Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 230 Duet Maut Ibu

Share

Bab 230 Duet Maut Ibu

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-02-27 11:00:21

“APA!!!??” seru Bu Tika.

Mata wanita paruh baya itu membola penuh menatap Aina dengan mimik terkejut. Aina hanya diam sambil menundukkan kepala. Ia tidak tahu kenapa keceplosan bicara. Padahal Aina ingin menyimpan semuanya usai mendapat hasil test DNA ulang.

Namun, ulah Bu Tika benar-benar keterlaluan dan membuat Aina naik pinta. Bu Hani yang duduk di sebelah Aina tampak kaget dan melihat Aina dengan bingung. Memang Aina sengaja belum membicarakan hal itu dengan siapa pun.

“Aina … kamu tidak berkata bohong, kan? Bukankah katamu Damar ayah Zafran. Kenapa sekarang jadi sebaliknya?” tanya Bu Hani.

Aina menghela napas, bahunya naik turun dengan ritme teratur. Sesekali wanita cantik itu menyunggar rambutnya.

“Kalau Tante dan Ibu ingin bukti lebih akurat, kita tunggu saja hasil test DNA-nya. Damar bukan ayah Zafran.”

“OMONG KOSONG!!! Sudah kuduga kamu bukan wanita baik-baik. Pantas saja Fakhri mendu

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
YULI ARTANTI
next kak ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 231 Kebingungan Damar

    “Apa!! Dia bilang gitu dan Mama percaya?” sergah Damar.Bu Tika tidak menjawab hanya diam sambil menatap tajam putranya. Wanita paruh baya itu sudah memundurkan tubuhnya, duduk di kursi depan meja kerja Damar sambil menatap tanpa kedip.“Apa kamu bisa membuktikan kalau ucapannya salah?”Bu Tika malah menantang Damar. Damar terdiam, jakunnya naik turun dengan tergesa. Kemudian tak lama hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.“Memangnya Mama ingin aku melakukan apa?”“Zafran. Mama ingin cucu Mama. Dia anakmu, bukan?”Damar belum menjawab hanya menelan ludah dengan gerak jakun yang makin cepat. Damar benar-benar terkejut dengan kedatangan mamanya ditambah pertanyaan dari Bu Tika tadi. Setelah beberapa saat akhirnya Damar mengangguk.“Iya, dia anakku. Memangnya kenapa? Mama mau apa dengan Zafran?” Damar tampak panik. Ia tahu sifat ibunya dan Bu Tika tipe orang yang tidak suka

    Last Updated : 2025-02-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 232 Lamaran Fakhri

    Sabtu pagi, suara ketukan terdengar keras di pintu kamar Fakhri. Fakhri yang masih sembunyi di balik selimut, gegas bangkit. Matanya masih mengantuk, tapi suara ketukan itu terus mengusiknya.“Ada apa, Bu?” tanya Fakhri.Ia sudah membuka pintu dan tahu kalau pelaku yang mengusik akhir pekannya adalah sang Ibu.“Astaga!! Sampai jam berapa kamu tidur, Fakhri. Ini sudah siang.”Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Semalam dia pulang sangat larut. Robby sengaja mengajaknya hang out di pub. Anggap saja ini sebagai bentuk terima kasih Fakhri pada Robby karena sudah membantu Aina menemukan jejak kebohongan Damar.“Ini akhir pekan, Bu. Apa salahnya aku bangun lebih siang?”Bu Rahma berdecak, melipat tangan di depan dada sambil menggelengkan kepala menatap Fakhri.“Ini memang akhir pekan, tapi tidak seharusnya kamu bangun siang.”Fakhri hanya diam. Ia sudah membuka lebar pintu kam

    Last Updated : 2025-02-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 233 Dua Cinta Satu Hati

    “Tepat dugaanku, ternyata kamu lebih memilih Fakhri, Aina.”Belum sempat Aina menjawab permintaan Fakhri, tiba-tiba ia mendengar suara Damar dari arah pintu. Fakhri menoleh, matanya berkelebatan menatap penuh amarah ke Damar. Secara tidak langsung Damar sudah merusak momennya.Fakhri langsung bangkit, menyimpan kotak cincinnya dan berjalan menghampiri Damar.“Kalau iya, memangnya kenapa? Kamu sakit hati?” ucap Fakhri.Ia berkata dengan kata mengejek dan Aina bisa mendengar jelas ucapan ketus mantan suaminya. Damar mendengkus, tangannya mengepal dengan mata penuh amarah memandang Fakhri.“Jangan-jangan kalian sudah berhubungan lagi di belakangku dan kamu memanfaatkan kesempatan dengan baik. Bahkan kamu menjebakku saat aku sedang bersama Tiwi tempo hari.”Sontak Fakhri tergelak mendengar ucapan Damar.“Sekarang kamu malah menyalahkanku, Damar. Coba kamu ngaca!! Kamu yang berbuat ulah, aku yang k

    Last Updated : 2025-02-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 234 Sabotase yang Gagal

    “Ada apa, Rob? Kenapa tiba-tiba memanggilku ke sini?” tanya Fakhri pagi itu.Masih pukul tujuh pagi, tapi Fakhri sudah berada di rumah sakit bersama Robby. Tentu saja Fakhri penasaran dengan ulah sahabatnya. Tidak biasanya dia berangkat sepagi ini di hari senin. Semoga saja ada penjelasan lengkap dari Robby.“Sepertinya tepat dugaanmu, ada yang berusaha menyabotase hasil test DNA itu,” ujar Robby.Fakhri terperangah kaget mendengar penjelasan Robby.“Lalu apa yang terjadi?”“Ada yang membobol masuk lab, mereka mengobrak-abrik semua sample dan juga hasil lab. Untung aku sudah minta temanku untuk mengamankan hasil lab test DNA kalian.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Apa tidak ada sekuriti yang tahu?”“Sepertinya mereka memanfaatkan saat jam pergantian shift jaga. Sedangkan lab ini tidak buka 24 jam dan kamu tahu sendiri letaknya yang se

    Last Updated : 2025-02-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 235 Hasil Test DNA part 2

    “Sepertinya semua sudah berkumpul di sini,” ucap pria berambut keriting yang tak lain teman Robby.Pukul dua siang, Aina, Fakhri, Damar dan juga Robby sudah berkumpul di salah satu ruangan dalam lab tersebut. Wajah mereka terlihat tegang, hanya Aina saja yang tampak lebih tenang dari sebelumnya.“Iya, Dok. Semua sudah hadir.” Robby yang bersuara.Pria berambut keriting yang tak lain dokter yang bertugas di sini juga yang melakukan sendiri test DNA. Ia tersenyum menatap satu persatu orang yang hadir di dalam sana. Aina duduk di antara Fakhri dan Damar. Wajahnya terlihat tenang, tanpa ekspresi apa pun. Mungkin karena dia tidak mau mengambil pusing dengan hasil test kali ini.Berbanding terbalik dengan dua pria yang duduk di samping kanan dan kirinya. Fakhri terlihat tegang, bahkan wajahnya yang berkulit putih terlihat semakin pucat. Seakan tidak ada darah yang mengalir di sana.Hal yang sama juga ditunjukkan Damar. Hanya saja

    Last Updated : 2025-02-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 236 Janji Fakhri

    “APA!!!??”Tidak hanya Fakhri yang berseru kaget, semua yang hadir di ruangan itu ikut berteriak. Bahkan Damar yang sedari tadi menunduk sontak mendongak dan menatap tak percaya dengan kenyataan ini.“Dok, Anda jangan main-main. Mana mungkin dia bukan anak saya? Saya yang mengandung sembilan bulan.”Kini Aina sontak bersuara. Ia sangat terkejut usai mendengar penjelasan ini. Fakhri yang duduk di sebelah Aina hanya diam sambil menatap tajam Dokter Jody.“Hasil test-nya pasti salah kan, Dok?” tanya Fakhri.Ia bahkan kini melirik ke arah Robby seolah meminta Robby membantunya. Robby segera bangkit dan menghampiri Dokter Jody.“Kamu yakin tidak melakukan kesalahan? Bagaimana mungkin Zafran bukan anak mereka?”Dokter Jody menarik napas panjang dan menggelengkan kepala.“Semua test ini saya yang mengerjakan, tanpa campur tangan siapa pun. Dan saya bersumpah demi Tuhan, tidak ada r

    Last Updated : 2025-03-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 237 Tebakan Damar

    “Kok bisa? Kok bisa Zafran bukan putra kandung mereka,” gumam Damar.Usai mengetahui hasil test DNA tadi, Damar masih belum percaya jika Zafran bukan anak kandung Fakhri dan Aina. Damar sudah kembali ke kantornya dan kini tampak diam melamun memikirkan hasil test tadi.“Apa ada seseorang yang berada di balik semua ini?”Kembali Damar bermonolog. Dia terdiam beberapa saat kemudian tersenyum menyeringai sambil menggelengkan kepala.“Wulan. Aku yakin Wulan pasti tahu mengenai hal ini. Apa mungkin sudah waktunya meminta dia membuat pengakuan?”Damar mendengkus kesal saat teringat berapa banyak rupiah yang telah dia habiskan ke Wulan dan kroninya. Namun, pada akhirnya dia urung bersatu dengan Aina.“Rasanya aku harus menjenguknya dalam waktu dekat ini. Awas saja kalau dia tidak mengaku!!!”Sementara itu Aina sudah tiba di rumah. Dia terpaksa menerima tawaran Fakhri untuk mengantarnya pulang.

    Last Updated : 2025-03-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 238 Gertakan Damar

    “HEI!! Kamu jangan asal nuduh, Damar!!” seru Wulan.Wajah Wulan langsung merah padam dengan mata menyalang menatap penuh amarah. Damar hanya diam memperhatikan. Tidak biasanya Wulan akan semarah ini. Biasanya wanita cantik itu terlihat santai menanggapi dugaannya. Damar semakin yakin kalau Wulan menyembunyikan sesuatu.“Lagipula aku tidak ada di kota ini delapan tahun yang lalu. Mana mungkin aku menukar bayinya saat di rumah sakit.” Wulan menambahkan kalimatnya dengan nada suara yang lirih.Damar mendengkus dengan mata penuh selidik menatap Wulan.“Aku tidak bilang kamu menukarnya di rumah sakit dan kenapa kamu tahu kalau kejadiannya delapan tahun yang lalu?”Sontak Wulan terperangah kaget. Wajahnya terlihat gusar dan buru-buru memalingkan wajah dari tatapan Damar. Damar hanya diam menekuk tangannya di atas meja dengan mata yang fokus ke arah Wulan.“Eng … memangnya kamu tidak tahu kalau umur

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status