“Beneran Zafran boleh pilih makanan apa saja malam ini, Ayah, Bunda?” tanya Zafran.Sesuai ucapan Fakhri, hari ini mereka bertiga memutuskan makan malam bersama di luar rumah. Selain untuk menghilangkan ketegangan usai menerima keputusan hasil test DNA tadi, Fakhri juga ingin menghabiskan waktu bersama Aina dan Zafran.“Iya, boleh. Namun, kalau sudah pesan makanan harus dihabiskan, ya?” jawab Fakhri.Zafran tersenyum lebar dengan mata kecilnya yang berbinar. Fakhri ikut tersenyum sambil meliriknya melalui kaca spion. Aina yang duduk di sebelah Fakhri hanya terdiam seraya memperhatikan interaksi mereka berdua.Sikap Fakhri tidak berubah pada Zafran. Meski dia tahu Zafran bukan anaknya, tak sedikit pun perubahan sikap yang ia lakukan. Harusnya Aina juga seperti itu, tapi entah mengapa benaknya sibuk memikirkan keberadaan anak kandungnya.“Kamu mau makan apa, Aina?”Pertanyaan Fakhri menginterupsi lamunan Ain
Huling Na-update : 2025-03-02 Magbasa pa