Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 120. Niat Menculik An Zi

Share

120. Niat Menculik An Zi

last update Last Updated: 2025-04-26 21:00:24

Wajah An Se melunak. "Anak itu ... untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan dia juga mengejutkanku dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. An Zi, sepertinya memiliki harapan baik ke depannya."

"Lalu bagaimana dengan sakitnya, apakah dia masih memiliki keluhan?" tanya Yin Long yang ingin mengetahui lebih jauh.

An Se menggeleng, lalu berkata, "Untuk beberapa hari ini setelah hari itu, dia tidak mengeluh sakit perut lagi. Hanya saja saat tidur, dia masih sering mengigau tentang sesuatu yang tidak jelas. Dia masih sering memanggil-manggil nama seseorang yang aku sendiri tidak mengenalnya."

"Nama seseorang?" Alis Yin Long berkerut, tangannya yang hendak memindahkan bidak catur pun terhenti hingga menggantung di udara sampai beberapa saat. "Nama siapakah itu, Gege?"

"Jatayu. Dia memanggilnya dengan sebutan Kakak Jatayu."

'Jatayu?' Yin Long seketika teringat akan pemuda sederhana yang ia temui beberapa hari lalu dan mereka s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kristal Jiwa Raja Naga   122. Lukisan dan Kecemburuan Raja

    Ekspresi wajah Yin Long tampak serius, menunggu cerita An Se mengenai kedua orang tua An Zi.Sebelum berbicara lebih lanjut, An Se menarik napas sesaat. "Orang tua An Zi adalah ....""Mereka adalah orang penting yang tinggal sangat jauh dari lembah ini. Mereka dengan sengaja menyembunyikan putranya agar orang lain yang tidak menyukai kehadiran An Zi mengira kalau anak itu benar-benar sudah mati," lanjut An Se sambil menatap kelamnya langit malam tanpa bintang ataupun rembulan.'Dan surat yang aku kirimkan kepada mereka seharusnya sudah sampai dengan aman di sana,' pikir An Se sambil menatap awan-awan kelabu di angkasa.Yin Long kian penasaran. "Lalu?" *****Istana Kerajaan Pangkuran, tepatnya di istana Tunjung Arum, sebuah gedung besar dan megah yang diperuntukkan bagi seorang permaisuri.Saat ini, seorang wanita berparas jelita dengan bentuk wajah seperti biji kuaci, berkulit putih bak giok salju, terlihat te

    Last Updated : 2025-04-27
  • Kristal Jiwa Raja Naga   01. Sosok-sosok Misterius di Hujan Senja

    Cahaya lembayung senja merambat pelan, menembus masuk ke dalam gua batu, mewarnai dindingnya yang kasar dan sedikit basah dengan semburat jingga nan samar. Di tengah keheningan, seorang pria berambut lurus dan panjang keperakan tengah duduk bersila dengan mata terpejam. "Dia datang!" Seruan samar namun tegas terlepas dari bibirnya. "Akhirnya aku menemukan jejak keberadaan jiwanya!" Kelopak matanya terbuka perlahan, menampilkan sepasang iris abu-abu kebiruan berkilau dalam temaram, seperti pecahan es yang memantulkan cahaya bulan. Ia memiliki bentuk wajah bulat telur, berkulit halus seputih porselen, memancarkan pesona yang begitu menawan. Orang ini adalah Yin Long, seorang jenderal perang yang juga memiliki keahlian di bidang medis dari Alam Naga Langit yang sengaja turun ke bumi untuk mencari keberadaan pecahan jiwa junjungannya. "Ini benar-benar orang itu!" Sosok itu melesat terbang keluar gua, lalu hinggap dan berdiri di atas tempat tertinggi dengan sikap anggun berwib

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   02. Diselamatkan Ular

    Di sisi lain, masih di dalam Hutan Sawo Alas. Serumpun semak belukar bergerak-gerak akibat baru saja disusupi seseorang yang berlarian menerobos gerimis deras dan masuk begitu saja ke Hutan Sawo Alas yang terkenal angker. "Ternyata mereka semua memang mengejarku!" seru pemuda yang bersembunyi di balik rimbun semak belukar. Ketakutan dan kedinginan akibat siraman air hujan telah membuat tubuh basah kuyupnya gemetaran, seakan membeku di tempat. "Mengapa mereka semua mengejarku?" Pemuda itu berbisik dengan suara lemah dan bergetar. Ketakutan benar-benar telah mencengkeram perasaan anak muda tersebut, hingga wajah tampan dan manis miliknya semakin tampak pucat pasi dengan badan menggigil. "Pa--paman, to--tolong A--aku! Aku takut!" Anak muda lelaki itu merintih dalam ketakutan sambil memeluk lututnya. "Paman! Ampuni aku yang sudah melanggar larangan Paman An Se!" Pemuda belia itu terus bergumam dalam ketakutan. "Di mana dia?" Suara seorang pria bernada kasar dan dingin yang s

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   03. Kakak Tampan, Si Dewa Penolong

    Pemuda itu berlari sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba saja mengalami nyeri luar biasa. Meskipun hal ini sering ia alami sedari kecil, tapi bisakah penyakit sialan itu tidak datang sekarang? "Itu dia! Kejaaaar!" seru salah seorang sosok berjubah hitam sambil menunjuk ke arah bayangan kecil yang berlarian menyeruak hutan. Meskipun kaki-kakinya sesekali terpeleset dan hampir terjatuh, tetapi pemuda yang mengenakan pakaian hanfu biru muda itu tetap berusaha untuk bangkit dan kembali berlari meski tubuhnya sempoyongan. "Kepung dia! Ingat, jangan sampai bocah sialan itu lolos lagi!" seru pimpinan pemburu yang harus membawa anak tersebut untuk dihadapkan kepada sang pimpinan. Para pengejar segera melesat dengan gesit bagaikan terbang dan berhasil mengejar serta mengepung bocah lelaki buruan mereka. "Jangan!" Pemuda itu mengangkat kedua tangannya ke atas dengan sikap memohon, sedangkan dia sendiri melangkah mundur dan memutar tubuhnya untuk melihat seberapa banyak para pengepun

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   04. Langit dan Jatayu

    "Te--terima kasih, Kakak Tampan, Dewa Penolongku!" ucap bocah lelaki sambil menggenggam ujung jubah putih dari penolongnya."Pergilah kalian semua!" Pria berjubah putih memerintah dengan tegas dan dingin kepada orang-orang berjubah hitam yang berusaha bangkit dari jatuhnya dan berdiri dengan tertatih-tatih.Para pria berjubah hitam tidak ada yang bersuara barang sepatah kata pun. Mereka saling berpandangan, dan memberi isyarat satu sama lain, untuk kemudian secara serentak melangkah mundur tanpa perlawanan.Sepertinya, mereka bersiap-siap untuk meninggalkan tempat tersebut dengan tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Hal itu membuat anak muda berpenampilan berantakan di balik punggung pria berjubah putih pun menjadi sangat heran sekaligus merasa takjub akan wibawa penolongnya."Kakak ini sungguh sangat hebat!" Anak lelaki itu memuji dalam hati.Dia sungguh mengira, jikalau penolongnya ini adalah orang yang sangat hebat dan tentunya pandai dalam olah seni bela diri.Hutan Sawo Alas sem

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   05. Di Mana Kamu, An Zi?

    Jatayu mengerutkan alis. "Mengapa Adik Langit terkejut, apakah namaku terdengar aneh?" "Tidak! Tidak ada yang aneh dengan nama Kakak." Langit sedikit tergagap. "Itu nama yang bagus dan terdengar sangat gagah." "Ba--baiklah, Kak Jatayu." Langit menganggukkan kepala. "Baguslah. Sekarang kita bisa saling berteman." Pria berjubah putih bangkit dan mengawasi keadaan sekitarnya. "Oh ya, Adik Langit. Sebaiknya kita segera mencari tempat yang nyaman untuk berlindung. Hari sudah sangat gelap. Aku juga khawatir jika mereka akan mengejarmu lagi." Jatayu kemudian melihat sebatang pohon besar berdaun rindang yang dirasa bisa dijadikan tempat berteduh untuk sementara waktu. Pria itu pun segera mengajak Langit untuk berteduh. "Kamu tunggulah sebentar di bawah pohon ini!" "Kakak Jatayu hendak pergi ke mana?" bertanya Langit sambil duduk bersandar pada pokok batang pohon besar. Tubuhnya terasa kian melemah akibat dari kelelahan dan ketakutan yang baru saja menyerangnya. Terlebih lagi, sak

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   06. Berhenti Mencari An Zi

    Namun pria itu tidak memedulikan keadaannya saat ini, karena pikirannya sedang dibuat sangat tidak menentu atas hilangnya seseorang yang sangat penting baginya. Walau keluh kecil sekalipun tidak terlontar, tetapi nyala api obor berhasil menampilkan sirat wajah penuh kekhawatiran dan kesedihan.Dia adalah An Se, seorang pria keturunan keluarga bangsawan dari daratan Tiongkok yang tak sengaja terdampar di Pulau Jawa bersama dengan beberapa kerabat dan para pengikutnya dua belas tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan adanya suatu tragedi yang terjadi pada keluarganya, dan mengharuskan mereka semua melarikan diri sejauh mungkin dari negerinya.Seluruh Keluarga An dibantai secara keji oleh sekelompok orang suruhan yang menjalankan tugas dari orang yang menginginkan Keluarga An binasa hanya demi suatu persaingan bisnis perdagangan.Beruntungnya, An Se dan kakaknya, An Mei, berhasil diselamatkan. Mereka pergi hanya dengan sekelompok kecil pengikut setia hingga sampai di Tanah Jawa ini, tepatny

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   07. Diam Mematikan!

    "Jika melihat keadaan kita sekarang ini, memang sudah tidak mungkin untuk mencarinya lebih jauh lagi. Akan sangat berbahaya sekali jika keberadaan kita tercium oleh para penduduk desa itu, Tuan." Paman Lan berucap sambil mengikuti arah pandangan tuannya. "Maafkan paman, Tuan Besar! Bukannya paman tidak mencemaskan keadaan tuan muda, tetapi kita semua juga mengetahuinya." Paman Lan takut jika ucapannya tadi akan menyinggung sang majikan. An Se hanya bisa menarik napas sesaat, untuk kemudian mengembuskannya secara perlahan guna melepaskan keresahan hatinya. "Paman memang benar. Kalau begitu, mintalah mereka semua untuk pulang kembali ke lembah. Biar kita lanjutkan pencarian esok hari." "Siap, laksanakan perintah!" Paman An Lan yang merupakan salah seorang tetua dari Keluarga An segera memanggil salah seorang dari para pengikut An Se agar memberitahukan kepada semua orang, bahwa pencarian dihentikan untuk sementara waktu. An Se mendesahkan napas berat sambil berbalik badan dan ber

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   122. Lukisan dan Kecemburuan Raja

    Ekspresi wajah Yin Long tampak serius, menunggu cerita An Se mengenai kedua orang tua An Zi.Sebelum berbicara lebih lanjut, An Se menarik napas sesaat. "Orang tua An Zi adalah ....""Mereka adalah orang penting yang tinggal sangat jauh dari lembah ini. Mereka dengan sengaja menyembunyikan putranya agar orang lain yang tidak menyukai kehadiran An Zi mengira kalau anak itu benar-benar sudah mati," lanjut An Se sambil menatap kelamnya langit malam tanpa bintang ataupun rembulan.'Dan surat yang aku kirimkan kepada mereka seharusnya sudah sampai dengan aman di sana,' pikir An Se sambil menatap awan-awan kelabu di angkasa.Yin Long kian penasaran. "Lalu?" *****Istana Kerajaan Pangkuran, tepatnya di istana Tunjung Arum, sebuah gedung besar dan megah yang diperuntukkan bagi seorang permaisuri.Saat ini, seorang wanita berparas jelita dengan bentuk wajah seperti biji kuaci, berkulit putih bak giok salju, terlihat te

  • Kristal Jiwa Raja Naga   120. Niat Menculik An Zi

    Wajah An Se melunak. "Anak itu ... untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan dia juga mengejutkanku dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. An Zi, sepertinya memiliki harapan baik ke depannya." "Lalu bagaimana dengan sakitnya, apakah dia masih memiliki keluhan?" tanya Yin Long yang ingin mengetahui lebih jauh. An Se menggeleng, lalu berkata, "Untuk beberapa hari ini setelah hari itu, dia tidak mengeluh sakit perut lagi. Hanya saja saat tidur, dia masih sering mengigau tentang sesuatu yang tidak jelas. Dia masih sering memanggil-manggil nama seseorang yang aku sendiri tidak mengenalnya.""Nama seseorang?" Alis Yin Long berkerut, tangannya yang hendak memindahkan bidak catur pun terhenti hingga menggantung di udara sampai beberapa saat. "Nama siapakah itu, Gege?""Jatayu. Dia memanggilnya dengan sebutan Kakak Jatayu." 'Jatayu?' Yin Long seketika teringat akan pemuda sederhana yang ia temui beberapa hari lalu dan mereka s

  • Kristal Jiwa Raja Naga   119. Mengunjungi An Se

    Beberapa hari kemudian, di Lembah Pakisan.Kabut tipis menggulung pelan di atas aliran Sungai Seruling, menelusup ke celah-celah dedaunan pakis yang tumbuh liar di sepanjang lereng lembah.Malam telah turun, menyelubungi langit dengan jubah kebiruan gelap. Nyala lentera-lentera dari kertas berwarna merah keemasan di Paviliun Bunga Kertas tampak bergoyang lembut diterpa angin lembah.Di dalam paviliun, An Se duduk bersila di atas tikar anyaman bambu, mengenakan jubah dalam warna hijau pinus dengan sulaman awan di ujung lengan. Di hadapannya mengepul secangkir teh hangat, aroma melatinya lembut, bercampur dengan harum kayu cendana dari dupa yang terbakar di sudut ruangan, sedangkan tangannya sibuk menata bidak-bidak catur bulat pipih warna hitam di atas papan berbentuk bujur sangkar.Suar seseorang terdengar dari belakang An Se. "Tuan Besar, Tuan Muda Yin ada di sini. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Tuan Besar." "Suruh dia masuk," kata An Se dengan suara tenang."Bai

  • Kristal Jiwa Raja Naga   118. Kabar Buruk di Klan Naga Hitam

    Hei Fu Long langsung mengerti. Wanita itu mengambil guci tempat arak dan menuangkannya hingga hampir penuh ke dalam cawan di tangan suaminya. "Silakan, Yang Mulia." Pangeran Hei Xin Long hanya mengangguk dengan anggun. Para prajurit naga hitam segera bangkit dari bersujudnya dan berdiri berbaris dengan wajah yang sedikit lebih baik."Baiklah. Untuk masalah kegagalan para prajurit bisa kita bahas di lain waktu. Aku masih bisa memberikan toleransi kepada mereka. Sekarang, kami hanya ingin mengetahui tentang keberadaan Hei Xian, putra kami." Hei Mo mengepalkan kedua tangannya. "Menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, sebenarnya kami memberanikan diri untuk kembali, itu karena kami membawa sebuah berita penting." "Berita penting?" Pangeran Hei Xin Long mengernyitkan dahinya. "Sepenting apa berita itu, dan apa adakah kaitannya dengan Xian'er kami?"Semua orang juga merasa penasaran hingga mereka menahan napas."Berita penting apakah itu, lalu di manakah Pangeran kalian?" Pangeran Hei Xin

  • Kristal Jiwa Raja Naga   117. Mengubah Peraturan Klan

    "Pangeran merencanakan sesuatu yang berbahaya," ucap Hei Mo disertai keringat dingin yang membuat tubuhnya gemetar."Ah Xian! Apa yang direncanakan olehnya?" Hei Fu Long sangat khawatir. "Kamu tenanglah dulu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long mengingatkan. Hei Fu Long menatap Pangeran Hei Xin Long, ekspresi wajahnya terlihat cemas. "Yang Mulia ...." Pangeran Hei Xin Long menggeleng dan berkata, "Lanjutkan!""Baik, Yang Mulia." Hei Mo melanjutkan, "Semula kami hanya mengawasi dari jauh apa pun yang dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran, sampai akhirnya kami kehilangan jejaknya untuk sementara waktu.""Kehilangan jejak?" Alis Pangeran Hei Xin Long berkerut, lalu bertanya, "Sepertinya kalian baru saja bertarung dengan orang yang bisa membuat kalian kewalahan dan menjadi seperti ini.""Itu memang benar, Yang Mulia," ucap Hei Mo dengan rasa was-was hingga kepalanya ditunjukkan dengan cukup dalam. "Dan kami ... kalah." "Susah kuduga. Jika kalian baru saja bertarung dan kalah, lalu mengapa kali

  • Kristal Jiwa Raja Naga   116. Di Mana Pangeran Hei Xian?

    Pangeran Hei Xin Long mengangkat kepalanya dari sandaran kursi. Wajahnya terlihat buruk. "Jika ada cara untuk menembus segel sialan itu, maka sudah sejak lama aku pasti akan melakukannya!"Nada suara Pangeran Hei Xin Long terdengar emosi. Ekspresi wajahnya bahkan langsung berubah dari hanya kesal menjadi marah. "Jangankan untuk menghancurkan pagar pelindung itu, sedangkan menyentuhnya saja kita tidak bisa!"Melihat gelagat tidak baik, Tetua Hei Ji merasa hatinya bergetar. Dia buru-buru berkata yang bersifat menenangkan. "Yang mulia mohon tenanglah, saya yakin pasti akan ada cara untuk mengatasi masalah ini.""Kalau begitu, sebaiknya Anda segera memikirkan caranya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara Tetua melakukannya, dan aku hanya ingin Anda berhasil mendapatkan cara untuk mendobrak pagar pelindung di atas lembah itu." Pangeran Hei Xin Long berkata sembari mengibaskan tangan hingga kain lengan jubahnya bergerak, menimbulkan desir angin.Tetua Hei

  • Kristal Jiwa Raja Naga   115. Aura Dingin Hei Fu Long

    Hei Fu Long segera bangkit dan berjalan ke arah Pangeran Hei Xin Long. Wanita itu kembali menggamit lengan Pangeran Hei Xin Long dengan mesra, lalu berucap dengan suara lembut. "Kami semua mengerti akan perasaan Anda, Yang Mulia. Tentu saja kita harus merebut kristal jiwa itu meski harus membunuh anak itu. Sekarang kita hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha lagi." Hei Fu Long tentu saja mengetahui, jika orang semacam ini tidak mudah diluluhkan. Namun, dia tetap melakukannya meski mungkin Sang Penasihat Agung ini tidak terlalu menganggap ucapannya adalah hal yang penting. "Hamba tahu kalau masalah ini tidak dapat diabaikan. Raja Klan Naga Hitam harus secepatnya dibangunkan agar kita semua kembali memiliki pemimpin yang sesungguhnya. Atau ... bagaimana jika hamba juga turun tangan dan melihat formasi yang melindungi lembah itu?" Hei Xin Long tidak menjawab ataupun menepis pegangan tangan istrinya dan membi

  • Kristal Jiwa Raja Naga   114. Hei Wang Harus Segera Dibangunkan!

    Saat ini, Pangeran Hei Xin Long merasa perih dalam hati. "Bertahun-tahun. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan kita di sini sudah lebih dari dua ratus tahun dalam pencarian kristal jiwa raja naga keparat itu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long menatap wajah wanita cantik di sampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Dan waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tubuh Hei Wang tidak bisa terus ditempatkan di dalam peti giok hitam itu untuk selamanya." Tetua lain berseru, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Anda, Yang Mulia. Meskipun peti giok itu dapat mempertahankan tubuhnya, tetapi juga dapat menyerap habis vitalitas dan daya kekuatan Yang Mulia Raja. Dan kalaupun Yang Mulia Raja bisa dibangunkan kelak, mungkin dia sudah tidak memiliki kekuatan seperti semula." Kepala Pangeran Hei Xin Long semakin terasa sakit. "Jadi, ternyata peti giok hitam itu tetap ada akibat buruknya juga?" tanya Jenderal Hei Kun Long. "Jika aku tidak memikirkan hal itu, maka aku tidak akan terlalu terburu

  • Kristal Jiwa Raja Naga   113. Jepit Rambut Sisik Naga

    "Pangeran Hei Xian dapat mendeteksi kristal naga pelangi dalam diri seseorang?" tanya Tetua Hei Sheng dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana mungkin?" Mendengar pertanyaan ini, Hei Fu Long menjadi gelisah, takut jika identitas putra kesayangannya terbongkar. Ia melirik sekilas ke arah Pangeran Hei Xin Long yang tetap tak bergerak dari tempatnya. 'Bagaimana ini?' tanya Hei Fu Long dalam hati dan ia semakin merasa khawatir. 'Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!' Tetua Hei Sheng memandang ke arah Pangeran Hei Xin Long, lalu bertanya dengan ekspresi penasaran. "Yang Mulia, benarkah apa yang dikatakan Jenderal Hei Xiang tentang Pangeran Hei Xian?" Sebelum menjawab, Pangeran Hei Xin Long meneguk sisa minumannya. "Benar." Semua orang yang baru saja mendengar hal ini pun dibuat terkejut. Pangeran Hei Xin Long melanjutkan ucapannya dengan sikap tenang. "Meskipun dia sedikit nakal tetapi putraku memiliki kemampuan langka yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Itu memang keistimewaann

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status