Yin Long seakan membeku. "Sudah mati sejak awal?""Ya. Dia terlahir mati ketika aku hendak memasukinya. An Zi yang kamu lihat hanyalah tubuhnya, dan andai dia masih memiliki sedikit sisa jiwa, itu hanyalah sisa jiwa yang tidak berdaya." Sambil berkata demikian, Caihong Xue menunjuk ke dalam bola kristalnya. "Yang menggerakkan tubuh ini bukanlah jiwanya yang asli, melainkan roh kasarku. Sedangkan inti roh sejatiku sekarang masih berwujud bayi dari janin primordial yang kamu lihat di dalam kristal itu. Dan bayi primordialku masih tertidur pulas." Yin Long menatap bola kristal yang berpendar di hadapannya. Bayangan bayi mungil itu bergerak perlahan, seolah merespons pembicaraan mereka."Jadi, itu adalah bayi primordial Yang Mulia?" tanya Yin Long dengan rasa penasaran."Ya." Caihong Xue mengakui tanpa ragu. "Itu adalah inti kekuatan suci yang selama ini telah menyiksa tubuh An Zi dengan rasa sakit. Jika bayi itu terbangun, maka penderitaan An Zi aka
Sejak Yin Long berhasil menemukan raja naga, keduanya kini dapat terus berkomunikasi kapan saja dan di mana saja tanpa kesulitan. Tentu saja itu bukan perkara yang sulit bagi mahluk semacam mereka. "Aku hampir berhasil melumpuhkannya. Bersiaplah, Yin Long! Tarik asap hitam ini dan kurunglah dalam penjara gaibmu!" perintah Caihong Xue dengan suara bergema di benak Yin Long, tak terdengar oleh siapa pun selain dirinya. "Penjara gaib?" Yin Long tertegun. Ia hampir saja melupakan hal sepenting itu. "Baik, Yang Mulia! Akan hamba coba!" Yin Long berdiri tegak, menarik napas panjang sambil memusatkan kekuatan dalam tubuhnya. Udara di sekelilingnya bergetar halus, seolah merespons energi yang ia bangkitkan. Wajah tampannya yang biasanya lembut kini diselimuti keseriusan. Energi sejatinya memadat, memancar dari dalam dirinya. Perlahan, kilauan perak membias di permukaan kulitnya, berpendar indah seperti permata, tetapi menyimpan bah
Sementara itu, di suatu tempat. Di sebuah penginapan kecil di pinggiran kotaraja, suasana yang semula tenang mendadak pecah oleh suara langkah tergesa dan napas terengah seorang pria berjubah hitam. Topi kerucut yang dikenakannya hampir terlepas ketika ia berlari masuk, mendobrak pintu tanpa peduli pada tatapan heran para tamu. "Gawaaaaaat!" Pria itu membuka paksa pintu kayu dengan tanpa memedulikan tatapan kawan-kawannya yang tengah berjaga. "Ini gawat, Jenderal!" Pria berjubah hitam langsung berlutut dengan satu kaki ketika dirinya sampai ke tempat tujuannya. Di hadapan pria pelapor, terlihatlah sosok pria muda bertubuh tinggi besar dalam balutan busana serba hitam tengah duduk membelakangi pintu sambil membersihkan senjatanya dengan sehelai kain lap warna putih. Wajah lelaki misterius itu tertutup kain cadar hitam, rambut panjangnya terurai ke belakang dan ia juga mengenakan caping bambu bercat hitam. Penampilan ini membuat sosok pria tersebut tampak menakutkan, dipenuhi aura
"Hei Shiming!" Seseorang berseru seraya menunjuk ke arah kawannya. "Hei Shiming?" Hei Kun Long lantas melihat ke arah orang yang dimaksud. Hei Shiming mengepalkan tangannya ke depan sambil sedikit membungkuk. "Saya, Jenderal." Mata Hei Kun Long menyipit sebentar, lalu ia menoleh ke arah salah seorang prajuritnya. "Hei Shiming, karena hanya kamu yang merupakan ahli formasi di sini. Coba kamu periksa tempat ini dan temukan apakah di sini ada semacam formasi ilusi atau semacamnya!" "Siap, Jenderal!" Hei Shiming, orang yang ditunjuk segera melakukan perintah Hei Kun Long, atasannya. Hei Shiming lalu berjongkok dengan telapak tangan menyentuh tanah, mencoba berkonsentrasi guna merasakan adanya kekuatan yang mungkin menghalangi pencarian mereka. Hei Shiming yang merupakan putra dari Hei Shijin, seorang tetua ahli formasi di Klan Naga Hitam, langsung merasa bahwa di tempat tersebut memang tidak biasa, seperti ada sesuatu yang menghalangi pandangan mata mereka. Ternyata, formasi yang
"Siap, Guru!" Para murid berseru serentak walau napas mereka seperti hendak terputus. Meskipun dengan sangat bersusah-payah, kedua belas orang murid lelaki dan perempuan harus tetap bertahan dan kembali bangkit untuk mengatur ulang formasi pelindung dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi. Tentu saja, hal ini akan sangat menguras tenaga dalam mereka. Dalam perang adu kekuatan formasi kali ini, mereka tidak boleh kalah! Sementara itu, Hei Kun Long memandang geram ke arah pusat formasi yang tadi sempat diperhatikan olehnya. Gigi-gigi pria itu saling bergemeretak, tangannya mengepal kuat. "Jika formasi ini tidak bisa ditembus, maka hancurkan saja!" Hei Kun Long lalu memanggil tombaknya. "Tombak Penghancur Cahaya!" WOSH! Secepat kilat pula, senjata Tombak Penghancur Cahaya sudah berada dalam genggaman tangan kanannya yang mengenakan sarung tangan hitam. Tubuh Hei Kun Long dan senjatanya sekarang diselimuti oleh asap hitam kehijauan dengan bola mata merah menyala bak bongkaha
Walaupun awalnya Hei Kun Long ingin membantah, tetapi logikanya mengatakan bahwa ia memang tidak bisa menembus formasi musuh dengan kekuatannya saat ini. "Sial! Baru kali ini aku menghadapi kekuatan yang sulit ditaklukkan!" Kaki Hei Kun Long menendang bebatuan hingga berhamburan. Hei Kun Long akhirnya berkata, "Baiklah. Kita kembali ke Gua Gero secepatnya untuk melaporkan hal ini kepada Xin Ge. Tapi jangan lengah. Beberapa orang tinggallah di sini untuk memantau setiap perubahan di tempat ini!" Dengan memendam kecewaan, kelompok itu memutuskan untuk segera mundur meninggalkan Lembah Pakisan yang masih tersembunyi di balik perlindungan formasi ilusi. Namun, mereka juga bertekad dalam hati untuk datang lagi guna mencari kebenaran dan keberadaan energi Jiwa Leluhur Naga Hitam yang dicurigai ada di tempat ini. "Leluhur Naga Hitam, tunggu kami. Kami akan kembali untuk menjemputmu!" Hei Kun Long berkata tajam sebelum melesat terbang ke angkasa dalam wujud asap hitam kehijauan. "Sia
Suara raungan naga yang meledak di udara, bergemuruh seperti ribuan guntur yang bersatu. Getarannya menyapu lembah, mengguncang tanah hingga retak dan membuat udara bergetar hebat. Proyeksi jiwa Caihong Xue langsung melayang ke udara guna menghindari gelombang kekuatan yang baru saja meledak. "Sial! Ternyata dia pura-pura lemah hanya untuk menyerangku lagi!" Caihong Xue mengumpat kesal sambil mendorong energinya. "Caihong Xue! Aku akan membunuhmu dan merebut kristal jiwamu!" Asap hitam berteriak dengan suara raungan yang menggelegar. "Caihong Xue, menyerahlah sekarang juga!" "Caihong Xue, jika kamu menyerah sekarang, aku berjanji akan membuat mayat pemuda itu utuh tanpa cacat sedikitpun!" "Menyerah?" Caihong Xue menyeringai. "Aku ... menyerah padamu yang hanya sisa jiwa tak berguna dan dibuang oleh klanmu sendiri?" "Aku tidak dibuang!" Asap hitam membentak marah. "Aku ditanamkan di tubuh anak itu untuk suatu tugas mulia yang diberikan oleh Yang Mulia Penasihat Agung!"
An Meng terpental keras, tubuh pria itu sempat menghantam beberapa orang di belakangnya sebelum jatuh ke tanah. Pekikan kaget terdengar, sementara beberapa orang buru-buru menolongnya. Rasa nyeri menyebar di sekujur tubuhnya, terutama di bagian pinggang dan lengannya yang terbentur cukup keras.Sebenarnya, An Meng sedang mencari An Zi. Informasi yang didapatnya dari para pelayan menyebutkan bahwa An Zi terlihat berjalan bersama seseorang menuju rumah Yin Long. Namun, begitu tiba di tempat tersebut, ia justru mendapati suasana yang tak biasa. Rumah bambu sederhana itu sudah dipenuhi banyak orang setelah ledakan keras menggema dari dalam."An Meng, mengapa kamu terjatuh?" tanya seorang wanita yang berdiri tak jauh darinya.An Meng menggeleng sambil meringis kesakitan, lalu berusaha bangkit dengan menahan nyeri di pinggangnya. "Aku juga tidak tahu. Rasanya ... aku seperti baru saja menabrak sebuah dinding batu sebelum aku sampai ke sana."Wanita itu mengerutkan alis. "Dinding? Tapi tak
Saat di depan tempat yang dituju, Jenderal Hei Kun mengulurkan tangannya untuk menyentuh kabut dan benar saja, memang tidak ada pergerakan yang berarti. Sirat tak berdaya kembali muncul dalam tatapan matanya. Ia menggeleng kecil sambil bergumam, "Memang tidak ada apa-apa. Aneh sekali." Kedua jenderal saling beradu tatap tak mengerti. Mereka bahkan tidak menemukan jawaban atas kejanggalan ini. Pangeran Hei Xin Long sendiri kembali berjalan hilir mudik di atas tebing sambil menggendong tangan dan tampak serius berpikir, "Jika pagar pelindung hanya disentuh seperti ini saja, sepertinya memang tidak akan ada reaksi apa pun, karena sifatnya bukan memaksa. Tapi, bagaimana kalau disentuh dengan kasar atau bahkan diterobos secara paksa?" Pria itu dengan rasa penasaran dengan sengaja menyentuh kabut tipis dengan sedikit kasar. Ujung jari telunjuk Pangeran Hei Xin Long sudah berjarak setengah senti dari kabut putih, tetapi yang terjadi sungguh diluar dugaannya. Kabut-kabut tipis itu secar
Dalam sekejap, pandangan mata gaib pemimpin tertinggi Klan Naga Hitam berhasil menembus tirai gaib yang membuatnya terkejut. bola mata tajam Pangeran Hei Xin Long memancarkan cahaya hijau terang yang kuat, pertanda jika dia sedang menggunakan kekuatan penembus melalui penglihatannya."Ah Kun, Ah Xiang, aku melihat ada hal yang sangat menarik di dalam sana!" seru Pangeran Hei Xin Long setelah selesai dengan pelacakannya dan menarik kembali kekuatannya."Benarkah, Yang Mulia?" Jenderal Hei Xiang merasa tertarik."Ya." Pangeran Hei Xin Long maju beberapa langkah ke depan. "Sepertinya ini adalah tempat yang dikatakan oleh Hei Mo kemarin saat kita memburu anak itu." Jenderal Hei Xiang teringat akan suatu hal. "Hamba rasa juga demikian, Yang Mulia. Kemarin kelompok Pangeran Hei Xianlah yang berhasil menemukan anak yang kita cari selama ini, dan Hei Mo menjelma menjadi seekor kelinci untuk memancing anak itu agar keluar dengan sendirinya dari lingkup ru
"Pangeran, tolong pikirkanlah baik-baik!" Hei Sha dengan sorot mata penuh kekhawatiran."Benar, Yang Mulia Pangeran. Kami tidak akan sanggup melawannya. Terlebih lagi jika dia mengetahui, kalau kita berasal dari Klan Naga Hitam. Saya khawatir, dia tidak akan pernah mengampuni kita!" Hei Mo berteriak mengingatkan."Benar, Yang Mulia! Ingatlah juga, bahwa Anda baru saja sembuh dari luka-luka akibat melawan Naga Ungu, Zi Wu. Kekuatan Jenderal Naga Perak ini juga yang sudah membuat Jenderal Hei Kun terluka di medan perang saat itu!" Prajurit naga hitam lainnya berteriak. Mereka sungguh sangat khawatir, jika sang pangeran akan membuat masalah baru yang kemungkinan lebih besar dari sebelumnya.Pangeran Hei Xian secara tiba-tiba berhenti, berbalik menghadap keenam pengikutnya. Mau tak mau, mereka semua berhenti dengan mengambangkan diri di udara. "Oh, jadi orang itu yang pernah melukai Paman Hei Kun?" Pangeran Hei Xian menganggukkan kepala. "M
Di sisi lain, secara tanpa sadar Yin Long mendongak ke atas dan melihat selarik cahaya keemasan. Meskipun pandangan mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, tetapi penglihatannya adalah mata naga langit yang luar biasa tajam dan bisa menembus ruang tak kasat mata. Yin Long tertegun. 'Cahaya keemasan itu?'Hati Yin Long terasa berkedut, berharap jika yang dilihatnya tidak salah. "Ada apa, Kakak Bai Yi?" Jatayu yang baru saja selesai menyusuri tepian sungai guna mencari tubuh pengemis pun merasa heran. Ia melihat Yin Long sedang menatap ke suatu arah dengan pandangan aneh."Oh!" Yin Long terkejut."Tidak ada apa-apa, Adik Jatayu. Aku hanya sedang berpikir tentang orang itu. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba saja menghilang?" Yin Long terpaksa berkata lain guna mengalihkan perhatian Jatayu."Aku juga tidak habis pikir, mengapa orang itu tiba-tiba saja hilang? Aku sudah memeriksa semua bangkai buaya yang mati itu dan aku meliha
"Ya. Dengan adanya aku di dalam tubuhmu, maka kamu bisa terbang kapanpun kamu mau," jawab Jin Long dengan begitu santai. "Sekarang, aku adalah kamu, dan kamu juga adalah aku." "Benarkah? Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?" Elang Ragaseta sungguh takut jika yang menempati tubuhnya saat ini adalah sejenis makhluk jahat. "Aku adalah Jin Long. Dulu aku juga pernah menjadi seorang jenderal perang!" seru Jin Long sambil terus membumbung ke angkasa."Apa?" Elang Ragaseta tidak terlalu jelas dengan ucapan Jin Long. "Jenderal perang?" Jin Long tak memedulikan semua pertanyaan dari si pemilik tubuh dan terus membawa Elang Ragaseta terbang menjauhi daerah tersebut. Ia bahkan tidak menyadari, jikalau ada seseorang yang sedang memerhatikan dari kejauhan. 'Tubuh orang ini sangat lemah dan itu tidak sesuai dengan kekuatanku. Jika aku memaksa menggunakan kekuatanku melalui tubuh ini, kemungkinan hanya akan merusak dan menghancurkannya,' pikir Jin Long
"Kalau begitu terserah padamu." Jin Long tak mau ambil pusing masalah nama.Pengemis muda itu terdiam, memerhatikan kulitnya yang sekarang terlihat halus, putih dan bercahaya. Itu sangat jauh berbeda dengan beberapa saat yang lalu, sebelum Jin Long menyembuhkan luka-luka menjijikkan tersebut dengan esensi kekuatannya yang aneh."Sekarang kulitku seperti kulit bayi yang baru saja terlahir ke dunia," gumam pengemis muda itu dengan rasa takjub. "Kulit tubuhku benar-benar putih dan jauh lebih baik dari kulitku sebelumnya."Pengemis muda itu lalu berkata, "Hmm ... kalau begitu, aku akan menamai diriku dengan nama Elang Ragaseta yang artinya adalah tubuh putih. Itu seperti diriku yang seperti baru saja terlahir kembali. Dan selain itu, aku juga ingin terlihat gagah seperti burung elang yang terbang di angkasa raya!""Baiklah." Jin Long mengangguk setuju. "Mulai sekarang namamu adalah Elang Ragaseta." Pengemis muda tersenyum senang dan bergumam
Tiba-tiba saja, Jin mengeluarkan beberapa benda tipis selebar piring kecil yang tampak sangat berkilauan. "Kamu pakailah ini untuk membiayai hidupmu." "Lempengan emas?" Mata pengemis itu terbelalak lebar. "Dari mana kamu mendapatkan benda itu, dan apakah ini asli?" Jin tersenyum dan mengulurkan lempengan emas itu kepada si pengemis. "Aku punya banyak sekali benda semacam ini. Dan dari yang pernah aku dengar, manusia sangat menyukai dan memujanya sebagai harta berharga yang tak ternilai harganya. Mereka bahkan rela saling membunuh hanya karena benda ini. Padahal menurutku, ini hanyalah sampah yang biasanya akan aku buang setelah dia tidak mau lagi melekat di kulitku.""Ini benar-benar benda berharga, tapi mengapa kamu menyebutnya sampah?" Pengemis muda tidak mengerti, tetapi dia menerima lempengan emas yang menyerupai sisik binatang. "Dan ... apa maksud dari perkataan Kakak Jin yang terakhir tadi?" "Tidak mau lagi menempel di kulit?" Pengemis mu
Pengemis berambut gimbal menyeringai. "Baiklah. Kakak kejam ini yang akan membantu membalas perbuatan semua orang yang sudah berlaku tidak adil terhadapmu. Sekarang, sebaiknya aku mencoba menghilangkan dulu luka-luka ini." Pengemis muda kembali memejamkan kedua matanya dan mulai berkonsentrasi.Cahaya keemasan kembali keluar dari dalam tubuh si pengemis berambut gimbal, membungkusnya dan seperti membakar semua luka-luka di sekujur badannya. Dalam proses ini, jika pemilik tubuh dalam keadaan sadar, maka tak bisa dibayangkan bagaimana sakitnya.Tak seberapa lama kemudian, luka-luka di kulit badan pengemis berambut gimbal itu menghilang seketika dengan tanpa meninggalkan bekas sama sekali. Baru setelah itu, cahaya emas yang membungkus tubuh pengemis muda pun kembali meredup."Berhasil!" Bibir pengemis muda berseru sambil membuka mata. "Rupanya aku masih memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri." "Tapi ... rambut ini, aku sungguh
"Baiklah, Tuan Bai Yi. Semoga kita bisa menjadi sahabat di masa depan." Jatayu berkata seraya menggigit sepotong bakwan yang disusul dengan beberapa buah cabai hijau. "Tentu. Mengapa tidak?" Yin Long menyahut sambil mulai menyantap makanan yang dipesannya dan sudah mulai sedikit dingin. "Silakan dinikmati hidangannya. Anggap saja sebagai tanda perkenalan dari musafir tak beratap ini." Jatayu hanya tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, Tuan Bai!" Sebenarnya, Jatayu dengan sengaja mendatangi Yin Long karena ia juga merasakan bau napas naga yang cukup asing baginya. Dia hanya ingin memastikan dari jarak dekat, apakah kecurigaannya ini benar-benar nyata. "Aromanya tidak seperti aura milik Paman Zi Wu yang masih sedikit berbau naga kegelapan. Bau napas naga orang ini justru sangat murni dan tidak mudah ditebak. Siapa dia sebenarnya?" Jatayu berkata-kata dalam hati sembari memerhatikan Yin Long dengan mata menyipit.