All Chapters of Cinta dalam Bayangan Hutang: Chapter 51 - Chapter 60

94 Chapters

Bab 51: Kebenaran yang Terungkap

Hujan deras masih mengguyur kota ketika Ara tiba di rumahnya. Langkah kakinya berat saat ia melangkah masuk, membawa hati yang penuh luka. Suara pintu yang tertutup di belakangnya terasa seperti pukulan terakhir yang membungkam pikirannya.Ia berdiri di tengah ruang tamu yang terasa dingin dan asing, memandangi sisa-sisa kehidupannya yang berantakan.Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nama Adrian muncul di layar. Ara tertegun, merasakan jantungnya berdetak cepat. Ia tidak yakin apakah ia bisa mendengar suara Adrian sekarang, tetapi akhirnya ia menekan tombol angkat.“Ara,” suara Adrian terdengar rendah, hampir seperti bisikan. “Ada sesuatu yang harus kau ketahui. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi tanpa mendengar ini.”Ara diam, menggenggam ponselnya erat-erat. “Apa itu, Adrian?” tanyanya, meskipun hatinya sudah penuh dengan ketegangan.“Aku telah mencoba untuk tidak mengatakannya,” kata Adrian pelan. “Tapi aku rasa kau harus tahu—tentang hubungan bisnis
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 52: Penyesalan yang Mendalam

Langit malam itu dipenuhi bintang, tetapi Ara tidak bisa merasakan keindahannya. Ia duduk di balkon rumahnya, sendirian dengan secangkir teh yang sudah lama dingin di tangannya. Angin malam yang dingin menyentuh wajahnya, membawa aroma melati dari taman kecil di bawah.Namun, bahkan kesunyian ini tidak bisa membawa kedamaian ke hatinya.Ia memandangi cincin pernikahan di jarinya, benda kecil yang pernah menjadi simbol harapan dan cinta. Tetapi sekarang, benda itu hanya terasa seperti pengingat dari ikatan yang perlahan melukai dirinya.Suara pintu yang terbuka membuyarkan lamunannya. Raka muncul di ambang pintu balkon, mengenakan kaos polos dan celana panjang yang lusuh. Wajahnya tampak lelah, garis-garis keras di wajahnya semakin dalam di bawah cahaya lampu balkon.“Kau belum tidur?” tanya Raka, suaranya datar tetapi mengandung nada kepedulian yang tertahan.Ara menoleh perlahan, menatap suaminya dengan ekspresi kosong. “Aku sedang berpikir,” jawa
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 53: Kemarahan Adrian

Langit mulai gelap ketika Adrian menerima telepon dari salah satu koleganya yang mengungkapkan kabar terbaru tentang Raka.Ia sedang duduk di ruang tamu apartemennya, secangkir kopi yang sudah dingin di atas meja, ketika suara koleganya mengisi ruangan dengan detail tentang situasi keuangan Raka yang semakin kacau."Dia mencoba menghubungi beberapa klien lama untuk meminta pinjaman lagi," kata suara di ujung telepon. "Tapi aku dengar, kali ini dia menggunakan namamu untuk meyakinkan mereka bahwa dia bisa membayar balik utangnya."Adrian menggenggam ponsel lebih erat, rahangnya mengeras. "Namaku?" tanyanya dengan nada rendah tetapi penuh amarah yang terpendam."Ya," jawab suara itu. "Dia bilang kau mendukungnya secara finansial, sehingga investasinya akan aman. Aku tidak tahu apa rencananya, tetapi ini tidak bisa terus dibiarkan."Adrian menutup telepon, dadanya berdebar dengan marah. Ia bangkit dari sofa, berjalan bolak-balik di ruang tamu. Raka ti
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 54: Sentuhan Terakhir

Langit malam itu dipenuhi bintang-bintang yang tampak seperti berlian kecil, tetapi keindahan itu tidak mampu menenangkan hati Ara. Setelah berjam-jam bergulat dengan pikirannya, ia menemukan dirinya berjalan menuju apartemen Adrian.Langkahnya terasa berat, tetapi setiap langkah membawa kejelasan yang ia butuhkan. Ia tahu ini mungkin akan menjadi kali terakhir ia melihat Adrian, tetapi ia harus melakukannya.Ketika Adrian membuka pintu, wajahnya dipenuhi dengan campuran keheranan dan kelegaan. Ia berdiri di sana dengan pakaian santai, tetapi ada ketegangan di bahunya yang tidak bisa ia sembunyikan."Ara," katanya pelan, menatapnya dengan mata yang penuh perhatian. "Kau datang."Ara mengangguk, mencoba tersenyum meskipun air matanya menggenang. "Bolehkah aku masuk?" tanyanya.Adrian membuka pintu lebih lebar, membiarkannya masuk. Ara melangkah ke dalam, merasa kehangatan apartemen Adrian membungkusnya seperti selimut yang menenangkan. Aroma kayu ma
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 55: Pilihan yang Menyakitkan

Langit mendung pagi itu seolah mencerminkan suasana hati Ara yang gelap dan penuh kebimbangan. Setelah meninggalkan apartemen Adrian, langkahnya terasa seperti dituntun oleh beban berat yang tak terlihat. Udara dingin menusuk kulitnya, tetapi tidak lebih tajam dari rasa sakit yang menghuni dadanya.Ara mengunci pintu rumahnya dengan gerakan perlahan, lalu duduk di sofa ruang tamu yang kosong. Dinding-dinding rumah itu tampak lebih sunyi dari biasanya, membawa kenangan tentang kebahagiaan yang pernah ada, tetapi sekarang terasa seperti bayangan yang menghilang.Ia memandangi tangannya, jari manisnya yang masih melingkar cincin pernikahan terlihat seperti simbol tanggung jawab yang membebani. Ia tahu apa yang harus ia lakukan, tetapi itu tidak membuat keputusan ini lebih mudah.Ketukan pelan di pintu membuat Ara tersentak. Ketika ia membukanya, Raka berdiri di sana, membawa dua kantong plastik berisi bahan makanan. Wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum kecil ya
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 56: Raka Memohon

Pagi itu, langit tampak abu-abu dengan angin dingin yang menusuk kulit. Ara sedang duduk di meja makan, secangkir teh di depannya hampir tidak tersentuh. Ia tidak merasa lapar, tidak juga merasa damai. Pikirannya terus berputar, mencoba mencari jawaban di tengah kekacauan yang membelenggunya.Ketika suara langkah kaki terdengar mendekat, Ara menoleh. Raka berdiri di ambang pintu dapur, wajahnya tampak lelah dan lebih tua dari usianya. Garis-garis kecemasan terlihat jelas di sekitar matanya.“Aku membuat kopi,” katanya pelan, memecah keheningan.Ara hanya mengangguk, tidak mengatakan apa-apa. Suasana di antara mereka terasa seperti ladang ranjau—hati-hati, penuh kehati-hatian yang membuat setiap kata menjadi beban. Raka mendekat, duduk di kursi di depannya, sambil memegang cangkir kopinya dengan kedua tangan.“Ara,” katanya akhirnya, suaranya rendah. “Aku tahu aku membuatmu kecewa.”Ara menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca, tidak mengucapkan
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 57: Cinta yang Terluka

Malam itu, Ara duduk di sudut kamar tidur, memeluk lututnya sambil memandangi cermin tua di sudut ruangan. Pantulan wajahnya di sana tampak begitu asing, seperti ia sedang melihat orang lain—seseorang yang lelah, kehilangan semangat, dan terjebak dalam pilihan yang tidak pernah ia bayangkan.Bayangan Adrian terus mengisi pikirannya, dan setiap kali ia mengingat senyum lembutnya atau kata-kata penuh pengertiannya, dadanya terasa seperti diremas.Tetapi ia juga memikirkan Raka. Suaminya yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati, seseorang yang dulu ia yakini sebagai pasangan hidupnya.Ara tahu, jika ia memilih untuk meninggalkan Raka, ia bukan hanya meninggalkan pria itu, tetapi juga janji-janji yang pernah mereka buat, impian yang pernah mereka bangun bersama. Namun, tetap bersama Raka kini terasa seperti menghidupi kebohongan—sebuah kehidupan tanpa cinta yang sesungguhnya.Ara menggigit bibirnya, menahan air mata yang menggenang. “Kenapa aku harus memilih
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 58: Keputusan yang Tergantung

Malam itu, Ara duduk di meja makan kecilnya, lampu kuning di atas kepala menciptakan bayangan lembut di sekeliling ruangan. Di depannya, ada secarik kertas kosong dan pena yang tak bergerak.Ia telah mencoba menulis sesuatu—apa saja yang bisa menjelaskan perasaannya—tetapi kata-kata sepertinya menolak keluar. Hatinya terlalu penuh untuk diringkas dalam kata-kata.Tiba-tiba, teleponnya bergetar di meja. Nama Adrian muncul di layar. Ara menatapnya lama, berusaha memutuskan apakah ia harus menjawab. Akhirnya, ia mengangkat telepon itu, suaranya sedikit gemetar ketika ia berbicara.“Adrian,” katanya pelan.“Halo, Ara,” jawab Adrian, suaranya terdengar lembut di ujung telepon. “Aku tahu sudah larut, tapi aku ingin memastikan kau baik-baik saja.”Ara menarik napas panjang, menahan air mata yang tiba-tiba menggenang. “Aku tidak tahu, Adrian,” katanya jujur. “Aku merasa seperti aku terus ber
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 59: Pesan Perpisahan

Langit pagi itu tampak kelabu, seolah mencerminkan kekacauan hati Ara yang belum selesai. Ia duduk di meja kecil di kamarnya, ponselnya tergeletak di atas meja, menunggu sentuhan jari yang ragu-ragu. Matanya menatap kosong layar ponsel yang menyala, kata-kata yang ia ketik sebelumnya mengambang di sana seperti luka yang tidak bisa disembuhkan."Adrian, maafkan aku. Aku harus melakukan ini. Terima kasih untuk semuanya."Kalimat itu tampak begitu sederhana, tetapi Ara tahu bahwa di balik setiap kata ada dunia yang hancur, sebuah cinta yang harus ia kubur demi sesuatu yang tidak lagi terasa seperti cinta. Tangannya bergetar ketika ia menyentuh layar, tetapi ia tidak menekan tombol kirim. Belum.Di luar, suara-suara pagi mulai terdengar: suara burung, langkah orang-orang di jalan, dan bunyi roda motor y
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 60: Janji dalam Hati

Langit pagi itu tampak suram, dengan awan kelabu bergulung di atas kepala, menutupi sinar matahari. Ara berdiri di jendela dapurnya, memandangi taman kecil di luar rumahnya. Tangan kanannya memegang cangkir teh yang hangat, sementara tangan kirinya memegang pinggiran meja dengan erat.Ia mencoba mencari kedamaian dalam keheningan pagi, tetapi pikirannya terus berputar, melintasi bayangan-bayangan yang masih menghantuinya.Di sudut hatinya, ia tahu bahwa keputusan yang ia buat untuk tetap bersama Raka adalah keputusan yang benar menurut standar yang ia kenal—tanggung jawab, janji, dan rasa setia.Namun, ia tidak bisa menghilangkan suara kecil dalam dirinya yang bertanya: apakah ini benar-benar jalan menuju kebahagiaan?Ketukan pelan di pintu dapur membuat Ara tersentak dari lamunannya. Raka masuk, mengenakan kaus putih polos dan celana pendek, rambutnya masih berantakan. Ia membawa senyuman kecil di wajahnya, meskipun senyum itu tampak rapuh, seperti
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status