"Baiklah, baiklah. Ibu terima janjimu itu, Anak Bodoh. Ingatlah untuk menepatinya." Hei Fu Long tersenyum. "Sekarang kamu lanjutkanlah bermain. Ibu harus segera kembali ke rumah. Ibu khawatir kalau ayahmu sedang mencari ibu." "Ingatlah untuk kembali sebelum senja!" Hei Fu Long berpesan sembari melayang di udara setelah menyambar kotak kayu tempat kue. "Ya, Ibu!" Hei Xian menganggukkan kepala dan membiarkan ibunya pergi. "Selamat jalan, Ibu!" Setelah bayangan sang ibu tidak tampak lagi dari pandangan matanya. "Seperti anak kecil saja aku ini." Pangeran Hei Xian menggelengkan kepala atas perlakuan sang ibu. Pangeran Hei Xian baru merasa lega. "Semoga saja ibu tidak mengadu kepada ayah mengenai pertanyaanku tadi." Pangeran Hei Xian merasa ngeri sendiri saat membayangkan wajah ayahnya ketika marah. Dia sungguh tidak berharap, jika nanti ucapannya akan menyinggung pimpinan Klan Naga Hitam yang terkenal dingin dan kejam itu. "Ayah sangat menakutkan saat marah. Kilatan cahaya
Sementara itu, di Istana Gua Gero.WOSHH! Segelombang angin berderu kencang, mengiringi melesatnya sekelebat bayangan hitam.Hei Fu Long telah sampai ke istana kecil gelapnya dan langsung masuk dengan langkah terburu-buru.Wanita itu masuk ke dalam kamar pribadinya dan dengan kasar mengibaskan tangan disertai kekuatan dahsyat.BRAK!Pintu kamar bukan hanya terbanting keras, bahkan benda-benda di atas meja pun terlempar tak tentu arah hingga jatuh berserakan.Kekuatan wanita ini ternyata sangat tidak terduga. Bahkan, seisi gua ikut bergetar dan mengagetkan semua orang, termasuk Hei Xin Long dan kedua jenderalnya yang sedang berada di ruangan lain. "Ah Xian!" teriaknya, disertai wajah yang terlihat marah, membuat banyak orang merasa heran dan khawatir. "Sial! Siapa sebenarnya yang telah dengan lancang mengatakan omong kosong itu kepada anakku?" Hei Fu Long membentak marah. Wajah Hei Fu Long memancarkan aura membunuh dengan cahaya tajam, selayaknya kilatan mata ujung anak panah."Men
"Diam!" Hei Fu Long membentak dengan suara menggelegar, membuat semua orang langsung bungkam."Aku hanya ingin mengetahui, mengapa ada orang yang mengungkit masalah rup anakku!" Hei Fu Long berteriak marah. "Apa maksud orang itu terhadap kami?" "Orang itu yang sudah membuat pangeranku menanyakan hal yang selama ini sangat aku hindari." Suara Hei Fu Long kali ini terdengar sendu dan sedih. Hei Fu Long berjalan perlahan menghampiri salah seorang pelayan wanita, menatap wajah itu dengan pandangan sedih dan mata berkaca-kaca."Mengapa?" tanya Hei Fu Long dengan suara sedih.Pelayan wanita ketakutan dan mencoba menyadarkan majikannya. "Yang Mulia ... Yang Mulia, tenanglah!" Hei Fu Long menggeleng-gelengkan kepala sambil terus berjalan dan membuat si pelayan kian ketakutan hingga kakinya melangkah mundur secara tanpa sadar."Mengapa?" tanya Hei Fu Long. "Mengapa harus ada yang mengungkit hal ini?" "Mengapa!" Teria
Orang-orang yang ditanya saling berpandangan satu sama lain dengan perasaan khawatir karena mereka masih belum berhasil dengan tugasnya."Ampun, Yang Mulia, menurut beberapa orang mata-mata kita, anak itu memang selama ini tinggal di suatu lembah. Beberapa prajurit kami itulah yang berhasil memancingnya supaya dia keluar dari lembah itu, Yang Mulia." Jenderal Hei Kun Long yang menjawab. "Di suatu lembah?" Hei Xin Long tiba-tiba bersemangat. "Kalau begitu tunggu apa lagi? Kita datangi dan minta anak itu secara baik-baik. Jika tidak diberikan, kita hancurkan dan obrak-abrik lembah itu sampai rata dengan tanah!" "Setuju, Yang Mulia!" Hei Xiang dengan bersemangat mengepalkan kedua tangannya, menggenggam kuat-kuat hingga terdengar bunyi 'krek' di antara tulang-tulang jarinya. "Sudah sangat lama aku tidak melakukan kesenangan seperti saat masih di Alam Naga Langit." "Tunggu!" Hei Kun Long melangkah maju ke depan dan berhenti tepat di hadapan Hei Xin
"Orang itu ...." Hei Fu Long menyeka air matanya. "Orang yang mungkin saja telah mengatakan sesuatu kepada Ah Xian. Terutama mereka!" "Mereka?" Hei Xin Long mengerutkan alis."Ya. Mereka ... anak-anak yang menggunakan tentang warna rambut dan iris mata anak kita. Panggil mereka semua dan beri hukuman atas kelancangan mulut mereka!" Hei Fu Long menatap Hei Xin Long, seakan menuntut pria itu agar segera bertindak."Fu'er, tenanglah!" Hei Xin Long menepuk-nepuk punggung Hei Fu Long. "Apakah kamu lupa?" "Aku tidak lupa." Hei Fu Long menggeleng. "Aku tahu, Xin Ge. Semenjak kita mulai berencana mengambil anak itu, seharusnya aku memang sudah bersiap untuk menghadapi hal ini. Cepat atau lambat, dia akan mengetahui siapa dirinya.""Itu kamu sudah menyadarinya. Jadi kurasa, kamu sudah tidak perlu lagi bertanda berlebihan, bahkan sampai membuat kekacauan sebesar ini," ujar Hei Xin Long. "Cepat atau lambat kita memang harus kehilangannya. Jika tid
Matahari baru saja naik sepenggalah ketika sosok seorang pemuda berambut panjang, mengenakan hanfu putih bersih, melangkah dengan tenang di jalan berbatu yang membelah Desa Sindangan.Suasana pagi menjelang siang begitu indah, hangat sinar surya membias di permukaan pakaiannya, memberi kesan seolah dia adalah sosok dewa yang baru saja keluar dari dalam lukisan. Mata abu-abu mudanya memindai sekitar dengan pandangan tenang namun cermat.Desa Sindangan adalah permukiman kecil yang terletak paling dekat dengan Lembah Pakisan, sebuah tempat yang dikenal hanya sebagai lekukan tanah berbatu bagi penduduk Kademangan Blewah. Tak seorang pun menyadari bahwa di balik kabut tipis yang menyelimutinya, lembah itu menyimpan pemukiman tersembunyi yang tak terjangkau oleh mata awam.Hari ini, Yin Lon, sang jenderal naga perak yang sengaja turun ke dunia manusia, meminta izin kepada An Se untuk meninggalkan lembah. Ia memiliki misi sederhana, yaitu mencari bahan dasar ramu
Yin Long dengan teliti memilih berbagai bahan obat dan rempah-rempah yang ia butuhkan. Meskipun ia sudah sangat mengenal jenis-jenis tanaman obat, ia tetap tidak segan bertanya jika menemukan sesuatu yang asing baginya.Setiap kali penjual menawarkan sesuatu yang mungkin berguna, ia memperhatikan dengan saksama, memastikan bahwa bahan-bahan yang ia pilih benar-benar berkualitas.Setelah menyelesaikan semua pembayaran, Yin Long melangkah keluar dari kios dan berjalan menyusuri pasar yang masih ramai meski siang sudah mulai merambat ke sore. Sambil berjalan, ia mengintip isi keranjangnya, memastikan semua yang dibutuhkan telah terbeli."Sebagian besar sudah kudapatkan, meskipun masih ada yang kurang. Tak masalah, aku bisa mencarinya di hutan di lereng gunung," pikirnya sambil melirik rempah-rempah yang tersusun rapi dalam keranjang anyaman bambu di tangannya. Sejenak ia tersenyum kecil. 'Orang-orang di bumi ternyata cukup ramah. Mereka banyak membantuku menemukan bahan-bahan yang aku
Saat teringat akan semua kehangatan di Perguruan Bukit Salju Berawan, Yin Long kembali bersedih, tetapi ia tak menyesali keputusannya datang ke bumi. Ia bertekad akan kembali secepatnya setelah Caihong Xue berhasil bangkit dan memiliki lagi kekuatan mutlaknya. 'Baiklah.' Akhirnya, Yin Long menerima tawaran itu dan mencicipinya. Begitu kue itu menyentuh lidahnya, rasa manis alami dari pisang berpadu dengan lembutnya adonan tepung dan aroma santan yang kaya."Hmm ... kue nagasari ini benar-benar enak dan sedikit mirip dengan kue mawar buatanku," pikir Yin Long sambil mengunyah pelan dan menikmati sensasi manis, asam, asin, rasa yang dingin, lembut serta kenyal yang berputar di lidahnya.Dalam hati, Yin Long langsung memberi nilai sepuluh untuk kue ini. Yin Long menatap gadis itu dan tersenyum. "Kuenya sangat lezat. Aku akan membeli semuanya untuk oleh-oleh.""Semuanya?" Gadis itu berseru tanpa sadar hingga matanya membesar. Ia t
Ketiganya masih berdiri tertegun untuk waktu yang cukup lama. Mereka sedang sama-sama memikirkan bagaimana cara untuk menembus tirai gaib ini. Udara di siang itu kian terasa panas, angin menerbangkan rambut-rambut hitam panjang ketiga orang pria jelmaan naga yang tengah dilanda pertanyaan.Tiba-tiba Jenderal Hei Kun berseru, wajahnya menyiratkan keterkejutan yang nyata. Ia menunjuk dengan cahaya mata keheranan. "Lihatlah!""Kubah cahaya!" Jenderal Hei Xiang terkejut dan secara tanpa sadar ketiganya melangkah mundur."Kubah cahaya?" Pangeran Hei Xin Long terkejut dengan reaksi pertama dari pelindung gaib ini. "Kalau begitu, mari kita coba seberapa kuat kekuatan kubah cahaya kuning ini." Secara cepat, Pangeran Hei Xin Long menyambar sebatang ranting yang berada tak jauh darinya, lalu melemparkan benda tersebut dengan sedikit kekuatan, dan ....DUAR!Terjadilah ledakan dahsyat yang sangat mengejutkan hingga hewan-hewan li
"Sebaiknya kalian tidak bertindak gegabah. Aku khawatir kalau formasi ilusi itu bukan satu-satunya pelindung di tempat ini," ujar Pangeran Hei Xin Long setelah beberapa saat berpikir.Pangeran Hei Xin Long berkata, "Dengarlah oleh kalian berdua! Jangan kalian pikir itu hanya kabut tipis biasa yang memayungi lembah di bawah sana. Mungkin tempat ini memang berhawa sejuk dan dingin, tetapi sebaiknya kita berhati-hati dan jangan terkecoh.""Oh, benar juga." Jenderal Hei Kun Long merasa dirinya bodoh."Biar kucoba untuk memeriksanya." Pangeran Hei Xin Long kembali menyentuhkan telapak tangan kanan ke udara di atas lembah dengan gerakan halus. "Tidak ada apa pun," bisiknya, lirih.Pria itu lalu berbalik badan, menatap kedua jenderalnya dengan pandangan tajam dan menunjuk ke arah kabut tipis yang terus berkeliaran lembut dan tampak lemah bergerak di atas lembah."Tidak ada reaksi saat disentuh," gumam Pangeran Hei Xin Long saat menyent
Saat di depan tempat yang dituju, Jenderal Hei Kun mengulurkan tangannya untuk menyentuh kabut dan benar saja, memang tidak ada pergerakan yang berarti. Sirat tak berdaya kembali muncul dalam tatapan matanya. Ia menggeleng kecil sambil bergumam, "Memang tidak ada apa-apa. Aneh sekali." Kedua jenderal saling beradu tatap tak mengerti. Mereka bahkan tidak menemukan jawaban atas kejanggalan ini. Pangeran Hei Xin Long sendiri kembali berjalan hilir mudik di atas tebing sambil menggendong tangan dan tampak serius berpikir, "Jika pagar pelindung hanya disentuh seperti ini saja, sepertinya memang tidak akan ada reaksi apa pun, karena sifatnya bukan memaksa. Tapi, bagaimana kalau disentuh dengan kasar atau bahkan diterobos secara paksa?" Pria itu dengan rasa penasaran dengan sengaja menyentuh kabut tipis dengan sedikit kasar. Ujung jari telunjuk Pangeran Hei Xin Long sudah berjarak setengah senti dari kabut putih, tetapi yang terjadi sungguh diluar dugaannya. Kabut-kabut tipis itu secar
Dalam sekejap, pandangan mata gaib pemimpin tertinggi Klan Naga Hitam berhasil menembus tirai gaib yang membuatnya terkejut. bola mata tajam Pangeran Hei Xin Long memancarkan cahaya hijau terang yang kuat, pertanda jika dia sedang menggunakan kekuatan penembus melalui penglihatannya."Ah Kun, Ah Xiang, aku melihat ada hal yang sangat menarik di dalam sana!" seru Pangeran Hei Xin Long setelah selesai dengan pelacakannya dan menarik kembali kekuatannya."Benarkah, Yang Mulia?" Jenderal Hei Xiang merasa tertarik."Ya." Pangeran Hei Xin Long maju beberapa langkah ke depan. "Sepertinya ini adalah tempat yang dikatakan oleh Hei Mo kemarin saat kita memburu anak itu." Jenderal Hei Xiang teringat akan suatu hal. "Hamba rasa juga demikian, Yang Mulia. Kemarin kelompok Pangeran Hei Xianlah yang berhasil menemukan anak yang kita cari selama ini, dan Hei Mo menjelma menjadi seekor kelinci untuk memancing anak itu agar keluar dengan sendirinya dari lingkup ru
"Pangeran, tolong pikirkanlah baik-baik!" Hei Sha dengan sorot mata penuh kekhawatiran."Benar, Yang Mulia Pangeran. Kami tidak akan sanggup melawannya. Terlebih lagi jika dia mengetahui, kalau kita berasal dari Klan Naga Hitam. Saya khawatir, dia tidak akan pernah mengampuni kita!" Hei Mo berteriak mengingatkan."Benar, Yang Mulia! Ingatlah juga, bahwa Anda baru saja sembuh dari luka-luka akibat melawan Naga Ungu, Zi Wu. Kekuatan Jenderal Naga Perak ini juga yang sudah membuat Jenderal Hei Kun terluka di medan perang saat itu!" Prajurit naga hitam lainnya berteriak. Mereka sungguh sangat khawatir, jika sang pangeran akan membuat masalah baru yang kemungkinan lebih besar dari sebelumnya.Pangeran Hei Xian secara tiba-tiba berhenti, berbalik menghadap keenam pengikutnya. Mau tak mau, mereka semua berhenti dengan mengambangkan diri di udara. "Oh, jadi orang itu yang pernah melukai Paman Hei Kun?" Pangeran Hei Xian menganggukkan kepala. "M
Di sisi lain, secara tanpa sadar Yin Long mendongak ke atas dan melihat selarik cahaya keemasan. Meskipun pandangan mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, tetapi penglihatannya adalah mata naga langit yang luar biasa tajam dan bisa menembus ruang tak kasat mata. Yin Long tertegun. 'Cahaya keemasan itu?'Hati Yin Long terasa berkedut, berharap jika yang dilihatnya tidak salah. "Ada apa, Kakak Bai Yi?" Jatayu yang baru saja selesai menyusuri tepian sungai guna mencari tubuh pengemis pun merasa heran. Ia melihat Yin Long sedang menatap ke suatu arah dengan pandangan aneh."Oh!" Yin Long terkejut."Tidak ada apa-apa, Adik Jatayu. Aku hanya sedang berpikir tentang orang itu. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba saja menghilang?" Yin Long terpaksa berkata lain guna mengalihkan perhatian Jatayu."Aku juga tidak habis pikir, mengapa orang itu tiba-tiba saja hilang? Aku sudah memeriksa semua bangkai buaya yang mati itu dan aku meliha
"Ya. Dengan adanya aku di dalam tubuhmu, maka kamu bisa terbang kapanpun kamu mau," jawab Jin Long dengan begitu santai. "Sekarang, aku adalah kamu, dan kamu juga adalah aku." "Benarkah? Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?" Elang Ragaseta sungguh takut jika yang menempati tubuhnya saat ini adalah sejenis makhluk jahat. "Aku adalah Jin Long. Dulu aku juga pernah menjadi seorang jenderal perang!" seru Jin Long sambil terus membumbung ke angkasa."Apa?" Elang Ragaseta tidak terlalu jelas dengan ucapan Jin Long. "Jenderal perang?" Jin Long tak memedulikan semua pertanyaan dari si pemilik tubuh dan terus membawa Elang Ragaseta terbang menjauhi daerah tersebut. Ia bahkan tidak menyadari, jikalau ada seseorang yang sedang memerhatikan dari kejauhan. 'Tubuh orang ini sangat lemah dan itu tidak sesuai dengan kekuatanku. Jika aku memaksa menggunakan kekuatanku melalui tubuh ini, kemungkinan hanya akan merusak dan menghancurkannya,' pikir Jin Long
"Kalau begitu terserah padamu." Jin Long tak mau ambil pusing masalah nama.Pengemis muda itu terdiam, memerhatikan kulitnya yang sekarang terlihat halus, putih dan bercahaya. Itu sangat jauh berbeda dengan beberapa saat yang lalu, sebelum Jin Long menyembuhkan luka-luka menjijikkan tersebut dengan esensi kekuatannya yang aneh."Sekarang kulitku seperti kulit bayi yang baru saja terlahir ke dunia," gumam pengemis muda itu dengan rasa takjub. "Kulit tubuhku benar-benar putih dan jauh lebih baik dari kulitku sebelumnya."Pengemis muda itu lalu berkata, "Hmm ... kalau begitu, aku akan menamai diriku dengan nama Elang Ragaseta yang artinya adalah tubuh putih. Itu seperti diriku yang seperti baru saja terlahir kembali. Dan selain itu, aku juga ingin terlihat gagah seperti burung elang yang terbang di angkasa raya!""Baiklah." Jin Long mengangguk setuju. "Mulai sekarang namamu adalah Elang Ragaseta." Pengemis muda tersenyum senang dan bergumam
Tiba-tiba saja, Jin mengeluarkan beberapa benda tipis selebar piring kecil yang tampak sangat berkilauan. "Kamu pakailah ini untuk membiayai hidupmu." "Lempengan emas?" Mata pengemis itu terbelalak lebar. "Dari mana kamu mendapatkan benda itu, dan apakah ini asli?" Jin tersenyum dan mengulurkan lempengan emas itu kepada si pengemis. "Aku punya banyak sekali benda semacam ini. Dan dari yang pernah aku dengar, manusia sangat menyukai dan memujanya sebagai harta berharga yang tak ternilai harganya. Mereka bahkan rela saling membunuh hanya karena benda ini. Padahal menurutku, ini hanyalah sampah yang biasanya akan aku buang setelah dia tidak mau lagi melekat di kulitku.""Ini benar-benar benda berharga, tapi mengapa kamu menyebutnya sampah?" Pengemis muda tidak mengerti, tetapi dia menerima lempengan emas yang menyerupai sisik binatang. "Dan ... apa maksud dari perkataan Kakak Jin yang terakhir tadi?" "Tidak mau lagi menempel di kulit?" Pengemis mu