Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 53. Serigala Bermata Putih

Share

53. Serigala Bermata Putih

last update Last Updated: 2025-03-13 22:30:11

An Meng terpental keras, tubuh pria itu sempat menghantam beberapa orang di belakangnya sebelum jatuh ke tanah.

Pekikan kaget terdengar, sementara beberapa orang buru-buru menolongnya. Rasa nyeri menyebar di sekujur tubuhnya, terutama di bagian pinggang dan lengannya yang terbentur cukup keras.

Sebenarnya, An Meng sedang mencari An Zi. Informasi yang didapatnya dari para pelayan menyebutkan bahwa An Zi terlihat berjalan bersama seseorang menuju rumah Yin Long.

Namun, begitu tiba di tempat tersebut, ia justru mendapati suasana yang tak biasa. Rumah bambu sederhana itu sudah dipenuhi banyak orang setelah ledakan keras menggema dari dalam.

"An Meng, mengapa kamu terjatuh?" tanya seorang wanita yang berdiri tak jauh darinya.

An Meng menggeleng sambil meringis kesakitan, lalu berusaha bangkit dengan menahan nyeri di pinggangnya. "Aku juga tidak tahu. Rasanya ... aku seperti baru saja menabrak sebuah dinding batu sebelum aku sampai ke sana."

Wanita itu mengerutkan alis. "Dinding? Tapi tak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kristal Jiwa Raja Naga   54. Banyak Orang Tak Berguna

    "Huh, dasar sombong!" An Meng melirik sinis dengan bibir sedikit dimonyongkan. Ia ingin tahu kemampuan orang ini.Semua orang itu menunggu dengan dada berdebar dan bertanya-tanya Apakah orang itu akan mengalami hal serupa seperti An Meng.Pria setengah tua merasa dirinya bukan hanya pemberani tapi juga ia pasti dengan mudah bisa mendekati pondok bambu yang terlihat tak jauh di depannya. "Hanya mendekati sebuah pondok bambu, apa susahnya?" gumam pria setengah tua dengan sikap meremehkan."Coba saja kalau kau mampu. Aku akan mentraktirmu makan daging celeng kalau kau mampu masuk ke dalam sana!" An Meng berkacak pinggang.Di belakangnya, orang-orang mulai riuh dengan berbagai pendapat mereka masing-masing. Ada yang meremehkan dan tak sedikit pula yang menjagokan pria setengah tua itu.Pria setengah tua mulai mendekati tempat yang diduga dilindungi oleh pagar gaib. Dia melangkah pasti dan cepat, terus berjalan maju tanpa keraguan.

    Last Updated : 2025-03-14
  • Kristal Jiwa Raja Naga   55. Pagarnya Sudah Hilang?

    Qing Zhe meletakkan telapak tangan tangannya di udara, sedangkan mulutnya sibuk membaca mantra. Ia mencoba merasakan apa yang membuat mereka tak bisa melangkah lebih dekat ke pondokan milik Yin Long.Di belakang Qing Zhe, An Meng menunggu dengan perasaan gelisah sambil sesekali melihat ke arah pondokan yang masih mengepulkan sisa-sisa asap tipis. Ia berjalan mondar-mandir bak setrika penghalus pakaian, seperti seorang suami tengah menunggu kelahiran putranya."Qing Zhe, cepatlah!" seru An Meng dengan ekspresi cemas dan panik menjadi satu. Pria itu takut kalau ketua tuannya sedang tidak baik-baik saja di dalam sana.Qing Zhe masih belum membuka matanya, tetapi wajahnya terlihat serius. "Bagaimana, Qing Zhe?" An Meng benar-benar sudah tidak sabar."Sudah hilang," jawab Qing Zhe, ekspresinya datar."Hilang?" An Meng bergumam heran."Pagarnya sudah hilang?" An Meng masih tak percaya. "Bagaimana mungkin?" "Memang sudah hilang," tegas Qing Zhe sambil berjalan ke arah pondok dengan langkah

    Last Updated : 2025-03-14
  • Kristal Jiwa Raja Naga   56. Pria Bermata Abu-abu

    Yin Long sedikit bingung dengan semua pertanyaan An Se baru saja. Ia yang tak begitu paham dengan ilmu-ilmu di bumi, bagaimana mungkin dapat membedakannya? Dia adalah makhluk asing dari Alam Naga Langit yang sudah memiliki kekuatan bawaan semenjak berada di dalam rahim ibunya, lahir berupa telur dan harus menunggu hingga ratusan tahun hanya untuk menetaskan satu butir telur naga. Jadi, bagaimana mungkin ia mengerti akan seluk-beluk alam di bumi? Namun, orang di atas tempat tidur tak bisa untuk tidak mendesak Yin Long. Ia masih terus bertanya meskipun sang lawan bicara sedang sibuk dengan pekerjaannya. "Ah Yin, apakah asap itu semacam ilmu guna-guna seperti yang dikatakan beberapa orang?" An Se berpikir, mengingat Yin Long mungkin saja tidak paham dengan apa yang dia maksud. "Dari yang kudengar, itu semacam ilmu sihir yang dikirimkan oleh seseorang untuk tujuan mencelakai orang lain. Begitu kata orang-orang." Yin Long baru saja dari dapur sambil membawa kendi tanah liat yang biasa d

    Last Updated : 2025-03-15
  • Kristal Jiwa Raja Naga   57. An Zi Sudah Sembuh?

    Yin Long bingung. "Aku ...."Yin Long berjalan mundur hingga punggungnya menempel di dinding. Sekarang, ia merasa dirinya seperti orang lemah yang sedang ditindas oleh dua pria kuat dengan tampang menakutkan.Qing Zhe dan An Meng mengikuti langkah Yin Long. Tatapan mereka seperti ingin menelanjangi orang di depannya."Dan formasi itu. Apakah itu milikmu?" Qing Zhe langsung memotong perkataan Yin Long. "Kamu seorang ahli formasi. Dari mana kamu mempelajarinya?" "Di mana tuanku?" tanya An Meng."Jawab dulu tentang formasi itu." Qing Zhe tak mau kalah."Kamu minggirlah, Qing Zhe!" An Meng terlihat kesal karena merasa jika Qing Zhe mengganggunya. "Tuanku lebih penting!""Formasi itu juga sangat penting bagiku!" tandas Qing Zhe sambil melihat ke wajah An Meng, matanya melotot.Yin Long. "...."'Ya, Dewa Naga. Ternyata di bumi ini ada juga orang yang tidak kalah mengesalkan daripada Bai Feng Li,' pikir Yin Long yang seketika teringat kepada adik seperguruannya, seorang gadis yang merupakan

    Last Updated : 2025-03-15
  • Kristal Jiwa Raja Naga   58. Pucuk Dicinta

    Yin Long tersenyum tipis dan berkata, "Mudah-mudahan secepatnya bisa sembuh secara total." "Apa maksud ucapanmu?" An Meng merasa ada yang aneh dengan perkataan Yin Long. "Apakah sebenarnya kamu tidak bisa menyembuhkannya?" "An Meng, jangan tidak sopan terhadap adikku!" An Se mengingatkan. "Tapi, Tuan Besar!" An Meng ingin protes. "Gara-gara dia, saya baru saja terjatuh di hadapan banyak orang. Saya merasa malu, Tuan!" "Jatuh?" An Se terkejut tetapi juga ingin tertawa. "Jatuh gara-gara ulah Ah Yin, apa maksudnya?" "Benar. Itu memang ulahnya!" An Meng menunjuk Yin Long dengan raut wajah kesal. An Se menggeleng sambil bangkit dari duduknya. "Semuanya, dengar!" "Sekarang ini bukan saatnya untuk berdebat. An Zi baru saja sembuh meskipun belum sepenuhnya, dan kita tidak boleh merusak kebahagiaan ini hanya untuk masalah yang sangat tidak penting." An Se mendekati Yin Long. "Aku sangat berterima kasih padamu, Ah Yin. Katakan, hadiah apa yang kamu inginkan?" Yin Long sedikit tersip

    Last Updated : 2025-03-16
  • Kristal Jiwa Raja Naga   59. Penghuni Gua Gero

    Yin Long merasa mendapat angin segar dan celah untuk membicarakan masalah Buah Penguat Jiwa yang harus didapatkan sebelum usia An Zi genap tujuh belas tahun. Yin Long berkata, "Terserah An Se Gege saja. Ah Yin akan menuruti semua perkataan Gege." "Baiklah. Kita pindah sekarang. Nanti aku akan menyuruh orang-orang untuk memperbaiki tempat ini." An Se berjalan keluar dengan diikuti oleh Qing Zhe. "Mari semuanya!" "An Meng, bawa tuan muda kembali ke kediamannya!" seru An Se dengan tanpa menoleh. "Baik, Tuan Besar." An Meng segera membantu An Zi untuk berdiri dan memapah pemuda itu dengan penuh kasih sayang. Sambil membantu An Zi berdiri, An Meng berkata, "Ingat, lain kali jangan melarikan diri dari paman lagi. Kalau tidak mengindahkan nasihat paman, maka jangan salahkan jika paman menjadi sedikit lebih keras pada Tuan Muda. Mengerti?" "Iya, iya. Paman ini cerewet sekali!" An Zi bersungut-sungut, merasa sedikit kesal terhadap pengasuhnya ini. "Aku ini sudah besar, tapi masih saja

    Last Updated : 2025-03-16
  • Kristal Jiwa Raja Naga   60. Menerima Hukuman?

    Wajah prajurit yang tergantung sudah sepucat mayat, tubuhnya lemas dan ia hanya bisa pasrah andaikata sang tuan ingin membunuhnya."Sampah!" Dengan sekali hentak, pria berjubah hitam melemparkan prajuritnya hingga terlempar jauh dan menabrak dinding gua dengan keras hingga ruangan itu bergetar."Sekarang lihatlah pangeran kalian itu!" Pria berjubah hitam berteriak sambil menunjuk ke arah pembaringan. "Dia sampai tidak sadarkan diri akibat dari kebodohan kalian semua!""Sia-sia saja aku mengirim kalian untuk mengikutinya, sedangkan kalian tidak berguna sama sekali!" Sang penasehat agung menyambung ucapannya yang terlepas dengan penuh kemarahan tak terhingga."Ampuni kami, Yang Mulia Penasihat Agung! Ampunilah kami yang tidak bisa menjaga Pangeran Hei Xian dengan baik!" Salah seorang memberanikan diri untuk bicara. "Orang itu sangat kuat dan sepertinya dia juga memiliki kemampuan yang tidak biasa.""Benar sekali, Yang Mulia! saat pangeran s

    Last Updated : 2025-03-17
  • Kristal Jiwa Raja Naga   61. Pil Tingkat Raja?

    Badan para prajurit menggigil seketika, tetapi juga hanya bisa pasrah. Mereka sadar jika kesalahan kali ini memang sangat fatal.Hei Xin Long berseru, "Hei Xiang!" Jenderal Hei Xiang bergegas mendekat dan langsung membungkuk hormat. "Hamba, Yang Mulia.""Kirim mereka semua ke ruang eksekusi dan beri mereka masing-masing tiga ratus kali hukuman cambuk!" Saat menjatuhkan hukuman, wajah dan suara Hei Xin Long sangat menakutkan.Jenderal Hei Xiang Long membungkuk sekali lagi. "Siap, Yang Mulia." "Hmmh!" Hanya gumaman kecil namun tajam yang lepas dari mulut Hei Xin Long sembari mendekati pembaringan, di mana seorang wanita cantik tengah menyalurkan kekuatannya melalui dahi sang pangeran.Sementara itu, para prajurit segera keluar dari ruangan tersebut dengan diantar oleh Jenderal Hei Xiang Long keluar gua utama untuk menuju tempat hukuman.Di sepanjang perjalanan, Hei Xiang Long selalu berpikir mengenai kejadian yang mereka

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   122. Lukisan dan Kecemburuan Raja

    Ekspresi wajah Yin Long tampak serius, menunggu cerita An Se mengenai kedua orang tua An Zi. Sebelum berbicara lebih lanjut, An Se menarik napas sesaat. "Orang tua An Zi adalah ...." "Mereka adalah orang penting yang tinggal sangat jauh dari lembah ini. Mereka dengan sengaja menyembunyikan putranya agar orang lain yang tidak menyukai kehadiran An Zi mengira kalau anak itu benar-benar sudah mati," lanjut An Se sambil menatap kelamnya langit malam tanpa bintang ataupun rembulan. 'Dan surat yang aku kirimkan kepada mereka seharusnya sudah sampai dengan aman di sana,' pikir An Se sambil menatap awan-awan kelabu di angkasa. Yin Long kian penasaran. "Lalu?" ***** Istana Kerajaan Pangkuran, tepatnya di istana Tunjung Arum, sebuah gedung besar dan megah yang diperuntukkan bagi seorang permaisuri. Saat ini, seorang wanita berparas jelita dengan bentuk wajah seperti biji kuaci, berkulit putih bak giok salju, terlihat tengah duduk di depan sebuah cermin tembaga kuno yang memantulka

  • Kristal Jiwa Raja Naga   120. Niat Menculik An Zi

    Wajah An Se melunak. "Anak itu ... untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan dia juga mengejutkanku dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. An Zi, sepertinya memiliki harapan baik ke depannya." "Lalu bagaimana dengan sakitnya, apakah dia masih memiliki keluhan?" tanya Yin Long yang ingin mengetahui lebih jauh. An Se menggeleng, lalu berkata, "Untuk beberapa hari ini setelah hari itu, dia tidak mengeluh sakit perut lagi. Hanya saja saat tidur, dia masih sering mengigau tentang sesuatu yang tidak jelas. Dia masih sering memanggil-manggil nama seseorang yang aku sendiri tidak mengenalnya.""Nama seseorang?" Alis Yin Long berkerut, tangannya yang hendak memindahkan bidak catur pun terhenti hingga menggantung di udara sampai beberapa saat. "Nama siapakah itu, Gege?""Jatayu. Dia memanggilnya dengan sebutan Kakak Jatayu." 'Jatayu?' Yin Long seketika teringat akan pemuda sederhana yang ia temui beberapa hari lalu dan mereka s

  • Kristal Jiwa Raja Naga   119. Mengunjungi An Se

    Beberapa hari kemudian, di Lembah Pakisan.Kabut tipis menggulung pelan di atas aliran Sungai Seruling, menelusup ke celah-celah dedaunan pakis yang tumbuh liar di sepanjang lereng lembah.Malam telah turun, menyelubungi langit dengan jubah kebiruan gelap. Nyala lentera-lentera dari kertas berwarna merah keemasan di Paviliun Bunga Kertas tampak bergoyang lembut diterpa angin lembah.Di dalam paviliun, An Se duduk bersila di atas tikar anyaman bambu, mengenakan jubah dalam warna hijau pinus dengan sulaman awan di ujung lengan. Di hadapannya mengepul secangkir teh hangat, aroma melatinya lembut, bercampur dengan harum kayu cendana dari dupa yang terbakar di sudut ruangan, sedangkan tangannya sibuk menata bidak-bidak catur bulat pipih warna hitam di atas papan berbentuk bujur sangkar.Suar seseorang terdengar dari belakang An Se. "Tuan Besar, Tuan Muda Yin ada di sini. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Tuan Besar." "Suruh dia masuk," kata An Se dengan suara tenang."Bai

  • Kristal Jiwa Raja Naga   118. Kabar Buruk di Klan Naga Hitam

    Hei Fu Long langsung mengerti. Wanita itu mengambil guci tempat arak dan menuangkannya hingga hampir penuh ke dalam cawan di tangan suaminya. "Silakan, Yang Mulia." Pangeran Hei Xin Long hanya mengangguk dengan anggun. Para prajurit naga hitam segera bangkit dari bersujudnya dan berdiri berbaris dengan wajah yang sedikit lebih baik."Baiklah. Untuk masalah kegagalan para prajurit bisa kita bahas di lain waktu. Aku masih bisa memberikan toleransi kepada mereka. Sekarang, kami hanya ingin mengetahui tentang keberadaan Hei Xian, putra kami." Hei Mo mengepalkan kedua tangannya. "Menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, sebenarnya kami memberanikan diri untuk kembali, itu karena kami membawa sebuah berita penting." "Berita penting?" Pangeran Hei Xin Long mengernyitkan dahinya. "Sepenting apa berita itu, dan apa adakah kaitannya dengan Xian'er kami?"Semua orang juga merasa penasaran hingga mereka menahan napas."Berita penting apakah itu, lalu di manakah Pangeran kalian?" Pangeran Hei Xin

  • Kristal Jiwa Raja Naga   117. Mengubah Peraturan Klan

    "Pangeran merencanakan sesuatu yang berbahaya," ucap Hei Mo disertai keringat dingin yang membuat tubuhnya gemetar."Ah Xian! Apa yang direncanakan olehnya?" Hei Fu Long sangat khawatir. "Kamu tenanglah dulu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long mengingatkan. Hei Fu Long menatap Pangeran Hei Xin Long, ekspresi wajahnya terlihat cemas. "Yang Mulia ...." Pangeran Hei Xin Long menggeleng dan berkata, "Lanjutkan!""Baik, Yang Mulia." Hei Mo melanjutkan, "Semula kami hanya mengawasi dari jauh apa pun yang dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran, sampai akhirnya kami kehilangan jejaknya untuk sementara waktu.""Kehilangan jejak?" Alis Pangeran Hei Xin Long berkerut, lalu bertanya, "Sepertinya kalian baru saja bertarung dengan orang yang bisa membuat kalian kewalahan dan menjadi seperti ini.""Itu memang benar, Yang Mulia," ucap Hei Mo dengan rasa was-was hingga kepalanya ditunjukkan dengan cukup dalam. "Dan kami ... kalah." "Susah kuduga. Jika kalian baru saja bertarung dan kalah, lalu mengapa kali

  • Kristal Jiwa Raja Naga   116. Di Mana Pangeran Hei Xian?

    Pangeran Hei Xin Long mengangkat kepalanya dari sandaran kursi. Wajahnya terlihat buruk. "Jika ada cara untuk menembus segel sialan itu, maka sudah sejak lama aku pasti akan melakukannya!"Nada suara Pangeran Hei Xin Long terdengar emosi. Ekspresi wajahnya bahkan langsung berubah dari hanya kesal menjadi marah. "Jangankan untuk menghancurkan pagar pelindung itu, sedangkan menyentuhnya saja kita tidak bisa!"Melihat gelagat tidak baik, Tetua Hei Ji merasa hatinya bergetar. Dia buru-buru berkata yang bersifat menenangkan. "Yang mulia mohon tenanglah, saya yakin pasti akan ada cara untuk mengatasi masalah ini.""Kalau begitu, sebaiknya Anda segera memikirkan caranya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara Tetua melakukannya, dan aku hanya ingin Anda berhasil mendapatkan cara untuk mendobrak pagar pelindung di atas lembah itu." Pangeran Hei Xin Long berkata sembari mengibaskan tangan hingga kain lengan jubahnya bergerak, menimbulkan desir angin.Tetua Hei

  • Kristal Jiwa Raja Naga   115. Aura Dingin Hei Fu Long

    Hei Fu Long segera bangkit dan berjalan ke arah Pangeran Hei Xin Long. Wanita itu kembali menggamit lengan Pangeran Hei Xin Long dengan mesra, lalu berucap dengan suara lembut. "Kami semua mengerti akan perasaan Anda, Yang Mulia. Tentu saja kita harus merebut kristal jiwa itu meski harus membunuh anak itu. Sekarang kita hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha lagi." Hei Fu Long tentu saja mengetahui, jika orang semacam ini tidak mudah diluluhkan. Namun, dia tetap melakukannya meski mungkin Sang Penasihat Agung ini tidak terlalu menganggap ucapannya adalah hal yang penting. "Hamba tahu kalau masalah ini tidak dapat diabaikan. Raja Klan Naga Hitam harus secepatnya dibangunkan agar kita semua kembali memiliki pemimpin yang sesungguhnya. Atau ... bagaimana jika hamba juga turun tangan dan melihat formasi yang melindungi lembah itu?" Hei Xin Long tidak menjawab ataupun menepis pegangan tangan istrinya dan membi

  • Kristal Jiwa Raja Naga   114. Hei Wang Harus Segera Dibangunkan!

    Saat ini, Pangeran Hei Xin Long merasa perih dalam hati. "Bertahun-tahun. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan kita di sini sudah lebih dari dua ratus tahun dalam pencarian kristal jiwa raja naga keparat itu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long menatap wajah wanita cantik di sampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Dan waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tubuh Hei Wang tidak bisa terus ditempatkan di dalam peti giok hitam itu untuk selamanya." Tetua lain berseru, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Anda, Yang Mulia. Meskipun peti giok itu dapat mempertahankan tubuhnya, tetapi juga dapat menyerap habis vitalitas dan daya kekuatan Yang Mulia Raja. Dan kalaupun Yang Mulia Raja bisa dibangunkan kelak, mungkin dia sudah tidak memiliki kekuatan seperti semula." Kepala Pangeran Hei Xin Long semakin terasa sakit. "Jadi, ternyata peti giok hitam itu tetap ada akibat buruknya juga?" tanya Jenderal Hei Kun Long. "Jika aku tidak memikirkan hal itu, maka aku tidak akan terlalu terburu

  • Kristal Jiwa Raja Naga   113. Jepit Rambut Sisik Naga

    "Pangeran Hei Xian dapat mendeteksi kristal naga pelangi dalam diri seseorang?" tanya Tetua Hei Sheng dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana mungkin?" Mendengar pertanyaan ini, Hei Fu Long menjadi gelisah, takut jika identitas putra kesayangannya terbongkar. Ia melirik sekilas ke arah Pangeran Hei Xin Long yang tetap tak bergerak dari tempatnya. 'Bagaimana ini?' tanya Hei Fu Long dalam hati dan ia semakin merasa khawatir. 'Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!' Tetua Hei Sheng memandang ke arah Pangeran Hei Xin Long, lalu bertanya dengan ekspresi penasaran. "Yang Mulia, benarkah apa yang dikatakan Jenderal Hei Xiang tentang Pangeran Hei Xian?" Sebelum menjawab, Pangeran Hei Xin Long meneguk sisa minumannya. "Benar." Semua orang yang baru saja mendengar hal ini pun dibuat terkejut. Pangeran Hei Xin Long melanjutkan ucapannya dengan sikap tenang. "Meskipun dia sedikit nakal tetapi putraku memiliki kemampuan langka yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Itu memang keistimewaann

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status