All Chapters of Satu Malam Bersama Adik Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

Bab 51: Akankah Ayla Kembali?

Di sudut yang lain dari kehidupan yang sederhana, Adrian menetapkan dirinya di sebuah kursi kayu yang berada di teras rumahnya yang nyaman. Jari-jarinya yang gugup menggenggam selembar kertas yang telah lusuh—pesan dari Ayla yang ia temukan di vila tempat mereka pernah berbagi kenangan.Pesan itu sudah dibaca berkali-kali, namun kata-kata di dalamnya tetap menusuk relung hatinya, seolah baru saja ditulis.“Aku harus pergi. Bukan karena aku ingin menjauh darimu, tapi karena aku perlu menemukan siapa diriku sebenarnya.”Napas panjang Adrian terhembus, matanya mengarah lurus ke hamparan pepohonan yang berdiri tegak di depannya, saksi bisu atas rasa rindu yang menggebu.Di dalam hatinya, dia mengerti bahwa Ayla sedang berjuang dengan pencariannya atas kedamaian, tapi pemahaman itu tak cukup untuk mengurangi bobot kerinduannya.“Kenapa harus sejauh ini, Ay?” bisiknya lembut, seakan-akan berbicara kepada angin yang lembut me
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 52: Isyarat Tersembunyi

Hujan gerimis turun perlahan, membasahi jalanan yang tampak dari depan rumah besar keluarga Adityo. Udara dingin merayap masuk melalui celah-celah jendela, memaksa Ayla untuk menggosok-gosok tangannya demi tetap merasa hangat.Dengan langkah yang berat, ia berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan keberanian sebelum mengetuk.Sudah berminggu-minggu sejak terakhir kali ia menginjakkan kaki di tempat ini—suatu tempat yang dulu terasa seperti rumah, namun kini lebih mirip penjara penuh kenangan yang menghantuinya.Ia belum mengerti apa yang mendorong Bram memintanya datang ke sini, hanya suara dingin dan memerintah Bram di telepon yang terus terngiang di kepalanya.Sebelum Ayla sempat mengetuk, pintu tiba-tiba terbuka. Bram berdiri tepat di ambang pintu, dengan setelan jasnya yang rapi dan ekspresi wajah yang datar bagaikan patung marmer—mengagumkan namun tampak hampa.“Akhirnya kamu datang,” ucap Bra
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 53: Masa Depan yang Membingungkan

Setelah beberapa saat berat, Ayla mulai berbicara dengan suara yang lebih tenang, namun penuh tekad. “Aku akan pergi, Bram. Aku tidak ingin ini menjadi lebih buruk untuk kita semua.” Bram hanya mendengus, raut wajahnya tidak menunjukkan perubahan apa pun, tetapi dia tidak menghalanginya.“Lakukan apa yang kamu mau, Ayla. Tapi ingat, kamu tidak akan pernah benar-benar bebas dariku,” katanya dengan nada mengancam.Kata-kata Bram itu menggema di kepala Ayla saat ia melangkah keluar dari rumah, dengan langkah yang terasa semakin berat, diikuti oleh Adrian yang setia. Di depan pintu, Adrian meraih tangan Ayla, menahannya sejenak. “Ayla, aku—”“Jangan, Adrian,” potong Ayla cepat, matanya berkaca-kaca. “Aku tidak bisa membiarkanmu terjebak dalam semua ini.”Adrian menggenggam tangannya lebih erat, tatapannya penuh rasa sakit. “Tapi aku ingin ada untukmu, Ay.”Ayla menatapnya lam
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 54: Pertemuan yang Menyentuh Hati

Di rumahnya yang sunyi, Bram duduk dalam kesendirian di ruang kerjanya, wajahnya memancarkan aura ketenangan yang menyesatkan. Di atas mejanya, terpajang sebuah foto Ayla dan Adrian yang didapatkannya dari seseorang yang dia percaya.Jemarinya menggenggam erat, tapi sebuah senyum tipis tersungging, menggambarkan rencana yang sudah matang di benaknya.“Kalau kamu pikir bisa lari dariku, Ayla, kamu salah,” gumamnya penuh keyakinan. “Aku akan memastikan semuanya berjalan sesuai keinginanku.” Tak lama, ia meraih teleponnya dan menghubungi seseorang dengan pesan yang jelas, “Aku ingin kamu menyiapkan segalanya. Kita selesaikan ini secepat mungkin.”Ketika malam mulai merangkak masuk, Adrian menerima sebuah pesan singkat dari Ayla yang singkat namun penuh arti: “Aku baik-baik saja, Adrian. Jangan khawatir. Tapi tolong, jangan cari aku.”Adrian memandangi layar ponselnya, rasa hancur menggelayuti hatinya, namun ia
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 55: Ketidakpastian dalam Hati

Di sudut taman, Ayla melangkah menjauh dari kerumunan, mencoba menenangkan diri. Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, tetapi pikirannya tetap tidak bisa tenang.Adrian menemukannya di sana, berdiri diam dengan tangan dimasukkan ke dalam saku. Ia mendekat perlahan, memastikan Ayla tidak merasa terganggu. “Kamu nggak terlihat nyaman,” katanya.Ayla menoleh, menghela napas panjang. “Aku nggak tahu kenapa aku setuju datang ke sini. Ini semua terasa salah.”Adrian melangkah lebih dekat, tetapi tetap menjaga jarak yang sopan. “Nggak ada yang salah, Ay. Kamu punya hak untuk ada di sini.”Ayla tertawa kecil, suaranya penuh kegetiran. “Kamu lihat bagaimana orang-orang memandang kita tadi? Mereka pasti sudah mulai mencurigai sesuatu.”Adrian menggeleng. “Biarkan mereka berpikir apa yang mereka mau. Yang penting adalah apa yang kita tahu tentang diri kita sendiri.”Ayla memandang Adrian de
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 56: Terperangkap di Antara Dua Dunia

Keesokan harinya, Rita tiba di rumah Ayla tanpa pemberitahuan sebelumnya, membawa sebungkus croissant yang masih hangat dan secangkir kopi. Dengan langkah yang terasa menghibur, ia meletakkan semuanya di meja dapur."Kamu nggak angkat teleponku semalam," kata Rita, memulai percakapan dengan nada yang ringan namun penuh kekhawatiran. "Jadi, aku datang untuk memastikan kamu nggak ngurung diri di sini."Ayla tersenyum tipis, matanya masih sembap dari malam yang tak banyak tidur. "Maaf, aku lagi nggak ingin bicara," ujarnya, suaranya lembut.Rita duduk di depan Ayla, matanya tidak lepas dari wajah temannya. "Ayla, aku tahu ini berat. Tapi kamu harus berhenti menyalahkan dirimu sendiri."Ayla menggenggam cangkir kopinya dengan kedua tangan, mencari kehangatan. "Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan, Rita," desahnya. "Aku mencintai Adrian, tapi aku nggak bisa membohongi diriku sendiri. Hubungan kami salah. Dan Bram... dia nggak akan pernah membiarkan aku pe
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 57: Penolakan yang Menyayat Hati

Malam itu, keheningan lebih terasa daripada biasanya, meski angin malam menerbangkan daun-daun kering di jalanan yang sepi. Ayla berdiri di balkon kecil rumahnya, memandangi langit gelap yang hanya diterangi oleh kilauan beberapa bintang.Dengan tangan yang memeluk diri sendiri, ia mencoba mencari kehangatan di tengah dinginnya udara dan pikirannya yang terus menerus bergolak.Langkah kaki Adrian mulai terdengar dari arah tangga. Sosoknya muncul di pintu balkon, wajahnya menunjukkan kelelahan yang mendalam namun juga sebuah tekad yang tak tergoyahkan.Ayla tidak merasa terkejut melihatnya; setelah deretan pesan singkat yang mereka tukarkan, ia tahu Adrian pasti akan datang.“Kamu nggak keberatan aku masuk?” tanya Adrian dengan suara pelan, seakan merasakan berat suasana yang Ayla alami.Ayla menoleh sedikit, memberikan anggukan singkat sebagai jawaban. “Aku tahu kamu akan datang,” sahutnya, suaranya serak oleh emosi.
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 58: Menghilang dari Kehidupan Ayla

Sementara itu, di sudut kamarnya yang tenang, Ayla duduk memeluk lututnya yang dingin. Hatinya berkeping-keping, namun ia mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa tindakannya sudah tepat. Di balik keyakinan itu, ia sadar, melepaskan Adrian bukan berarti rasa sakit ini akan lenyap.Cinta mereka mungkin dilarang, tapi itu adalah cinta paling tulus yang pernah ia rasakan—begitu nyata dan menggugah.Di tempat yang jauh berbeda, suara Bram yang puas terdengar melalui sambungan telepon. “Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Aku tidak mau ada kesalahan. Ayla harus kembali ke tempatnya—di sampingku,” ujarnya dengan nada penuh otoritas.Bayang-bayang ancaman Bram semakin mendekat, sementara Adrian dan Ayla tenggelam dalam luka yang mendalam. Namun, benarkah kisah mereka akan berakhir di sini? Atau mungkin, masih ada jalan cerita yang lebih besar menanti mereka di depan?Kota itu diguyur hujan deras, suasana menjadi semakin muram. Di apar
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 59: Mencari Pelarian

Adrian menikmati senja yang memeluk langit dari balkon penginapannya, seraya warna oranye dan merah muda yang perlahan mengisi cakrawala. Ia tenggelam dalam kedamaian sesaat itu, namun ketenangan tersebut cepat berlalu.Bayangan Ayla terus menghantui setiap sudut pikirannya, menolak untuk dilupakan, tidak peduli seberapa jauh langkahnya menggema.Ketenangan itu terusik oleh suara langkah kaki yang terdengar dari luar kamar. Dengan langkah ragu, Adrian beranjak, mendekati pintu dan membukanya dengan hati-hati. Betapa terkejutnya dia ketika di depannya berdiri Ayla—dengan wajah yang terlihat lelah namun dipenuhi harapan.“Ayla?” Adrian tergagap, suaranya hampir tak terdengar.Ayla memandangnya dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku tidak bisa hidup tanpamu, Adrian,” ucapnya, penuh emosi.Kata-kata itu bergetar di udara, memenuhi ruangan kecil dengan kehangatan dan ketegangan yang nyata. Adrian hanya bisa memandanginya, hati
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 60: Adrian Kembali Pulang

Di tengah malam yang semakin pekat, Ayla meraih ponselnya dan menuliskan pesan berisi curahan hati untuk sahabatnya, Rita. "Rita, aku bingung, apakah aku mampu bertahan dengan keadaan ini terus-menerus? Hatiku terasa begitu letih."Tidak lama kemudian, layar ponselnya berkedip dengan balasan dari Rita, "Kamu harus mendengarkan apa kata hatimu, Ay. Jangan terlalu memaksakan diri."Meski pesan itu tampak sederhana, kata-katanya menembus dalam ke relung hati Ayla. Ia menyadari bahwa untuk mencapai ketenangan, ia harus berani menghadapi perasaannya, bukan melarikan diri dari kenyataan.Namun, di saat Ayla mulai merenungkan langkah berikutnya, bayang-bayang ancaman dari Bram masih terasa menggantung di udara, layaknya awan gelap yang siap meledak sewaktu-waktu.Malam itu, ketika Ayla terlelap di sofa, mimpinya dipenuhi dengan sosok Adrian yang tersenyum manis memanggil namanya. Namun di balik sosok Adrian, Bram berdiri dengan tatapan penuh kemarahan yang semak
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status