Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 54. Kabur dari Pandangan

Share

Bab 54. Kabur dari Pandangan

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2024-12-05 21:03:43

Hari masih pagi, tapi suasana sudah panas. Di kantin Laveire yang sepi, Amira tampak panik. Dia tidak bisa menghindari tatapan Michelle yang tertuju lurus padanya.

“Serius, lo enggak pacaran sama dia?” Tanya Michelle penasaran.

Amira tahu jika kedekatannya dengan Raga pasti akan membuat asumsi seperti itu. Padahal, dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Raga.

“Enggak,” jawab Amira singkat. Dia terus membantah.

Namun, Michelle juga sama. Dia tidak menyerah, malah melanjutkan pertanyaannya.

“Tapi elo sama dia terus? Sambil gandengan juga?”

Dahi Amira mengernyit. Dia berpikir keras, mencoba mencari jawaban yang sekiranya tak akan membuat dirinya semakin dicurigai.

“Kita cuma teman sebangku aja, kok. Tadi pas dateng, kebetulan aja bareng,” sahut Amira sekenanya.

Meski sudah mendengar jawaban, Michelle masih menatap Amira lekat. Jelas terlihat jika gadis itu belum puas dengan apa yang Amira katakan.

“Gandengannya?” Tanya Michelle lagi.

Terus saja Michelle penasaran dengan gandengan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 55. Drama, Siapa Takut?

    Di lorong sekolah, Amira membuat Michelle menunduk dalam. Pertanyaan Amira sanggup membuat Michelle tersedu.“Ck!” Amira berdecak kesal. “Jangan nangis di sini!” Bel masuk sebentar lagi berbunyi, membuat lorong sekolah cukup ramai. Amira tidak mungkin membuat Michelle menjadi tontonan.“Kita ke toilet dulu,” sambung Amira kemudian. Amira menggandeng Michelle masuk ke dalam toilet perempuan yang tak jauh dari mereka. Di dalam ruang bernuansa putih dengan wastafel berjajar itu, Amira menenangkan Michelle.“Udah, jangan nangis,” ucap Amira lembut.Kedua tangan Amira terulur mengusap pelan lengan Michelle, tapi sepertinya gadis itu belum puas menangis. “Emang lo diapain aja sama mereka?”Amira tidak tahu apa yang terjadi pada Michelle sebelum ini. Mungkin begitu buruk, sampai-sampai Michelle menangis pilu hanya di saat Amira menyinggungnya sedikit. “Udah enggak apa-apa. Kan sekarang elo sama gue ….”Amira terkejut sendiri dengan ucapannya. Tidak, harusnya dia tidak mengucapkan kalimat

    Last Updated : 2024-12-06
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 56. Teman Baru, Masalah Baru

    Amira memandang sinis. Kali ini, dia tidak repot-repot mengulurkan tangan. “Gue Amira!” Suara Amira menggema di lorong sekolah, membuat beberapa siswa yang sedang melintas sampai menoleh. Satu-persatu bahkan berhenti dan mendekat karena penasaran. Jam masuk sekolah yang sebentar lagi dimulai, membuat lorong jadi ramai.“Ish! Suara lo kenceng banget, sih!” Salah satu dari tiga perempuan itu menggerutu kesal. Perempuan itu tidak nyaman karena mereka sudah menjadi pusat perhatian sekarang. Sementara itu, Amira tidak peduli sama sekali. Kenapa harus takut? Dia kan cuma menyebutkan nama saja. “Suara gue emang kenceng. Terus kenapa? Gue sengaja, biar lo denger. Lo kan tadi budek. Gue udah bilang mau makan sama Michelle, masih aja maksa!” Senyum Amira mengembang sinis. Dia semakin senang saat melihat banyak siswa yang berkumpul.“Butuh apaan sih dari temen gue? Maksa banget!”Ketiga perempuan itu kesal sendiri. Mereka resah dengan tatapan dari siswa yang mengerubungi. “Apa lo mau ikut

    Last Updated : 2024-12-07
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 57. Teman yang Salah

    Di kantin sekolah, sekali lagi Raga menghadapi Amira yang sedang sibuk bertengkar. Padahal di waktu istirahat ini, mereka bisa makan berduaan. Namun, Amira memilih untuk mencari masalah daripada kedamaian. “Temen mata lo!” Amira berteriak marah. Raga yang ada di sebelahnya hanya bisa menghela. Tangannya terulur menarik Amira mundur. “Biarin aja, sih,” sinis Raga. “Dia juga yang mau, kok.” Meski Raga sudah mengatakan hal seperti itu, Amira tidak bisa mundur. “Gara-gara lo!” Bentak Amira pada Raga yang menariknya. Heran sekali jadi Raga yang disalahkan, padahal dia itu memberikan saran yang baik. “Kenapa jadi gue, sih?” Balas Raga jengkel. Dia tak terima ditunjuk begitu. Yang buat masalah kan Michelle, bukan dirinya. “Ya gara-gara elo, gue jadi peduli lagi sama orang lain!” Padahal sebelum bertemu Raga, Amira sudah dalam tahap nyaman dengan hidupnya. Meski tanpa teman, atau siapapun yang dekat dengannya. Amira tidak memiliki masalah sama sekali. Sekolahnya baik, nilainya

    Last Updated : 2024-12-07
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 58. Korban, Bukan Teman

    Raga tak bisa menutupi wajah kesalnya. Dia memicing penuh permusuhan. Raga tak peduli jika siswa di dalam kantin mulai berbisik. Dia memang sudah terkenal bersikap kasar. “Gue mau ngomong sama Amira. Gue perlu minta maaf,” ucap Michelle lirih. Michelle sudah berhati-hati dalam berucap, tapi Raga tetap tidak merasa senang. Cowok itu melengos keras. Namun, Michelle tidak menyerah. “Gue tau gue salah. Amira pasti kecewa banget sama gue.” Michelle menatap Raga dengan air mata yang menggantung di pelupuk. Meski begitu, dia menunjukkan tekadnya. “Terserah,” ucap Raga pada akhirnya. Raga menyerah. Dia memilih untuk kembali ke kelas. Biarkan Michelle yang memutuskan mau mengikutinya atau tidak. Di dalam kelas XI-A, langkah Michelle berubah canggung. Meski dia masuk bersama Raga, Michelle tak bisa berhenti memandang sekitar. Dia merasa tidak nyaman dengan tatapan yang dia dapatkan. “Amira?” Panggil Raga sambil menyenggol lengan Amira pelan. “Mau makan dulu, gak?” Amira langsung

    Last Updated : 2024-12-07
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 59. Teman, atau Lebih?

    Di kelas XI-A, suara batuk Amira menggema. Amira merasa tenggorokannya terkoyak saking kerasnya dia terbatuk.“Minum lagi,” ucap Raga sambil menyodorkan botol yang terbuka. Amira pun refleks menyambut botol dan langsung meminumnya. Sebelum Amira sadar, jika dirinya jatuh ke dalam lubang yang sama. Ya, Amira minum dari botol Raga lagi. Cepat-cepat, dia meletakkan botol itu.“Lanjut aja kalau masih haus,” ucap Raga memperbolehkan.Jelas Amira tidak mau. Tatapannya tertuju pada dua botol yang ada di hadapan. Satu botol kosong milik Amira yang memang sudah tamat isinya, sementara satu lagi botol milik Raga yang masih menyisakan jus. “Enggak papa. Nanti gue beli lagi,” sambung Raga santai. Tapi Amira tidak bisa, dia menunjuk Raga kesal.“Kenapa lo enggak bilang dari tadi kalo itu punya lo!” Amira menggerutu. Raga hanya angkat bahu menanggapi. “Lo enggak nanya,” jawabnya enteng.Amira menggeleng keras. Ini bukan hal yang bisa dianggap ringan olehnya. Itu botol Raga. Mereka minum dari te

    Last Updated : 2024-12-07
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 60. Si Miskin dan Si Kaya

    Keesokan hari, Raga sedang duduk di kursinya, di dalam kelas. Pelajaran selesai, dan bel istirahat telah berbunyi. Guru baru saja beranjak keluar kelas, tapi Michelle sudah menunggu di depan pintu. “Jangan pergi,” ucap Raga saat Amira menoleh padanya. Kedua mata Raga memandang penuh harap pada Amira. Tentu saja Raga juga sudah melihat sosok Michelle yang menunggu Amira. Dia juga tahu, jika setelah ini Amira pasti akan langsung menghampiri Michelle. Karena itulah, barusan Amira menoleh padanya, seolah meminta izin. “Jangan tinggalin. Temenin gue aja,” sambung Raga dengan suara lirih. Amira langsung menautkan alis. Dia merasa geli sendiri mendengar Raga yang memohon manja padanya. “Elo mabok?” Ledek Amira. Amira merasa aneh mendapati wajah memelas Raga. Biasanya kan cowok itu hobi marah-marah dan memaksa. “Gue cuma mau ke kantin,” sambung Amira kemudian. Memang benar, Amira hanya ingin menghabiskan waktu istirahat bersama Michelle di kantin Laveire, bukannya mau pergi ke

    Last Updated : 2024-12-08
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 61. Tidak Pantas

    Sejak mengibarkan bendera perang pada Claudia, Amira jadi lebih berhati-hati. Kemarin, mereka tidak jadi makan di kantin dan memilih untuk membeli roti isi untuk dinikmati di taman belakang Laveire. Di sana lebih tenang, dan tanpa Claudia tentu saja. Saat itu, Michelle terus saja menggumamkan maaf pada Amira sampai jam istirahat selesai. Jelas sekali jika Michelle sungguh merasa bersalah pada Amira. Padahal Amira sudah mengatakan, jika itu bukan salah Michelle. Kring!“Pelajaran hari ini kita lanjutkan minggu depan, ya.” Guru menutup pelajaran tepat saat bel berbunyi. Siswa-siswi di kelas XI-A ikut beranjak. Mereka juga ingin menikmati waktu istirahat. “Lo mau ke kantin sama temen lo lagi?” Tanya Raga saat Amira bergeser dari kursinya. Kemarin, Raga sudah menahan kesal. Dia masih mencoba bersabar saat Amira lebih memilih Michelle daripada dirinya. Sekarang, Amira sepertinya masih akan melakukan hal yang sama. Raga jadi menyimpan dongkol sendiri. Dia ingin Amira memilih dirinya,

    Last Updated : 2024-12-08
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 62. Batas Kesabaran

    Amira menarik tangan Michelle. Dia tidak bisa membiarkan temannya menangis di depan toilet. Lorong sekolah masih ramai di jam istirahat. Michelle bisa menjadi pusat perhatian nanti. Langkah kaki Amira membawa mereka menuju ke kursi yang ada di taman samping Laveire. Di sana, suasana lebih sepi, tak banyak orang lalu lalang. Suara mereka pun tak akan terdengar jika mereka tidak berteriak. “Maafin gue, Amira ….” Michelle masih terisak. Berkali-kali Michelle menghapus air mata yang jatuh di pipi. Dia pun terus menggumamkan kata maaf. “Kenapa minta maaf?” Tanya Amira kesal. Amira tak bisa lagi hanya diam menyaksikan Michelle yang terus tenggelam dalam kesedihan. Dia tahu ada yang salah, dan kali ini, dia tak akan tinggal diam. “Bilang ke gue. Apa yang terjadi?” Pertanyaan Amira terabaikan. Michelle masih tergugu. Gadis itu menangis lirih, membuat hati Amira panas. “Lo diapain sama Claudia?” Tanya Amira tanpa berpikir panjang. Dia sudah menetapkan satu nama itu sebagai te

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 145. Harapan untuk Laveire

    "Maksud Pak Reynald gimana?" Evan bertanya. Saat ini, Evan merasa tidak yakin dengan apa yang didengarnya. Mungkin saja karena di ruang rawat Amira ini ada banyak orang. Dia jadi tidak bisa mendengar dengan jelas. "Gurunya berhenti semua?" Tanya Evan, sekali lagi. Dia berusaha memastikan. Memang, mereka sudah bisa menduga tentang murid yang pindah. Namun, tidak ada yang menduga jika guru akan melakukan hal yang sama. "Kenapa?!" Evan memekik tak percaya. Reynald hanya bisa angkat bahu. Dia sama tak percaya seperti Evan. Dia juga kaget ketika mendapati pertemuan kemarin yang hanya dihadiri oleh beberapa orang saja. "Kebanyakan tidak mau lagi terlibat dengan Laveire. Mereka tidak mau nama mereka disangkut pautkan." Citra Laveire sudah terlanjur buruk. Meski keluarga Wijaya sudah membantu menutupi kasusnya, tetap saja berita yang beredar dari mulut ke mulut tidak dapat dihentikan. "Kepala sekolah sudah mengundurkan diri, dan kepala yayasan sedang bingung mencari solusi." A

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 144. Kunjungan Pagi

    Amira mengumpulkan kesadarannya yang masih bertebaran di atas ranjang. Dia menguap beberapa kali sebelum menyuruh Alex duduk. Pengawal rajin itu terus saja berdiri di sudut. "Duduk, Pak." Amira menunjuk sofa yang ada di sudut kamarnya. "Aku marah kalau Pak Alex enggak duduk." "Tapi–" Amira menggeleng. Dia tidak menerima penolakan. "Kalau Pak Alex enggak duduk, Pak Alex enggak boleh ada di sini,” ujar Amira sambil menunjuk pintu keluar. Alex kan sama seperti Amira, masih berstatus pasien. Namun, Raga malah menyuruh Alex mengawal Amira. Harusnya Alex beristirahat di kamarnya. “Bapak mau duduk atau balik ke kamar Bapak sendiri?” Ancam Amira. Alex terpaksa menurut. Dia mengambil tempat di atas sofa yang ditunjuk Amira. Amira pun mengangguk puas melihatnya. Dia mengucek matanya sekilas, sebelum menurunkan kaki dari ranjang. Amira hendak beranjak ke toilet sebelum sebuah suara teriakan terdengar. "Amira!" Suara sekencang toa itu sudah jelas siapa pemiliknya. Siapa lagi kalau

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 143. Bersamamu, Meski Jauh

    Pembicaraan Raga dan Amira terpotong dengan kedatangan perawat yang membawa makan malam. Raga membantu Amira makan seperti biasa. Mereka berbincang sesaat sampai akhirnya Leon memperingatkan Raga untuk segera kembali ke kamarnya sendiri. “Jangan terlalu malam, Tuan Raga. Besok–”Raga mengangkat tangan, mencegah Leon bicara lebih banyak. “Jangan ngeduluin gue ngomong.”Leon gegas menutup mulutnya rapat. Dia tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Amira yang mendengar kalimat kesal Raga, menyadari jika ada yang aneh dari sang pacar. Dia bergerak mendekat pada Raga. “Jangan, dong!” Cegah Raga saat Amira berusaha menggapai tangannya. Amira ingin tahu apa yang akan terjadi. Dia hendak melihat masa depan dari tangan Raga. Namun, Raga menepis tangan Amira yang terulur. “Biar gue bilang sendiri.” Raga menolak tangan Amira. Sebagai gantinya, Raga menatap Amira lekat. Kedua bola matanya menelisik netra Amira lembut, mendalami iris coklat di depannya. “Gue sayang sama lo,” ucap Raga tanpa aba

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 142. Jangan Bikin Gue Jauh

    Amira menunggu pacarnya menjawab. Namun, Raga tampak terlalu terkejut hanya untuk berucap. "Raga," panggil Amira sekali lagi. "Enggak apa-apa kan, kalau kita beda sekolah?" Ulang Amira. Amira sampai menggeser tempat duduknya. Dia mendekat pada Raga, dengan sengaja menepuk lengan cowok itu. Amira melakukannya semata agar Raga merespon, tidak hanya terus diam. "Kita masih bisa tetep ketemu, loh," ucap Amira dengan nada lembut, membujuk. Kata-kata Amira mendapatkan sebuah tatapan dari Raga. Cowok itu memandang tak rela. Amira tidak tahu saja, betapa inginnya Raga mengatakan tidak. Raga berniat menyuarakan keberatannya. Tapi melihat Amira yang berusaha membujuk, Raga jadi tak tega. "Habis harus gimana?” Tanya Amira. Kali ini, dia mengangkat bahu, menunjukkan kebingungannya. "Gue kayaknya enggak bisa kalau harus masuk ke sekolah kayak Laveire lagi. Uang gue mungkin enggak cukup."Amira harus berpikir jauh ke depan. Sebenarnya, bukan tidak mungkin jika Amira memilih sekolah seperti L

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 141. Jalan Keluar yang Lain

    Raga terdiam. Di dalam ruang rawat inapnya, dia menunggu jawaban dari Heri. Sang kakek, tidak mengucapkan apa pun. Heri hanya memandang Raga, lurus. Raga tidak bisa bertahan lebih lama dalam keheningan. Dia bertanya lagi, kali ini lebih agresif. “Mungkin Kakek bisa mencoba mengambil alih Laveire. Kakek kan selalu sukses dalam segala hal?” Heri berdecih. “Pintar sekali kamu bicara,” cibir Heri, sinis. Raga menggeleng. Dia tidak sekedar memuji. Tentu saja semua itu berdasarkan pada bukti. Perusahaan keluarga Wijaya yang masih berdiri dalam bentuk Exscales adalah bentuk nyata hasil kerja keras Heri.“Tidak bisa. Kakek terlalu sibuk. Exscales yang sedang berada di puncak, membutuhkan lebih banyak tenaga dari yang bisa kamu lihat.”Jawaban Heri sangat masuk akal. Namun, Raga tidak berniat untuk menyerah. “Bagaimana kalau Kakek yang ambil alih tapi orang lain yang mengurusnya?”Usul Raga terdengar buru-buru, tapi dia sudah terlanjur maju. Raga tak berniat untuk mundur tanpa hasil. “Bi

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 140. Masa Depan Laveire

    Michelle, Febby, dan Evan pulang di jam makan siang. Raga pun terpaksa berpamitan pada Amira. Leon mengatakan jika Raga harus menjalani beberapa pemeriksaan lanjutan. Beberapa jam Raga habiskan, hanya untuk mendengar pernyataan dokter yang mengatakan jika dirinya baik-baik saja. Setelah semua pemeriksaan itu, Raga dinyatakan sehat. "Apa Tuan Raga mau langsung pulang ke rumah sekarang?" Tanya Leon pada Raga yang sudah kembali ke kamar inapnya. Tentu saja, Raga bisa keluar dari rumah sakit kapan pun dia mau. Lukanya benar hanya goresan, tidak berbahaya, apalagi mengancam nyawa. "Nanti," sahut Raga singkat. Raga masih ingin menemani Amira. Amira pasti masih galau dengan berita ditutupnya sekolah. Setidaknya, Raga ingin menghibur Amira sampai hari ini. "Tapi Tuan Raga harus menjalankan jadwal yang dibuat oleh Tuan Besar secepatnya." Raga mendengus. Apa yang diucapkan oleh Leon terdengar seperti perintah. "Kalau gitu, ngapain nanya gue masih mau di rumah sakit apa enggak!" Ket

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 139. Gosip Penutupan

    Amira terdiam di atas ranjangnya. Dia terpaku tak bergerak selama beberapa saat. Hening menyergap ruang rawat Amira. "Kenapa?" Michelle yang pertama kali mengeluarkan suara. “Kok sekolah kita ditutup?”Gadis yang satu itu memang memiliki kemampuan nalar yang mungkin kurang dibandingkan teman-temannya. Dia sedikit lamban dalam mencerna informasi."Ya lo pikir aja!" Evan yang tidak sabar menanggapi pertanyaan Michelle. "Emang masih ada orang yang mau sekolah di tempat yang baru aja jadi ladang pembantaian?" Ujar Evan, sinis.Mungkin kata-kata Evan terlalu kasar, tapi dia tidak salah. Faktanya, tidak ada korban jiwa di Laveire. Namun, banyak sekali yang terluka. Laveire sudah ternoda dengan darah. Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan itu. "Bener kata Evan.” Febby pun mengiyakan. Nyatanya kredibilitas sekolah mereka, sudah terjun ke dasar jurang. Keamanan adalah hal yang krusial, dan Laveire tidak bisa menjaminnya. “Mana ada orang tua yang mau sekolahin anaknya di tempat yang engga

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 138. Pernyataan Tiba-Tiba

    Seisi kamar terdiam. Sekarang, pandangan semua orang yang ada di ruang rawat Amira, tertuju pada Michelle. Febby sampai mengulang pertanyaannya lagi. "Lo … suka sama siapa? Raga?"Amira refleks meraih tangan Raga, padahal sebelumnya dia yang menjauh. Amira hanya sedang menandai miliknya. Michelle memang teman Amira, tapi Raga adalah hal yang tidak bisa dia bagi dengan orang lain. Dalam diam, Raga menahan senyum. Sebenarnya dia ingin meloncat senang, tapi dia menahan diri. Setidaknya Raga harus bersikap seperti orang normal di depan yang lain. Meski dia ingin salto karena begitu bahagianya. Mendapati Amira yang mendekat padanya duluan, itu luar biasa. “Beneran Raga?” Febby terus bertanya karena Michelle hanya diam. Butuh beberapa detik sampai akhirnya gadis itu menggeleng. “Bukan,” jawab Michelle datar. Jelas tidak. Sejak awal dia tidak tertarik pada Raga. “Loh?” Febby berseru heran. “Terus siapa kalau bukan Raga?”Febby mendelik pada Michelle sekarang. Jarinya tertambat pada Ami

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 137. Cinta Segiteman

    Raga berdiri panik saat mendengar suara tangis Amira. Air mata sudah mengalir deras di pipi gadis itu.Alex dan Leon ikut berdiri. Mereka juga kaget karena tiba-tiba saja Amira menangis, padahal Raga dan Amira sedang suap-suapan tadi. “Jangan ke sini!” Cegah Raga saat mendengar langkah kaki Leon dan Alex yang mendekat. “Kalian tunggu di luar!”Leon ingin membantah, tapi Alex membujuknya. “Cuma sebentar. Tuan Raga pasti aman sama Nona Amira.”Pernyataan yang jelas membuat Leon mendelik. Bagaimana bisa Alex begitu yakin? Leon tak mau mengambil resiko. Namun, saat dia hendak menggeleng, Alex menyela. “Saya jamin dengan nyawa saya.”Meski masih menaruh curiga, akhirnya Leon mengiyakan. Dia melangkah keluar kamar bersama dengan Alex. Sementara di dalam kamar, Raga sibuk bertanya. “Kenapa? Sakit?”Amira menggeleng. Namun, kepalanya terus menunduk. Amira tidak membiarkan Raga melihat wajahnya yang saat ini penuh dengan air mata."Amira, please!" Raga berteriak gemas. Dia tentu saja panik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status