"Ara, kamu nggak mendengarkanku?"Suara Raka menggema di ruangan kecil itu, tegang dan tajam. Ara berdiri diam di depan pintu kamar, punggungnya bersandar pada dinding yang dingin. Ia menatap Raka yang duduk di tepi tempat tidur, wajahnya terlihat kusut, dengan kantung mata yang menonjol akibat kurang tidur."Aku mendengarmu, Raka," balasnya dengan suara rendah, hampir berbisik. "Tapi aku tidak tahu apa lagi yang kamu harapkan dariku."Raka mengangkat wajahnya, dan di sana, dalam sorot matanya, ada sesuatu yang membuat hati Ara berdebar. Bukan cinta atau penyesalan, melainkan amarah yang terpendam, bercampur dengan kelelahan yang menggerogoti. "Aku berharap kamu bisa lebih mengerti. Aku sedang berjuang untuk kita, Ara. Tapi kamu justru membuatku merasa seperti ini semua
Last Updated : 2024-12-29 Read more