Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Kabanata 231 - Kabanata 240

Lahat ng Kabanata ng Maafkan Aku Telah Mendua: Kabanata 231 - Kabanata 240

327 Kabanata

Bab 231 Kebingungan Damar

“Apa!! Dia bilang gitu dan Mama percaya?” sergah Damar.Bu Tika tidak menjawab hanya diam sambil menatap tajam putranya. Wanita paruh baya itu sudah memundurkan tubuhnya, duduk di kursi depan meja kerja Damar sambil menatap tanpa kedip.“Apa kamu bisa membuktikan kalau ucapannya salah?”Bu Tika malah menantang Damar. Damar terdiam, jakunnya naik turun dengan tergesa. Kemudian tak lama hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.“Memangnya Mama ingin aku melakukan apa?”“Zafran. Mama ingin cucu Mama. Dia anakmu, bukan?”Damar belum menjawab hanya menelan ludah dengan gerak jakun yang makin cepat. Damar benar-benar terkejut dengan kedatangan mamanya ditambah pertanyaan dari Bu Tika tadi. Setelah beberapa saat akhirnya Damar mengangguk.“Iya, dia anakku. Memangnya kenapa? Mama mau apa dengan Zafran?” Damar tampak panik. Ia tahu sifat ibunya dan Bu Tika tipe orang yang tidak suka
last updateHuling Na-update : 2025-02-27
Magbasa pa

Bab 232 Lamaran Fakhri

Sabtu pagi, suara ketukan terdengar keras di pintu kamar Fakhri. Fakhri yang masih sembunyi di balik selimut, gegas bangkit. Matanya masih mengantuk, tapi suara ketukan itu terus mengusiknya.“Ada apa, Bu?” tanya Fakhri.Ia sudah membuka pintu dan tahu kalau pelaku yang mengusik akhir pekannya adalah sang Ibu.“Astaga!! Sampai jam berapa kamu tidur, Fakhri. Ini sudah siang.”Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Semalam dia pulang sangat larut. Robby sengaja mengajaknya hang out di pub. Anggap saja ini sebagai bentuk terima kasih Fakhri pada Robby karena sudah membantu Aina menemukan jejak kebohongan Damar.“Ini akhir pekan, Bu. Apa salahnya aku bangun lebih siang?”Bu Rahma berdecak, melipat tangan di depan dada sambil menggelengkan kepala menatap Fakhri.“Ini memang akhir pekan, tapi tidak seharusnya kamu bangun siang.”Fakhri hanya diam. Ia sudah membuka lebar pintu kam
last updateHuling Na-update : 2025-02-27
Magbasa pa

Bab 233 Dua Cinta Satu Hati

“Tepat dugaanku, ternyata kamu lebih memilih Fakhri, Aina.”Belum sempat Aina menjawab permintaan Fakhri, tiba-tiba ia mendengar suara Damar dari arah pintu. Fakhri menoleh, matanya berkelebatan menatap penuh amarah ke Damar. Secara tidak langsung Damar sudah merusak momennya.Fakhri langsung bangkit, menyimpan kotak cincinnya dan berjalan menghampiri Damar.“Kalau iya, memangnya kenapa? Kamu sakit hati?” ucap Fakhri.Ia berkata dengan kata mengejek dan Aina bisa mendengar jelas ucapan ketus mantan suaminya. Damar mendengkus, tangannya mengepal dengan mata penuh amarah memandang Fakhri.“Jangan-jangan kalian sudah berhubungan lagi di belakangku dan kamu memanfaatkan kesempatan dengan baik. Bahkan kamu menjebakku saat aku sedang bersama Tiwi tempo hari.”Sontak Fakhri tergelak mendengar ucapan Damar.“Sekarang kamu malah menyalahkanku, Damar. Coba kamu ngaca!! Kamu yang berbuat ulah, aku yang k
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 234 Sabotase yang Gagal

“Ada apa, Rob? Kenapa tiba-tiba memanggilku ke sini?” tanya Fakhri pagi itu.Masih pukul tujuh pagi, tapi Fakhri sudah berada di rumah sakit bersama Robby. Tentu saja Fakhri penasaran dengan ulah sahabatnya. Tidak biasanya dia berangkat sepagi ini di hari senin. Semoga saja ada penjelasan lengkap dari Robby.“Sepertinya tepat dugaanmu, ada yang berusaha menyabotase hasil test DNA itu,” ujar Robby.Fakhri terperangah kaget mendengar penjelasan Robby.“Lalu apa yang terjadi?”“Ada yang membobol masuk lab, mereka mengobrak-abrik semua sample dan juga hasil lab. Untung aku sudah minta temanku untuk mengamankan hasil lab test DNA kalian.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Apa tidak ada sekuriti yang tahu?”“Sepertinya mereka memanfaatkan saat jam pergantian shift jaga. Sedangkan lab ini tidak buka 24 jam dan kamu tahu sendiri letaknya yang se
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 235 Hasil Test DNA part 2

“Sepertinya semua sudah berkumpul di sini,” ucap pria berambut keriting yang tak lain teman Robby.Pukul dua siang, Aina, Fakhri, Damar dan juga Robby sudah berkumpul di salah satu ruangan dalam lab tersebut. Wajah mereka terlihat tegang, hanya Aina saja yang tampak lebih tenang dari sebelumnya.“Iya, Dok. Semua sudah hadir.” Robby yang bersuara.Pria berambut keriting yang tak lain dokter yang bertugas di sini juga yang melakukan sendiri test DNA. Ia tersenyum menatap satu persatu orang yang hadir di dalam sana. Aina duduk di antara Fakhri dan Damar. Wajahnya terlihat tenang, tanpa ekspresi apa pun. Mungkin karena dia tidak mau mengambil pusing dengan hasil test kali ini.Berbanding terbalik dengan dua pria yang duduk di samping kanan dan kirinya. Fakhri terlihat tegang, bahkan wajahnya yang berkulit putih terlihat semakin pucat. Seakan tidak ada darah yang mengalir di sana.Hal yang sama juga ditunjukkan Damar. Hanya saja
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 236 Janji Fakhri

“APA!!!??”Tidak hanya Fakhri yang berseru kaget, semua yang hadir di ruangan itu ikut berteriak. Bahkan Damar yang sedari tadi menunduk sontak mendongak dan menatap tak percaya dengan kenyataan ini.“Dok, Anda jangan main-main. Mana mungkin dia bukan anak saya? Saya yang mengandung sembilan bulan.”Kini Aina sontak bersuara. Ia sangat terkejut usai mendengar penjelasan ini. Fakhri yang duduk di sebelah Aina hanya diam sambil menatap tajam Dokter Jody.“Hasil test-nya pasti salah kan, Dok?” tanya Fakhri.Ia bahkan kini melirik ke arah Robby seolah meminta Robby membantunya. Robby segera bangkit dan menghampiri Dokter Jody.“Kamu yakin tidak melakukan kesalahan? Bagaimana mungkin Zafran bukan anak mereka?”Dokter Jody menarik napas panjang dan menggelengkan kepala.“Semua test ini saya yang mengerjakan, tanpa campur tangan siapa pun. Dan saya bersumpah demi Tuhan, tidak ada r
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 237 Tebakan Damar

“Kok bisa? Kok bisa Zafran bukan putra kandung mereka,” gumam Damar.Usai mengetahui hasil test DNA tadi, Damar masih belum percaya jika Zafran bukan anak kandung Fakhri dan Aina. Damar sudah kembali ke kantornya dan kini tampak diam melamun memikirkan hasil test tadi.“Apa ada seseorang yang berada di balik semua ini?”Kembali Damar bermonolog. Dia terdiam beberapa saat kemudian tersenyum menyeringai sambil menggelengkan kepala.“Wulan. Aku yakin Wulan pasti tahu mengenai hal ini. Apa mungkin sudah waktunya meminta dia membuat pengakuan?”Damar mendengkus kesal saat teringat berapa banyak rupiah yang telah dia habiskan ke Wulan dan kroninya. Namun, pada akhirnya dia urung bersatu dengan Aina.“Rasanya aku harus menjenguknya dalam waktu dekat ini. Awas saja kalau dia tidak mengaku!!!”Sementara itu Aina sudah tiba di rumah. Dia terpaksa menerima tawaran Fakhri untuk mengantarnya pulang.
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 238 Gertakan Damar

“HEI!! Kamu jangan asal nuduh, Damar!!” seru Wulan.Wajah Wulan langsung merah padam dengan mata menyalang menatap penuh amarah. Damar hanya diam memperhatikan. Tidak biasanya Wulan akan semarah ini. Biasanya wanita cantik itu terlihat santai menanggapi dugaannya. Damar semakin yakin kalau Wulan menyembunyikan sesuatu.“Lagipula aku tidak ada di kota ini delapan tahun yang lalu. Mana mungkin aku menukar bayinya saat di rumah sakit.” Wulan menambahkan kalimatnya dengan nada suara yang lirih.Damar mendengkus dengan mata penuh selidik menatap Wulan.“Aku tidak bilang kamu menukarnya di rumah sakit dan kenapa kamu tahu kalau kejadiannya delapan tahun yang lalu?”Sontak Wulan terperangah kaget. Wajahnya terlihat gusar dan buru-buru memalingkan wajah dari tatapan Damar. Damar hanya diam menekuk tangannya di atas meja dengan mata yang fokus ke arah Wulan.“Eng … memangnya kamu tidak tahu kalau umur
last updateHuling Na-update : 2025-03-02
Magbasa pa

Bab 239 Jangan Sedih, Aina

“Beneran Zafran boleh pilih makanan apa saja malam ini, Ayah, Bunda?” tanya Zafran.Sesuai ucapan Fakhri, hari ini mereka bertiga memutuskan makan malam bersama di luar rumah. Selain untuk menghilangkan ketegangan usai menerima keputusan hasil test DNA tadi, Fakhri juga ingin menghabiskan waktu bersama Aina dan Zafran.“Iya, boleh. Namun, kalau sudah pesan makanan harus dihabiskan, ya?” jawab Fakhri.Zafran tersenyum lebar dengan mata kecilnya yang berbinar. Fakhri ikut tersenyum sambil meliriknya melalui kaca spion. Aina yang duduk di sebelah Fakhri hanya terdiam seraya memperhatikan interaksi mereka berdua.Sikap Fakhri tidak berubah pada Zafran. Meski dia tahu Zafran bukan anaknya, tak sedikit pun perubahan sikap yang ia lakukan. Harusnya Aina juga seperti itu, tapi entah mengapa benaknya sibuk memikirkan keberadaan anak kandungnya.“Kamu mau makan apa, Aina?”Pertanyaan Fakhri menginterupsi lamunan Ain
last updateHuling Na-update : 2025-03-02
Magbasa pa

Bab 240 Ibu yang Melunak

“Makasih ya, Mas,” ucap Aina.Mobil Fakhri baru saja berhenti di depan rumah Aina. Usai makan malam di luar tadi, Fakhri mengantar Aina dan Zafran pulang ke rumah. Fakhri hanya mengangguk sambil tersenyum. Zafran sudah turun lebih dulu usai berpamitan ke Fakhri. Tinggal Aina dan Fakhri saja yang di dalam mobil.“Aku turun dulu, Mas.”Aina bersiap membuka seat belt hendak turun, tapi tangan Fakhri tiba-tiba mencekal lengan Aina. Aina menoleh ke arahnya dengan mata bertanya.“Besok, aku akan mulai penyelidikan ke rumah sakit tempat kamu melahirkan dulu.”Aina terdiam sesaat, kemudian mengangguk dengan lirih. Fakhri tersenyum melihat reaksinya.“Jangan sedih!! Aku yakin bisa menemukannya.”Kembali kalimat Fakhri membuat Aina percaya jika mantan suaminya akan melakukan apa saja untuk putra kandung mereka.“Iya, Mas.”Aina tersenyum kemudian Fakhri melepas cekalannya dan mengizinkan Aina keluar dari mobil. Fakhri sengaja tidak turun, dia ingin langsung pulang, lagipula hari sudah larut mala
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa
PREV
1
...
2223242526
...
33
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status