kevan menoleh pada Melody, di mana perempuan itu terlihat sedang menikmati pertengkaran Lea dan Jema. Apakah perempuan iblis itu adalah dalang dari kekacauan ini? "Nyonya Lea." Rekq berlari cepat ke arah Lea yang terlihat sangat kacau. Tanpa tahu apa yang terjadi, R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

109. Rumah yang Hanya Indah untuk Lea

Bug'Pemilik suara itu menarik lengan Melody kuat kemudian membenturkan kepala Melody secara kasar dan bertenaga ke arah tembok. Suara benturan terdengar jelas, disusul suara rintihan yang membuat Lea di tempatnya merasa kebingungan. "Argk."Lea mengerutkan kening, seketika berhenti memukul Jema dengan sandal. Dia menatap lurus ke arah depan, sepertinya ada seseorang di balik tembok yang menjadi sekat ruangan. Sedangkan Haiden, setelah membenturkan kepala Melody ke tembok, dia langsung menarik perempuan itu ke arah taman lalu mendorongnya ke dalam kolam. Byuarrr'Melody panik dalam air. Keningnya yang terbentur kuat ke tembok dan rasanya sangat sakit ketika bersentuhan dengan air. Dia berusaha mencapai permukaan, akan tetapi rasanya sangat sulit karena kepala yang terdapat berat; berdenyut-denyut dan sangat sakit. Untungnya dia masih bisa mencapai permukaan, di mana dia berenang ketepian untuk mendapat pegangan. Namun, saat tangannya menyentuh pinggiran kolam–sebagai pegangan, se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

110. Permintaan Gila Suamiku

Lea menghela napas, menatap Haiden yang berakhir tertidur pulas di atas ranjang; bertelanjang dada dan selimut yang menutup dari pinggang hingga seluruh kaki. Katanya hanya ingin mencuci tangan Lea akan tetapi pria itu memakai cara modus sehingga Lea terseret ke arah ranjang. Setelah Haiden mendapatkan apa yang dia mau, pria itu tertidur pulas. Lea sejujurnya ingin membangunkan Haiden, mengingat ini masih jam kerja sang suami. Namun, Lea tak tega dan sangat jarang dia melihat Haiden tidur siang hari. Mungkin Haiden tidur pulas begitu karena memang sudah sangat lelah. "Kasihan juga calon Daddy anakku ini. Kerjanya banyak dan tidur cuma bentar." Lea bergumam pelan, menatap hangat ke arah suaminya yang terlelap. Lea tersenyum lembut, mengusap surai lembat semuanya dengan penuh kasih sayang setelah itu menyempatkan diri mencium pipi suaminya. "Sepertinya Mas Haiden Terlope-lope belum makan siang. Aku akan masakin makan siang untuk Mas Haiden," monolog Lea riang, segera beranjak dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status