Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Kristal Jiwa Raja Naga: Chapter 41 - Chapter 50

87 Chapters

41. Kristal Jiwa Raja Naga

An Se seketika menoleh ke arah Yin Long dengan tatapan penuh curiga. "Ah Yin, ada apa dengan An Zi? Atau … jangan-jangan, kue itu bermasalah?" Tatapannya semakin tajam ketika sebuah dugaan melintas di benaknya. "Racun!" serunya, tiba-tiba. Tatap tajam mata An Se begitu, menusuk wajah Yin Long. "Apakah kamu menaruh racun di dalam kue ini?" Yin Long tetap tenang, memahami kekhawatiran An Se. Ia menggeleng perlahan sebelum menjawab, "An Se Gege, tenanglah. Jika kue itu beracun, bukankah kamulah yang seharusnya merasakan efeknya terlebih dahulu? Tapi lihatlah, kamu masih baik-baik saja, bukan?" Ia menambahkan dengan nada santai, "Lagipula, aku tidak akan setega itu terhadap orang yang telah begitu baik padaku. Bisa saja ini hanya efek dari penyakitnya." Kata-kata Yin Long beresonansi di benak An Se. 'Benar juga. Jika memang ada yang salah dengan kue itu, akulah yang seharusnya terkena dampaknya terlebih dahulu.' 'Mungkin saja yang ia katakan ada benarnya. Lagipula, bukankah kemarin A
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

42. Bertemu Yang Mulia

Mata Yin Long berbinar saat menatap benda bulat di hadapannya. Hatinya bergetar, wajahnya menyiratkan kebahagiaan.Bola kristal yang sebelumnya penuh dengan energi liar itu kini tampak jinak, seolah telah menerima kehadiran jiwa Yin Long.Dengan langkah perlahan, pemuda itu mendekat, matanya tak lepas dari permukaan kristal transparan yang berpendar lembut, seiring kilauan warna-warni yang berputar di dalamnya."Kristal Naga Pelangi ini memang milik Yang Mulia Raja," gumamnya lirih. "Baguslah. Tidak sia-sia aku datang ke bumi dan turun dari puncak Gunung Dawu untuk mengikuti aura ini!"Jemari Yin Long tanpa sadar mengepal di sisi tubuhnya, mengamati secara saksama benda bulat yang berpijar indah di hadapannya. Keheningan sejenak menguasai suasana, sebelum mata pemuda itu menangkap adanya bayangan samar muncul di tengah-tengah bola kristal."Ada bayangan!" Alis Yin Long berkerut saat matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terk
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

43. Bangkitlah, Yang Mulia!

Hanya dengan membayangkannya saja, hati Yin Long sudah sangat bahagia. Bagaimana jika kelak itu benar-benar terjadi?"Aku akan menunggu hari itu tiba. An Zi dengan wujud Yang Mulia Raja, memangnya siapa yang mampu menandingi keindahan rupanya di dunia ini?" pikir Yin Long.Yin Long pun tersenyum diam-diam. Ia tidak mengetahui bahwa di pihak lain, ada seseorang yang tengah bermuram durja dengan perasaan gelisah.Caihong Xue mendesah pelan, dan suaranya kali ini terdengar lebih lembut. Aura kewibawaan luar biasa menyeruak dari tubuh bayi di dalam bola kristal, membuat Yin Long tanpa sadar menahan napas dalam perasaan haru dan bahagia yang bercampur menjadi satu.Caihong Xue berkata, "Ternyata kamu memanglah jenderalku yang setia. Kamu benar-benar bersedia mengikutiku sampai ke tempat ini. Sayangnya, aku masih belum bisa melakukan apa-apa dengan tubuh fana ini. Inti jiwaku masih lemah dan tidak bisa berbuat banyak untuk sekarang, dan entah sampai kap
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

44. Menentang Kehendak Langit

"Terjebak di tempat yang gelap, itu pasti ... sangat menyedihkan!" gumam Yin Long dengan perasaan sedih. "Tidak. Aku sama sekali tidak merasa hal itu menyedihkan. Namun, walau jujur saja aku merasakan kehampaan panjang yang aku sendiri tidak mengetahui seberapa lama. Di sana pula aku mencoba untuk memperbaiki keretakan kristal jiwa ini dengan esensi alam yang berhasil kuserap." Sambil berkata, jemari transparan proyeksi jiwa Caihong Xue menyentuh bola kristalnya sendiri. "Esensi alam itu ternyata sangat bermanfaat untuk memperbaiki vitalitas jiwaku, sekaligus merapatkan kembali retakan pada permukaan kristal jiwaku ini." "Baguslah! Hamba sungguh senang mendengarnya." Yin Long merasa lega. Caihong Xue kembali menghela napas. "Untung saja aku akhirnya dapat keluar dari tempat itu setelah terjadi ledakan dahsyat yang berhasil memecah ruang gelap tersebut. Dan ternyata, selama itu aku terjebak di dalam perut gunung berapi." "Pada saat itulah, ternyata itu adalah malam yang sudah kutu
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

45. Buah Penguat Jiwa

Caihong Xue menatap Yin Long, seolah ragu untuk mengatakannya. "Aku membutuhkan Buah Penguat Jiwa." "Buah Penguat Jiwa?" Yin Long bergumam. Caihong Xue berkata, "Saat ini kekuatanku masih terlalu lemah karena tubuh manusia fana yang menjadi wadah bagi jiwaku tidak memiliki cukup kekuatan untuk menerima energi inti naga mutlakku. Jalan satu-satunya, An Zi harus berlatih kultivasi dan mengkonsumsi Buah Penguat Jiwa agar jiwaku dan tubuh An Zi, bisa menyatu secara sempurna." "Oh, jadi begitu rupanya." Yin Long mengangguk, tanda mengerti. "Yang Mulia, jika demikian, mohon berilah petunjuk mengenai buah itu. Seperti apa ciri bentuknya dan tumbuh di mana. Barangkali Anda mengetahuinya." "Tentu saja aku mengetahuinya." Caihong Xue menjelaskan lebih lanjut, "Saat aku terjebak di tempat gelap, ternyata aku bisa bertahan dikarenakan esensi alam yang kudapatkan berasal dari sebatang pohon tua yang mungkin berusia seribu tahun." Yin Long mendengarkan dengan saksama, menghafalkan setiap uc
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

46. Bayi Primordial

Yin Long seakan membeku. "Sudah mati sejak awal?""Ya. Dia terlahir mati ketika aku hendak memasukinya. An Zi yang kamu lihat hanyalah tubuhnya, dan andai dia masih memiliki sedikit sisa jiwa, itu hanyalah sisa jiwa yang tidak berdaya." Sambil berkata demikian, Caihong Xue menunjuk ke dalam bola kristalnya. "Yang menggerakkan tubuh ini bukanlah jiwanya yang asli, melainkan roh kasarku. Sedangkan inti roh sejatiku sekarang masih berwujud bayi dari janin primordial yang kamu lihat di dalam kristal itu. Dan bayi primordialku masih tertidur pulas." Yin Long menatap bola kristal yang berpendar di hadapannya. Bayangan bayi mungil itu bergerak perlahan, seolah merespons pembicaraan mereka."Jadi, itu adalah bayi primordial Yang Mulia?" tanya Yin Long dengan rasa penasaran."Ya." Caihong Xue mengakui tanpa ragu. "Itu adalah inti kekuatan suci yang selama ini telah menyiksa tubuh An Zi dengan rasa sakit. Jika bayi itu terbangun, maka penderitaan An Zi aka
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

47. Mata-mata Musuh?

Sejak Yin Long berhasil menemukan raja naga, keduanya kini dapat terus berkomunikasi kapan saja dan di mana saja tanpa kesulitan. Tentu saja itu bukan perkara yang sulit bagi mahluk semacam mereka. "Aku hampir berhasil melumpuhkannya. Bersiaplah, Yin Long! Tarik asap hitam ini dan kurunglah dalam penjara gaibmu!" perintah Caihong Xue dengan suara bergema di benak Yin Long, tak terdengar oleh siapa pun selain dirinya. "Penjara gaib?" Yin Long tertegun. Ia hampir saja melupakan hal sepenting itu. "Baik, Yang Mulia! Akan hamba coba!" Yin Long berdiri tegak, menarik napas panjang sambil memusatkan kekuatan dalam tubuhnya. Udara di sekelilingnya bergetar halus, seolah merespons energi yang ia bangkitkan. Wajah tampannya yang biasanya lembut kini diselimuti keseriusan. Energi sejatinya memadat, memancar dari dalam dirinya. Perlahan, kilauan perak membias di permukaan kulitnya, berpendar indah seperti permata, tetapi menyimpan bah
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

48. Meremehkan Manusia

Sementara itu, di suatu tempat. Di sebuah penginapan kecil di pinggiran kotaraja, suasana yang semula tenang mendadak pecah oleh suara langkah tergesa dan napas terengah seorang pria berjubah hitam. Topi kerucut yang dikenakannya hampir terlepas ketika ia berlari masuk, mendobrak pintu tanpa peduli pada tatapan heran para tamu. "Gawaaaaaat!" Pria itu membuka paksa pintu kayu dengan tanpa memedulikan tatapan kawan-kawannya yang tengah berjaga. "Ini gawat, Jenderal!" Pria berjubah hitam langsung berlutut dengan satu kaki ketika dirinya sampai ke tempat tujuannya. Di hadapan pria pelapor, terlihatlah sosok pria muda bertubuh tinggi besar dalam balutan busana serba hitam tengah duduk membelakangi pintu sambil membersihkan senjatanya dengan sehelai kain lap warna putih. Wajah lelaki misterius itu tertutup kain cadar hitam, rambut panjangnya terurai ke belakang dan ia juga mengenakan caping bambu bercat hitam. Penampilan ini membuat sosok pria tersebut tampak menakutkan, dipenuhi aura
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

49. Perang Formasi

"Hei Shiming!" Seseorang berseru seraya menunjuk ke arah kawannya. "Hei Shiming?" Hei Kun Long lantas melihat ke arah orang yang dimaksud. Hei Shiming mengepalkan tangannya ke depan sambil sedikit membungkuk. "Saya, Jenderal." Mata Hei Kun Long menyipit sebentar, lalu ia menoleh ke arah salah seorang prajuritnya. "Hei Shiming, karena hanya kamu yang merupakan ahli formasi di sini. Coba kamu periksa tempat ini dan temukan apakah di sini ada semacam formasi ilusi atau semacamnya!" "Siap, Jenderal!" Hei Shiming, orang yang ditunjuk segera melakukan perintah Hei Kun Long, atasannya. Hei Shiming lalu berjongkok dengan telapak tangan menyentuh tanah, mencoba berkonsentrasi guna merasakan adanya kekuatan yang mungkin menghalangi pencarian mereka. Hei Shiming yang merupakan putra dari Hei Shijin, seorang tetua ahli formasi di Klan Naga Hitam, langsung merasa bahwa di tempat tersebut memang tidak biasa, seperti ada sesuatu yang menghalangi pandangan mata mereka. Ternyata, formasi yang
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

50. Sangat Memalukan!

"Siap, Guru!" Para murid berseru serentak walau napas mereka seperti hendak terputus. Meskipun dengan sangat bersusah-payah, kedua belas orang murid lelaki dan perempuan harus tetap bertahan dan kembali bangkit untuk mengatur ulang formasi pelindung dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi. Tentu saja, hal ini akan sangat menguras tenaga dalam mereka. Dalam perang adu kekuatan formasi kali ini, mereka tidak boleh kalah! Sementara itu, Hei Kun Long memandang geram ke arah pusat formasi yang tadi sempat diperhatikan olehnya. Gigi-gigi pria itu saling bergemeretak, tangannya mengepal kuat. "Jika formasi ini tidak bisa ditembus, maka hancurkan saja!" Hei Kun Long lalu memanggil tombaknya. "Tombak Penghancur Cahaya!" WOSH! Secepat kilat pula, senjata Tombak Penghancur Cahaya sudah berada dalam genggaman tangan kanannya yang mengenakan sarung tangan hitam. Tubuh Hei Kun Long dan senjatanya sekarang diselimuti oleh asap hitam kehijauan dengan bola mata merah menyala bak bongkaha
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status