Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kristal Jiwa Raja Naga: Chapter 61 - Chapter 70

89 Chapters

61. Pil Tingkat Raja?

Badan para prajurit menggigil seketika, tetapi juga hanya bisa pasrah. Mereka sadar jika kesalahan kali ini memang sangat fatal.Hei Xin Long berseru, "Hei Xiang!" Jenderal Hei Xiang bergegas mendekat dan langsung membungkuk hormat. "Hamba, Yang Mulia.""Kirim mereka semua ke ruang eksekusi dan beri mereka masing-masing tiga ratus kali hukuman cambuk!" Saat menjatuhkan hukuman, wajah dan suara Hei Xin Long sangat menakutkan.Jenderal Hei Xiang Long membungkuk sekali lagi. "Siap, Yang Mulia." "Hmmh!" Hanya gumaman kecil namun tajam yang lepas dari mulut Hei Xin Long sembari mendekati pembaringan, di mana seorang wanita cantik tengah menyalurkan kekuatannya melalui dahi sang pangeran.Sementara itu, para prajurit segera keluar dari ruangan tersebut dengan diantar oleh Jenderal Hei Xiang Long keluar gua utama untuk menuju tempat hukuman.Di sepanjang perjalanan, Hei Xiang Long selalu berpikir mengenai kejadian yang mereka
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

62. Telur Naga Pelangi

Melihat keraguan di mata Hei Kun Long, Hei Fu Long berkata, "Dia juga sudah mendapatkannya. Mungkin karena saat ini kondisi tubuhnya sedang sangat lemah sehingga pil tingkat raja pun masih belum bisa membuatnya terbangun." "Tapi ...." Hei Kun Long ingin membantah, tetapi ucapannya langsung dipotong oleh Hei Xin Long. "Ah Kun, bagaimanapun juga kamu adalah saudaraku yang setia mendampingiku selama ribuan tahun ini. Setelah Hei Wang tertidur, hanya kamulah keluargaku yang paling bisa kuandalkan." "Meskipun ini adalah pil langka yang kita anggap sangat berharga, namun dia hanyalah benda yang bisa kita dapatkan lagi. Jadi, bagaimana mungkin pil semacam itu bisa dibandingkan dengan hubungan darah antara kita?" lanjut Hei Xin Long dengan suara lembut. "Aku sudah semakin tua dan jika Hei Wang tidak juga bisa dibangunkan sampai aku tiada, maka tampuk pimpinan Klan Naga Hitam akan kuberikan padamu." "Xin Ge, tolong jangan berkata demikian! Percayalah, Xin Ge akan selalu baik-baik saja dan
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

63. Jejak Napas Naga

"Ibu!"Semua orang terkejut ketika mendengar teriakan Pangeran Hei Xian Long yang disangka sudah tersadar dari pingsannya."Ah Xian!" Hei Xin Long dan Hei Fu Long berseru secara bersamaan. "Pangeran!" seru Jenderal Hei Xiang Long dan Jenderal Hei Kun Long hampir berbarengan.Mereka semua serentak melesat terbang ke arah peti giok es hitam dan mendapati sang pangeran masih belum juga siuman. "Ah Xian! Ada apa dengan Ah Xian?" Wanita Agung merasa kebingungan hingga wajahnya menampilkan Kekhawatiran yang dalam."Ah Xian, apa yang terjadi padamu?" Hei Fu Long memeriksa keadaan putranya dengan perasaan sedih dan cemas.Hei Xin Long tak kalah khawatir. "Fu'er, biar kulihat!" "Silakan, Yang Mulia!" Hei Fu Long menggeser tubuhnya, membiarkan Hei Xin Long memeriksa kondisi anak mereka. "Tolonglah putra kita!""Tentu," sahut Hei Xin Long.Hei Xin Long berdiri tegak sambil memejamkan mata dan mela
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

64. Apakah Ayah Akan Marah Padaku?

Hei Kun Long menceritakan semua kejadian yang baru saja dia alami secara rinci dan jelas. "Jadi seperti itu, Xin Ge. Aku benar-benar tak menyangka kalau ada manusia yang menguasai ilmu formasi sehebat itu, dan jejak energi Jiwa Leluhur Naga Hitam sepertinya memang ada di sana," ujar Hei Kun Long, mengakhiri ceritanya. Dalam periode ini, wajah orang-orang di ruangan itu terlihat semakin serius, terutama Hei Xin Long yang merasa jika perjuangan dalam misinya di bumi terasa kian berat. 'Jika energi Leluhur Naga Hitam sudah tercium, itu artinya memang benar anak itulah yang menjadi tempat bagi kristal jiwa si keparat Caihong Xue,' pikir Hei Xin Long yang semakin geram dibuatnya. Harus diakui, jika pembatas yang melindungi tempat itu memang sangat kuat dan sulit untuk ditembus. Kemarin mereka memang berhasil mengecoh An Zi agar dia sendiri yang keluar dari dalam pagar pelindung. "Yang Mulia, jika yang diceritakan oleh Ah Kun itu benar, maka tak salah lagi jika ini masih ada kaitannya
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

65. Membunuh atau Dibunuh?

'Apakah ayah benar-benar marah dan akan menjatuhkan hukuman padaku?' Pangeran Hei Xian merasa khawatir. "Maafkan aku, Ayah! Akulah yang tidak cukup kuat dan tak memiliki banyak pengalaman di dalam dunia persilatan ini. Aku sungguh menyesal, Ayah, Ibu!" Pangeran Hei Xian berkata dengan perasaan sedih. "Aku menyesal karena malas berlatih dan hanya senang bermain-main saja. Tapi, Ayah, Ibu, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi!" "Ah Xian, tolong tenangkan dirimu!" Hei Fu Long tak bisa untuk tidak semakin khawatir, sedangkan Hei Xin Long masih terdiam dengan ekspresi wajah menyimpan misteri. Melihat ini, Hei Fu Long memiliki kekhawatiran dalam hati. Karena jika mengingat sifat yang keras dan kejam seorang Hei Xin Long, maka bisa saja Pangeran Hei Xian akan mendapat hukuman yang berat. Suasana diwarnai ketegangan untuk beberapa saat, hingga akhirnya Hei Xin Long terlihat bergerak menepuk punggung tangan putranya dengan tepukan lembut. "Mengapa ayah harus marah padamu?" Pangeran
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

66. Pangeran Hei Xian Frustrasi

Beberapa hari telah berlalu sejak Pangeran Hei Xian mengalami masa-masa sulit akibat kondisi kesehatannya yang sempat memburuk. Namun kini, keadaannya tampak berangsur membaik. Hal itu karena kedua orang tuanya tanpa henti mencurahkan perhatian penuh terhadap putra mereka. Pangeran Hei Xian mendapat makanan terlezat, ramuan penyembuh yang ampuh, dan perawatan terbaik. Pendek kata, dia menjadi anak yang diemaskan dan disayang oleh semua orang dengan segenap hati. Pada suatu pagi yang cerah di pertengahan musim penghujan, hawa dingin terasa menusuk hingga ke sumsum tulang. Embun yang menempel di dedaunan dan rerumputan belum sepenuhnya mengering, menciptakan kilauan lembut saat diterpa cahaya mentari yang baru mulai menampakkan dirinya. Meskipun udara merasa dingin dan suasana masih begitu hening, Pangeran Hei Xian sudah keluar dari kamarnya, berjalan perlahan di sekitar kediamannya dengan perasaan senang. Beberapa orang pelayan yang lewat langsung menyapanya sambil membungkuk horm
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

67. Apakah Aku Anakmu?

Suara lembut terdengar dari bawah, membuat Pangeran Hei Xian tersentak. Ia menoleh ke bawah dan melihat sosok ibunya, Hei Fu Long, berdiri di bawah pohon besar tempat ia duduk. Wanita itu menatapnya dengan senyum lembut. "Ibu!" Pangeran Hei Xian sontak beranjak dari duduknya. Ini sangat kacau! 'Apakah ibu mendengar teriakanku tadi?' pikirnya panik. Jika ibunya mengetahui apa yang sedang mengganggu pikirannya, ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada wanita itu. "Ibu, biar aku turun!" seru Pangeran Hei Xian dengan buru-buru, menutupi kegugupannya. "Tidak perlu," sahut Hei Fu Long dengan nada tenang. Dalam sekejap, wanita itu melompat ringan ke atas dan mendarat di samping putranya dengan sangat anggun. "Ibu mencariku?" tanya Pangeran Hei Xian, memerhatikan kotak kayu kecil yang dibawa ibunya. "Ya. Itu karena kamu tidak ada saat waktu sarapan. Ayahmu sampai menunggumu," jawab Hei Fu Long, menatapnya dengan penuh perhatian. "Mengapa kamu selalu menghindari waktu makan
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

68. Naga Keajaiban

"Ibu, maafkan aku!" Pangeran Hei Xian melihat air muka ibunya berubah pesat. "Ibu, apakah Ibu marah atas pertanyaanku? Ibu, kumohon maafkanlah aku!" Hei Fu Long memang merasa terkejut bukan kepalang, tetapi ia menyembunyikannya dengan berbalik badan, membelakangi Pangeran Hei Xian. Kedua tangannya saling menggenggam di depan perut, tetapi gejolak perasaannya bagai gemuruh amukan badai di samudra. "Ah Xian, pertanyaan omong kosong macam apa itu?" Hei Fu Long terlihat marah. "Siapa yang mengajarimu untuk bertanya tentang hal yang tidak perlu kamu tanyakan lagi?" Pangeran Hei Xian kian merasa bersalah. Akan tetapi, dia tidak mungkin mengungkapkan, jika itu semua bermula dari ucapan Zi Wu. "Ibu, tidak ada yang mengajariku. Aku hanya bertanya, karena rupa kita bertiga sangat tidak mirip." Pangeran Hei Xian tidak kehilangan akal. Bukankah warna matanya juga bisa dijadikan alasan? "Ayah dan Ibu memiliki bola mata berwarna hitam seperti baru giok hitam yang indah, sedangkan iris matak
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

69. Mimpi yang Sama

"Baiklah, baiklah. Ibu terima janjimu itu, Anak Bodoh. Ingatlah untuk menepatinya." Hei Fu Long tersenyum. "Sekarang kamu lanjutkanlah bermain. Ibu harus segera kembali ke rumah. Ibu khawatir kalau ayahmu sedang mencari ibu." "Ingatlah untuk kembali sebelum senja!" Hei Fu Long berpesan sembari melayang di udara setelah menyambar kotak kayu tempat kue. "Ya, Ibu!" Hei Xian menganggukkan kepala dan membiarkan ibunya pergi. "Selamat jalan, Ibu!" Setelah bayangan sang ibu tidak tampak lagi dari pandangan matanya. "Seperti anak kecil saja aku ini." Pangeran Hei Xian menggelengkan kepala atas perlakuan sang ibu. Pangeran Hei Xian baru merasa lega. "Semoga saja ibu tidak mengadu kepada ayah mengenai pertanyaanku tadi." Pangeran Hei Xian merasa ngeri sendiri saat membayangkan wajah ayahnya ketika marah. Dia sungguh tidak berharap, jika nanti ucapannya akan menyinggung pimpinan Klan Naga Hitam yang terkenal dingin dan kejam itu. "Ayah sangat menakutkan saat marah. Kilatan cahaya
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

70. Hei Fu Long Mengamuk

Sementara itu, di Istana Gua Gero.WOSHH! Segelombang angin berderu kencang, mengiringi melesatnya sekelebat bayangan hitam.Hei Fu Long telah sampai ke istana kecil gelapnya dan langsung masuk dengan langkah terburu-buru.Wanita itu masuk ke dalam kamar pribadinya dan dengan kasar mengibaskan tangan disertai kekuatan dahsyat.BRAK!Pintu kamar bukan hanya terbanting keras, bahkan benda-benda di atas meja pun terlempar tak tentu arah hingga jatuh berserakan.Kekuatan wanita ini ternyata sangat tidak terduga. Bahkan, seisi gua ikut bergetar dan mengagetkan semua orang, termasuk Hei Xin Long dan kedua jenderalnya yang sedang berada di ruangan lain. "Ah Xian!" teriaknya, disertai wajah yang terlihat marah, membuat banyak orang merasa heran dan khawatir. "Sial! Siapa sebenarnya yang telah dengan lancang mengatakan omong kosong itu kepada anakku?" Hei Fu Long membentak marah. Wajah Hei Fu Long memancarkan aura membunuh dengan cahaya tajam, selayaknya kilatan mata ujung anak panah."Men
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status