"Kamu adalah istri aku di atas kertas. Jadi, jangan pernah berharap lebih." Alesandra terkesiap. Kehidupan rumah tangganya dengan Tuan Algazka memang bukanlah bagian dari dongeng drama romansa romantis. Namun, dia tak menyangka jika dirinya tidak akan ditawan akibat kesalahan yang sudah keluarganya lakukan! Tapi, apakah Tuan Algazka pikir Alessandra akan diam saja?!
View MoreKecemasan itu kini tidak dirasakan lagi oleh Algazka setelah melihat Allesa yang sudah tersadar dan membuka kedua matanya. Dia benar-benar frustasi melihat keadaan Allesa yang sakit seperti tadi."Gimana saya bisa kerja kalo lihat kamu sakit seperti tadi?" Ungkapan kalimat dari Algazka mengalir begitu saja.Sebuah perasaan yang masih tidak Algazka mengerti. Yang jelas Algazka memang sangat peduli pada keadaan Allesa dari masalah apapun."Saya khawatir sama kamu." Algazka menatap Allesa yang belum bersuara kembali.Satu tangan Algazka menyentuh wajah Allesa dan ibu jarinya mengusap-usap pipi gadis polos itu. Sikapnya yang mengalirkan kehangatan dan sebuah kepedulian dapat Allesa rasakan."Saya nggak suka liat kamu sakit. Maaf, ya?" Nada Algazka terdengar berat meski kedua sorot matanya jauh lebih tenang dari sebelum dia mendapatkan kesadaran Allesa.Algazka melepaskan tangannya dari wajah Allesa dan masih menatapnya lekat.
Sudah tiga jam lebih Algazka berada di kamar Allesa, menemani Allesa yang masih belum kunjung bangun dari tidurnya. Sesekali Algazka memastikan Allesa dalam suhu yang normal. Takut jika kondisi tubuh Allesa kembali seperti tadi.Dan tanpa Algazka sadari, dia tertidur di dekat Allesa meski dalam kondisi tidak terlentang. Kepalanya berada di atas tempat tidur sedangkan tubuhnya berada di kursi yang dia pakai sejak tadi menemani Allesa sehingga posisinya membungkuk. Kondisi Algazka yang tidak sengaja tertidur dengan satu tangannya menggenggam tangan Allesa sejak tadi menampakkan dirinya yang lelah bercampur rasa khawatir.Allesa yang masih dalam keadaan lemah mulai membuka kedua matanya. Kepala dia agak berat sehingga Allesa meringis pelan karena pusing dan pandangannya yang belum jernih.Namun tatapannya menoleh pada bayangan yang memperlihatkan keberadaan Algazka yang berada di dekatnya. Lelaki itu terpejam sambil menggenggam satu tangan Allesa dan sementar
"Duh gimana ya aku khawatir banget." Reina yang sejak tadi mondar-mandir di depan kamar Allesa.Rasa kahwatir yang terus menghantui dirinya setelah mendapatkan keadaan Allesa tadi. Selama ini perempuan itu selalu ceria dan tidak pernah sakit meski Algazka memperlakukan dirinya tidak baik.Daskar yang melihat kepanikan Reina menghela nafasnya. Reina itu memang selalu berlebihan jika sudah peduli apalagi sayang terhadap seseorang. Apalagi selama empat bulan ini Reina yang juga sangat dekat dengan Allesa."Allesa pasti baik-baik aja." Daskar menenangkan meski Reina masih mondar-mandir."Tapi tetap panik ih akunya.""Lama-lama aku yang jadi bisa ikutan sakit juga kalo liat kamu kayak setrikaan, Reina." Daskar menggerutu.Reina menatap sebal Daskar, temannya itu yang sejak tadi memang hanya diam dan sangat tenang."Aku kan deket sama Allesa jadi aku khawatir banget sama dia, beda sama kamu yang deketnya sama Tuan Algazka. Kal
"Semua udah disiapkan?" tanya Algazka pada Daskar pada pagi itu. Ada rapat penting yang akan dihadiri oleh para komisaris untuk membahas sebuah projek besar yang menjadi target utama Algazka. "Sudah, Tuan Algazka. Jadwalnya masih satu setengah jam lagi, tapi sudah ada beberapa komisaris yang hadir. Sepertinya mereka juga tidak sabar untuk membahas projek ini, Tuan Algazka mengingat projeknya sangat besar sekali." Daskar ikut mengutarakan rasa antusiasnya pada Algazka yang sudah mengenakan pakaiannya. Algazka mengambil salah satu jam tangan termahalnya untuk dia kenakan. Rasa percaya dirinya terlihat jelas dengan kharisma dan wibawa yang dia miliki meski tatapannya selalu dingin dan tajam. "Saya yakin kalau projek ini bisa berhasil." Algazka tersenyum kecut. "Memangnya sejak kapan saya kalah?" Mendengar itu membuat Daskar tertawa kecil, tahu sekali kalau kinerja Algazka tidak pernah main-main meski dihadapkan pada rival yang besar sekali pun. Kemenangan memang akan selalu ja
"Udah.""Sedikit lagi.""Nggak mau.""Cuma sedikit lagi, Allesa.""Nggak mau, aku bilang udah ya udah, Algazka." Allesa berkata ketus sambil menatap kesal Algazka.Matanya masih berkaca-kaca mengingat perilaku Algazka yang sangat memaksa dirinya untuk makan meski Allesa melihat bahwa sikapnya itu memang karena Algazka yang hanya tampak khawatir.Tapi Allesa tidak mau peduli, dia masih kesal terhadap Algazka yang sudah memaksa dirinya makan dengan hati yang sangat kacau."Yaudah kalo gitu." Algazka memilih mengalah untuk kali ini, yang jelas Allesa sudah makan setidaknya walau setengah porsi saja.Cukup tenang melihat Allesa yang mau makan meski Algazka tahu kalau Allesa benci akan dirinya. Algazka tidak peduli, yang dia inginkan hanya agar Allesa tidak jatuh sakit.Algazka membawa nampan makanan tadi ke atas nakas, setelah itu dia mengambil gelas minuman untuk Allesa.Sempat terdiam melihat perilaku Algazka yang begitu memperhatikan dirinya. Seorang Algazka melayani Allesa yang tidak
Keberadaan Algazka yang sudah berhasil masuk ke dalam kamar semakin membuat hati Allesa merasa tertusuk.Sorot mata Algazka mengamati banyaknya tisu yang berhamburan di atas kasur dan juga lantai yang menjadi lautan tisu. Dilihatnya mata Allesa yang sangat sembab sekali meski dia sudah mengalihkan pandangannya dari Algazka.Situasi yang memperlihatkan hati Allesa seharusnya membuat Algazka merasa puas dan senang karena ini adalah keinginan dia sejak membawa gadis itu masuk ke istana miliknya. Tapi sekarang, keadaan Allesa yang sangat sedih membuat hati Algazka malah menjadi tidak nyaman."Kenapa belum makan?" Tanya Algazka yang tahu bahwa seharian ini dia melihat Reina mondar-mandir di CCTV untuk membawakan makanan Allesa yang ditolak mentah-mentah.Allesa tidak menjawab, dia tetap membuang mukanya dari Algazka."Kamu mau saya ...""Apaaa?" Allesa sudah beralih menatap Algazka dengan tatapan kesalnya. Ancaman apa lagi yang ingin
Allesa menarik nafasnya dalam-dalam, ragu namun dia perlu mengungkapkannya. "Algazka, aku kangen sama keluarga aku." Allesa memberanikan dirinya bersuara dengan nada pelan. Dilihatnya raut wajah Algazka yang langsung berubah. Tatapan dia tajam dan penuh amarah. "Tapi aku ngomong gini bukannya aku minta buat pulang, aku cuma ..." "Nggak!" Algazka menghentikan ucapan Allesa. "Algazka, aku cuma minta waktu beberapa menit aja buat ketemu sama keluarga aku. Aku janji nggak akan lama." Allesa masih berusaha membujuk, berharap Algazka bisa memberikan dia sedikit toleransi mengingat permohonan Garvin yang Allesa baca. Terbayang sudah bagaimana kesedihan Nadya yang baru melahirkan. Allesa tidak tega jika semua itu menyangkut keluarganya. "Aku cuma minta waktu sebentar aja, Algazka." Algazka mendekati Allesa yang berdiri menatapnya dengan memohon. Ini adalah suara permohonan
Sikap yang dilakukan Allesa berhasil membuat jantung Algazka berhenti sesaat.Sial!Apa yang dilakukan gadis itu tidak pernah Algazka pikirkan sama sekali. Hal kecil, tapi entah kenapa membuat hati Algazka tidak karuan walau dengan mencium tangan saja.Algazka merapikan jasnya yang sudah rapi dan berdehem pelan untuk mengatasi tenggorokan dia yang hampir tercekat oleh nafasnya sendiri. Sementara Allesa berdiri santai dengan pembawaannya yang tenang setelah dia melakukan cium tangan pada Algazka sebagai hal yang wajar-wajar saja dari hubungan mereka."Tuan Algazka." Suara Daskar yang berada di luar pintu kamar Algazka memecahkan kecanggungan Algazka di hadapan Allesa.Ketukan pintu tersebut membuat Allesa berniat untuk membuka pintu kamar Algazka."Mau kemana?" tanya Algazka menghentikan langkah kaki Allesa menuju pintu."Bukain pintu buat kamu," jawab Allesa berterus terang."Nggak perlu. Lebih baik kamu disini
"ALGAZKAAA APAAN SIHHH?!" Teriakan histeris Allesa sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.Tubuh Allesa sudah terbentur ke dinding dengan nafasnya yang berantakan. Jantung Allesa pun semakin melemah atas sikap Algazka yang lagi-lagi menguji kepanikan dirinya."ALGAZKA JANGAN MACEM-MACEM!" teriak Allesa lagi.Hampir dua menit Allesa dibuat uring-uringan oleh sikap Algazka yang melepaskan handuknya. Namun tidak ada tanda-tanda setelah itu. Perlahan-lahan Allesa mengintip dari balik jemarinya dan mulai menurunkan kedua tangan.Dilihatnya Algazka yang sudah rapi dengan kemeja putihnya dan celana panjang, bahkan posisi dia telah kembali ke semula. Allesa mendengus kesal."Apaan sih maksudnya kayak tadi?" tanya Allesa ketus.Algazka hanya tersenyum kecut. Lucu juga melihat kepanikan Allesa saat dia mendekatinya. Padahal Algazka tidak ada niat berbuat macam-macam, dia pun juga mengenakan celana dan tidak telanjang. Tapi Allesa pan
"Maafkan Papa, Nak ..."Permohonan maaf dengan nada yang terucap dengan gemetar dilayangkannya dalam hati.Ribuan rasa bersalah akibat keputusannya sesaat lagi. "Tolong jangan sakiti dan habisi keluarga saya. Istri saya sedang sakit dan sebagai gantinya kamu boleh mengambil Alesandra untuk kamu jadikan sebagai istri. Putri saya sangat cantik seperti ibunya. Kamu pasti tertarik dengannya daripada meletakkan darah pada seluruh keluarga saya," ucap pria tua itu menahan pedih.Seandainya dia bisa memutar waktu, dirinya tidak akan mau membuat tempat bisnis yang menjadi lokasi kejadian adik lelaki kesayangan dari seorang Algazka Zinadine Geus.Meskipun masih muda, pemilik kelompok Falcone yang sering melakukan aksi pembunuhan itu benar-benar kejam dalam menuntut balas pada Keluarga Danaro!"Saya tidak membutuhkan seorang istri dan saya tidak peduli dengan kecantikan seorang perempuan manapun!" balasnya dingin."Tapi kamu bisa menjadikan dia sebagai istri yang melayani kamu setiap hari. Kam...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments