Beberapa hari telah berlalu sejak Pangeran Hei Xian mengalami masa-masa sulit akibat kondisi kesehatannya yang sempat memburuk. Namun kini, keadaannya tampak berangsur membaik. Hal itu karena kedua orang tuanya tanpa henti mencurahkan perhatian penuh terhadap putra mereka. Pangeran Hei Xian mendapat makanan terlezat, ramuan penyembuh yang ampuh, dan perawatan terbaik. Pendek kata, dia menjadi anak yang diemaskan dan disayang oleh semua orang dengan segenap hati. Pada suatu pagi yang cerah di pertengahan musim penghujan, hawa dingin terasa menusuk hingga ke sumsum tulang. Embun yang menempel di dedaunan dan rerumputan belum sepenuhnya mengering, menciptakan kilauan lembut saat diterpa cahaya mentari yang baru mulai menampakkan dirinya. Meskipun udara merasa dingin dan suasana masih begitu hening, Pangeran Hei Xian sudah keluar dari kamarnya, berjalan perlahan di sekitar kediamannya dengan perasaan senang. Beberapa orang pelayan yang lewat langsung menyapanya sambil membungkuk horm
Suara lembut terdengar dari bawah, membuat Pangeran Hei Xian tersentak. Ia menoleh ke bawah dan melihat sosok ibunya, Hei Fu Long, berdiri di bawah pohon besar tempat ia duduk. Wanita itu menatapnya dengan senyum lembut. "Ibu!" Pangeran Hei Xian sontak beranjak dari duduknya. Ini sangat kacau! 'Apakah ibu mendengar teriakanku tadi?' pikirnya panik. Jika ibunya mengetahui apa yang sedang mengganggu pikirannya, ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada wanita itu. "Ibu, biar aku turun!" seru Pangeran Hei Xian dengan buru-buru, menutupi kegugupannya. "Tidak perlu," sahut Hei Fu Long dengan nada tenang. Dalam sekejap, wanita itu melompat ringan ke atas dan mendarat di samping putranya dengan sangat anggun. "Ibu mencariku?" tanya Pangeran Hei Xian, memerhatikan kotak kayu kecil yang dibawa ibunya. "Ya. Itu karena kamu tidak ada saat waktu sarapan. Ayahmu sampai menunggumu," jawab Hei Fu Long, menatapnya dengan penuh perhatian. "Mengapa kamu selalu menghindari waktu makan
"Ibu, maafkan aku!" Pangeran Hei Xian melihat air muka ibunya berubah pesat. "Ibu, apakah Ibu marah atas pertanyaanku? Ibu, kumohon maafkanlah aku!" Hei Fu Long memang merasa terkejut bukan kepalang, tetapi ia menyembunyikannya dengan berbalik badan, membelakangi Pangeran Hei Xian. Kedua tangannya saling menggenggam di depan perut, tetapi gejolak perasaannya bagai gemuruh amukan badai di samudra. "Ah Xian, pertanyaan omong kosong macam apa itu?" Hei Fu Long terlihat marah. "Siapa yang mengajarimu untuk bertanya tentang hal yang tidak perlu kamu tanyakan lagi?" Pangeran Hei Xian kian merasa bersalah. Akan tetapi, dia tidak mungkin mengungkapkan, jika itu semua bermula dari ucapan Zi Wu. "Ibu, tidak ada yang mengajariku. Aku hanya bertanya, karena rupa kita bertiga sangat tidak mirip." Pangeran Hei Xian tidak kehilangan akal. Bukankah warna matanya juga bisa dijadikan alasan? "Ayah dan Ibu memiliki bola mata berwarna hitam seperti baru giok hitam yang indah, sedangkan iris matak
"Baiklah, baiklah. Ibu terima janjimu itu, Anak Bodoh. Ingatlah untuk menepatinya." Hei Fu Long tersenyum. "Sekarang kamu lanjutkanlah bermain. Ibu harus segera kembali ke rumah. Ibu khawatir kalau ayahmu sedang mencari ibu." "Ingatlah untuk kembali sebelum senja!" Hei Fu Long berpesan sembari melayang di udara setelah menyambar kotak kayu tempat kue. "Ya, Ibu!" Hei Xian menganggukkan kepala dan membiarkan ibunya pergi. "Selamat jalan, Ibu!" Setelah bayangan sang ibu tidak tampak lagi dari pandangan matanya. "Seperti anak kecil saja aku ini." Pangeran Hei Xian menggelengkan kepala atas perlakuan sang ibu. Pangeran Hei Xian baru merasa lega. "Semoga saja ibu tidak mengadu kepada ayah mengenai pertanyaanku tadi." Pangeran Hei Xian merasa ngeri sendiri saat membayangkan wajah ayahnya ketika marah. Dia sungguh tidak berharap, jika nanti ucapannya akan menyinggung pimpinan Klan Naga Hitam yang terkenal dingin dan kejam itu. "Ayah sangat menakutkan saat marah. Kilatan cahaya
Sementara itu, di Istana Gua Gero.WOSHH! Segelombang angin berderu kencang, mengiringi melesatnya sekelebat bayangan hitam.Hei Fu Long telah sampai ke istana kecil gelapnya dan langsung masuk dengan langkah terburu-buru.Wanita itu masuk ke dalam kamar pribadinya dan dengan kasar mengibaskan tangan disertai kekuatan dahsyat.BRAK!Pintu kamar bukan hanya terbanting keras, bahkan benda-benda di atas meja pun terlempar tak tentu arah hingga jatuh berserakan.Kekuatan wanita ini ternyata sangat tidak terduga. Bahkan, seisi gua ikut bergetar dan mengagetkan semua orang, termasuk Hei Xin Long dan kedua jenderalnya yang sedang berada di ruangan lain. "Ah Xian!" teriaknya, disertai wajah yang terlihat marah, membuat banyak orang merasa heran dan khawatir. "Sial! Siapa sebenarnya yang telah dengan lancang mengatakan omong kosong itu kepada anakku?" Hei Fu Long membentak marah. Wajah Hei Fu Long memancarkan aura membunuh dengan cahaya tajam, selayaknya kilatan mata ujung anak panah."Men
"Diam!" Hei Fu Long membentak dengan suara menggelegar, membuat semua orang langsung bungkam."Aku hanya ingin mengetahui, mengapa ada orang yang mengungkit masalah rup anakku!" Hei Fu Long berteriak marah. "Apa maksud orang itu terhadap kami?" "Orang itu yang sudah membuat pangeranku menanyakan hal yang selama ini sangat aku hindari." Suara Hei Fu Long kali ini terdengar sendu dan sedih. Hei Fu Long berjalan perlahan menghampiri salah seorang pelayan wanita, menatap wajah itu dengan pandangan sedih dan mata berkaca-kaca."Mengapa?" tanya Hei Fu Long dengan suara sedih.Pelayan wanita ketakutan dan mencoba menyadarkan majikannya. "Yang Mulia ... Yang Mulia, tenanglah!" Hei Fu Long menggeleng-gelengkan kepala sambil terus berjalan dan membuat si pelayan kian ketakutan hingga kakinya melangkah mundur secara tanpa sadar."Mengapa?" tanya Hei Fu Long. "Mengapa harus ada yang mengungkit hal ini?" "Mengapa!" Teria
Orang-orang yang ditanya saling berpandangan satu sama lain dengan perasaan khawatir karena mereka masih belum berhasil dengan tugasnya."Ampun, Yang Mulia, menurut beberapa orang mata-mata kita, anak itu memang selama ini tinggal di suatu lembah. Beberapa prajurit kami itulah yang berhasil memancingnya supaya dia keluar dari lembah itu, Yang Mulia." Jenderal Hei Kun Long yang menjawab. "Di suatu lembah?" Hei Xin Long tiba-tiba bersemangat. "Kalau begitu tunggu apa lagi? Kita datangi dan minta anak itu secara baik-baik. Jika tidak diberikan, kita hancurkan dan obrak-abrik lembah itu sampai rata dengan tanah!" "Setuju, Yang Mulia!" Hei Xiang dengan bersemangat mengepalkan kedua tangannya, menggenggam kuat-kuat hingga terdengar bunyi 'krek' di antara tulang-tulang jarinya. "Sudah sangat lama aku tidak melakukan kesenangan seperti saat masih di Alam Naga Langit." "Tunggu!" Hei Kun Long melangkah maju ke depan dan berhenti tepat di hadapan Hei Xin
"Orang itu ...." Hei Fu Long menyeka air matanya. "Orang yang mungkin saja telah mengatakan sesuatu kepada Ah Xian. Terutama mereka!" "Mereka?" Hei Xin Long mengerutkan alis."Ya. Mereka ... anak-anak yang menggunakan tentang warna rambut dan iris mata anak kita. Panggil mereka semua dan beri hukuman atas kelancangan mulut mereka!" Hei Fu Long menatap Hei Xin Long, seakan menuntut pria itu agar segera bertindak."Fu'er, tenanglah!" Hei Xin Long menepuk-nepuk punggung Hei Fu Long. "Apakah kamu lupa?" "Aku tidak lupa." Hei Fu Long menggeleng. "Aku tahu, Xin Ge. Semenjak kita mulai berencana mengambil anak itu, seharusnya aku memang sudah bersiap untuk menghadapi hal ini. Cepat atau lambat, dia akan mengetahui siapa dirinya.""Itu kamu sudah menyadarinya. Jadi kurasa, kamu sudah tidak perlu lagi bertanda berlebihan, bahkan sampai membuat kekacauan sebesar ini," ujar Hei Xin Long. "Cepat atau lambat kita memang harus kehilangannya. Jika tid
Setelah beberapa saat lamanya, tiba-tiba saja An Zi berkata, "Paman Meng, kelihatannya pamanku sangat memedulikan Paman Yin. Tapi Paman Meng, aku merasa mencurigai sesuatu." An Meng, pria setengah wanita yang mengasuh An Zi semenjak bayi pun lantas menghentikan pekerjaannya. Ia menoleh dan bertanya, "Curiga? Tuan Muda Kecil merasa curiga?" "Ya. Aku merasa curiga dengan Paman Yin yang selalu memerhatikanku terlalu berlebih-lebihan. Aku semakin tidak bisa bergerak bebas dan ... entahlah." An Zi menghentikan menorehkan kuas dan benda itu hanya menggantung di udara. An Zi menarik napas sesaat, lalu melanjutkan menulis.'Sebenarnya, aku merasa kalau dia bukanlah Kakak Jatayu yang waktu itu menolongku.' An Zi berkata dalam hati sambil melamun, hingga tanpa sadar tinta yang ia goreskan membentuk kata lain."Jatayu?" tanya An Meng yang secara tanpa sengaja menoleh dan merasa heran dengan hasil tulisan An Zi.An Meng memandang wajah An
"Ya. Jujur saja, aku sangat membutuhkan bantuan mereka. Jadi aku sengaja memberi kebebasan pada Ki Wulung dan Ah Yin." An Se menjawab dengan sikap yang dibuat tenang. "Sekarang kita hanya perlu memikirkan tentang getaran yang baru saja terjadi dan tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal lainnya.""Lalu kita harus bagaimana, Shi Xiong?" An Long, murid paling muda terlihat bingung. An Se menjawab, "Tentu saja kita harus memperkuat pagarnya. An Xiao, Feng Lei, kalian berdua pergilah ke Balai Bintang Timur untuk membantu Guru Qing Zhe dan para muridnya dalam memperkuat pusat inti formasi pelindung lembah ini." "Siap, Shi Xiong!" An Xiao dengan tanpa membantah segera menyerukan kesediaannya."Siap, Shi Xiong!" Feng Lei juga menyahut tegas. "Kami pergi sekarang."Keduanya lantas membungkuk hormat sekali lagi dan bergegas pergi.An Se hanya mengangguk kecil sambil menoleh ke arah dua murid lainnya. "An Hu, An Long, kalian ikutlah dengank
Ketiganya masih berdiri tertegun untuk waktu yang cukup lama. Mereka sedang sama-sama memikirkan bagaimana cara untuk menembus tirai gaib ini. Udara di siang itu kian terasa panas, angin menerbangkan rambut-rambut hitam panjang ketiga orang pria jelmaan naga yang tengah dilanda pertanyaan.Tiba-tiba Jenderal Hei Kun berseru, wajahnya menyiratkan keterkejutan yang nyata. Ia menunjuk dengan cahaya mata keheranan. "Lihatlah!""Kubah cahaya!" Jenderal Hei Xiang terkejut dan secara tanpa sadar ketiganya melangkah mundur."Kubah cahaya?" Pangeran Hei Xin Long terkejut dengan reaksi pertama dari pelindung gaib ini. "Kalau begitu, mari kita coba seberapa kuat kekuatan kubah cahaya kuning ini." Secara cepat, Pangeran Hei Xin Long menyambar sebatang ranting yang berada tak jauh darinya, lalu melemparkan benda tersebut dengan sedikit kekuatan, dan ....DUAR!Terjadilah ledakan dahsyat yang sangat mengejutkan hingga hewan-hewan li
"Sebaiknya kalian tidak bertindak gegabah. Aku khawatir kalau formasi ilusi itu bukan satu-satunya pelindung di tempat ini," ujar Pangeran Hei Xin Long setelah beberapa saat berpikir.Pangeran Hei Xin Long berkata, "Dengarlah oleh kalian berdua! Jangan kalian pikir itu hanya kabut tipis biasa yang memayungi lembah di bawah sana. Mungkin tempat ini memang berhawa sejuk dan dingin, tetapi sebaiknya kita berhati-hati dan jangan terkecoh.""Oh, benar juga." Jenderal Hei Kun Long merasa dirinya bodoh."Biar kucoba untuk memeriksanya." Pangeran Hei Xin Long kembali menyentuhkan telapak tangan kanan ke udara di atas lembah dengan gerakan halus. "Tidak ada apa pun," bisiknya, lirih.Pria itu lalu berbalik badan, menatap kedua jenderalnya dengan pandangan tajam dan menunjuk ke arah kabut tipis yang terus berkeliaran lembut dan tampak lemah bergerak di atas lembah."Tidak ada reaksi saat disentuh," gumam Pangeran Hei Xin Long saat menyent
Saat di depan tempat yang dituju, Jenderal Hei Kun mengulurkan tangannya untuk menyentuh kabut dan benar saja, memang tidak ada pergerakan yang berarti. Sirat tak berdaya kembali muncul dalam tatapan matanya. Ia menggeleng kecil sambil bergumam, "Memang tidak ada apa-apa. Aneh sekali." Kedua jenderal saling beradu tatap tak mengerti. Mereka bahkan tidak menemukan jawaban atas kejanggalan ini. Pangeran Hei Xin Long sendiri kembali berjalan hilir mudik di atas tebing sambil menggendong tangan dan tampak serius berpikir, "Jika pagar pelindung hanya disentuh seperti ini saja, sepertinya memang tidak akan ada reaksi apa pun, karena sifatnya bukan memaksa. Tapi, bagaimana kalau disentuh dengan kasar atau bahkan diterobos secara paksa?" Pria itu dengan rasa penasaran dengan sengaja menyentuh kabut tipis dengan sedikit kasar. Ujung jari telunjuk Pangeran Hei Xin Long sudah berjarak setengah senti dari kabut putih, tetapi yang terjadi sungguh diluar dugaannya. Kabut-kabut tipis itu secar
Dalam sekejap, pandangan mata gaib pemimpin tertinggi Klan Naga Hitam berhasil menembus tirai gaib yang membuatnya terkejut. bola mata tajam Pangeran Hei Xin Long memancarkan cahaya hijau terang yang kuat, pertanda jika dia sedang menggunakan kekuatan penembus melalui penglihatannya."Ah Kun, Ah Xiang, aku melihat ada hal yang sangat menarik di dalam sana!" seru Pangeran Hei Xin Long setelah selesai dengan pelacakannya dan menarik kembali kekuatannya."Benarkah, Yang Mulia?" Jenderal Hei Xiang merasa tertarik."Ya." Pangeran Hei Xin Long maju beberapa langkah ke depan. "Sepertinya ini adalah tempat yang dikatakan oleh Hei Mo kemarin saat kita memburu anak itu." Jenderal Hei Xiang teringat akan suatu hal. "Hamba rasa juga demikian, Yang Mulia. Kemarin kelompok Pangeran Hei Xianlah yang berhasil menemukan anak yang kita cari selama ini, dan Hei Mo menjelma menjadi seekor kelinci untuk memancing anak itu agar keluar dengan sendirinya dari lingkup ru
"Pangeran, tolong pikirkanlah baik-baik!" Hei Sha dengan sorot mata penuh kekhawatiran."Benar, Yang Mulia Pangeran. Kami tidak akan sanggup melawannya. Terlebih lagi jika dia mengetahui, kalau kita berasal dari Klan Naga Hitam. Saya khawatir, dia tidak akan pernah mengampuni kita!" Hei Mo berteriak mengingatkan."Benar, Yang Mulia! Ingatlah juga, bahwa Anda baru saja sembuh dari luka-luka akibat melawan Naga Ungu, Zi Wu. Kekuatan Jenderal Naga Perak ini juga yang sudah membuat Jenderal Hei Kun terluka di medan perang saat itu!" Prajurit naga hitam lainnya berteriak. Mereka sungguh sangat khawatir, jika sang pangeran akan membuat masalah baru yang kemungkinan lebih besar dari sebelumnya.Pangeran Hei Xian secara tiba-tiba berhenti, berbalik menghadap keenam pengikutnya. Mau tak mau, mereka semua berhenti dengan mengambangkan diri di udara. "Oh, jadi orang itu yang pernah melukai Paman Hei Kun?" Pangeran Hei Xian menganggukkan kepala. "M
Di sisi lain, secara tanpa sadar Yin Long mendongak ke atas dan melihat selarik cahaya keemasan. Meskipun pandangan mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, tetapi penglihatannya adalah mata naga langit yang luar biasa tajam dan bisa menembus ruang tak kasat mata. Yin Long tertegun. 'Cahaya keemasan itu?'Hati Yin Long terasa berkedut, berharap jika yang dilihatnya tidak salah. "Ada apa, Kakak Bai Yi?" Jatayu yang baru saja selesai menyusuri tepian sungai guna mencari tubuh pengemis pun merasa heran. Ia melihat Yin Long sedang menatap ke suatu arah dengan pandangan aneh."Oh!" Yin Long terkejut."Tidak ada apa-apa, Adik Jatayu. Aku hanya sedang berpikir tentang orang itu. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba saja menghilang?" Yin Long terpaksa berkata lain guna mengalihkan perhatian Jatayu."Aku juga tidak habis pikir, mengapa orang itu tiba-tiba saja hilang? Aku sudah memeriksa semua bangkai buaya yang mati itu dan aku meliha
"Ya. Dengan adanya aku di dalam tubuhmu, maka kamu bisa terbang kapanpun kamu mau," jawab Jin Long dengan begitu santai. "Sekarang, aku adalah kamu, dan kamu juga adalah aku." "Benarkah? Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?" Elang Ragaseta sungguh takut jika yang menempati tubuhnya saat ini adalah sejenis makhluk jahat. "Aku adalah Jin Long. Dulu aku juga pernah menjadi seorang jenderal perang!" seru Jin Long sambil terus membumbung ke angkasa."Apa?" Elang Ragaseta tidak terlalu jelas dengan ucapan Jin Long. "Jenderal perang?" Jin Long tak memedulikan semua pertanyaan dari si pemilik tubuh dan terus membawa Elang Ragaseta terbang menjauhi daerah tersebut. Ia bahkan tidak menyadari, jikalau ada seseorang yang sedang memerhatikan dari kejauhan. 'Tubuh orang ini sangat lemah dan itu tidak sesuai dengan kekuatanku. Jika aku memaksa menggunakan kekuatanku melalui tubuh ini, kemungkinan hanya akan merusak dan menghancurkannya,' pikir Jin Long