Pagi itu, mentari muncul perlahan di balik jendela dapur rumah Ayla. Cahaya keemasan menyelinap masuk melalui celah tirai, menyapu meja makan dan lantai keramik yang masih dingin. Aroma teh jahe hangat tercium samar, bercampur dengan suara gemerisik angin pagi.Ayla berdiri di depan wastafel, membiarkan air dingin mengalir membasahi jemarinya. Pikirannya melayang jauh, lebih jauh dari rumah yang ia tempati, lebih jauh dari apa yang seharusnya ia pikirkan.Di sudut dapur, Adrian berdiri bersandar di kusen pintu, mengamati Ayla tanpa suara. Kaosnya yang sedikit kusut menempel pas di tubuhnya, dan rambutnya terlihat acak-acakan, tanda ia baru bangun tidur. Tapi matanya—mata itu tidak pernah tampak lelah.Mereka memancarkan sesuatu yang lembut, hangat, tapi juga menyimpan kebimbangan yang sulit dijelaskan.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-14 Baca selengkapnya