Mata Yin Long berbinar saat menatap benda bulat di hadapannya. Hatinya bergetar, wajahnya menyiratkan kebahagiaan.
Bola kristal yang sebelumnya penuh dengan energi liar itu kini tampak jinak, seolah telah menerima kehadiran jiwa Yin Long.Dengan langkah perlahan, pemuda itu mendekat, matanya tak lepas dari permukaan kristal transparan yang berpendar lembut, seiring kilauan warna-warni yang berputar di dalamnya."Kristal Naga Pelangi ini memang milik Yang Mulia Raja," gumamnya lirih. "Baguslah. Tidak sia-sia aku datang ke bumi dan turun dari puncak Gunung Dawu untuk mengikuti aura ini!"Jemari Yin Long tanpa sadar mengepal di sisi tubuhnya, mengamati secara saksama benda bulat yang berpijar indah di hadapannya.Keheningan sejenak menguasai suasana, sebelum mata pemuda itu menangkap adanya bayangan samar muncul di tengah-tengah bola kristal."Ada bayangan!" Alis Yin Long berkerut saat matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terkHanya dengan membayangkannya saja, hati Yin Long sudah sangat bahagia. Bagaimana jika kelak itu benar-benar terjadi?"Aku akan menunggu hari itu tiba. An Zi dengan wujud Yang Mulia Raja, memangnya siapa yang mampu menandingi keindahan rupanya di dunia ini?" pikir Yin Long.Yin Long pun tersenyum diam-diam. Ia tidak mengetahui bahwa di pihak lain, ada seseorang yang tengah bermuram durja dengan perasaan gelisah.Caihong Xue mendesah pelan, dan suaranya kali ini terdengar lebih lembut. Aura kewibawaan luar biasa menyeruak dari tubuh bayi di dalam bola kristal, membuat Yin Long tanpa sadar menahan napas dalam perasaan haru dan bahagia yang bercampur menjadi satu.Caihong Xue berkata, "Ternyata kamu memanglah jenderalku yang setia. Kamu benar-benar bersedia mengikutiku sampai ke tempat ini. Sayangnya, aku masih belum bisa melakukan apa-apa dengan tubuh fana ini. Inti jiwaku masih lemah dan tidak bisa berbuat banyak untuk sekarang, dan entah sampai kap
"Terjebak di tempat yang gelap, itu pasti ... sangat menyedihkan!" gumam Yin Long dengan perasaan sedih. "Tidak. Aku sama sekali tidak merasa hal itu menyedihkan. Namun, walau jujur saja aku merasakan kehampaan panjang yang aku sendiri tidak mengetahui seberapa lama. Di sana pula aku mencoba untuk memperbaiki keretakan kristal jiwa ini dengan esensi alam yang berhasil kuserap." Sambil berkata, jemari transparan proyeksi jiwa Caihong Xue menyentuh bola kristalnya sendiri. "Esensi alam itu ternyata sangat bermanfaat untuk memperbaiki vitalitas jiwaku, sekaligus merapatkan kembali retakan pada permukaan kristal jiwaku ini." "Baguslah! Hamba sungguh senang mendengarnya." Yin Long merasa lega. Caihong Xue kembali menghela napas. "Untung saja aku akhirnya dapat keluar dari tempat itu setelah terjadi ledakan dahsyat yang berhasil memecah ruang gelap tersebut. Dan ternyata, selama itu aku terjebak di dalam perut gunung berapi." "Pada saat itulah, ternyata itu adalah malam yang sudah kutu
Caihong Xue menatap Yin Long, seolah ragu untuk mengatakannya. "Aku membutuhkan Buah Penguat Jiwa." "Buah Penguat Jiwa?" Yin Long bergumam. Caihong Xue berkata, "Saat ini kekuatanku masih terlalu lemah karena tubuh manusia fana yang menjadi wadah bagi jiwaku tidak memiliki cukup kekuatan untuk menerima energi inti naga mutlakku. Jalan satu-satunya, An Zi harus berlatih kultivasi dan mengkonsumsi Buah Penguat Jiwa agar jiwaku dan tubuh An Zi, bisa menyatu secara sempurna." "Oh, jadi begitu rupanya." Yin Long mengangguk, tanda mengerti. "Yang Mulia, jika demikian, mohon berilah petunjuk mengenai buah itu. Seperti apa ciri bentuknya dan tumbuh di mana. Barangkali Anda mengetahuinya." "Tentu saja aku mengetahuinya." Caihong Xue menjelaskan lebih lanjut, "Saat aku terjebak di tempat gelap, ternyata aku bisa bertahan dikarenakan esensi alam yang kudapatkan berasal dari sebatang pohon tua yang mungkin berusia seribu tahun." Yin Long mendengarkan dengan saksama, menghafalkan setiap uc
Yin Long seakan membeku. "Sudah mati sejak awal?""Ya. Dia terlahir mati ketika aku hendak memasukinya. An Zi yang kamu lihat hanyalah tubuhnya, dan andai dia masih memiliki sedikit sisa jiwa, itu hanyalah sisa jiwa yang tidak berdaya." Sambil berkata demikian, Caihong Xue menunjuk ke dalam bola kristalnya. "Yang menggerakkan tubuh ini bukanlah jiwanya yang asli, melainkan roh kasarku. Sedangkan inti roh sejatiku sekarang masih berwujud bayi dari janin primordial yang kamu lihat di dalam kristal itu. Dan bayi primordialku masih tertidur pulas." Yin Long menatap bola kristal yang berpendar di hadapannya. Bayangan bayi mungil itu bergerak perlahan, seolah merespons pembicaraan mereka."Jadi, itu adalah bayi primordial Yang Mulia?" tanya Yin Long dengan rasa penasaran."Ya." Caihong Xue mengakui tanpa ragu. "Itu adalah inti kekuatan suci yang selama ini telah menyiksa tubuh An Zi dengan rasa sakit. Jika bayi itu terbangun, maka penderitaan An Zi aka
Sejak Yin Long berhasil menemukan raja naga, keduanya kini dapat terus berkomunikasi kapan saja dan di mana saja tanpa kesulitan. Tentu saja itu bukan perkara yang sulit bagi mahluk semacam mereka. "Aku hampir berhasil melumpuhkannya. Bersiaplah, Yin Long! Tarik asap hitam ini dan kurunglah dalam penjara gaibmu!" perintah Caihong Xue dengan suara bergema di benak Yin Long, tak terdengar oleh siapa pun selain dirinya. "Penjara gaib?" Yin Long tertegun. Ia hampir saja melupakan hal sepenting itu. "Baik, Yang Mulia! Akan hamba coba!" Yin Long berdiri tegak, menarik napas panjang sambil memusatkan kekuatan dalam tubuhnya. Udara di sekelilingnya bergetar halus, seolah merespons energi yang ia bangkitkan. Wajah tampannya yang biasanya lembut kini diselimuti keseriusan. Energi sejatinya memadat, memancar dari dalam dirinya. Perlahan, kilauan perak membias di permukaan kulitnya, berpendar indah seperti permata, tetapi menyimpan bah
Sementara itu, di suatu tempat. Di sebuah penginapan kecil di pinggiran kotaraja, suasana yang semula tenang mendadak pecah oleh suara langkah tergesa dan napas terengah seorang pria berjubah hitam. Topi kerucut yang dikenakannya hampir terlepas ketika ia berlari masuk, mendobrak pintu tanpa peduli pada tatapan heran para tamu. "Gawaaaaaat!" Pria itu membuka paksa pintu kayu dengan tanpa memedulikan tatapan kawan-kawannya yang tengah berjaga. "Ini gawat, Jenderal!" Pria berjubah hitam langsung berlutut dengan satu kaki ketika dirinya sampai ke tempat tujuannya. Di hadapan pria pelapor, terlihatlah sosok pria muda bertubuh tinggi besar dalam balutan busana serba hitam tengah duduk membelakangi pintu sambil membersihkan senjatanya dengan sehelai kain lap warna putih. Wajah lelaki misterius itu tertutup kain cadar hitam, rambut panjangnya terurai ke belakang dan ia juga mengenakan caping bambu bercat hitam. Penampilan ini membuat sosok pria tersebut tampak menakutkan, dipenuhi aura
"Hei Shiming!" Seseorang berseru seraya menunjuk ke arah kawannya. "Hei Shiming?" Hei Kun Long lantas melihat ke arah orang yang dimaksud. Hei Shiming mengepalkan tangannya ke depan sambil sedikit membungkuk. "Saya, Jenderal." Mata Hei Kun Long menyipit sebentar, lalu ia menoleh ke arah salah seorang prajuritnya. "Hei Shiming, karena hanya kamu yang merupakan ahli formasi di sini. Coba kamu periksa tempat ini dan temukan apakah di sini ada semacam formasi ilusi atau semacamnya!" "Siap, Jenderal!" Hei Shiming, orang yang ditunjuk segera melakukan perintah Hei Kun Long, atasannya. Hei Shiming lalu berjongkok dengan telapak tangan menyentuh tanah, mencoba berkonsentrasi guna merasakan adanya kekuatan yang mungkin menghalangi pencarian mereka. Hei Shiming yang merupakan putra dari Hei Shijin, seorang tetua ahli formasi di Klan Naga Hitam, langsung merasa bahwa di tempat tersebut memang tidak biasa, seperti ada sesuatu yang menghalangi pandangan mata mereka. Ternyata, formasi yang
"Siap, Guru!" Para murid berseru serentak walau napas mereka seperti hendak terputus. Meskipun dengan sangat bersusah-payah, kedua belas orang murid lelaki dan perempuan harus tetap bertahan dan kembali bangkit untuk mengatur ulang formasi pelindung dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi. Tentu saja, hal ini akan sangat menguras tenaga dalam mereka. Dalam perang adu kekuatan formasi kali ini, mereka tidak boleh kalah! Sementara itu, Hei Kun Long memandang geram ke arah pusat formasi yang tadi sempat diperhatikan olehnya. Gigi-gigi pria itu saling bergemeretak, tangannya mengepal kuat. "Jika formasi ini tidak bisa ditembus, maka hancurkan saja!" Hei Kun Long lalu memanggil tombaknya. "Tombak Penghancur Cahaya!" WOSH! Secepat kilat pula, senjata Tombak Penghancur Cahaya sudah berada dalam genggaman tangan kanannya yang mengenakan sarung tangan hitam. Tubuh Hei Kun Long dan senjatanya sekarang diselimuti oleh asap hitam kehijauan dengan bola mata merah menyala bak
Ekspresi wajah Yin Long tampak serius, menunggu cerita An Se mengenai kedua orang tua An Zi.Sebelum berbicara lebih lanjut, An Se menarik napas sesaat. "Orang tua An Zi adalah ....""Mereka adalah orang penting yang tinggal sangat jauh dari lembah ini. Mereka dengan sengaja menyembunyikan putranya agar orang lain yang tidak menyukai kehadiran An Zi mengira kalau anak itu benar-benar sudah mati," lanjut An Se sambil menatap kelamnya langit malam tanpa bintang ataupun rembulan.'Dan surat yang aku kirimkan kepada mereka seharusnya sudah sampai dengan aman di sana,' pikir An Se sambil menatap awan-awan kelabu di angkasa.Yin Long kian penasaran. "Lalu?" *****Istana Kerajaan Pangkuran, tepatnya di istana Tunjung Arum, sebuah gedung besar dan megah yang diperuntukkan bagi seorang permaisuri.Saat ini, seorang wanita berparas jelita dengan bentuk wajah seperti biji kuaci, berkulit putih bak giok salju, terlihat te
Wajah An Se melunak. "Anak itu ... untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan dia juga mengejutkanku dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. An Zi, sepertinya memiliki harapan baik ke depannya." "Lalu bagaimana dengan sakitnya, apakah dia masih memiliki keluhan?" tanya Yin Long yang ingin mengetahui lebih jauh. An Se menggeleng, lalu berkata, "Untuk beberapa hari ini setelah hari itu, dia tidak mengeluh sakit perut lagi. Hanya saja saat tidur, dia masih sering mengigau tentang sesuatu yang tidak jelas. Dia masih sering memanggil-manggil nama seseorang yang aku sendiri tidak mengenalnya.""Nama seseorang?" Alis Yin Long berkerut, tangannya yang hendak memindahkan bidak catur pun terhenti hingga menggantung di udara sampai beberapa saat. "Nama siapakah itu, Gege?""Jatayu. Dia memanggilnya dengan sebutan Kakak Jatayu." 'Jatayu?' Yin Long seketika teringat akan pemuda sederhana yang ia temui beberapa hari lalu dan mereka s
Beberapa hari kemudian, di Lembah Pakisan.Kabut tipis menggulung pelan di atas aliran Sungai Seruling, menelusup ke celah-celah dedaunan pakis yang tumbuh liar di sepanjang lereng lembah.Malam telah turun, menyelubungi langit dengan jubah kebiruan gelap. Nyala lentera-lentera dari kertas berwarna merah keemasan di Paviliun Bunga Kertas tampak bergoyang lembut diterpa angin lembah.Di dalam paviliun, An Se duduk bersila di atas tikar anyaman bambu, mengenakan jubah dalam warna hijau pinus dengan sulaman awan di ujung lengan. Di hadapannya mengepul secangkir teh hangat, aroma melatinya lembut, bercampur dengan harum kayu cendana dari dupa yang terbakar di sudut ruangan, sedangkan tangannya sibuk menata bidak-bidak catur bulat pipih warna hitam di atas papan berbentuk bujur sangkar.Suar seseorang terdengar dari belakang An Se. "Tuan Besar, Tuan Muda Yin ada di sini. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Tuan Besar." "Suruh dia masuk," kata An Se dengan suara tenang."Bai
Hei Fu Long langsung mengerti. Wanita itu mengambil guci tempat arak dan menuangkannya hingga hampir penuh ke dalam cawan di tangan suaminya. "Silakan, Yang Mulia." Pangeran Hei Xin Long hanya mengangguk dengan anggun. Para prajurit naga hitam segera bangkit dari bersujudnya dan berdiri berbaris dengan wajah yang sedikit lebih baik."Baiklah. Untuk masalah kegagalan para prajurit bisa kita bahas di lain waktu. Aku masih bisa memberikan toleransi kepada mereka. Sekarang, kami hanya ingin mengetahui tentang keberadaan Hei Xian, putra kami." Hei Mo mengepalkan kedua tangannya. "Menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, sebenarnya kami memberanikan diri untuk kembali, itu karena kami membawa sebuah berita penting." "Berita penting?" Pangeran Hei Xin Long mengernyitkan dahinya. "Sepenting apa berita itu, dan apa adakah kaitannya dengan Xian'er kami?"Semua orang juga merasa penasaran hingga mereka menahan napas."Berita penting apakah itu, lalu di manakah Pangeran kalian?" Pangeran Hei Xin
"Pangeran merencanakan sesuatu yang berbahaya," ucap Hei Mo disertai keringat dingin yang membuat tubuhnya gemetar."Ah Xian! Apa yang direncanakan olehnya?" Hei Fu Long sangat khawatir. "Kamu tenanglah dulu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long mengingatkan. Hei Fu Long menatap Pangeran Hei Xin Long, ekspresi wajahnya terlihat cemas. "Yang Mulia ...." Pangeran Hei Xin Long menggeleng dan berkata, "Lanjutkan!""Baik, Yang Mulia." Hei Mo melanjutkan, "Semula kami hanya mengawasi dari jauh apa pun yang dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran, sampai akhirnya kami kehilangan jejaknya untuk sementara waktu.""Kehilangan jejak?" Alis Pangeran Hei Xin Long berkerut, lalu bertanya, "Sepertinya kalian baru saja bertarung dengan orang yang bisa membuat kalian kewalahan dan menjadi seperti ini.""Itu memang benar, Yang Mulia," ucap Hei Mo dengan rasa was-was hingga kepalanya ditunjukkan dengan cukup dalam. "Dan kami ... kalah." "Susah kuduga. Jika kalian baru saja bertarung dan kalah, lalu mengapa kali
Pangeran Hei Xin Long mengangkat kepalanya dari sandaran kursi. Wajahnya terlihat buruk. "Jika ada cara untuk menembus segel sialan itu, maka sudah sejak lama aku pasti akan melakukannya!"Nada suara Pangeran Hei Xin Long terdengar emosi. Ekspresi wajahnya bahkan langsung berubah dari hanya kesal menjadi marah. "Jangankan untuk menghancurkan pagar pelindung itu, sedangkan menyentuhnya saja kita tidak bisa!"Melihat gelagat tidak baik, Tetua Hei Ji merasa hatinya bergetar. Dia buru-buru berkata yang bersifat menenangkan. "Yang mulia mohon tenanglah, saya yakin pasti akan ada cara untuk mengatasi masalah ini.""Kalau begitu, sebaiknya Anda segera memikirkan caranya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara Tetua melakukannya, dan aku hanya ingin Anda berhasil mendapatkan cara untuk mendobrak pagar pelindung di atas lembah itu." Pangeran Hei Xin Long berkata sembari mengibaskan tangan hingga kain lengan jubahnya bergerak, menimbulkan desir angin.Tetua Hei
Hei Fu Long segera bangkit dan berjalan ke arah Pangeran Hei Xin Long. Wanita itu kembali menggamit lengan Pangeran Hei Xin Long dengan mesra, lalu berucap dengan suara lembut. "Kami semua mengerti akan perasaan Anda, Yang Mulia. Tentu saja kita harus merebut kristal jiwa itu meski harus membunuh anak itu. Sekarang kita hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha lagi." Hei Fu Long tentu saja mengetahui, jika orang semacam ini tidak mudah diluluhkan. Namun, dia tetap melakukannya meski mungkin Sang Penasihat Agung ini tidak terlalu menganggap ucapannya adalah hal yang penting. "Hamba tahu kalau masalah ini tidak dapat diabaikan. Raja Klan Naga Hitam harus secepatnya dibangunkan agar kita semua kembali memiliki pemimpin yang sesungguhnya. Atau ... bagaimana jika hamba juga turun tangan dan melihat formasi yang melindungi lembah itu?" Hei Xin Long tidak menjawab ataupun menepis pegangan tangan istrinya dan membi
Saat ini, Pangeran Hei Xin Long merasa perih dalam hati. "Bertahun-tahun. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan kita di sini sudah lebih dari dua ratus tahun dalam pencarian kristal jiwa raja naga keparat itu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long menatap wajah wanita cantik di sampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Dan waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tubuh Hei Wang tidak bisa terus ditempatkan di dalam peti giok hitam itu untuk selamanya." Tetua lain berseru, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Anda, Yang Mulia. Meskipun peti giok itu dapat mempertahankan tubuhnya, tetapi juga dapat menyerap habis vitalitas dan daya kekuatan Yang Mulia Raja. Dan kalaupun Yang Mulia Raja bisa dibangunkan kelak, mungkin dia sudah tidak memiliki kekuatan seperti semula." Kepala Pangeran Hei Xin Long semakin terasa sakit. "Jadi, ternyata peti giok hitam itu tetap ada akibat buruknya juga?" tanya Jenderal Hei Kun Long. "Jika aku tidak memikirkan hal itu, maka aku tidak akan terlalu terburu
"Pangeran Hei Xian dapat mendeteksi kristal naga pelangi dalam diri seseorang?" tanya Tetua Hei Sheng dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana mungkin?" Mendengar pertanyaan ini, Hei Fu Long menjadi gelisah, takut jika identitas putra kesayangannya terbongkar. Ia melirik sekilas ke arah Pangeran Hei Xin Long yang tetap tak bergerak dari tempatnya. 'Bagaimana ini?' tanya Hei Fu Long dalam hati dan ia semakin merasa khawatir. 'Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!' Tetua Hei Sheng memandang ke arah Pangeran Hei Xin Long, lalu bertanya dengan ekspresi penasaran. "Yang Mulia, benarkah apa yang dikatakan Jenderal Hei Xiang tentang Pangeran Hei Xian?" Sebelum menjawab, Pangeran Hei Xin Long meneguk sisa minumannya. "Benar." Semua orang yang baru saja mendengar hal ini pun dibuat terkejut. Pangeran Hei Xin Long melanjutkan ucapannya dengan sikap tenang. "Meskipun dia sedikit nakal tetapi putraku memiliki kemampuan langka yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Itu memang keistimewaann