All Chapters of Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris: Chapter 21 - Chapter 30

45 Chapters

21. Putraku

"Bagaimana keadaannya dok? Apa ada hal yang berbahaya?" tanya Erik cemas."Alhamdulillah tidak ada yang membahayakan, hanya saja, sementara waktu Bu Fia istirahat yang cukup, mengingat kram di perutnya terjadi saat —" ucapan dokter terhenti saat melihat sosok pria yang berdiri tidak jauh dari pintu. "Pak Hanendra, anda di sini? Apakah wanita ini putri anda?" tanya dokter tersebut."Dia –""Dok apa saya bisa pulang hari ini, dok? Saya rasa kalau saya sudah tidak sakit lagi," ujar Fia. "Baiklah, tapi saya ingin memastikan jika Bu Fia beristirahat dengan baik di rumah. Saya akan resepkan vitamin untuk Bu Fia,""Saya permisi dulu, Fia kamu tidak pa-pa kalau di tinggal sebentar? Aku akan menyelesaikan administrasi dulu," "Ya, pergilah. Eri, aku mohon jangan terlalu lama." Lirih Fia, ia tidak ingin ditinggal hanya berdua dengan pria yang sangat ia benci."Kamu jangan khawatir." Erik keluar dari ruang perawatan bersamaan dengan Pak Hanendra yang akan masuk ke dalam ruangan."Pak, saya mem
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

23. Usir

Fia menyelesaikan pekerjaan, kejadian pagi tadi tidak membuatnya hilang fokus. Sebaliknya Fia semakin semangat untuk membuktikan pada mereka bahwa dirinya mampu dan bukan wanita lemah."Fia hari ini ada pertemuan, tapi kita akan bertemu dengan Faris dan Rara. Apa kamu sudah siap?"Ragu Erik mengajak Fia dalam pertemuan dengan perusahan lain yang dimana ada Faris dan Rara."Aku baik-baik saja."Erik membuka pintu mobil untuk Fia bersama mereka ke restoran."Selamat datang Pak Erik, anda sudah di tunggu tapi —" ucap waiters yang menyambut kedatangan Erik dan Fia "Tapi apa?""Hanya anda yang di perbolehkan masuk ke ruangan itu.""Kenapa?""Ini permintaan pak –""Kalau begitu katakan pada beliau saya tidak akan masuk ke dalam. Fia ayok kita pergi." Erik menggandeng tangan Fia, meninggalkan restoran. Mereka kembali ke kantor mengerjakan tugas yang menumpuk.Sesekali Erik memperhatikan wanita berkerudung itu, wanita yang sejak lama ia cintai kini begitu rapuh dan dingin. Hatinya sulit ter
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

23. Tidak Yakin

Suara saling bersahutan, masa yang entah dari mana datangnya. Namun Fia tahu jika mereka adalah suruhan Rara, yang pasti saat ini dirinya tertangkap basah berada di rumah bersama dengan pria lajang. Air mata mengalir begitu deras hidupnya tak lepas dari masalah yang datang silih berganti."Seret mereka pak RT, jangan kasih kesempatan!!" "Benar pak seret, kita arak mereka berdua!!"Entah siapa yang memulai tiba-tiba satu dari mereka menarik tangan Fia sehingga wanita hamil itu hampir terjatuh. Erik yang melihat itu dengan sigap melindungi Fia mendekapnya erat."Kamu tidak apa-apa Fia?"Tubuhnya bergetar hebat isak tangis terdengar menyayat hati. Erik mengepalkan tangannya, mereka telah membangkitkan amarah yang selama ini ia tahan. Dari jauh rombongan mobil dan motor menghampiri menghalau masa yang tidak terhitung lagi."Tuan maaf kami terlambat," ucap salah satu pria berbadan besar itu."Tangkap mereka yang menjadi provokasi masa. Jangan biarkan mereka bebas. Jika perlu kerahkan an
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

24. Memaafkan

Faris meremas rambutnya kesal melihat wanita yang ia nikahi berapa bulan ini terus mengelak. Bahkan kini menuduhnya masih mencintai Fia, benarkah Faris masih mencintainya? Jawaban adakah iya. Hanya saja kesalahan pahaman terjadi sehingga membuatnya memilih menceraikan wanita yang ia nikahi empat tahun yang lalu."Kenapa kamu masih saja cemburu? Kalau aku masih mencintainya tentu aku mempertahankan dia daripada kamu." Tegas Faris."Kalau kamu tidak cinta sama dia ngapain kamu membelanya membanding-bandingkan aku sama dia!""Aku tidak pernah membandingkan kamu sama dia, apa yang aku katakan sesuai fakta. Jika Erik sampai melaporkan kamu itu artinya kamu sudah melakukan sesuatu yang membuatnya marah, paham!" Faris berlalu meninggalkan ruang keluarga. Pertengkaran mereka yang semula di kamar, sampai ke ruang keluarga di mana ibunya yang baru datang tengah mengusap punggung Rara."Faris sudah. Lagian apa untungnya kamu membela dia, urusan Erik biar ibu yang bicara sama tantemu. Sayang isti
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

25. Wanita Hina

Bu Winda membulatkan matanya melihat wanita yang menahan tangannya bahkan sorot matanya yang teduh kini tajam ke arahnya."Turunkan tanganmu padanya Winda. Aku tidak suka jika calon menantuku, kamu sakiti." Tegas Bu Belinda."Aku nggak salah dengar kan ini? Kamu selalu membelanya, apa untungnya kamu jadikan dia menantumu hah? Ah, aku lupa bukankah dia selingkuh dengan anakmu kan? Pantas dia menjadi menantumu kalian sama saja!" sinis Winda."Kamu salah. Sejak awal sudah aku ingatkan jika Fia tidak seburuk itu. Dan anakku tidak menyentuhnya! Jika kamu menganggap kami sama, tentu saja kamu sama. Sama-sama wanita terhormat!" jelas Bu Belinda, tidak kalah sengit."Bohong! Pengkhianatan memang pantas bersama dengan pengkhianatan. Kalian berdua benar-benar rendah dan hina!" seru Bu Winda."Jangan asal bicara Winda. Putraku mencintai Fia tulus, dan anak yang di kandung Fia adalah anak Faris cucu kandung kamu. Jika hari ini kamu tolak maka kelak kau akan menyesal Winda!" "Dia bukan cucuku. An
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

26. Bukan Prematur

Faris berlari menolong Rara yang mengeluh kesakitan, bukan hanya Faris tapi juga kedua orang tuanya. Mereka membantu Faris segera membawa Rara ke rumah sakit."Mas sakit –" rengek Rara."Namanya melahirkan, pasti sakit!" ucap Bu Winda sinis. "Buk, sudah, malu ini di rumah sakit!" "Ck, si bapak. Biarin sih, suka suka ibu aja kenapa! Nyatanya memang gitu kok!" "Mas sakit," Rara tidak hentinya mengeluh sakit saat kontraksi semakin sering. Meski demikian Faris hanya bisa menghela napas sebab Rara menarik pergelangan tangannya agar tidak meninggalkan dirinya.Seorang dokter membatu Rara sehingga tidak lama kemudian terdengar suara tangis bayi yang memekikkan telinga."Alhamdulillah anaknya perempuan ya pak, buk, sehat normal tanpa ada kekurangan sesuatu apapun," ucap dokter, menjelaskan."Pak, silahkan di adzani," sambung dokter tersebut, ragu Faris mengambil bayi merah itu. Rara menatap wajah Faris dan anak yang ada di tangannya sesaat tatapan itu berembun. Seandainya keadaan tidak se
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

27. Permintaan Maaf

Rara menangis histeris setelah Faris menjatuhkan talak padanya. Terlebih sikap sang ayah yang justru begitu murka setelah mengetahui bahwa cucu yang baru saja dilahirkannya adalah benih dari pria lain. "Anak tidak tahu diri kamu. Kurang apa lagi kami mengingatkan kamu sampai kamu harus mengandung benih dari pria lain selain suami kamu!!" cetus Pak Bagas, kemarahannya tidak lagi terbendung."Pah jangan kayak gitu, ingat Rara anak kita satu-satunya. Lihatlah tubuhnya saja masih lemah apa kamu akan tetap marah padanya sekarang?" Bu Leni, mencoba untuk menghentikan amarah sang suami pada putrinya."Katakan padaku apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau kabar memalukan ini tersebar luas di luar sana mau taruh di mana mukaku ini! Putri dari pengusaha hebat ternyata hamil anak orang lain begitu! Ini didikan kamu, kenapa waktu itu tidak menurut perkataan ku, anakmu itu untuk di Masukk ke pesantren tentu kejadian ini tidak akan mungkin terjadi pada kita." Kesal Pak Bagas."Pah, sudah. Seh
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

28. Hanya Masa Lalu

Tiga hari sudah setengah Faris menjatuhkan talak pada Rara selama tiga hari itu pula ia berusaha mencari di mana keberadaan Fia saat ini. Terakhir ia tahu bahwa Fia tinggal di rumah pribadi Erik namun sayang saat dia ke sana rumah itu sudah kosong hanya ada art yang berjaga di sana."Ah, Fia kamu di mana sekarang? Tolong maafkanlah semua kesalahan yang pernah aku lakukan, kembalilah aku sangat mencintai kamu aku tidak bisa jauh dari kamu Fia," tangis Faris, sesaat tiada guna karena sekarang ia pun kehilangan mantan istrinya dan anak yang ada dalam kandungannya. "Kamu baru pulang? Gimana apa kamu bisa bertemu sama Fia?" tanya Bu Leni. Melihat wajah putranya menandakan jika Fia tidak di temukan."Pindah ke mana dia, bukankah dia juga tidak punya rumah? Tapi kamu tahu siapa laki-laki yang membantu Fia, Faris?" "Laki-laki siapa Bu? Apa dia muda atau sudah tua?" Kali ini Paris justru penasaran siapakah laki-laki dimasukkan oleh ibunya."Paruh baya seusia ayahmu, tapi ibu rasa dia laki-l
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

29. Melahirkan

Di dalam ruang persidangan, Faris di temani kedua orang tuanya serta Poppy hanya bisa diam meski hati mereka memberontak agar semua tetap pada posisinya. "Setelah melihat bukti dan fakta yang ada, pihak pengadilan memutuskan untuk meminta pada pelaku agar menyerahkan kembali harta yang sudah di curi ..."Bu Winda hanya bisa terdiam menundukkan kepala saat hakim memutuskan dirinya bersalah dan mintanya mengembalikan semua harta milik Fia. Meski harus kehilangan seluruh harta yang ia dapatkan dari menipu Fia, namun Bu Winda merasa lega karena Fia tidak menuntut pidana padanya. Fia yang ingin menyelesaikan masalah itu di jalur kekeluargaan agar selesai tanpa ada drama berkepanjangan. "Nak bolehkah ibu bicara sebentar sama kamu?" ucap Bu Winda, lirih. Saat mereka akan keluar dari ruang persidangan. "Apa yang ingin Ibu bicarakan padaku? Aku tidak ada waktu banyak. Silahkan," sahut Fia, tanpa menoleh pada Faris."Nak Fia tolong maafkan ibu, maafkan semua kesalahan yang pernah ibu lakukan
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

30. Rais Al Farras Hasyim

Benar yang di katakan Erik tidak lama Fia pindah ke ruang perawatan sang Ayah datang dengan wajah panik dan cemas. Akan tetapi saat memasuki ruangan di mana Shafia terbaring pria paruh baya itu tersenyum bahagia."Sayang maafkan ayah, bagaimana keadaan kamu?" tanya Pak Hanendra haru, antara sedih dan bahagia melihat putrinya yang melahirkan seorang anak laki-laki dan sedih karena statusnya seorang janda."Alhamdulillah Yah, cucu ayah laki-laki," lirih Fia.."Alhamdulillah, calon penerus. Sayang dimana cucu ayah?" tanya Pak Hanendra antusias, mendengar cucunya berjenis laki-laki. Cucu yang ia harapkan sejak lama. "Bu Fia, sudah waktunya menyusui," ucap suster. "Baik sus," dengan berlahan dan penuh kasih sayang Fia menyusui untuk pertama kalinya. Pak Hanendra memilih berbincang dengan Erik di luar, tidak menyangka jika Erik melakukan yang seharusnya di lakukan oleh suaminya. Akan tetapi semua tidak semudah itu, Fia menutup akses untuk Faris bertemu dengan anaknya.Sakit hati atas peno
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status