Tous les chapitres de : Chapitre 321 - Chapitre 330

370

321. Saat Target Telah Terkunci

*** Beberapa saat sebelum Ganata datang ke rumah terbengkalai malam itu. *** William telah merencanakannya bersama dengan Nicholas. Mereka akan mencari Ganata, di mana pria itu bersembunyi dan apa yang sekiranya bisa mereka lakukan untuk membuat pria itu terjebak. Akal William dan Nicholas bermain dengan sangat baik. Pertama-tama setelah ajakan Nicholas di dalam ruang CEO hari itu, William menanyakan pada Zain di mana si Ganata itu tinggal. Zain yang memang sudah mengetahui di mana rumah pria itu pun memberikan alamatnya. Nantinya ... William tidak meminta Giff untuk turun ke lapangan. Ia sendirilah yang pergi bersama dengan Nicholas. “Dia tidak mungkin kembali ke rumah setelah Gretha dan Bertha tertangkap, Willie,” ucap Nicholas saat mereka telah mendapatkan alamat dari Zain. “Benar.” William pun menyetujuinya. “Dia pasti sudah mengungsi ke suatu tempat. Karena dia itu residivis, dia pasti sudah hafal cara mainnya. Pergi ke tempat lain dan mengasingkan diri agar tidak seorang pu
last updateDernière mise à jour : 2025-03-13
Read More

322. Rembulan Pucat

Ganata ketakutan, ia mencoba membuka pintu berulang kali tetapi hasilnya tetap sama. Ia tak bisa ke mana-mana. Bagaimanapun ia berusaha, hasilnya ia hanya tetap terjebak di dalam mobil tersebut. Situasi genting ini memerangkapnya. Bagaimana bisa ia melarikan diri sebab truk besar yang berhadapan dengannya itu melaju ke arahnya. BRAKK! Bagian samping mobilnya diterjang hingga berbalik arah. Entah ini memang meleset atau si pengemudinya memang sengaja membuat dirinya ketakutan. Jika memang demikian, maka itu berhasil! Ganata melihat beberapa orang yang berada di tepi jalan sunyi itu sedang berdiri dan salah satunya tertawa penuh kepuasan. 'Itu William,' batin Ganata. 'Dia yang pasti sudah merencanakan semua ini.' Tapi ia tak sempat memperpanjang pikiran soal William, atau pria lain yang ia ketahui sebagai kakak lelakinya itu. Sebab saat ia menoleh ke belakang, truk yang tadi menerjang sisi samping mobilnya kembali. Kali ini dengan kencang melaju ke arahnya dan menerjang bagian
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

323. William, Iblisnya Telah Bangkit

Ganata tertatih bangkit, tapi sebelum ia sempat benar-benar menegakkan tubuhnya, ia kembali terpelanting sebab William telah lebih dulu menggunakan kakinya untuk membuat pria itu sekali lagi merasakan kesakitan di perutnya. "AAKKH!" Ia merintih seraya menekuk tubuhnya, memegangi perutnya dan meringis menahan sakit. "Bicara lagi!" tantang William masih belum puas. "Coba bicara kalau kamu menyesal hari itu tidak sekalian membunuh Leonora! Akan aku buat mulutmu itu tidak bisa bicara lagi, Ganata!" BUGH! Kepalan tangan William menghantam rahang sebelah kanannya dengan ringan, tapi bagi pria itu sangat mematikan. Seolah lidahnya hampir bergeser kala rahang dan giginya bertabrakan sehingga darah tersembur saat ia jatuh ke jalan. "Yang kamu lakukan pada Nyonya Agatha hari itu telah membuat keluarga Roseanne memelihara pengkhianat lebih dari dua puluh empat tahun," ucap William seraya melangkah pada Ganata yang ada di jalan dan menyeret tubuhnya ke belakang. "Dengan apa yang telah dijan
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

324. Di Jalan Lengang Yang Diblokade

Petugas polisi yang datang mengepung tempat itu membuat Alaric mundur semakin jauh, menarik lengan William yang memang berdiri di sampingnya. Mengantisipasi agar Ganata yang sedang ada di posisi tersudut ini tidak melakukan sesuatu yang buruk semisal menyerang mereka berdua. Maka mereka segera melangkah untuk mundur. Giff, Jovan dan Niel—yang sudah keluar dari truk—berdiri seraya mengangkat tangan mereka. Begitu juga Zain yang berdiri di samping Nicholas. Saat Alaric mendorong napasnya penuh kebencian, William adalah orang yang tidak peduli dengan peringatan itu. Ia tak mengangkat tangannya. Matanya yang kelam menerpa Ganata, dagunya terangkat menantang. Seandainya sekarang tidak ada polisi, pasti ia pasti akan menendang pria itu sekali lagi. “Jangan bergerak!” peringat petugas polisi yang mendekat pada Ganata yang tengah berlutut dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Tangan itu lalu diraih. Ia ditempatkan membelakangi petugas dan kedua tangannya diborgol. Ia diseret p
last updateDernière mise à jour : 2025-03-15
Read More

325. Frustrasi Yang Menyenangkan

Lilia yang berada dalam lelapnya merasakan seseorang menyentuh tangannya, tubuhnya pun tertarik ke depan. Saat ia membuka matanya dan perlahan mendapatkan kembali kesadarannya, ia menjumpai senyum manis William yang menyeruak di hadapannya. “Kamu sudah pulang?” tanyanya dengan suara yang sedikit serak, namun sangat seksi di telinga William. “Iya, baru saja,” jawab prianya itu. “Kamu marah padaku, hm?” “Tidak. Kenapa aku harus marah padamu?” tanyanya balik. “Karena aku pulang sedikit terlambat. Maaf ya?” Lilia menggeleng, “Aku tidak marah. Sepertinya karena terlalu senang menonton drama jadi aku mengantuk dan tertidur. Maaf tidak menunggumu pulang dan malah tidur duluan.” Lilia menyentuh garis dagu William yang masih menyunggingkan senyumnya. Sebuah hal yang membuat Lilia diliputi oleh tanya. “Kenapa kamu tersenyum seperti itu, Tuan William?” “Aku hanya berpikir sepertinya yang kita lakukan itu sangat manis,” jawabnya. “Kamu merasa bersalah karena tidak menungguku pula
last updateDernière mise à jour : 2025-03-15
Read More

326. Sekali Lagi Ya?

Menit demi menit berlalu hingga hasrat yang membakar mereka itu tuntas. Tidak ada yang bicara setelah pergumulan yang panjang itu usai, Lilia meringkuk di dada William, mendengar detak-detak di dada prianya itu yang belum sepenuhnya kembali pada rima. Belaian di kepalanya membuat Lilia merasa nyaman. Kehangatannya bertambah setelah William menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka setelah peluh itu mereda. "Kamu mau tidur sekarang?" tanya William setelah memberi kecupan di keningnya. "Nanti dulu," jawabnya. "Kamu tidurlah kalau mengantuk." "Nanti dulu juga. Aku bawakan roti bakar pesanan Keano tadi, tapi dia sudah tidur." "Besok akan aku masukkan ke microwave sebentar sebelum dia makan," tanggap Lilia tak keberatan. Mereka kembali terdiam, ia merapatkan kedua tangan kecilnya pada William yang masih memeluknya tanpa bergerak. Saat-saat seperti inilah yang disukai oleh Lilia. Saat mereka sadar memiliki satu sama lain dan merasa damai hanya dengan saling memeluk dan di
last updateDernière mise à jour : 2025-03-16
Read More

327. Detak Jantungnya Berhenti

Dengan segera Gretha dibawa meninggalkan sel-nya. Ia dilarikan ke klinik tetapi mereka mengatakan sesuatu yang membuat Gretha merasa dunianya berakhir saat itu juga. “Detak jantung bayinya terdengar sangat lemah, dia tidak bisa ditangani di sini. Tolong segera dibawa ke rumah sakit.” Dengan air mata yang berlinangan dan menahan kesakitan yang mencengkeram perut bagian bawahnya dengan erat, Gretha dirujuk ke rumah sakit. Napasnya berulang kali tersengal setibanya ia di sana. Ia dibawa masuk ke dalam ruang penanganan oleh beberapa perawat dan dokter yang memeriksa kondisinya. “Berapa lama bayinya tidak merasakan pergerakan, Bu?” tanya seorang dokter spesialis kandungan yang meletakkan transducer di perutnya dalam proses USG. “Sejak ... kemarin, Dokter,” jawabnya dengan gugup. “Saya mendengar keterangan dari petugas yang mengantar Anda ke sini tadi kalau detak jantung bayinya sangat lemah saat melakukan pemeriksaan di klinik. Dan sekarang jantung bayi Anda sudah tidak lagi ter
last updateDernière mise à jour : 2025-03-16
Read More

328. Jangan Menyalahkan Orang Lain!

Nada bicara Lilia tidak meninggi atau berubah. Tapi sepertinya itu cukup untuk membuat Gretha terguncang gugup. Ia yang duduk di atas ranjang memandang Lilia dengan matanya yang berair. Manik mereka bertemu pandang di udara, menjadi pelengkap keheningan setelah tanya dari Lilia usai. Lebih dari enam puluh detik berlalu hingga kebekuan yang membelenggu mereka itu sirna. "Lilia," sebut Gretha akhirnya. "Kamu tega mengatakan hal seperti itu pada aku yang jelas-jelas sedang menderita begini?" Lilia memperdengarkan tawa lirihnya, ia selangkah maju mensejajari William. Sedang Giff lewat isyarat tangannya seolah mengatakan agar Lilia cukup sampai di sana saja. "Aku sudah menahan diri selama ini, Gretha," balas Lilia dengan suara yang serak. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menerpa wanita itu. "Aku mengatakan hal itu karena sepertinya kamu tidak mau menyadari kesalahanmu. Aku datang ke sini karena berpikir kamu berubah dan menyesali semua yang kamu lakukan tapi ternyata tid
last updateDernière mise à jour : 2025-03-17
Read More

329. Seandainya—Tetapi Sudah Terlambat

Dari tempat ia duduk, Gretha menyaksikan kepergian Lilia yang diikuti oleh William serta Giff. Berapa kali pun panggilannya menyerukan nama Lilia, gadis itu tidak mau berhenti atau sekadar menoleh. Lilia berlalu setelah mengutarakan isi hatinya yang barangkali selama ini hanya ia simpan tanpa ia ceritakan pada orang lain agar dapat menjual kesedihan untuk meminta simpati dari mereka. Lilia selalu menjadi Lilia yang tangguh. Sejak dulu, dengan mata kepalanya sendiri Gretha menyaksikan gadis itu kuat. Seberapa banyak hinaan yang ia terima, Lilia seakan tak tergoyahkan. Setelah semua waktu yang panjang dan penderitaan yang tak ada habisnya itu ... Lilia Zamora telah menemukan siapa dirinya, haknya, keberanian yang selama ini tertutup kabut tebal dan melawan hingga suaranya yang manis itu mengguncang hati Gretha. ‘Dia sangat cantik,’ gumamnya dalam hati. Ia hendak menepisnya. Tetapi bagaimana bisa hal itu ia lakukan ketika semua kenyataan terpampang di hadapan matanya? Lilia memang
last updateDernière mise à jour : 2025-03-17
Read More

330. Apa Yang Akan Terjadi?

Sejak kembali dari rumah sakit untuk melihat keadaan Gretha tadi siang, William melihat Lilia yang lebih banyak diamnya. Hampir seharian ia hanya terus berada di dalam kamar, bermain dengan Keano di dalam sana atau sekadar menunggui bocah kecil itu mewarnai dan menata puzzle. William tak ingin mengganggunya dulu. Memutuskan untuk memberi Lilia ruang tenang sebab ia tahu seperti apa gejolak dalam hatinya yang tadi meluap-luap untuk Gretha. Malam ini, istrinya itu dijumpainya ada di dalam kamar Keano, duduk di atas ranjang mengusap rambut hitam anak lelakinya yang mulai terlelap di bawah selimutnya yang hangat. "Kamu tidak akan istirahat juga?" tanya William saat tiba di sebelahnya dan menunduk untuk berbisik di telinga Lilia. Lilia tak serta merta menjawabnya, ia lebih dulu menoleh pada Keano yang matanya terpejam kemudian memandang William. "Iya aku akan keluar sekarang." Lilia membiarkan William untuk mencium Keano lebih dulu kemudian mereka keluar dari sana setelah menutup pin
last updateDernière mise à jour : 2025-03-18
Read More
Dernier
1
...
3132333435
...
37
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status