Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Kabanata 241 - Kabanata 250

Lahat ng Kabanata ng Maafkan Aku Telah Mendua: Kabanata 241 - Kabanata 250

327 Kabanata

Bab 241 Apa ini Karma?

“Bagaimana keadaannya, Dok?” tanya Bu Tika.Wanita itu terlihat cemas kali ini. Ada Bu Maya juga Pak Aldi yang menunggu di sana. Aina dan Fakhri yang baru saja datang segera bergabung bersama mereka. Mereka sudah berdiri mengerubungi dokter yang baru saja menolong Damar.“Sabar ya, Bu. Kami sedang melakukan yang terbaik,” jawab dokter itu dengan diplomatis.Fakhri tahu semua dokter akan menjawab seperti itu untuk menenangkan keluarga pasien. Kemudian Fakhri menarik lengan dokter tersebut sedikit menjauh dari keluarga Damar dan Aina.“Dok, apa yang sebenarnya terjadi? Apa sepupu saya baik-baik saja?” tanya Fakhri.Pria berpakaian serba putih itu terdiam sejenak, menatap Fakhri dengan sendu.“Saya sudah mengatakan akan melakukan yang terbaik, Tuan. Saya harap Tuan mau menunggu.”Fakhri berdecak sambil mengacak rambutnya dengan asal.“Memangnya dia luka parah, Dok?”
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 242 Hati yang Pemaaf

“Kritis?” tanya Aina.Bu Tika tidak menjawab, langsung menarik tangan Aina menuju ruangan Damar dirawat. Namun, seorang perawat menghalangi mereka masuk.“Dokter sedang berusaha menolong pasien. Harap tunggu di sini sebentar!!”Dengan terpaksa Aina dan Bu Tika menganggukkan kepala. Mereka memilih duduk di ruang tunggu saat ini. Ada Bu Maya dan Pak Aldi juga yang sedang menunggu di sana.“Semoga tidak terjadi apa-apa pada Damar,” gumam Bu Tika.Aina melihat wanita paruh baya yang duduk di sebelahnya ini dengan sendu. Baru ini Aina melihat ekspresi sedih di wajahnya. Biasanya wanita paruh baya itu selalu tampil penuh percaya diri, sedikit arogan dan juga pemaksa.“Aina … .” Sebuah panggilan mengejutkan Aina.Bu Tika sudah mengulurkan tangan dan menyentuh tangan Aina. Aina mendongak membuat mata mereka bertemu. Ada sepasang mata berkabut sedang menatapnya, terlihat sebuah kesedihan d
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 243 Tentang Damar

“Aina, Fakhri, Damar sudah siuman dan ia ingin bicara dengan kalian,” ucap Bu Tika begitu keluar dari ruangan Damar.Aina dan Fakhri terdiam sesaat, mata mereka saling pandang dengan tanya yang sama.“Iya, Tante.”Keduanya langsung masuk, begitu Bu Maya dan Pak Aldi keluar. Aina terdiam saat melihat keadaan Damar yang terbaring tak berdaya di atas brankar. Sepertinya kecelakaan itu memang sangat parah sehingga membuat Damar seperti ini.“Kamu baik-baik saja, Damar?” sapa Aina.Damar tersenyum sambil mengangguk. Matanya tampak sayu dan redup seakan tidak ada kehidupan di sana. Fakhri berdiri di sebelah Aina dan tersenyum ke arah Damar.“Polisi masih mengusut siapa pelaku tabrak lari itu. Kamu tenang saja,” ucap Fakhri.Damar tersenyum masam sambil menggelengkan kepala.“Tanpa diusut pun aku tahu siapa dalangnya.”Fakhri dan Aina terkejut mendengar ucapan Damar. B
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 244 Cerita Damar

“Kamu terlalu sempurna sebagai lelaki, Fakhri,” jawab Damar.Fakhri terdiam, matanya sudah menatap tajam ke arah sepupunya. Tidak disangka Damar akan memberinya pujian seperti ini. Berangsur-angsur, Fakhri tersenyum bahkan sudah menggelengkan kepala sambil menepuk kasur tempat Damar terbaring.“Ternyata gara-gara kecelakaan, kamu jadi ngelantur ngomongnya,” ucap Fakhri.Damar menggeleng sambil tersenyum. “Aku gak ngelantur. Aku memang berkata jujur. Aku iri padamu, Fakhri.”Seketika Fakhri terdiam, matanya kini menatap tajam Damar. Aina yang duduk di samping Fakhri berdiri tidak berani berkomentar. Ia hanya memperhatikan interaksi mereka berdua.“Hidupmu begitu sempurna. Kamu tampan, kaya, pintar kemudian dilimpahi banyak kasih sayang dari keluargamu. Tidak hanya itu, banyak wanita yang tergila padamu. Berbanding terbalik dengan aku.”Damar menunduk, menjeda kalimatnya. Sekilas Aina melihat ada
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 245 Suka Setelah Duka

“Siapa? Apa Wulan pelakunya?” sergah Fakhri.Matanya sudah menyalang penuh amarah bertanya ke Damar. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam sambil menatap pria itu tampak kedip.“Iya, Wulan pelakunya,” jawab Damar.“Tepat dugaanku,” geram Fakhri.Ia berkata sambil menggenggam tangan kanan dan memukulkan ke telapak tangan kiri.“Dia memang tidak mengaku, tapi aku sempat mengancamnya tempo hari. Sepertinya dia ketakutan dan menyuruh orang untuk menabrakku.”Fakhri dan Aina tercengang sambil menatap Damar.“Jadi Wulan juga yang menjadi dalang di balik kecelakaanmu ini?” tanya Aina.Damar mengangguk. “Iya. Aku sudah hapal permainannya dan ini adalah ulah Wulan.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala.“Kita harus menjebloskan dia ke penjara, kalau perlu seumur hidup!!” Fakhri berkata sambil menggigit giginya. Ia terlihat ger
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 246 Satu Titik Terang

“Fakhri, kamu dari mana saja? Sampai lumutan aku menunggumu,” seru Robby menyambut Fakhri.Fakhri tampak terkejut begitu masuk ke dalam rumah sudah melihat Robby di ruang tamu rumahnya. Matanya beredar sedang mencari Bu Rahma ke seluruh penjuru. Fakhri yakin kedatangan Robby kali ini berhubungan dengan pencarian terhadap anak kandungnya dan Fakhri belum mengatakan hal ini ke ibunya.“Ibumu baru saja keluar. Jadi, kamu tenang saja. Beliau tidak akan tahu.”Fakhri menghela napas panjang sambil mengurut dadanya, kemudian mengajak Robby ke ruang kerjanya. Di sana mereka lebih bebas untuk berbicara.“Bagaimana? Apa ada info, Rob?”Fakhri langsung bertanya to the point begitu mereka masuk ke ruang kerja. Robby tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, aku minta beberapa temanku untuk membantu penyelidikan ini. Di hari yang sama saat itu memang ada beberapa kelahiran. Dua bayi perempuan dan empat bayi laki-laki, salah satunya putramu.”Fa
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 247 Terpaksa Bohong

“Kenapa … kenapa Zafran ngomong seperti itu?” tanya Aina.Dia tidak menduga Zafran akan berkata seperti ini. Bisa jadi selama ini, bocah itu tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Bisa juga dia paham tentang test DNA yang dilakukannya beberapa waktu lalu.Memang usia Zafran masih tujuh tahun lebih, baru empat bulan lagi dia menginjak delapan tahun. Namun, Zafran bukan anak bodoh. Dia sudah bisa mengakses internet apalagi di sekolahnya juga sering menggunakan media tekhnologi. Rasanya tidak akan kesulitan untuk menemukan apa saja di sana.“Zafran … kenapa Zafran tidak menjawab?”Aina kembali bertanya saat melihat Zafran hanya diam. Zafran mendongak, matanya kini menatap Aina. Aina terdiam mengamatinya. Mata Zafran sangat mirip mata Fakhri. Apa mungkin kalau dia bukan darah dagingnya? Hanya itu yang masih sulit diterima Aina hingga kini.“Zafran dengar saat Oma Tika ke sini, Bunda. Zafran dengar semuany
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 248 Pengakuan Wulan

Seketika tawa renyah keluar dari bibir Wulan. Fakhri yang duduk di depannya tercengang melihat ulah Wulan. Sementara wanita cantik itu masih sibuk tertawa membuat beberapa pengunjung yang ada di ruangan tersebut menoleh ke arahnya.“Wulan!! Kamu pikir ini lucu?” Fakhri sudah berseru lagi.Dia sangat kesal melihat reaksi Wulan. Lagi-lagi dia merasa dipermainkan oleh mantan istrinya. Wulan menghentikan tawanya, menyeka air mata yang keluar dari wajahnya kemudian menatap Fakhri dengan sendu.“Apa Damar yang memberitahumu, Mas?”Fakhri mendengkus dengan mata yang tak lepas menatap Wulan. Dia tidak menjawab, tapi dari gestur tubuhnya, Wulan sudah tahu jika tebakannya tepat.Wulan tersenyum, menggelengkan kepala sambil menatap Fakhri dengan sinis.“Apa pentingnya aku sembunyikan anakmu? Tidak ada untungnya sama sekali buatku. Jadi kamu jangan asal tuduh!!”Fakhri geram. Matanya menyalang marah, tangannya
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 249 Kenyataan Pahit

“APA!!!?” Fakhri tercengang kaget usai mendengar ucapan Wulan.Wulan tersenyum mengejek, masih berada di posisinya sambil menatap Fakhri.“Aku yakin kamu tidak akan mau melakukannya. Jadi, silakan kamu cari sendiri di mana anak itu berada, itu pun kalau dia masih hidup!!!”Wulan langsung membalikkan badan dan melenggang dengan iringan dua petugas polisi di kanan kirinya. Fakhri masih bergeming di posisinya menatap punggung Wulan yang sudah menjauh dari ruangan tersebut.Ada sakit yang tiba-tiba mengiris hatinya. Wulan tidak pernah menjadi seorang ibu, dia tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang anak seperti yang dialami Fakhri kali ini.Dengan langkah gontai, Fakhri meninggalkan kantor polisi. Hatinya berkecamuk hebat, antara marah, benci dan kesal. Ia marah pada semua ulah Wulan yang membuat hidupnya berantakan. Ia benci pernah jatuh cinta pada wanita itu dan Fakhri kesal sejauh ini dia tidak membuat pergerakan bera
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 250 Aku Harus Bagaimana

“Aku belum bisa pastikan, Fakhri,” jawab Robby.Fakhri terdiam, menghela napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar. Kepalanya menunduk dengan jemari yang berulang mengetuk lututnya. Perlahan Fakhri menggeleng sambil bersuara lirih.“Gak mungkin yang meninggal itu anakku. Aku masih ingat saat dia lahir. Dia sangat sehat, tangisannya kencang. Kamu pasti salah, Rob.”Tidak ada jawaban dari bibir Robby. Pria bermata sipit itu terdiam sambil sesekali mengolah udara.“Apa kamu sudah bertemu perawat yang bertugas saat itu? Aku yakin dia tahu lebih banyak,” imbuh Fakhri.Robby menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan.“Perawat yang membawa bayimu dan membersihkannya saat itu sudah lama resign. Kata pihak rumah sakit, sebulan setelah itu, dia langsung resign. Padahal dia baru saja meneken kontrak kerja.”Fakhri mengernyitkan alis sambil menatap Robby penuh selidik.&ldqu
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa
PREV
1
...
2324252627
...
33
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status