Semua Bab Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti : Bab 21 - Bab 30

68 Bab

Bagian 21

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 21Aku langsung mengalihkan pandangan, tak mau terlalu berpikir yang tidak-tidak. Seumur hidup itu lama. Aku tak punya uang sebanyak itu untuk membayarnya."Aku tak punya uang sebanyak itu hingga kamu bisa menjagaku seumur hidupmu, Ga." Aku berkata sembari melempar makanan ikan. Sepertinya ikan-ikan ini masih saja kelaparan."Aku gak minta bayaran," balas Saga. "Gratis?" "Iya, aku tak suka mengambil uang dari perempuan."Apakah hanya itu alasannya? Ayolah, Sha. Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang Saga. Daripada denganku, dia lebih cocok dengan Mbah Fatimah itu."Aku boleh bawa anak gak?" Aku bertanya pada Saga.Pria itu langsung mengalihkan pandangan, menatap padaku. "Pak Bian mau kasih anaknya ke kamu?" "Nggak pasti sih. Tadi dia pernah bertanya apa aku mau menjaga anak ini.""Boleh, bawa aja," balas Saga. Dia baik sekali, mengijinkanku tinggal di sini. Bahkan anakku juga bisa ikut serta. "Makasih ya, Ga. Aku akan mulai meyakinkan Bian dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Bagian 22

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 22Setelah perdebatan yang panjang, akhirnya Bian mengatakan juga pada umi dan abahnya Mbak Fatim kalau dia adalah suamiku. Sedangkan Saga hanya diam saja, saat Bian ngotot melakukannya. Padahal, aku berharap agar Saga akan melarang Bian mengatakan hal tersebut. Aku berharap, Saga memberi kamar lain pada Bian. Tapi pria itu malah menyetujui keinginan Bian begitu saja. Setelah isya dan makan malam, aku masih berniat untuk melihat aktivitas anak-anak di sini. Kali ini ditemani oleh Bian karena Saga mengatakan jika dia ada urusan. Di atas jam delapan malam, Mbak Fatin bilang anak-anak melakukan kegiatan mandiri. Rata-rata mereka menambah hafalan atau mengulang kembali hafalan, seperti itu yang dikatakan oleh wanita itu tadi. Terlihat olehku, anak-anak itu memegang Alquran sambil menghafalkannya. Menikmati pemandangan seperti ini membuatku begitu bahagia. Ditambah lagi suasananya memang sangat nyaman, aku begitu menikmatinya. Berjalan di malam hari deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Bagian 23

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 23Pria yang sudah sekian lama menjadi suamiku itu berkendara dengan tenang. Tak terlalu pelan tidak juga ngebut. Tangan kirinya masih menggenggam tanganku dan memberi sentuhan lembut. Sesekali menatapku saat aku menatapnya seperti orang kebingungan. Aku benar-benar tak percaya pria di sampingku ini adalah orang yang sama, yang menikahiku enam tahun yang lalu. Bahkan aku sampai komat-kamit membaca doa dan ayat apa saja untuk memastikan kalau dia bukan makhluk yang menyerupai Bian saja. Namun seberapa banyak aku membaca semua surat pendek yang ada dalam hafalanku, tetap saja pria itu tak berubah. Dia tetap Bian. Bian membantuku membuka pintu mobil saat kami sampai di hotel setelah lama berkendara. Dia masih diam tanpa kata, hanya bahasa tubuhnya yang berbicara. Hotel dua lantai menjadi tempat menginap Bian. Pria itu langsung membawaku pergi ke kamarnya. "Ayo masuk," ajak Bian saat aku tertegun saja di depan pintu kamar. Aku masih tak mengerti dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bagian 24

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 24Aku masih tak bisa mencerna kata-kata Bian barusan, bagaimana maksudnya memberi perhatian sama seperti pada Mbak Ivanka. "Na, kenapa diam saja?" tanya Bian. "Aku nggak ngerti harus jawab apa. Bagaimana bisa kamu membagi perhatianmu. Mbak Ivanka memangnya tidak apa-apa?""Serahkan semua padaku. Kalau sekarang bisa, lain waktu akupun akan bisa. Akan aku buktikan padamu ucapku ini.""Aku nggak bisa jadi istri simpanan, Bi.""Aku nggak mau anakku diasuh oleh orang lain. Diasuh olehmu sendiri atau mungkin dengan suami barumu."Lagi-lagi Bian menyebut suami baru. Kenapa dia ini sebenarnya. Aku tak pernah dekat dengan pria manapun, kenapa dia begitu khawatir tentang suami baruku nantinya. "Ivanka tak mau mengasuh anak ini." Bian berkata seraya mengusap perutku. Dia memang tak melepaskan pelukannya dan aku diam menikmatinya. Kami berbicara seperti ini sejak tadi. Jadi itu alasannya pria ini memintaku merawatnya. Mbak Ivanka ternyata tak menginginkan ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bagian 25

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 25"Mak, biasanya Saga kemana kalau tidak ada dimana-mana?" Aku kembali ke dapur dan bertanya kepada Emak, karena Saga tak kunjung menjawab telepon dariku dan akupun tak menemukannya dimanapun. "Memangnya sudah dicari di semua tempat?" Emak balik bertanya. "Belum semua sih, Mak. Hanya tempat-tempat yang kemarin kami kunjungi.""Coba cari di ruang olahraga, biasanya dia latihan di sana. Itu loh yang ninju-ninju bantal guling."Bantal, guling? Aku malah jadi kepikiran kamar kalau begini. "Latihan fisik kata dia," terang Emak lagi, karena aku kebingungan mencerna penjelasannya. "Oh, itu. Dimana Mak tempatnya?" "Ruangannya dekat lapangan olah raga, pintu warna coklat.""Oh iya, Mak. Saya tahu. Ya udah saya cari ke sana dulu ya."Aku berpamitan dan kembali keluar dari ruang dapur. Pergi ke arah lapangan dan mencari ruang tempat olahraga seperti yang dikatakan oleh Emak tadi. Suasana memang cukup tenang aku mendengar suara pukulan berulang-ulang dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bagian 26

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 26"Ga, temani aku makan," pintaku pagi ini. Sudah lama sekali sejak kami kembali dari yayasan, Saga tak pernah sama sekali makan denganku. Dia selalu menolaknya. Jika aku minta makanan, dia akan selalu mencarikannya seperti biasanya. Tapi tak pernah sama sekali mau diajak makan seperti dulu. Saga seperti sengaja menjaga jarak dariku. "Maaf, Sha, aku lagi tak ingin sarapan. Tadi udah makan buah pagi-pagi." Lagi-lagi Saga menolaknya. "Kamu kenapa sih?" "Kenapa, ada yang salah?" Saga balik bertanya. "Kamu kaya sengaja menjauhiku."Saga tertawa. "Bagaimana aku bisa menjauhi orang yang harus aku jaga."Aku mendengkus kesal, bukan itu maksudnya. "Aku ada salah sama kamu?"Lagi-lagi Saga tertawa. "Bagaimana bos bisa salah pada anak buah."Makin gemas rasanya dengan semua jawaban Saga. "Aku bukan bosmu, Ga. Bian yang gaji kamu.""Kamu istri Pak Bian, artinya bosku juga. "Sagara ....""Iya, Sha.""Aku tak mau makan jika kamu tak ikut makan kali ini." Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bagian 27

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 27Malam ini Mama tidur di kamarku, setelah puluhan purnama kami bisa kembali tidur bersama. Hari ini, aku benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda. Seharian bercengkrama dengan Mama, makan malam bersama dan diakhiri dengan tidur di kamar yang sama. Tentang obrolan tadi siang, aku masih tak memiliki jawaban. Awalnya aku begitu ingin pergi dari keluarga ini, tapi setelah Mama kembali membujukku kenapa aku jadi bimbang. "Ma, apa Mas Bian suka tidur dengan Mama dulu saat masih kecil?" Aku bertanya sambil menunggu rasa kantuk menyapa. "Tidak, sejak usia dua tahun, Bian benar-benar tidur sendiri. Papanya tak mengijinkan untuk ditemani. Katanya anak laki-laki harus kuat, dan mandiri."Aku mengangguk kepala samar, pantas saja Bian iri padaku. Dulu saat di rumah, Mama kadang kala masih sempat untuk tidur denganku. Apa karena ini juga Papa tak sayang padaku. Karena Mama terlalu perhatian padaku."Lalu Cenna, apakah anak itu juga mandiri seperti Mas Bian?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bagian 28

Dua Kali Menjadi Rahim Pengganti 28"Aku hanya sudah terbiasa denganmu, lima tahun bukan waktu yang singkat. Bagaimana bisa kita berpisah begitu saja." Aku beretorika. Menutupi rasa entah apa namanya. Aku hanya tak ingin berpisah dengan Saga. Bagiku dia adalah seorang yang sangat berharga. Aku merasa nyaman, berharga dan dilindungi saat bersama dia. Kalau saja aku belum menikah dengan Bian, andai saja kami bertemu lebih cepat. Jika aku bisa memilih, mungkin lebih baik aku dititipkan di yayasan tempat Saga tumbuh dewasa. Ah, apa yang aku pikirkan ini. Padahal aku sudah mau berdamai, berniat untuk menghadapi ujian ini dengan baik. Tapi kenapa malah berandai-andai."Bisa, semua atasan dan bawahan akan berpisah pada akhirnya," balas Saga dengan santainya. Saga benar-benar manusia robot, dia tak pernah menampakkan perasaannya. Atau hanya aku saja yang tidak peka. Entahlah. Pria di depanku ini selalu misterius buatku. Bukan hanya dia, tapi juga Bian. Aku ini benar-benar wanita yang tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bagian 29

"Apa maksudnya, Mbak?" Aku bertanya dengan kebingungan. Dinikahkan dengan pria pilihan dia, bagimana bisa. Bian tak bilang seperti itu. Dia bahkan tidak rela jika aku menikah dengan pria lain apalagi anak ini anak perempuan. Kenapa pria itu berbicara tak sama antara padaku dan pada istri pertamanya."Upss, suamiku tak bilang padamu rupanya. Pantas saja kamu begitu bahagia dan mau saja melayaninya. Padahal kurasa perhatiannya padamu ini hanya bentuk usaha untuk mengurangi rasa bersalahnya."Aku makin tidak mengerti dengan ucapannya. "Tapi karena udah terlanjur tahu, aku kasih tahu sekalian. Kami berniat menikahkan kamu dengan pria lain setelah berpisah dengan Bian. Aku tak mau kamu menganggu keluarga kami.""Kami?" Aku mengulang kata itu. Penasaran dengan kata kami yang diucapkan oleh Mbak Ivanka Siapa saja yang memiliki niatan seperti itu. "Iya kami semua keluarga angkatmu itu tahu.""Mama tau juga.""Tahu, tentu saja.""Dan dia setuju?" Aku seakan tak percaya. Mama tak mungkin me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bagian 30

Sampai di rumah sakit, beberapa perawat sudah menunggu di depan pintu masuk. Sepertinya Bian sudah menghubungi pihak rumah sakit. Sejak awal kehamilan, kami memang sudah berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit ini. Akan melahirkan di sini, dan memberitahu semua hal yang kami inginkan terkait dengan kehamilanku. Aku langsung dibawa ke ruang pemeriksaan ditemani oleh Saga. Memang hanya dia yang selalu ada bersamaku. Ternyata aku sudah mengalami pembukaan, kelahiran bayi ini maju dua minggu dari perkiraan. Aku tetap meminta melahirkan secara normal selagi masih bisa dilakukan dan tidak berbahaya bagiku terutama untuk anakku. Pembukaan berjalan lebih cepat daripada saat melahirkan Cenna, bayi ini ingin cepat melihat dunia. Dia akan jadi penghibur buatku yang selalu kesepian. Selama proses melahirkan, Saga yang menemaniku hingga bayi perempuan itu lahir. Bahkan dia juga yang mengazani. Katanya Bian akan sampai nanti, padahal aku sudah dipindahkan ke ruang perawatan."Sebentar lagi Pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status