Di kantin sekolah, sekali lagi Raga menghadapi Amira yang sedang sibuk bertengkar. Padahal di waktu istirahat ini, mereka bisa makan berduaan. Namun, Amira memilih untuk mencari masalah daripada kedamaian. “Temen mata lo!” Amira berteriak marah. Raga yang ada di sebelahnya hanya bisa menghela. Tangannya terulur menarik Amira mundur. “Biarin aja, sih,” sinis Raga. “Dia juga yang mau, kok.” Meski Raga sudah mengatakan hal seperti itu, Amira tidak bisa mundur. “Gara-gara lo!” Bentak Amira pada Raga yang menariknya. Heran sekali jadi Raga yang disalahkan, padahal dia itu memberikan saran yang baik. “Kenapa jadi gue, sih?” Balas Raga jengkel. Dia tak terima ditunjuk begitu. Yang buat masalah kan Michelle, bukan dirinya. “Ya gara-gara elo, gue jadi peduli lagi sama orang lain!” Padahal sebelum bertemu Raga, Amira sudah dalam tahap nyaman dengan hidupnya. Meski tanpa teman, atau siapapun yang dekat dengannya. Amira tidak memiliki masalah sama sekali. Sekolahnya baik, nilainya
Last Updated : 2024-12-07 Read more