All Chapters of Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin : Chapter 341 - Chapter 350

370 Chapters

341. Berdua Yang Menjadi Bahaya

Dengan segera, Lilia mendorong dada William agar prianya itu melepas pelukannya. “Apa tidak ada hal lain yang kamu pikirkan selain hal itu?” tegur Lilia begitu mereka sudah saling memiliki jarak. “Hm ....” William memiringkan kepalanya beberapa derajat ke kiri sebelum melanjutkan kalimatnya, “Tidak ada,” akunya. “Kamu tahu kalau kebersamaan ini adalah hal yang sudah sangat lama aku inginkan, bukan? Jadi apakah salah jika aku hanya ingin dekat denganmu?” “Tapi kedekatan yang kamu katakan itu akan menjadi bahaya kalau kita hanya berdua, Tuan William,” tunjuk Lilia pada dada bidangnya yang dengan gegas dilindungi si pemiliknya menggunakan kedua tangannya yang tersilang, mengantisipasi seandainya Lilia bergerak memberinya cubitan. “Jangan memanggilku lagi kalau tidak ada perlunya,” tegur Lilia seraya memalingkan wajahnya. William mencegahnya berlalu dengan meraih pergelangan tangannya, “Ada, Sayang,” katanya. “Ada keperluan yang harus kita lakukan.” “Apa?” “Mungkin ... bayi kembar
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

342. Sepanas Apa Cinta Kita Melebur?

Bukan hanya sekali Arya melihat mantan istrinya itu. Jauh hari sebelum malam ini, ia sudah pernah melihat wanita itu ada di sebuah supermarket besar di mana ia dan beberapa temannya berada di dekat sana saat itu. Alya keluar dari sebuah mobil sedan bersama dengan seorang pemuda yang terlihat sangat patuh padanya. Tadinya, ia mengira Alya masih bekerja di rumah Alaric. Tapi dugaan itu sepertinya salah. Sebab saat secara kebetulan takdir membuatnya bertemu dengan wanita itu sekali lagi, sepasang matanya justru menangkap sedan mewah tersebut memasuki kawasan perumahan elit. "Dia makmur sedangkan aku hancur lebur," desis Arya penuh dengan kebencian. Semua ini terjadi dimulai dari kegagalan Arya membayar utang pada Madam Savannah. Seandainya Lilia tidak dibawa pergi dari tempat tersebut oleh pria yang tak ia ketahui siapa itu ... Arya tak akan menjadi kacungnya Madam Savannah. Utang-utangnya akan lunas. "Di mana Lilia sekarang? Apa dia hidup dengan baik juga? Kalau bertemu lagi deng
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

343. Waktu Berlalu Dengan Cepat

Menghabiskan beberapa hari di rumah Tuan Alaric, akhirnya keluarga William kembali ke rumah sendiri. Jika bukan karena ada keperluan, mereka ingin tinggal lebih lama. Masalahnya adalah ... Keano sudah harus masuk sekolah besok sehingga mereka mempersiapkan diri untuk mengantar bocah kecil itu nanti. Malam ini, Lilia melihat Agni yang membawa masuk seragam Keano yang sudah rapi. Yang sepertinya ... si pemilik seragam itu juga tidak sabar untuk segera memakainya besok. “Mama, apakah besok Mama dan Papa akan mengantar Keano?” tanya Keano setelah mengalihkan pandangannya dari Agni pada Lilia yang duduk di atas ranjang di dalam kamarnya. Lilia mengangguk sebagai jawaban. Membiarkan anak lelakinya itu ikut naik ke sana dan meletakkan kepalanya di pangkuan Lilia dengan manja. “Iya, Sayang,” katanya. “Mama dan Papa akan mengantar Keano nanti di hari pertama Keano masuk TK.” “Terima kasih, Mama.” Lilia mengusap rambut hitamnya yang lebat. Membalas senyum Keano yang tampak manis. “Papa j
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

344. Hari Pertama Baby K

Menuntaskan keresahan semalam di dalam pelukan William, Lilia merasa lebih baik pagi ini. Ia berjalan perlahan menuruni tangga setelah bersiap dan akan bersama-sama William mengantar anak lelaki mereka ke taman kanak-kanak pada hari pertamanya. “Mama,” panggil Keano yang ada di ujung anak tangga, sudah siap dalam balutan seragamnya sejak tadi. Di belakangnya, William berjalan dan mengamati Lilia yang tengah berjalan perlahan dengan berpegangan pada anak tangga. “Sudah siap?” tanya Lilia seraya merekahkan senyumnya. “Sudah, Mama. Uncle Giff sudah ada di depan, menyiapkan mobilnya.” Lilia mengangguk dengan senang, membiarkan Keano memeluknya sebelum ia berlari dengan diikuti oleh Agni yang membawakan tas miliknya. “Sepertinya kita harus pindah kamar ke bawah selama kamu hamil,” kata William, melingkarkan lengan kekarnya pada pinggang Lilia. “Pindah kamar ke lantai bawah?” ulang Lilia memperjelas. “Iya. Perut kamu akan semakin besar nanti ke depannya, ‘kan? Apalagi ini hamil kem
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

345. Mata Iblis Yang Aku Kenal

Sepertinya, kediaman yang disuguhkan Lilia sejak ia pergi dari parkiran mobil di taman kanak-kanak di mana Keano bersekolah, William telah menyadarinya. Sehingga saat mereka tiba di rumah, William yang harusnya pergi bersama dengan Giff untuk menuju ke Velox Corp tak begitu saja melakukannya. Prianya itu masuk mengikuti Lilia, mengatakan pada Giff bahwa mungkin mereka akan sedikit terlambat untuk pergi ke kantor karena ada hal yang harus ia selesaikan sebentar di dalam. Hal yang harus ia selesaikan itu adalah bicara dengan Lilia. Suara baritonnya singgah di indera pendengar Lilia saat gadisnya itu hendak menaiki tangga ke lantai dua. "Sayang," panggil William yang membuat Lilia urung mengayunkan kakinya ke atas. Lilia menoleh, menjumpai wajah khawatir William yang menatapnya. "Kamu tidak pergi ke kantor?" tanyanya. "Ada apa?" tanya William balik, tak ingin berbasa-basi. "Apa ada sesuatu yang buruk yang tidak aku ketahui? Apa kamu masih kepikiran dengan Keano?" Tanya bertubi-tu
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

346. Bayangan Itu Masih Begitu Jelas

Lilia tidak pingsan, tapi sebagian besar kesadarannya menghilang sehingga kegelapan hampir merenggut semua daya tahannya. William dengan gegas mengangkat Lilia, kedua lengan kekarnya membawa gadisnya itu untuk masuk ke dalam kamar. Melihat wajah Lilia yang memucat membuatnya menyerukan nama Giff. "GIFF!" Panggilannya dapat didengar oleh Giff yang memang berdiri tak jauh dari tangga sehingga pemuda itu berlari mendekat, menyusul William yang berjalan menaiki anak tangga dengan cepat. "Iya, Tuan—Nona Lilia kenapa?" "Tolong hubungi dokter Sarah, bilang padanya untuk memeriksa Lilia sekarang." "Baik." William membaringkan Lilia di atas ranjang milik mereka setibanya di sana. Ia menyentuh kening Lilia yang terasa dingin, menunduk dan memastikan istrinya itu masih terjaga. "Sayang, kamu baik-baik saja?" Lilia hanya memberikan anggukan samarnya. Ia meremas tangan pria itu, seolah mengisyaratkan agar William tidak pergi. "Jangan takut ... aku di sini," bisiknya. "Aku memanggil dok
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

347. Periksa Bersama

Sebagaimana yang diminta oleh William, Giff pergi untuk mencari Arya. Di persimpangan yang disebutkan bahwa pria itu ada di sana sebelumnya, Giff mencari tahu tentang keberadaannya. Tapi, Arya tak terlihat saat Giff melakukan penelusuran lebih dari tiga hari lamanya. Pria itu tak terlihat meloper koran seperti sebelumnya, atau mungkin duduk dan mencari kesempatan untuk mendekati mobil-mobil yang berhenti di kala lampu merah. Tak ada sama sekali sosoknya. Seakan memang pertemuan mereka hari itu seperti kebetulan paling tak menyenangkan yang disengaja semesta. Giff tak menyerah. Karena tak bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri, ia mencari tahu dengan cara yang lain. Pada toko yang berjajar di sepanjang jalan tersebut, Giff mendatangi salah satu dari mereka dan menunjukkan foto Arya. Memastikan ia mengenali pria itu. "Dia sepertinya yang menjual koran di lampu merah ini," ucap seorang wanita yang memiliki toko pakaian di sana. "Apakah Ibu juga melihatnya beberapa hari terakh
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

348. Mama Cantiknya Keano

Lalu pada hari yang mereka bicarakan itu tiba. Di dalam kamarnya, Lilia memandangi beberapa gaun yang dibawa masuk oleh Agni. Dari yang modelnya rumit hingga yang lebih sederhana yang Agni tahu bahwa gaun-gaun seperti itulah yang lebih disukai Lilia. Lilia baru saja menyelesaikan make up-nya, ia memasang anting di sebelah telinga kanannya lalu memutuskan untuk memilih gaun yang berwarna biru—ice blue lebih tepatnya. "Yang ini saja, Bu Agni," katanya. "Baik, Nona." Dengan bantuan Agni, Lilia berganti pakaian. Gaun dengan potongan yang lebih lebar pada bagian perutnya—karena memang gaun ibu hamil—itu mendapat pujian dari Agni seraya wanita paruh baya itu merapikan lengan Lilia. "Cantik sekali, Nona ...." "Terima kasih, Bu Agni," tanggapnya. "Aku berusaha agar tidak mencolok karena ini adalah harinya Pak Giff dan Viola." "Seperti biasa, Nona Lilia selalu bersikap rendah hati." Mereka menoleh ke arah pintu yang terbuka dan muncullah Keano yang kedua bola matanya melebar. Kaki keci
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

349. Heart To Heart

Meski di kafe tadi William kembali dengan senyum yang merekah di kedua sudut bibirnya, tapi Lilia tahu bahwa ada yang disembunyikan oleh prianya itu. Sehingga saat mereka telah tiba di rumah dan Lilia duduk di atas ranjang setelah mengantar Keano terlelap di dalam kamarnya, ia memanggil namanya dengan hati-hati. "William ...." Si pemilik nama yang tadinya hendak menuju ke dalam ruang ganti lalu urung melangkah lebih jauh. Ia menoleh dan mendekat pada Lilia. Memutuskan untuk naik ke atas ranjang. "Iya, Sayang?" "Hm ...." Lilia tampak ragu apakah harus menanyakan apa yang dibicarakannya di telepon tadi ataukah tidak. Ia sebenarnya ingin tahu, tapi mempertimbangkan bahwa urusan William bukan hanya soal dirinya saja melainkan juga memikul tanggung jawab atas banyak orang, Lilia pikir ia bisa saja memberi beban tambahan pada prianya itu. "Tidak," ucap Lilia akhirnya. "Hanya ... ingin memberi tahu kamu saja kalau twins baru memberi gerakan halus di dalam sini." Ia berkilah. "Benarka
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

350. Di Luar Perkiraan

Dengan tangannya, William mengusap lembut pipi kemerahan Lilia yang tengah meringkuk di dada bidangnya. Mereka menghabiskan waktu yang mendebarkan untuk menuntaskan hasrat yang sejak beberapa malam tak tersalurkan. Ia menarik selimut lebih tinggi untuk menutup punggung Lilia yang terbuka, tak ingin gadisnya itu kedinginan karena tak ada sehelai benang yang melindunginya sekarang ini. William menghela dalam napasnya, membiarkan Lilia terlelap sementara sejenak kemudian ia menggapai ponsel yang ada di atas meja dan membaca pesan dari Giff yang mengatakan, [Akan saya cek ke tempat Madam Savannah setelah ini, Tuan William.] [Temukan dengan benar!] Sepasang mata William terpejam dengan tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Ia tidak tahu apa sebenarnya yang dilakukan oleh pria itu. Apa tujuannya terus berpindah seolah ia tahu dirinya tengah diawasi dari dekat? Arya, Arya Halim. 'Sial ....' Pria yang sedang digumamkan oleh William itu adalah mantan ayah angkatnya Lilia. Yang dibica
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more
PREV
1
...
323334353637
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status