Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 221 - Chapter 230

327 Chapters

Bab 221 Test DNA Tandingan

Keesokan harinya, Fakhri sudah datang lebih dulu ke rumah sakit. Tak berapa lama menyusul Aina, Damar dan Zafran. Mereka tampak bersiap satu persatu melakukan pengambilan sample untuk test DNA.“Kapan hasilnya keluar?” tanya Damar.Ia baru saja usai lebih dulu melakukan pengambilan sample.“Dua minggu, Pak. Nanti kami hubungi,” jawab petugas lab tersebut.Damar hanya manggut-manggut. Namun, matanya tampak berkilatan menyimpan maksud tersembunyi. Ada Robby yang ikut hadir di sana memperhatikan.“Kalau sudah selesai, kita pulang, Aina!!” Kembali Damar bersuara kali ini sambil melihat Aina dan Zafran yang baru saja keluar dari ruang periksa.“Aku mau pulang sama Ayah saja, Bunda.” Tiba-tiba Zafran bersuara seperti itu.“Sayang … Zafran kan harus sekolah. Lagipula Ayah belum selesai dan juga harus kerja.”Zafran tampak cemberut, memajukan bibirnya beberapa senti ke
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 222 Si Hidung Belang

“Kamu bisa mengganti hasil test itu, kan?” ucap Damar di telepon.Dia tidak mau mengalami kegagalan lagi dalam test DNA kedua ini. Pernikahannya kurang enam bulan lagi. Dia dan keluarganya sudah melakukan banyak persiapan dan Damar tidak mau semuanya batal.“Tentu, Tuan. Namun, tentu saja bayarannya lebih tinggi dari yang kemarin.” Suara pria di seberang sana sudah terdengar.BRAK!!!Damar spontan memukul meja menimbulkan suara gaduh. Ia kesal karena harus berhadapan dengan orang mata duitan. Damar menghela napas, menahan amarahnya sambil mengepalkan tangan.“Berapa yang kamu minta?”Terdengar suara tawa dari seberang sana. Damar semakin kesal. Ia merasa dipermainkan. Namun, sebisa mungkin Damar menahan amarahnya. Dia masih membutuhkan pria ini dan sebisa mungkin mengambil hatinya.“Bagaimana jika nominalnya dua kali lipat dari kemarin?”Mata Damar membola, bibirnya terkatup denga
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 223 Aina yang Gundah

“Eng … bukan, Zafran. Itu bukan Om Damar,” seru Aina.Entah mengapa Aina malah menyangkal apa yang dikatakan Zafran kali ini. Zafran hanya diam tidak bersuara, tapi mata kecilnya sedang menatap Aina.Aina terdiam sesaat. Entah mengapa dia baik-baik saja saat melihat Damar berjalan mesra dengan wanita lain. Sangat berbanding terbalik saat Fakhri yang melakukannya. Apa memang tidak pernah ada cinta untuk Damar dari Aina? Namun, bagaimanapun Aina harus tahu siapa wanita itu.Aina gegas keluar mobil untuk mencari tahu keberadaan mereka. Dilihat dari tentengan di tangan wanita seksi itu, sepertinya mereka baru saja menghabiskan waktu belanja di salah satu tenant ternama di mall ini.Kepala Aina celinggukan sambil memperhatikan sekitar. Sosok yang mirip Damar itu sudah menghilang kali ini.“Bunda nyari siapa? Nyari Om Damar?”Tiba-tiba Zafran sudah keluar dari mobil dan berdiri di sampingnya. Aina terjingkat sambil m
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 224 Sang Penguntit

“Ssst!!!” sontak Aina meletakkan telunjuknya ke depan mulut meminta Zafran diam.Zafran tertegun melihat reaksi ibunya. Namun, dia menurut dan sudah tak bersuara. Untung saja Damar masih asyik dengan kesibukannya dan mengabaikan ulah ibu anak itu.Aina langsung menarik tangan Zafran menjauh dari jendela dan mendekatkan tubuhnya.“Zafran jangan bilang apa-apa soal kemarin ke Om Damar, ya?” bisik Aina.Zafran hanya diam. Matanya mengerjap berulang sambil menatap Aina dengan bingung. Aina tersenyum dan berharap Zafran mau bekerja sama dengannya. Setelah beberapa saat kemudian Zafran tersenyum sambil mengangguk.“Ya udah, sekarang siap-siap dulu!!”Zafran mengangguk kemudian berlari menuju kamarnya. Selang beberapa saat Damar kembali masuk menemui Aina. Untung saja Aina sudah duduk manis di sofa seperti tadi.“Maaf, Aina. Tadi urusan kerjaan. Sepertinya mereka tidak sabar menunggu kedatanganku di
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 225 Bukan Kebetulan

“Aina, aku serius. Kita ngapain di sini?” tanya Fakhri.Kini wajahnya terlihat tegang dengan mata menatap tajam ke Aina. Aina mendengkus, menghela napas panjang sambil merapikan rambutnya.Mereka sudah berada di dalam lift kali ini dan Aina sudah menekan angka 15 tadi. Dia sempat melihat angka yang tertera di lift saat Damar dan wanita itu masuk.“Jangan tanya dulu, Mas. Nanti pasti aku jelasin.”Fakhri berdecak, melirik jam di pergelangan tangannya kemudian beralih menatap Aina. Penampilan Aina saat ini sangat tidak cocok untuk masuk ke hotel bintang lima. Itu sebabnya dia butuh Fakhri untuk menemaninya. Aina takut ada petugas sekuriti yang menegurnya seperti tadi.TING!!Pintu lift sudah terbuka. Aina gegas keluar lebih dulu. Fakhri mengikutinya dengan bingung. Aina berjalan celinggukan sambil memperhatikan kamar-kamar yang tertutup rapat. Ia yakin kalau lift yang dinaiki Damar berhenti di lantai 15. Namun, kenapa d
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 226 Persyaratan Fakhri

“Eh-hem, maaf, Tuan.”Sebuah suara menginterupsi interaksi mereka. Perlahan Fakhri membuka mata dan menoleh ke arah suara tersebut. Hal yang sama juga dilakukan Aina.Kini di samping mereka tampak seorang pria berpakaian sekuriti sedang menatap tajam ke arahnya. Aina buru-buru menurunkan tangan dari leher Fakhri dan mengurai pagutan mereka. Wajahnya sudah merah dan tampak malu. Aina hanya menunduk tanpa mau melihat ke sekuriti tersebut. Berbanding terbalik dengan Fakhri yang terlihat lebih tenang.“Iya, Pak,” jawab Fakhri.Sekuriti itu tersenyum sambil menatap Fakhri penuh hormat.“Jika Tuan tidak keberatan, mungkin bisa melanjutkannya di kamar. Kami takut banyak tamu hotel yang tidak nyaman karena ulah Anda.”Fakhri menelan saliva dengan gerak jakunnya naik turun. Ia tersenyum sambil mengangguk. Ia tidak menduga jika aksinya dengan Aina kali ini akan mendapat teguran dari pihak hotel.“Iya, t
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 227 Bos Suami

“Seharian menemanimu?” ulang Aina.Fakhri mengangguk sambil tersenyum.“Iya, 24 jam menemaniku. Mau, gak?”Aina tidak menjawab, tapi matanya sudah menatap Fakhri penuh selidik. Aina curiga, mantan suaminya sedang merencanakan sesuatu untuknya. Fakhri seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Aina kali ini. Ia kembali membuka mulut.“Kamu jangan negative thinking dulu. Aku hanya ingin kamu menjadi asistenku. Susi besok cuti dan aku akan kerepotan kalau tanpa bantuannya.”Sontak Aina menghela napas lega usai mendengar penjelasan Fakhri. Sepertinya dia terlalu berprasangka buruk pada mantan suaminya.“Ya udah, kalau hanya menggantikan Susi. Aku bersedia.”“Tapi, 24 jam loh. Kamu harus menginap di rumah Ibu. Nanti akan aku sediakan kamar atau mau satu kamar denganku?”Seketika mata Aina membola menatap Fakhri. Sementara Fakhri tertawa melihat reaksinya.“Aku berc
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 228 Kejutan yang Menegangkan

Mata Aina langsung tertuju ke telunjuk Fakhri. Dalam keremangan cahaya dia melihat siluet pria yang sangat dikenalnya. Dia sedang berdiri sambil memeluk pinggang seorang wanita. Tangan kanannya memeluk wanita itu sementara tangan kirinya memegang gelas minuman. Sesekali wajahnya mendekat mengecup bahu polos wanita tersebut.“Damar? Itu Damar?” gumam Aina lirih.“Siapa lagi? Masa kamu tidak mengenalinya?” sahut Fakhri.Aina bergeming di tempatnya. Selama ini yang dia tahu Damar sangat baik, pendiam, sopan dan tidak seperti yang ia lihat saat ini. Ini bukan Damar yang ada dalam bayangannya.Musik kembali menghentak, memekakkan telinga Aina. Dia tidak tahan di tempat seperti ini, tapi kenapa yang ada di sini tampak menikmati. Bahkan Damar tampak sedang menggoyangkan tubuhnya, merapat ke wanita itu sambil memeluk erat pinggang rampingnya.“Udah, buruan samperin!! Apa kamu mau diam di sini saja?”Kembali suara Fakhri menginterupsi lamunan Aina. Aina diam membisu, bergeming di tempatnya. Dia
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 229 Mertua yang Murka

“Heh??? Apa maksudmu?” tanya Fakhri.Fakhri terkejut mendengar pertanyaan Aina. Biasanya mantan istrinya ini selalu malas membahas hal seperti ini. Namun, entah mengapa kali ini malah bertanya lebih dulu. Fakhri melambatkan mobilnya dan memilih berhenti di rest area terdekat. Sepertinya ada yang ingin mereka bicarakan kali ini.Aina yang tadinya terdiam menunggu jawaban Fakhri kini kembali menatap ke arahya. Fakhri menghela napas, melepas seat belt sambil menatap Aina dengan sendu.“Aku rasa kamu tahu jawabannya. Kenapa harus tanya?”Aina terdiam, menunduk dan memalingkan wajah dari Fakhri. Tangannya sibuk meremas satu sama lain dan Fakhri hanya diam memperhatikan.“Jangan, Mas. Tolong, jangan cintai aku!! Aku tidak mau dicintai oleh siapa pun.”Tentu saja ucapan Aina membuat Fakhri terkejut. Alisnya mengernyit menatap linglung ke Aina.“Kenapa kamu ngomong gitu, Aina?”Tanpa diminta air mata Aina sudah berhamburan turun membasahi pipinya. Ia sesenggukan dengan bahu naik turun mengolah
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 230 Duet Maut Ibu

“APA!!!??” seru Bu Tika.Mata wanita paruh baya itu membola penuh menatap Aina dengan mimik terkejut. Aina hanya diam sambil menundukkan kepala. Ia tidak tahu kenapa keceplosan bicara. Padahal Aina ingin menyimpan semuanya usai mendapat hasil test DNA ulang.Namun, ulah Bu Tika benar-benar keterlaluan dan membuat Aina naik pinta. Bu Hani yang duduk di sebelah Aina tampak kaget dan melihat Aina dengan bingung. Memang Aina sengaja belum membicarakan hal itu dengan siapa pun.“Aina … kamu tidak berkata bohong, kan? Bukankah katamu Damar ayah Zafran. Kenapa sekarang jadi sebaliknya?” tanya Bu Hani.Aina menghela napas, bahunya naik turun dengan ritme teratur. Sesekali wanita cantik itu menyunggar rambutnya.“Kalau Tante dan Ibu ingin bukti lebih akurat, kita tunggu saja hasil test DNA-nya. Damar bukan ayah Zafran.”“OMONG KOSONG!!! Sudah kuduga kamu bukan wanita baik-baik. Pantas saja Fakhri mendu
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
33
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status