Chapter: Bab 251. Janji di Tengah Bahaya“Amira!” Pipi Amira terasa panas. Dia melihat wajah Raga di depannya. Suara Amira terlalu keras. Raga terpaksa harus menutup mulut Amira dan menyeretnya menjauh. “Kenapa lo teriak?” Raga memekik tanpa suara. “Kita bakal ketahuan!” Raga menarik Amira berlari lebih jauh. Dia terlihat putus asa. Apalagi Amira tidak mengikuti langkah, tapi malah melamun. “Kok?” Amira menghentikan kedua kakinya. Dia menoleh ke belakang. Dilihatnya Alex masih ada bersama mereka. “Kenapa?” Raga bertanya bingung. Amira tidak biasanya begini. Di dalam keadaan penuh bahaya, tidak biasanya Amira tidak peka. Baru kali ini, Amira jadi begitu sembarangan. “Gue … berarti gue barusan liat masa depan?” Amira akhirnya menyadari semuanya. Bukan sikap Raga yang aneh, tapi dirinya. Apa yang baru saja Amira lihat terasa begitu nyata sampai dia tidak menyadari kalau itu hanya kilasan masa depan. “Kita harus balik ke sana sekarang, Raga,” ujar Amira, panik.“Kenapa? Kita beruntung udah bisa kabur. Yang lain juga p
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab 250. Harga Sebuah PelarianBuk!Alex langsung memukul satu orang di belakangnya hingga jatuh. “Hentikan mereka!” Seketika, keadaan berubah menjadi chaos. Selain Alex, Febby dan Dika sudah dalam keadaan tidak terikat. Alex yang membuka ikatan mereka dengan pisau kecil yang di bawa. Mereka mengambil kesempatan saat Vivian menggoda Raga. Setidaknya, drama kecemburuan Amira tidak hanya mampu mengulur waktu, tapi juga memberikan mereka kesempatan untuk melawan. “Kalian menunduk!” Febby memberikan aba-aba tepat saat letusan terdengar.Evan, Michelle, Dina, dan Reynald beruntung karena memiliki respon yang cepat. Mereka berhasil menghindari dari letusan senjata yang suaranya menggema bersahutan. “Biar aku buka ikatan kalian,” ucap Dika menghampiri. Di saat Febby sibuk membantu Alex, Dika memiliki tugas untuk melepaskan teman-temannya yang lain. “Gue dulu!” Evan bergerak mendekat. Dia memaksa Dika untuk membuka ikatannya pertama.Karena keadaan semakin genting, Dika mengiyakan. Setelah itu, dia langsung membuk
Terakhir Diperbarui: 2025-04-17
Chapter: Bab 249. Kecemburuan di Waktu yang Salah “Berani sekali kamu!”Vivian menarik baju Raga, begitu keras sampai sebagian dari pakaian Raga sobek. “Sekarang aku sangat ingin melenyapkanmu!” Vivian menunjuk ke arah mobil yang sudah disabotase sebelumnya. Dia menyuruh orang-orangnya mendekat. “Masukkan mereka semua ke mobil!” Para pengawal itu mendorong Amira dan teman-temannya kasar. Mereka semua hampir dijejalkan masuk ke dalam mobil. Namun, tiba-tiba saja Vivian berubah pikiran. “Bawa bocah lelaki itu kemari,” ucapnya seraya memberikan perintah. “Sepertinya mati dengan tenang akan terlalu membahagiakan untuknya. Apalagi bersama dengan orang yang dia sukai.” Salah satu pengawal membawa Raga mendekat pada Vivian.“Kamu di sini saja. Kita liat bagaimana teman-teman dan pacarmu mati dari sini.”Vivian menyimpan dendam. Dia tertawa puas saat mendengar teriakan kemarahan dari Raga. Beberapa pengawal bergerak. Mereka memegangi Raga, mengunci pergerakannya. Vivian tertawa lagi. Dia menatap puas ke arah Raga yang sedang menatapn
Terakhir Diperbarui: 2025-04-16
Chapter: Bab 248. Langkah Menuju Neraka“Gue percaya sama lo,” sahut Amira.Dia mengangguk lalu melingkarkan lengannya, memeluk Raga. “Kebetulan, gue juga udah enggak bisa bergerak lagi,” sambungnya. Amira bersandar pada lengan Raga. Kepalanya mulai terasa sakit. Di tengah nyeri yang melanda, Amira malah mendapatkan sepotong bayangan masa depan. “Enggak,” ucap Amira lirih. Apa yang dia lihat bukanlah hal yang dia inginkan. Itu masa depan yang buruk, sangat sangat buruk. “Amira?” Raga terkejut saat Amira memaksa untuk berdiri. Kedua kaki Amira memang tampak goyah, tapi perlahan dia bisa berdiri tegak. “Raga,” panggil Amira. Dia meminta pacarnya itu mendekat. “Kita akan diikat dan dimasukkan ke dalam mobil yang berjalan ke jurang,” bisiknya. Vivian, wanita gila itu, akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan pada Amira sebelum ini. Amira bisa mendengar jerit ketakutan Michelle, juga teriakan Dina. Semuanya terasa sangat nyata. “Enggak bakal terjadi,” jawab Raga. Amira merasakan genggaman Raga di tan
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Bab 247. Kobaran yang Membakar
“Pukul lebih keras!” Raga berteriak kesal.Entah kenapa kaca mobil itu seperti terbuat dari bahan anti peluru. Sulit sekali untuk dihancurkan. “Tunggu! Biar gue bantuin juga!” Evan akhirnya menemukan sebuah batu besar. Dia hendak berputar ke tempat Raga dan Alex berdiri, tapi langkahnya malah terhenti. “Lo siapa?” Di depannya, berdiri seorang pria. Evan meloncat mundur. Otaknya mengirimkan sinyal bahaya. “Raga! Ada orang lain di sini!” Teriak Evan tanpa ragu. Evan tak mau mengambil resiko untuk menunda. Firasatnya mengatakan jika orang itu berbahaya. “Lo cerewet juga rupanya. Sama kayak temen cewek lo itu,” ucap pria itu. Seketika, Evan langsung teringat pada Amira. Cewek yang dimaksud oleh pria ini, pasti adalah Amira!“Lo siapa?” Evan memicing tajam. “Bilang Lo disuruh sama siapa?!”Pria itu malah tertawa keras. Dia menggeleng lalu mengangkat bahu. “Coba tebak.”Evan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang pria itu keluarkan dari dalam sakunya. Benda kecil itu membuat Evan t
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab 246. Teriakan di Tengah Kegelapan “Lo kenapa, deh?!” Evan berteriak tak senang. “Kalau begini kita bisa ketauan, kan!”Siapa yang tidak panik? Mereka datang bermodalkan nekat. Bantuan masih jauh di belakang. Evan jelas tak bisa terus duduk tenang. “Amira dalam bahaya! Kita dalam bahaya!” Raga membalas teriakan Evan dengan teriakan lain yang lebih keras. “Lo enggak sadar jalan yang dari tadi kita lewatin?!”Raga menunjukkan fakta kepada Evan. Dia meminta temannya itu mengingat-ingat.“Apaan?!” Evan bertanya bingung.“Kita dari tadi cuma lewatin jalan naik, turun. Jalannya jelek! Gelap!”Evan tersentak sesaat kemudian. Dia sepertinya mulai menyadari apa yang Raga maksud. “Kita di hutan? Gunung? Atau mungkin … dekat jurang?”Gantian, Evan yang berteriak panik. Ia memukul kursi kemudi, menyerukan hal yang sama seperti Raga. “Cepat! Amira dalam bahaya!”Alex menekan pedal gas tanpa ragu. Dengan bantuan lampu depan yang menyala, dia bisa menyetir lebih baik. Mobil Amira terlihat jelas. Kakinya semakin keras menginjak p
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13
Chapter: Bab 29‘Apakah ini tentang video itu?’ Batin Tania. Percakapan mereka terpotong tadi. Mungkin saja Romi akan mengajaknya bertemu dua mata untuk membicarakan rencana selanjutnya. “Mulai besok kamu bisa bekerja di front office.”“Apa?” Lia berseru tak percaya.Sementara Tania, masih memandang dengan wajah kebingungan. “Saya?” Tania menunjuk dirinya sendiri. “Kenapa?”Tania kira ini masih masalah perselingkuhan, tapi kenapa jadi front office?“Kamu diminta mengambil seragam resepsionis ke HRD,” sambung Rachel. Lia memekik. Ia menatap Tania bangga untuk kesekian kalinya. “Tania, kamu keren banget! Dari anak magang sekarang jadi resepsionis!”Tania malah terdiam. Ia masih memproses semua kenyataan ini. Namun, sorakan Lia dan dukungan Rachel membuat Tania akhirnya melangkah. Di ruang HRD, Tania mendapatkan seragam juga jadwal shift yang baru.“Terima kasih, Bu,” ucap Tania kepada man
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab 28“Lihat ini, Pak.” Tania tidak menunggu. Ia langsung menyerahkan handphone miliknya pada Romi. Sebuah video berputar, dengan Marcella, istri Romi, dan Gilang sebagai pemeran utamanya. Ekspresi wajah Romi berubah seketika. Tania bisa melihat jika atasannya itu gelisah. “Dari mana kamu mendapatkannya?” Romi bertanya sesaat setelah video selesai. Pria itu menatap Tania dengan wajah penuh selidik.“Saya yang merekamnya sendiri, Pak,” jawab Tania.“Saya sengaja melakukannya, karena Gilang adalah pacar saya. Dulu.”Tania menghela sesaat. Ia balas menatap Romi tanpa menunjukkan keraguan sedikit pun. “Saya juga dikhianati seperti Bapak,” sambung Tania. Ia terdiam, menunggu tanggapan lain dari Romi.“Kamu sudah menunjukkan rekaman itu pada siapa saja? Selain pada saya?”Tania menggeleng pelan. “Saya belum menunjukkannya pada siapa-siapa,” jawab Tania jujur. Romi mengangguk mengerti. Ia mengembalikan handphone milik Tania. “Kalau begitu, jangan katakan pada siapa pun.”Tania langsung me
Terakhir Diperbarui: 2025-04-17
Chapter: Bab 27“Kapan aku bisa bertemu dengannya lagi?” Setelah perdebatan di lift waktu itu, Tania melewatkan kesempatan lagi. Ia benar-benar tidak bertemu Romi, melihat batang hidungnya saja tidak. Tania juga tidak ingin menunggu lagi di lobi. Ia memiliki sedikit alergi pada buaya yang berjaga di sana. “Kamu mau bertemu dengan siapa?” Lia menegur Tania yang melamun. Mereka sedang beristirahat di dalam ruangan, dan Lia sibuk bermain dengan handphone miliknya.“Seseorang,” jawab Tania cepat. Ia tidak mau mengucapkan lebih banyak pada Lia. “Kamu sedang apa?” Tanya Tania, mengalihkan perhatian. Daripada ditanya, ia lebih suka bertanya. “Lagi scroll aja,” jawab Lia singkat. Ia menggerakkan jarinya beberapa kali sampai berhenti di satu video. “Aku mau berbagi pengalaman aku menginap di Grand Velora.”Suara dari video itu membuat Lia menghentikan jarinya. Tania yang juga mendengar, jadi duduk mendekat.“Itu kan ….” Tania mengenali wanita yang ada di video. Wanita itu adalah Gelina Hardi, ibu dar
Terakhir Diperbarui: 2025-04-16
Chapter: Bab 26“Tidak, Pak. Terima kasih,” sahut Tania tegas. Ia bertanya karena ingin tahu tentang Romi. Terakhir kali Romi bertugas dengan Rafael, makanya Tania mencari tahu jadwal Rafael. Sayangnya, Rafael malah kelewat percaya diri. “Ah, ada taksi!” Tania mengangkat tangan cepat. Ia menghentikan taksi dan segera berpamitan. “Terima kasih untuk makan malamnya, Pak Rafael.” Tania menunduk sekali sebelum masuk ke dalam taksi. Ia meminta supir taksi langsung tancap gas bahkan sebelum Rafael sempat membalas ucapannya. Keesokan harinya, Tania bekerja seperti biasa. Yang berbeda hanyalah ia selalu menyempatkan diri untuk memantau kedatangan Romi di lobi hotel. Selama beberapa hari melakukannya, bukan Romi yang datang, malah Gilang. “Kesialan sedang menghampiriku,” ucap Tania sambil berbalik badan. Ia sudah melihat Gilang yang berjalan mendekat, jadi Tania memilih bergegas pergi. “Tania!” Gilang berusaha mengejarnya, tapi Tania bergerak lebih cepat. Tania bersembunyi di salah satu sudut hotel
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Bab 25“Kita … cuma berdua, Pak?” Tania melihat ke sekeliling restoran, tidak ada siapa pun di sana. “Apa saya pernah mengatakan bahwa akan ada orang lain?” Ketus suara Rafael membuat Tania bungkam. Ia hanya bisa mencebik dalam hati. Harusnya Tania memang menolak. Terserah apa saja alasannya. Entah itu peliharaan yang kabur, atau adiknya yang sakit pinggang karena praktek roll depan. Lebih baik Tania mengucapkan kebohongan. Yang penting, ia bisa bebas dari Rafael. “Duduk,” perintah Rafael. Tania masih merasa enggan. Ia melirik ke kanan kiri.Restoran ini berbeda. Tempatnya ada di lantai teratas sebuah gedung pencakar langit. Jendelanya besar, menyuguhkan pemandangan kota yang berkelap-kelip. Lampu kristal menggantung rendah, memancarkan sinar temaram ke atas meja bundar. Kursi beludru marun nan lembut itu seolah memanggil Tania untuk duduk.‘Aku yakin ini bukan restoran biasa,’ gumam Tania dalam hati. Bahkan pelayan yang berdiri di samping mereka memakai setelan jas mahal. “Tania!”
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab 24“Cepat!” bentak Rafael keras.Tania melangkah mundur, mengernyit tak terima. “Kalau Bapak paksa, saya teriak.”Rafael memicing. Ia memilih tidak menunggu. Ditariknya tangan Tania mendekat. Seketika, Tania jatuh ke dalam pelukannya. “Pak!” Teriakan Tania pasti sudah menggema di seluruh ruangan andai Rafael tidak menutup mulutnya. “Diam! Lihat bajumu!” Rafael menarik paksa seragam Tania. Tania tak tahu sejak kapan, tapi ada robekan di bawah lengannya. “Kok?” Ia bertanya-tanya sendiri. “Sejak kapan?” Tania bingung. “Apa aku harus tau?” Rafael menyindir sinis. Ia membiarkan Tania melangkah mundur untuk melihat bajunya. “Cepat buka. Jangan membuat Grand Velora malu dengan memakai seragam yang sobek.”Perintah Rafael tak langsung membuat Tania bergerak. Ia memandang sang direktur dengan tatapan memicing. “Di sini? Nanti saya pakai baju apa, Pak?” Tania menolak tegas. “Lebih baik saya ganti di ruangan room service.”Mendapat tatapan tajam dari Rafael, Tania langsung tahu jika dire
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13