Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 02. Diselamatkan Ular

Share

02. Diselamatkan Ular

last update Last Updated: 2025-01-25 23:34:42

Di sisi lain, masih di dalam Hutan Sawo Alas.

Serumpun semak belukar bergerak-gerak akibat baru saja disusupi seseorang yang berlarian menerobos gerimis deras dan masuk begitu saja ke Hutan Sawo Alas yang terkenal angker.

"Ternyata mereka semua memang mengejarku!" seru pemuda yang bersembunyi di balik rimbun semak belukar. Ketakutan dan kedinginan akibat siraman air hujan telah membuat tubuh basah kuyupnya gemetaran, seakan membeku di tempat.

"Mengapa mereka semua mengejarku?" Pemuda itu berbisik dengan suara lemah dan bergetar.

Ketakutan benar-benar telah mencengkeram perasaan anak muda tersebut, hingga wajah tampan dan manis miliknya semakin tampak pucat pasi dengan badan menggigil.

"Pa--paman, to--tolong A--aku! Aku takut!" Anak muda lelaki itu merintih dalam ketakutan sambil memeluk lututnya. "Paman! Ampuni aku yang sudah melanggar larangan Paman An Se!" Pemuda belia itu terus bergumam dalam ketakutan.

"Di mana dia?"

Suara seorang pria bernada kasar dan dingin yang sekali lagi berhasil mengejutkan pemuda belia yang sedang menggigil ketakutan di balik rimbun semak.

Suara lain menyahut, "Sepertinya tadi dia lari ke tempat ini!"

"Kalau begitu cepat periksa dan jangan biarkan pemuda itu lolos!" seru sang pemimpin, tegas.

"Siap!"

Puluhan sosok-sosok misterius berjubah hitam segera menyebar tanpa memedulikan derasnya hujan. Gelegar halilintar juga diabaikan.

Para pemburu ini hanya ingin menemukan pemuda yang telah terdeteksi oleh pimpinan mereka sebagai pemilik tanda khusus di dalam tubuhnya. Hal itu pulalah yang membuat mereka dengan sangat mudah menemukan sang buruan.

"Celaka! Bagaimana ini?" Pemuda berusia enam belas tahun yang masih bersembunyi, berseru dalam hati. "Dewa, tolong aku!"

"Paman! Paman An Se, tolong aku!" Anak lelaki muda itu hanya bisa meratap dan menyebut sang paman dalam hati sambil mencucurkan air mata.

Sosok-sosok berjubah hitam masih terus mencari buruannya dengan tanpa bersuara, walaupun mereka semua harus bermandikan hujan di senja hari.

Entah siapa, dari mana mereka berasal, dan apa maksud tujuan orang-orang misterius itu memburu anak muda yang semula sedang dalam perjalanan pulang lalu tersesat di Hutan Sawo Alas.

Salah seorang pria berjubah tiba-tiba mendekati semak-semak tempat di mana si anak muda lelaki itu bersembunyi.

Sosok tubuh tinggi besar itu sudah serupa hantu bagi si anak muda dan sialnya lagi, pria berjubah hitam tampaknya tidak akan menyurutkan langkahnya.

"Jangan! Jangan temukan aku!" Si anak muda berbisik lirih, nyaris tak terdengar oleh telinganya sendiri. "Jangan mendekat ke mari, kumohon!"

Si anak muda lelaki memejamkan kedua matanya sesaat, lalu mengintip lelaki berjubah hitam dari celah dedaunan yang basah.

Ketegangan benar-benar seperti hendak membunuhnya saat ini juga. Tubuh lemahnya semakin gemetar dengan debar jantung yang terus berdetak cepat.

"Mungkin ... dia ada di dalam semak-semak ini?" gumam sosok berjubah hitam sambil menusukkan ujung pedangnya hingga berulang kali ke dalam semak belukar. "Kamu tidak akan bisa lolos lagi, Bocah Sialan!"

"Aaa!" Suara pekikan kecil dalam bungkaman telapak tangan si anak muda berhasil mengekspos keberadaan sang anak muda, ketika ujung pedang menembus rimbun semak dan nyaris menusuk salah satu matanya.

Anak muda di dalam semak merasa lega karena matanya masih selamat. Ia hanya mampu berkata dalam hati. "Untunglah tidak mengenai biji mataku!"

Pria berjubah tiba-tiba mendengar suar gemerisik benda-benda yang saling bergesekan. "Suara apa itu?"

"Sepertinya aku mendengar suara aneh di sini." Lelaki berjubah sibuk mencari sesuatu.

Anak muda di balik rimbun semak semakin ketakutan.

Pria berjubah hitam yang basah kuyup itu melihat suatu pergerakan dan langsung menebaskan pedangnya ke arah rerimbunan semak tersebut dan seekor ular hitam belang kuning sebesar batang pohon tebu pun tersangkut di ujung pedangnya dalam keadaan sudah mati.

"Hanya seekor cacing rupanya." Pria berjubah langsung melemparkan bangkai ular secara sembarangan.

'Ha--ham ... hampir saja!' Anak muda lelaki berseru dalam hati dengan napas tertahan.

Kali ini, si anak muda selamat dari seekor ular yang diam-diam sedang mengincarnya. Binatang itu merasa terganggu oleh kehadiran mahluk lain dalam semak belukar tempat istirahatnya.

'Terima kasih, Saudara Ular, kamu sudah menyelamatkanku!' bisik pemuda itu dalam hati.

Napas pemuda itu terengah-engah, akibat rasa panik yang tiada tara. Keringat dingin mengalir dan bercampur dengan air hujan. Tubuh basah kuyupnya semakin menggigil ketakutan, hingga suara sengalannya terdengar jelas.

"Suara apa lagi itu?" Sosok pria berjubah hitam merasa curiga sambil menebas berulang kali dedaunan kecil hingga beterbangan.

Tentu saja, pemuda itu menjadi semakin ketakutan dan tubuhnya terjengkang ke belakang akibat dari rasa kagetnya. Akan tetapi, dia juga tidak ingin tertangkap tanpa melakukan suatu usaha.

Dia pun segera bergerak dengan cepat keluar dari persembunyian, untuk kemudian lari semampu dia bisa, dan terus pergi sejauh-jauhnya dari tempat tersebut.

Namun naas, sosok berjubah hitam lainnya melihat pergerakan bocah lelaki yang sudah mulai merasa tidak enak pada salah satu bagian tubuhnya.

"Sakiiiiit!" Si lelaki muda tiba-tiba saja meringis, memegangi bagian perutnya yang terasa sangat sakit.

Ia pun hanya bisa mengeluh dan bertanya dalam hati. "Apa lagi yang terjadi denganku? Mengapa sakit ini datang pada saat yang sangat tidak tepat?"

"Sakit! Perutku sangat sakit!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Xiao San
sangart seru
goodnovel comment avatar
Ghoshot
ular JD Korban
goodnovel comment avatar
Shen Sha
keren parah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kristal Jiwa Raja Naga   03. Kakak Tampan, Si Dewa Penolong

    Pemuda itu berlari sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba saja mengalami nyeri luar biasa. Meskipun hal ini sering ia alami sedari kecil, tapi bisakah penyakit sialan itu tidak datang sekarang? "Itu dia! Kejaaaar!" seru salah seorang sosok berjubah hitam sambil menunjuk ke arah bayangan kecil yang berlarian menyeruak hutan. Meskipun kaki-kakinya sesekali terpeleset dan hampir terjatuh, tetapi pemuda yang mengenakan pakaian hanfu biru muda itu tetap berusaha untuk bangkit dan kembali berlari meski tubuhnya sempoyongan. "Kepung dia! Ingat, jangan sampai bocah sialan itu lolos lagi!" seru pimpinan pemburu yang harus membawa anak tersebut untuk dihadapkan kepada sang pimpinan. Para pengejar segera melesat dengan gesit bagaikan terbang dan berhasil mengejar serta mengepung bocah lelaki buruan mereka. "Jangan!" Pemuda itu mengangkat kedua tangannya ke atas dengan sikap memohon, sedangkan dia sendiri melangkah mundur dan memutar tubuhnya untuk melihat seberapa banyak para pengepun

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   04. Langit dan Jatayu

    "Te--terima kasih, Kakak Tampan, Dewa Penolongku!" ucap bocah lelaki sambil menggenggam ujung jubah putih dari penolongnya."Pergilah kalian semua!" Pria berjubah putih memerintah dengan tegas dan dingin kepada orang-orang berjubah hitam yang berusaha bangkit dari jatuhnya dan berdiri dengan tertatih-tatih.Para pria berjubah hitam tidak ada yang bersuara barang sepatah kata pun. Mereka saling berpandangan, dan memberi isyarat satu sama lain, untuk kemudian secara serentak melangkah mundur tanpa perlawanan.Sepertinya, mereka bersiap-siap untuk meninggalkan tempat tersebut dengan tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Hal itu membuat anak muda berpenampilan berantakan di balik punggung pria berjubah putih pun menjadi sangat heran sekaligus merasa takjub akan wibawa penolongnya."Kakak ini sungguh sangat hebat!" Anak lelaki itu memuji dalam hati.Dia sungguh mengira, jikalau penolongnya ini adalah orang yang sangat hebat dan tentunya pandai dalam olah seni bela diri.Hutan Sawo Alas sem

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   05. Di Mana Kamu, An Zi?

    Jatayu mengerutkan alis. "Mengapa Adik Langit terkejut, apakah namaku terdengar aneh?" "Tidak! Tidak ada yang aneh dengan nama Kakak." Langit sedikit tergagap. "Itu nama yang bagus dan terdengar sangat gagah." "Ba--baiklah, Kak Jatayu." Langit menganggukkan kepala. "Baguslah. Sekarang kita bisa saling berteman." Pria berjubah putih bangkit dan mengawasi keadaan sekitarnya. "Oh ya, Adik Langit. Sebaiknya kita segera mencari tempat yang nyaman untuk berlindung. Hari sudah sangat gelap. Aku juga khawatir jika mereka akan mengejarmu lagi." Jatayu kemudian melihat sebatang pohon besar berdaun rindang yang dirasa bisa dijadikan tempat berteduh untuk sementara waktu. Pria itu pun segera mengajak Langit untuk berteduh. "Kamu tunggulah sebentar di bawah pohon ini!" "Kakak Jatayu hendak pergi ke mana?" bertanya Langit sambil duduk bersandar pada pokok batang pohon besar. Tubuhnya terasa kian melemah akibat dari kelelahan dan ketakutan yang baru saja menyerangnya. Terlebih lagi, sak

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   06. Berhenti Mencari An Zi

    Namun pria itu tidak memedulikan keadaannya saat ini, karena pikirannya sedang dibuat sangat tidak menentu atas hilangnya seseorang yang sangat penting baginya. Walau keluh kecil sekalipun tidak terlontar, tetapi nyala api obor berhasil menampilkan sirat wajah penuh kekhawatiran dan kesedihan.Dia adalah An Se, seorang pria keturunan keluarga bangsawan dari daratan Tiongkok yang tak sengaja terdampar di Pulau Jawa bersama dengan beberapa kerabat dan para pengikutnya dua belas tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan adanya suatu tragedi yang terjadi pada keluarganya, dan mengharuskan mereka semua melarikan diri sejauh mungkin dari negerinya.Seluruh Keluarga An dibantai secara keji oleh sekelompok orang suruhan yang menjalankan tugas dari orang yang menginginkan Keluarga An binasa hanya demi suatu persaingan bisnis perdagangan.Beruntungnya, An Se dan kakaknya, An Mei, berhasil diselamatkan. Mereka pergi hanya dengan sekelompok kecil pengikut setia hingga sampai di Tanah Jawa ini, tepatny

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   07. Diam Mematikan!

    "Jika melihat keadaan kita sekarang ini, memang sudah tidak mungkin untuk mencarinya lebih jauh lagi. Akan sangat berbahaya sekali jika keberadaan kita tercium oleh para penduduk desa itu, Tuan." Paman Lan berucap sambil mengikuti arah pandangan tuannya. "Maafkan paman, Tuan Besar! Bukannya paman tidak mencemaskan keadaan tuan muda, tetapi kita semua juga mengetahuinya." Paman Lan takut jika ucapannya tadi akan menyinggung sang majikan. An Se hanya bisa menarik napas sesaat, untuk kemudian mengembuskannya secara perlahan guna melepaskan keresahan hatinya. "Paman memang benar. Kalau begitu, mintalah mereka semua untuk pulang kembali ke lembah. Biar kita lanjutkan pencarian esok hari." "Siap, laksanakan perintah!" Paman An Lan yang merupakan salah seorang tetua dari Keluarga An segera memanggil salah seorang dari para pengikut An Se agar memberitahukan kepada semua orang, bahwa pencarian dihentikan untuk sementara waktu. An Se mendesahkan napas berat sambil berbalik badan dan ber

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   08. Penyelamat Langit

    Angin berderu dengan dahsyatnya, datang dari dua sosok pria yang saling berlawanan tanpa adanya suatu gerakan tubuh sama sekali. Pepohonan dan semak belukar ikut bergolak hebat, hingga daun-daun serta ranting-ranting banyak yang patah akibat serangan badai angin kekuatan gaib tersebut. Semua benda ringan beterbangan, berbenturan dan terus berputar-putar tanpa henti.Tentu saja, perang kekuatan gaib tingkat tinggi itu juga membuat para hewan di Hutan Sawo Alas juga menjadi sangat terkejut dan panik. Mereka pun lari tunggang langgang bagaikan sedang dikejar oleh sepasukan hantu jahat yang siap menerkam dan melumat hingga hancur menjadi debu dan abu."Anak muda ini memiliki darah yang sangat istimewa, akan tetapi juga seperti sudah tercemar oleh darah dari mahluk kegelapan." Pria berjubah ungu tuan terus mengerahkan kekuatannya untuk menekan kekuatan anak muda di hadapannya yang ternyata masih belum bisa sepenuhnya menggunakan kekuatan tenaga dalam bawaan lahirnya. "Sepertinya, anak mud

    Last Updated : 2025-02-17
  • Kristal Jiwa Raja Naga   09. Pertarungan Naga

    "Dan ini juga yang terakhir kalinya kukatakan, kalau Jatayu ini tetap tidak akan menyerahkan Langit kepada siapa pun!" Jatayu tetap pada pendiriannya."Kamu begitu bersikeras, Jatayu. Maka aku pun tidak punya pilihan lain lagi." Pria berjubah ungu tua meluruskan tangan kanannya ke bawah hingga sejajar dengan paha. Telapak tangan lelaki tersebut tiba-tiba saja mengeluarkan segumpal cahaya ungu terang yang berpijaran. "Majulah, Jatayu! Kuharap kamu tidak mengataiku sebagai orang dewasa yang telah berbuat curang, karena telah melawan dan menindas anak kecil sepertimu!""Apa? Orang itu mengatakan aku anak kecil?" Jatayu bertanya dalam hati dan merasa sangat tidak suka atas perkataan pria tersebut. "Sepertinya, dia terlalu meremehkan aku!"Jatayu pun segera menyiapkan kekuatannya dengan melakukan hal yang serupa dengan pria berjubah ungu. Tetapi yang keluar dari telapak tangan dan tubuh Jatayu bukanlah cahaya, melainkan asap hitam beracun yang teramat pekat dan segera menyebar ke segala ar

    Last Updated : 2025-02-17
  • Kristal Jiwa Raja Naga   10. Di Mana Orang Tuaku, Paman

    Pada saat yang sama, Langit yang masih berada dalam lingkup array pelindung ternyata mulai tersadar dari tidurnya akibat Mantra Penidur. Anak muda buronan orang-orang misterius tak dikenal itu merasa bingung dengan keadaan sekitarnya. Pepohonan di area ini tidak terlalu lebat walau terasa asing dan terlihat lebih terang jika dibandingkan dengan tempat semula. Gelap, sepi dan dingin, terasa begitu menakutkan bagi Langit yang selama ini selalu terlindungi di tempat yang nyaman dan aman. "Di mana aku?" Langit tidak melihat siapa pun di sekitar tempat itu. Dirinya hanya sendiri dan tubuhnya masih lemah. "Gelap sekali dan aku ... aku sendirian?' 'Mengapa aku jadi sendirian?' Langit menoleh ke arah kanan dan kiri dengan tubuh sedikit menggigil. 'Tak ada siapa pun. ' Ketakutan tiba-tiba saja langsung menghinggapi pikirannya. Langit berkeluh, seraya memangil seseorang. "Paman, tolong aku!' Meski usianya saat ini beranjak remaja, tetapi dia masih memiliki sifat manja selayaknya seor

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   81. Cahaya Emas dari Langit

    "Baiklah, Tuan Bai Yi. Semoga kita bisa menjadi sahabat di masa depan." Jatayu berkata seraya menggigit sepotong bakwan yang disusul dengan beberapa buah cabai hijau. "Tentu. Mengapa tidak?" Yin Long menyahut sambil mulai menyantap makanan yang dipesannya dan sudah mulai sedikit dingin. "Silakan dinikmati hidangannya. Anggap saja sebagai tanda perkenalan dari musafir tak beratap ini." Jatayu hanya tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, Tuan Bai!" Sebenarnya, Jatayu dengan sengaja mendatangi Yin Long karena ia juga merasakan bau napas naga yang cukup asing baginya. Dia hanya ingin memastikan dari jarak dekat, apakah kecurigaannya ini benar-benar nyata. "Aromanya tidak seperti aura milik Paman Zi Wu yang masih sedikit berbau naga kegelapan. Bau napas naga orang ini justru sangat murni dan tidak mudah ditebak. Siapa dia sebenarnya?" Jatayu berkata-kata dalam hati sembari memerhatikan Yin Long dengan mata menyipit.

  • Kristal Jiwa Raja Naga   80. Bertemu Jatayu

    "Tuan tidak perlu melakukan hal yang sia-sia. Dia itu seorang anak muda pemalas yang hanya mengandalkan hidupnya dari mengemis. Jika hari ini Anda menolongnya, mungkin besok dia juga tetap akan mengulangi mengemis dan mengemis lagi!" seru Ki Sarta dengan wajah tidak mengenakkan. Yin Long ingin menyahut, tetapi orang lain merebut ucapannya."Benar sekali. Dia itu tidak pernah ada kapoknya. Kemarin dia baru saja diusir, tetapi hari ini juga datang lagi. Pelanggan kami banyak yang lari karena merasa jijik melihatnya!" Seorang wanita menimpali. "Gara-gara kedatangannya, kedai kami terancam tidak laku."Yin Long menggelengkan kepala, merasa miris dengan sikap semua orang."Bukankah kedai ini masih tetap cukup ramai?" Jatayu yang bicara kali ini. "Memang masih ramai, tetapi tidak seperti sebelum pengemis itu datang. Para orang-orang kaya yang tadinya menjadi pelanggan di sini, semuanya pergi hanya karena melihat dia duduk di sana." Salah seor

  • Kristal Jiwa Raja Naga   79. Tersedak Bakwan

    Pengemis berambut gimbal telah selesai mengumpulkan koin-koinnya dengan perasaan sedih. Ia menggenggam erat-erat, seperti sangat takut kehilangan uangnya. Pengemis itu lalu duduk bersimpuh di atas tanah dengan pakaian yang semakin kotor oleh debu.Pengemis berambut gimbal mendongak ke atas, memperlihatkan wajahnya yang dipenuhi luka bernanah. Tangannya terulur seraya menawarkan tiga keping uang koin yang kotor oleh debu.Melihat rupa buruk pengemis berambut gimbal, Ki Sarta dan orang-orang di kedai merasa sangat jijik dan beberapa dari mereka bahkan sampai muntah, selera makan pun hilang seketika. Yin Long menghela napas seraya memejamkan mata. Ia merasa sangat prihatin dengan kondisi si pengemis, tetapi juga kesal terhadap lelaki gendut yang sedang mencak-mencak di sana.Sebagai seorang tabib, hatinya meronta dan ingin sekali menolong pengemis berambut gimbal dari luka-luka di wajah dan tubuhnya. 'Sepertinya orang itu sangat

  • Kristal Jiwa Raja Naga   78. Pengemis Berambut Gimbal

    Tak ingin terus larut dalam ingatan masa lalunya, Yin Long mengedarkan pandangan matanya. Ia melihat seorang lelaki berpakaian compang-camping tengah duduk di luar kedai sambil menggenggam mangkuk tanah liat yang sudah retak. Lelaki itu terlihat seperti seorang gembel dengan rambut gimbal berantakan, wajah dan berkulit dekil. Pakaiannya terbuat dari kain berbahan kasar yang akan terasa panas serta gatal, penuh dengan tambalan di sana-sini."Sejak kapan dia ada di sini?" Yin Long menyipitkan mata dan bertanya dalam hati. Dia teringat, saat pertama memasuki pintu utama pagar pembatas kedai terbuka ini, tidak ada seorang pengemis pun di sana.'Mungkin dia baru saja datang setelah aku masuk ke mari,' pikir Yin Long sambil memainkan beberapa ketukan jari di atas meja guna menghindari rasa jenuh. Tentu saja, kehadiran Yin Long yang memiliki paras wajah tampan nan cantik, kulit putih cerah dan warna mata abu-abu, berhasil membuat banyak orang

  • Kristal Jiwa Raja Naga   77. Mencari Kedai

    Di tempat lain, Yin Long melihat ke atas dan matahari kian naik tinggi. Barang-barang yang dibutuhkan sudah didapatkan. Tentu saja ini adalah saatnya dia harus segera kembali ke lembah sebelum hari semakin siang.Pemuda itu bergegas pergi meninggalkan pasar dengan hati riang sembari melihat-lihat keadaan hidup sehari-hari para penduduk Desa Sindangan yang tidak lebih baik dari pada kehidupan di dalam lembah.'Jika dibandingkan dengan para penghuni lembah, keadaan warga di desa ini jauh lebih menyedihkan,' gumam Yin Long ketika melihat pemandangan yang membuat hatinya merasa kasihan. Pada saat Yin Long tengah asyik melihat-lihat keadaan di sepanjang perjalanan, tiba-tiba saja perutnya mengeluarkan bunyi aneh.'Aku ini mahluk jenis naga dan berasal dari langit, tapi mengapa aku masih saja merasa lapar seperti manusia bumi pada umumnya?' Yin Long terkadang mengeluhkan hal ini. Ia menggeleng kecil sambil mengusap perutnya. 'Sudahlah. Meskipun aku berasal dari alam langit, tapi aku juga

  • Kristal Jiwa Raja Naga   76. Seorang Dermawan

    Saat teringat akan semua kehangatan di Perguruan Bukit Salju Berawan, Yin Long kembali bersedih, tetapi ia tak menyesali keputusannya datang ke bumi. Ia bertekad akan kembali secepatnya setelah Caihong Xue berhasil bangkit dan memiliki lagi kekuatan mutlaknya. 'Baiklah.' Akhirnya, Yin Long menerima tawaran itu dan mencicipinya. Begitu kue itu menyentuh lidahnya, rasa manis alami dari pisang berpadu dengan lembutnya adonan tepung dan aroma santan yang kaya."Hmm ... kue nagasari ini benar-benar enak dan sedikit mirip dengan kue mawar buatanku," pikir Yin Long sambil mengunyah pelan dan menikmati sensasi manis, asam, asin, rasa yang dingin, lembut serta kenyal yang berputar di lidahnya.Dalam hati, Yin Long langsung memberi nilai sepuluh untuk kue ini. Yin Long menatap gadis itu dan tersenyum. "Kuenya sangat lezat. Aku akan membeli semuanya untuk oleh-oleh.""Semuanya?" Gadis itu berseru tanpa sadar hingga matanya membesar. Ia t

  • Kristal Jiwa Raja Naga   75. Kue Naga?

    Yin Long dengan teliti memilih berbagai bahan obat dan rempah-rempah yang ia butuhkan. Meskipun ia sudah sangat mengenal jenis-jenis tanaman obat, ia tetap tidak segan bertanya jika menemukan sesuatu yang asing baginya.Setiap kali penjual menawarkan sesuatu yang mungkin berguna, ia memperhatikan dengan saksama, memastikan bahwa bahan-bahan yang ia pilih benar-benar berkualitas.Setelah menyelesaikan semua pembayaran, Yin Long melangkah keluar dari kios dan berjalan menyusuri pasar yang masih ramai meski siang sudah mulai merambat ke sore. Sambil berjalan, ia mengintip isi keranjangnya, memastikan semua yang dibutuhkan telah terbeli."Sebagian besar sudah kudapatkan, meskipun masih ada yang kurang. Tak masalah, aku bisa mencarinya di hutan di lereng gunung," pikirnya sambil melirik rempah-rempah yang tersusun rapi dalam keranjang anyaman bambu di tangannya. Sejenak ia tersenyum kecil. 'Orang-orang di bumi ternyata cukup ramah. Mereka banyak membantuku menemukan bahan-bahan yang aku

  • Kristal Jiwa Raja Naga   74. Pergi ke Pasar

    Matahari baru saja naik sepenggalah ketika sosok seorang pemuda berambut panjang, mengenakan hanfu putih bersih, melangkah dengan tenang di jalan berbatu yang membelah Desa Sindangan.Suasana pagi menjelang siang begitu indah, hangat sinar surya membias di permukaan pakaiannya, memberi kesan seolah dia adalah sosok dewa yang baru saja keluar dari dalam lukisan. Mata abu-abu mudanya memindai sekitar dengan pandangan tenang namun cermat.Desa Sindangan adalah permukiman kecil yang terletak paling dekat dengan Lembah Pakisan, sebuah tempat yang dikenal hanya sebagai lekukan tanah berbatu bagi penduduk Kademangan Blewah. Tak seorang pun menyadari bahwa di balik kabut tipis yang menyelimutinya, lembah itu menyimpan pemukiman tersembunyi yang tak terjangkau oleh mata awam.Hari ini, Yin Lon, sang jenderal naga perak yang sengaja turun ke dunia manusia, meminta izin kepada An Se untuk meninggalkan lembah. Ia memiliki misi sederhana, yaitu mencari bahan dasar ramu

  • Kristal Jiwa Raja Naga   73. Mencintai Musuh

    "Orang itu ...." Hei Fu Long menyeka air matanya. "Orang yang mungkin saja telah mengatakan sesuatu kepada Ah Xian. Terutama mereka!" "Mereka?" Hei Xin Long mengerutkan alis."Ya. Mereka ... anak-anak yang menggunakan tentang warna rambut dan iris mata anak kita. Panggil mereka semua dan beri hukuman atas kelancangan mulut mereka!" Hei Fu Long menatap Hei Xin Long, seakan menuntut pria itu agar segera bertindak."Fu'er, tenanglah!" Hei Xin Long menepuk-nepuk punggung Hei Fu Long. "Apakah kamu lupa?" "Aku tidak lupa." Hei Fu Long menggeleng. "Aku tahu, Xin Ge. Semenjak kita mulai berencana mengambil anak itu, seharusnya aku memang sudah bersiap untuk menghadapi hal ini. Cepat atau lambat, dia akan mengetahui siapa dirinya.""Itu kamu sudah menyadarinya. Jadi kurasa, kamu sudah tidak perlu lagi bertanda berlebihan, bahkan sampai membuat kekacauan sebesar ini," ujar Hei Xin Long. "Cepat atau lambat kita memang harus kehilangannya. Jika tid

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status