“Ara, kita harus pergi sekarang.”Adrian berdiri di depan mobil dengan mesin yang masih menyala, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik terlalu kencang. Matanya memindai sekitar, memperhatikan setiap gerakan mencurigakan. Hujan tipis mulai turun, membuat trotoar basah dan udara semakin dingin.Ara berdiri beberapa langkah darinya, memegang tas kecil yang berisi seluruh hidupnya dalam satu genggaman. Tangannya gemetar, bukan hanya karena udara yang menusuk, tetapi juga karena ketegangan yang tak kunjung reda.“Aku siap,” jawab Ara, suaranya pelan namun penuh tekad.Adrian membuka pintu mobil untuknya, menunggu hingga Ara masuk sebelum ia sendiri mengambil tempat di kursi pengemudi. Setelah menutup pintu dengan hati-hati, ia menoleh ke arah Ara, pandangan matanya serius namun penuh rasa peduli.“Kita tidak akan kembali ke sini, Ara. Mulai sekarang, semuanya akan berubah.”Ara menatapnya sejenak, mencoba
Last Updated : 2025-01-08 Read more