Share

5. Permainan

Author: anyaaang
last update Last Updated: 2025-03-01 20:00:08
"Kamu ini memang cuma datang dari keluarga pengecut. Maka dari itu saya lebih senang melihat kamu menderita daripada kamu mati begitu saja, Allesandra!"



Ucapan Algazka yang masih terngiang di kedua telinga Allesa saat dia kembali ke dalam kamarnya. Tali yang Algazka perintahkan tidak jadi diberikan dengan ucapan dia yang ingin jauh membuat Allesa menderita. Harga yang harus dibayar mahal oleh Garvin. Ayah yang masih tidak Allesa yakini bisa membunuh adik Algazka meski keberadaan dan pengakuan Garvin memang telah membunuh adik Algazka.



"Tapi kalo tadi Algazka beneran jadi kasih talinya, gue kan nggak mungkin juga nggak ambil. Masa iya gue tarik ucapan yang gue ucapin di depan kutu busuk itu. Mungkin talinya bakal gue pake buat ikat leher dia!" Allesa menggerutu mengingat ucapan dan sikap Algazka yang selalu seenaknya.



Allesa menghela nafas panjang. Mengamati jendela kamar sebagai pemandangan yang menjadi makanan dia sejak hari pertama kehidupan di kediaman Algazka.




"Jadi laper. Mau makan ah. Pasti Reina udah masak dan nyiapin di meja makan." Allesa mulai merasakan keroncongan di perutnya. Gara-gara melakukan perjuangan ingin keluar rumah tadi membuat lambung Allesa jadi kelaparan sebelum waktu biasa dia makan. Belum lagi saat berhadapan dengan Algazka. Sungguh menguras organ tubuh!




Allesa keluar kamar dan menutup kembali pintu kamarnya. Tatapannya melihat kamar milik Algazka yang berada di seberang kamar dia. Tidak tertutup rapat. Allesa berjalan pelan menghampiri kamar Algazka yang sepertinya sengaja dibuka atau lelaki idiot itu lupa menutup pintu kamar miliknya. Lorong lantai kamar Algazka dan Allesa tidak memiliki penjagaan. Itu menjadi peraturan Algazka yang masih menginginkan privacy tanpa bodyguard di lorong panjang yang terdapat kamar milik pribadinya.




"Gimana keadaan Casper? Saya mau dia baik-baik aja. Sampai sesuatu terjadi sama Casper lagi, saya yang akan membunuh kalian semua dengan busur panah beracun yang sama!!" ancam Algazka mematikan sambungan teleponnya.




Siapa Casper? Si Algazka pelihara hantu? Tuyul? Wah, wah, bener ini suami gue lelaki gila. Eh, siapa bilang dia suami gueee?




Allesa bergumam di hatinya sambil terus memasang telinga mendengar percakapan Algazka. Rasa penasaran pada nama Casper yang telah dia sebutkan. Nama asing yang tidak pernah Allesa dengar juga.




Percakapan yang sudah selesai membuat Allesa memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Algazka. Dilihatnya Algazka yang berdiri sambil membuka jas kebangsaan yang selalu dia pakai. Langkah kaki Allesa berhenti saat Algazka menoleh dan menatap keberadaannya di ambang pintu. Perempuan yang masih saja berani melangkahkan kaki masuk meski ratusan kali Algazka ucapkan untuk dia tidak berbuat semena-mena apalagi di dalam area kamar Algazka tanpa izin.




Namun Algazka tidak membuka suaranya. Seakan dia membiarkan Allesandra berada di dalam kamarnya.




Lelaki tampan berparas angkuh dengan rahangnya yang tegas itu membuka jas hitamnya dan melempar kasar ke arah Allesa yang berdiri tidak jauh dari ambang pintu. Dan Allesa menunduk untuk mengambilnya yang jatuh tepat di kaki dia. Membawa ke dalam pangkuan lengan tangan dia sebagai hal yang selalu Allesa kerjakan saat hari pertama.




Yah, Allesa melakukannya atas bentuk kesadaran dia sebagai seorang istri yang tidak akan pernah diakui oleh Algazka. Status yang hanya tersirat diatas kertas dan agama. Kebiasaan yang Allesandra lakukan tanpa Algazka melarangnya. Dia seakan berbuat demikian dengan sengaja. Memperlakukan sebagai budak adalah bagian dari permainannya.




Algazka masih menatap Allesa yang berdiri sambil menunggu Algazka melepaskan semua pakaiannya agar dia bisa membawa ke tempat cucian yang akan diambil oleh alih oleh Reina nanti.




Kancing-kancing yang mulai dibuka oleh Algazka. Memperlihatkan tubuhnya yang putih, tegas, kokoh, dan memiliki dada bidang. Algazka memang sosok dengan fisiknya yang hampir sempurna. Setelah dia membuka kancingnya sampai bawah, Algazka melepaskan kemejanya dan kembali melempar kasar ke arah Allesa untuk diambil. Dia berjalan ke arah lemari dengan bagian punggung yang sudah Allesa lihat memiliki tatto angka romawi yang tidak Allesa mengerti. Tatto tersebut berada di bagian punggung kanan bawah dengan simbol empat kartu yang sepertinya saling berhubungan.




Allesa yang sudah mengambil baju milik Algazka berniat keluar. Sebentar lagi kegiatan mereka adalah makan malam di meja makan ruang utama. Namun Allesa mengurungkan niatnya untuk keluar. Dia melihat kemeja putih milik Algazka yang dia ambil tadi. Ada noda merah di bagian kerah lehernya seperti lipstik. Allesa menciumnya. Wangi aroma parfum seorang perempuan. Tidak biasanya. Selama sebulan bersama Algazka dan Allesa melakukan kegiatan tersebut, tidak sekalipun Allesa mendapatkan tanda-tanda demikian.




Algazka yang sudah mengenakan kaos hitam menoleh ke arah Allesandra. Dilihatnya perempuan itu yang masih berada di dalam kamar dia.




"Kamu nggak ada urusan lagi di kamar saya!" Algazka menyadarkan Allesa yang belum beranjak keluar dari kamarnya.




"Kamu abis ketemu sama siapa tadi?" tanya Allesa tanpa menghiraukan perkataan dan peringatan Algazka yang mengusirnya.




Algazka setengah mengerutkan keningnya. Allesandra semakin berani di hadapan dia. Sekarang dia mulai dengan pertanyaannya yang memposisikan sebagai seorang istri yang sesungguhnya. Tatapan Algazka melihat ke arah kemeja miliknya yang berada di tangan Allesandra. Gadis polos itu seperti menemukan sesuatu. Algazka tersenyum kecut.




"There's a problem with you?!"




Allesandra menggelengkan kepalanya. Namun dia masih penasaran akan aroma perempuan yang tercium dari kemeja putih milik Algazka.




"It's my own business!" cetus Algazka lagi tanpa berniat memikirkan perasaan Allesandra yang masih diam mendengarnya. Perkataan yang harus Allesa pahami bahwa apa yang dia lakukan tidak akan pernah menjadi urusan siapapun. Apalagi Allesandra!




Namun Allesandra masih penasaran. Bagaimana pun dia memiliki hak bertanya sebagai seorang istri.




"Kamu punya pacar, Algazka?"



Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   6. Tuan Mesum

    "Kamu punya pacar, Algazka?"Pertanyaan yang akhirnya terlontar dari mulut Allesandra. Sebuah pertanyaan yang tidak pantas juga dinilai memiliki kesalahan mengingat hak yang sepatutnya dia perjuangkan walau terasa diangan-angan."Kamu punya pacar, Algazka?" Pertanyaan Allesa yang terdengar sangat ingin tahu. Namun Algazka tidak menjawab. Seakan memberikan jawaban atas kebenaran dari pertanyaan milik Alesandra.Algazka telah memiliki kekasih ternyata. Jadi benar kalau tanda merah ini pasti lipstik yang dimiliki oleh kekasih Algazka. Begitu pula parfum yang Allesa cium. Tidak menyangka juga kalau Algazka memiliki seorang kekasih. Siapa perempuan yang kejatuhan sial itu untuk berada di kehidupan Algazka. Berbagai pertanyaan menghampiri pikiran Allesa yang semakin penasran."Kenapa? Kamu bertanya seperti ini seakan kamu adalah istri sesungguhnya, Allesandra!" Algazka akhirnya membuka suara sekaligus menyadarkan status Allesa yang tidak perlu diseriuskan.Tidak sepantasnya Allesa berbicara

    Last Updated : 2025-03-07
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   7. Gila

    Allesandra yang sudah berhasil kabur dari pandangan Algazka menghembuskan nafas kasar setelah sampai di tempat dia akan meletakkan pakaian milik Algazka untuk dicuci, semacam keranjang laundry. Tempatnya berada di bawah yang tidak jauh dari dapur. Hanya saja ruangan tersebut dikhususkan sebagai tempat untuk mencuci pakaian. Beberapa peralatan mandi seperti handuk bersih juga diletakkan di ruangan tersebut. Ada lemari sebagai tempat penyimpanan. Rumah besar yang baagikan istana itu memang sangat tertata rapi. Sudah bisa ditebak kalau semua mencerminkan sisi gelap Algazka yang ternyata seorang lelaki mesum. "Emang dasar mesum kok!" Allesa menggerutu. Tangan mungilnya melempar kecil pakaian milik Algazka yang sudah masuk ke dalam keranjang laundry. "Bisa-bisanya dia punya otak, tapi otaknya nggak berputar dengan baik. Ihh cowok mesum!" Allesa kembali menggerutu. Entah apa yang telah dilakukan oleh Algazka kepada

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   8. Rapuh

    Tatapan bengis Algazka masih membuat Allesa mengunci suaranya. Sorot mata lelaki itu penuh dengan rasa benci. "Kamu denger kan kata-kata saya tadi?! Kamu bukan seorang istri karena kamu adalah seorang anak pembunuh sekaligus budak yang tidak akan pernah saya pandang meski hanya sebelah mata pun!" Algazka menegaskan dan langsung meninggalkan Allesa yang meneteskan air mata seketika. Air mata yang sudah dibasuh oleh bahu tangannya dengan cepat. Kata-kata Algazka memang selalu berniat menyakiti hatinya. Kebencian, hinaan, dan rasa jijik pada dirinya seperti seekor lalat. Tapi mendengar sebagai anak pembunuh itu menyakitkan hati Allesa. "Bisa-bisanya gue nangis!" Allesa membasuh air matanya mulai menggerutu. Sikapnya yang mudah dia kontrol meski rasa sakitnya masih bergelayut manja. Siapa yang tidak patah dicap demikian pada lelaki yang mengambil status sebagai suami? Seorang suami y

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   9. Panah Beracun

    "Siapa?" "Nakamante, Tuan Algazka." "Nakamante?" Algazka tersenyum kecut saat mendapatkan nama yang memang sudah berhasil dia tebak sebelum Daskar memberikan kepastian. Ternyata busur panah beracun sialan yang hampir membunuh Casper berasal dari Nakamante. Laki-laki yang memilih darah campuran Jepang. Salah anggota kelompok Maesaki yang tidak pernah bersahabat dengan Falcone. Nakamante termasuk anggota Maesaki yang patut diandalkan. Tembakannya dengan busur panah tidak pernah meleset meski dari jarak jauh sekalipun. Dan sekarang setelah Algazka memperkuat buktinya, dia tidak akan membiarkan Nakamante lolos begitu saja. Termasuk Maesaki yang sudah mencoba mengganggu ketenangan dirinya dengan melibatkan Casper. Daskario membuka laptop milik Algazka yang sudah tergeletak di atas meja. Menghadapkan pada dirinya sehingga Algazka melihat layar laptop tersebut sudah dengan senyuman. "Nakamante? Nice t

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   10. Tikus Nakal

    Algazka begitu senang melihat Nakamante yang masih asik disantap oleh anjing liarnya. Tiga anjing yang pastinya senang mendapatkan makan mewah pada hari itu.Sementara di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda suasana cemas menyelimuti."Allesa, kamu kenapa?" tanya Reina yang melihat Allesa buru-buru duduk. Dia seperti orang habis berlari-lari dan sekarang tampak kelelahan.Reina yang baru saja meletakkan susu untuk Allesa mendekati perempuan polos itu. Allesa yang sudah duduk di tepi tempat tidur dan masih terdiam. Mengatur nafasnya yang tengah berantakan."Kamu abis kemana? Aku udah siapin susu buat kamu tuh." Reina duduk di sebelah Allesa.Sejak dia masuk, Reina memang tidak melihat Allesa berada di dalam kamar. Biasanya sih dia hanya jalan-jalan mengelilingi rumah saja. Paling sering berada di balkon kamarnya. Kadang kasihan juga melihat Allesa yang terpenjara tanpa bisa Reina lakukan apapun untuk membebaskannya.Allesa y

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   11. Pembunuh

    Tatapan Allesandra membulat. Kaget melihat Algazka yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Sejak kapan Algazka berada disana? Mirip banget sama hantu. "Eh, kamu bilang apa tadi? Tikus? Kamu ngatain aku tikus?" Allesa baru sadar atas ucapan Aldiska. Lelaki yang memang senang sekali berbuat dan berbicara seenaknya! "Iya! Memang itu kenyataannya kan? Buktinya apa tadi? Kamu kan tadi abis dari ruang kerja saya yang diatas dan kamu lari setelah melihat yang nggak seharusnya!" Algazka yakin sekali dengan tingkah Allesandra. Perempuan itu sering merepotkan dirinya. Ada saja tingkah yang membuat Algazka harus lebih menahan sabar sebelum dia melenyapkan Allesandra. Allesa terdiam sejena. Rupanya Algazka tahu kalau dia sempat keatas tadi. "Kamu ngapain ke atas? Hah?" tanya Algazka penasaran. Allesandra yang masih diam tiba-tiba tersenyum. "Mau liat apa yang dilakuin suami aku."

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   12. Panik

    "Jangan coba-coba berani mengambil hp saya lagi, Non Allesa!""Siapa yang ngambil? Orang cuma mau minjem. Lagian nggak usah pake kata lagi, ini juga yang kedua kalinya kok. Ribet banget jadi manusia!" Allesa mendengus kesal."Lebih baik Non Allesa kembali ke kamar.""Nggak mau! Pinjem dulu!""Pinjem? Tapi tadi mau mengambil seenaknya kan?""Karena kalo bilang pasti nggak dikasih kan? Makanya yaudah aku ambil aja deh ...""Jangan coba-coba melakukan itu lagi, Non Allesa!" Tegasnya kali ini."Tuh kan dibilang jangan pakai kata lagi. Aku tuh nggak sering kayak gitu. Lagian cuma baru coba dua kali ajaaa!" Allesa berkata polos."Balik ke kamar!""Nggak!""Balik ke kamar atau saya seret atau saya panggilkan Tuan Algazka!" ancamnya serius.Allesa menghembuskan nafas kasar. Dia langsung berjalan menuju kamar dengan langkah kaki paskibranya. Tubuhnya dibanting ke atas tempat tidur setelah berad

    Last Updated : 2025-03-12
  • Istri Tawanan Tuan Tiran   13. Pacar Suami

    Teriakan Algazka membuat pikiran Allesa bercabang. Curiga kalau ada CCTV tersembunyi di dalam kamar yang dia tempati beberapa bulan ini. Mata Allesa mengelilingi tiap titik sudut. Yakin kalau Algazka mengamati dan juga mendengarkan apapun yang ada di kamarnya. "Pasti nih ada CCTV yang disembunyi ..." "ALLESANDRAAA! ONE ..." "IYAAAAA!" sahut Allesa cepat dengan teriakannya. Bahaya jika Algaza sudah menghitung sebelum dia memunculkan wajahnya. Grrrr! Ngidam apa sih dulu ibunya Algazka? "Algazka tuh bener-bener hidupnya mau bikin jantung gue berhenti, ya?!" Allesa mendengus kesal. "TWO ..." Buru-buru dia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar dengan langkah emosi yang lagi-lagi harus dia pendam. Semoga saja Allesa selalu waras setiap menghadap Algazka. Hanya itu yang selalu Allesa harapkan dalam menjadi lawan Algazka yang tinggal satu atap dengan dirinya. "T

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   77. My Queen

    "Kamu memang akan jatuh hati pada Allesa, dia perempuan yang sangat baik dan mampu meluluhkan hati yang sekeras batu sekali pun walau hanya dengan sikapnya." Garvin bergumam sambil menyandarkan tubuhnya setelah Algazka yang sudah pergi.Rasa itu tampak jelas di mata Garvin yang sangat yakin akan perasaan seorang Algazka. Tidak dia sangka pengorbanan dalam menyerahkan putri tersayangnya menjadi pedang yang berbalik untuk mafia kejam itu. Meski Garvin takut dan tidak punya pilihan, tapi hati kecilnya yakin jika Allesa mampu mengatasi semuanya.Gadis kecilnya itu memiliki hati yang selalu tulus, polos, penyayang, ceria, lucu, dan dia yang sangat cantik persis seperti Nadya. Tidak mungkin jika Algazka tidak menaruh hati walau Garvin sempat ciut melihat kekerasan hati Algazka saat penyerahan putrinya. Tapi sekarang setidaknya dia bisa bernafas lega saat mendengar apa yang Algazka ucapkan.Ternyata Allesa dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan dia mampu membuat Al

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   76. Tuan Mafia

    "Saya ingin menikahi Allesandra secara resmi.""Apa maksud kamu, Algazka?"Kedatangan Algazka siang itu sudah sangat mengejutkan Garvin dan Nadya, tapi rasa terkejut mereka ternyata tidak berhenti sampai disana. Nadya masih menatap tidak percaya apalagi ketika Algazka mengutarakan untuk menikahi Allesa secara resmi.Apa maksud ucapan Algazka, lelaki kejam yang sangat Nadya benci?"Apa kamu tidak cukup membuat anak saya menderita?!" Nadya yang pastinya tidak terima."Saya tidak akan membiarkan Allesa jatuh ke tangan kamu sepenuhnya, Tuan Algazka!" sambung Garvin menatap geram.Algazka yang duduk santai sejak tadi mulai menatap Nadya dan Garvin secara bergantian dengan sorot tajamnya. Meski kedatangan dia memiliki niat yang semata-mata untuk Allesa, tapi sikap dia saat berhadapan dengan Garvin tidak akan pernah menghilangkan ingatannya atas apa yang sudah terjadi.Terlebih saat Algazka memutuskan untuk berbicara pada Garvi

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   75. Syok

    Cups. Sebuah kecupan mendarat manis di bibir Allesa.Kecupan yang tidak lama dan hanya sebatas kecupan singkat yang tidak lebih dari tiga detik itu mampu membuat jantung Allesa berhenti sesaat. Allesa hampir tercekat oleh nafasnya sendiri ketika Algazka meletakkan bibirnya di bibir Allesa.Tubuh Allesa kaku, tidak bisa menghindar, dan bergerak pun tidak mampu."Tenang aja, saya nggak akan ngelakuin yang aneh-aneh. Saya cuma mau cium kamu." Algazka mengatakan santai dan sudah kembali pada posisinya yang duduk di tepi tempat tidur menghadap Allesa.Sementara Allesa masih syok atas apa yang dilakukan oleh Algazka meski sah-sah saja jika Algazka ingin melakukan lebih dari ciuman pun mengingat hubungan mereka sudah menjadi suami istri walau hanya tertera diatas kertas sebagai status dari pernikahan siri."Kenapa? Mau lagi?" tanya Algazka yang melihat Allesa masih terdiam tanpa berkata-kata. Allesa yang masih super syok atas apa yang

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   74. Jantung Berdebar

    "Beneran? Terus-terus gimana? Ih tau gitu aku liat waktu Nona Zie yang jatuh ke kandang kuda terus aku videoin deh." Reina yang mendapatkan cerita dari Daskar tidak hentinya tersenyum puas.Senang sekali rasanya dia mendengar Zie yang mendapatkan hukuman. Biar Zie tahu rasa dan sadar atas tingkahnya selama ini. Siapa suruh dia jadi perempuan yang sering menyebalkan selama ini? Huh."Ihh aku bener-bener pengen banget liat mukanya Nona Zie deh." Reina yang masih saja tertawa bahagia dan membuat Daskar menggeleng-gelengkan kepalanya.Daskar tahu sikap Zie yang tidak pernah bersikap baik pada semua penjaga dan pelayan di rumah ini. Apalagi sama Reina yang sering kena emosi Zie jika mood perempuan itu tidak baik."Terus Nona Zie pasti geli banget dong. Apalagi kan selama ini dia selalu wangi dan membanggakan kecantikannya itu." Reina masih membayangkan ekspresi Zie yang diceritakan oleh Daskar."Ya bau lah, namanya juga kotoran kuda. Kamu mau

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   73. Bayaran

    "Kamu serius mau cium saya?" Pertanyaaan Algazka yang membuat gerakan tangan Allesa refleks berhenti. Tatapan Allesa melebar, baru sadar atas apa yang Algazka ucapkan tadi dan Allesa yang malah menanggapinya serius. "Bener-bener mau?" tanya Algazka yang tersenyum menatap Allesa. Gadis polos itu mulai panik saat mengangkat pandangannya menatap Algazka. Bodoh! Gue ngomong apa tadi? Allesa menggerutu di dalam hatinya. Efek dia yang senang dan terlalu fokus dengan hp barunya jadi membuat Allesa tidak konsen dalam menanggapi kata-kata Algazka. Algazka mengangkat satu alisnya. "Kenapa kamu jadi diam? Tadi katanya kamu mau ci ..." "Ehhh, nggakkk" Allesa panik melambai-lambaikan tangannya di hadapan Algazka seperti orang membutuhkan pertolongan. "Aku nggak bilang gitu kok." "Tapi tadi waktu saya minta cium kamu bilang oke. Itu artinya apa?" Algazka yang merasa senang ketik

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   72. Dua Rasa

    "Halahhh, memang cuma Allesa aja kok yang diperhatiin selama ini. Kalian itu mana pernah peduli dan sayang sama aku." "Kita semua sayang sama kamu, cuma kamu aja yang selalu susah buat dikasih tau dan ngerasa nggak pernah disayang." Nadya tidak henti-hentinya memberikan pengertian pada Alando, anak pertama dia yang jarang sekali pulang. Sekalinya pulang lihat saja tingkahnya, bau alkohol tercium jelas dari mulut Alan. "Makanya kamu itu pulang, jangan tinggalnya di jalanan lalu buat ulah." Garvin terdengar tegas ketika keluar dari kamarnya. Tatapan dia menyorot Alan, anak lelaki satu-satunya di tengah keluarga. Alan yang mendapatkan teguran dari Garvin menatap sinis dalam duduknya. Baginya, kedua orang tua dia hanya menyayangi adiknya saja yaitu, Allesa. "Buat apa juga aku di rumah kalo nggak pernah dianggap." Alan menatap penuh kebencian pada Nadya dan Garvin yang sudah duduk di hadapan dirinya. Nadya menghel

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   71. Seperti Mimpi

    Allesa masih diam mendengar kata-kata Algazka yang berusaha menjelaskan pada dirinya."Saya nggak pernah tunangan sama Zie." Lagi, Algazka kembali meyakinkan.Pemilik Falcone itu tersenyum melihat Allesa yang masih belum bersuara saat dia mengutarakan penjelasannya."Cincin yang pernah saya kasih sama dia hanya sebatas kasih aja. Waktu itu dia menang audisi model yang dia pengen banget ikut sejak dulu, jadi saya kasih hadiah karena dia menang dan itu pun karena dia minta. Nggak ada istilah apapun dibalik pemberian cincin yang saya kasih sama dia." Algazka menjelaskan panjang lebar sambil menatap Allesa dengan nada rendahnya.Sudah tahu kenapa Allesa yang jadi berubah. Dia lihat apa saja yang Zie katakan pada Allesa dan juga apa yang Zie lakukan di kandang kuda dari hasil CCTV yang Algazka dapatkan. Algazka menyaksikan semuanya tanpa dia abaikan sedetik pun yang membuat Algazka semakin murka."Jadi saya mau menjelaskan kalo saya nggak pern

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   70. Sensitif

    Allesa membuka kedua matanya setelah tidak sengaja tertidur mengingat dia sempat menangis sebentar. Dia akui bahwa hatinya sedih karena sikap Algazka yang membuat dia semakin tahu hati lelaki tampan itu memang seseorang berhati kejam.Dia mudah mencampakkan, mengkhianati, dan juga berbohong. Status Algazka yang pernah bertunangan dengan Zie telah menjadi rahasia yang terbuka di hadapan Allesa. Lalu untuk apa dia berusaha bersikap hangat pada Allesa?Sudah pasti Algazka bisa membuat posisi Allesa seperti Zie. Dia mudah mencampakkan hati perempuan seenaknya dan yang pasti Algazka memang hanya ingin menyakiti Allesa sejak awal."Awww." Allesa meringis pelan saat dia membuka selimut untuk bangkit dari tidurnya.Masih sakit sekali kaki dan siku tangannya. Allesa menghela nafas setelah dia duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran tempat tidur dan menghela nafas panjang.Seharusnya Allesa tidak perlu sedih. Tapi kenapa dia jadi sedih saat meng

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   69. Murka

    "Kenapa? Apa lo juga kaget kalo gue pernah tunangan sama dia? Tapi memang seharusnya lo nggak perlu tau juga karena yang seharusnya lo lakuin itu sekarang adalah sadar diri. Jangan bersikap semena-mena sama gue!"Keberanian Zie yang semakin membuat Daskar salut membuat Daskar menyunggingkan senyumannya."Kamu memang perempuan berani, tapi kadang kamu juga bisa menjadi perempuan bodoh, Nona Nastazie."Mata Zie melebar mendengar ucapan Daskar. "Lo ngomong apa?" tanya Zie tidak terima."Seharusnya kamu tau kalo Tuan Algazka tidak sebodoh itu membiarkan rahasia dirinya diketahui oleh siapapun meski itu adalah perempuannya, tapi saya pikir itu bisa saja terjadi. Jika saja perempuan itu adalah Nona Allesandra."Nafas Zie kembali memburu. Rupanya Daskar masih terus ingin memanasi hatinya dengan membawa-bawa Allesa."Saya tanya sama kamu, kenapa Tuan Algazka sampai mau menggendong Nona Allesandra?" tanya Daskar memajukan langkahnya lagi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status