Share

Bab 237 Tebakan Damar

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 12:00:42

“Kok bisa? Kok bisa Zafran bukan putra kandung mereka,” gumam Damar.

Usai mengetahui hasil test DNA tadi, Damar masih belum percaya jika Zafran bukan anak kandung Fakhri dan Aina. Damar sudah kembali ke kantornya dan kini tampak diam melamun memikirkan hasil test tadi.

“Apa ada seseorang yang berada di balik semua ini?”

Kembali Damar bermonolog. Dia terdiam beberapa saat kemudian tersenyum menyeringai sambil menggelengkan kepala.

“Wulan. Aku yakin Wulan pasti tahu mengenai hal ini. Apa mungkin sudah waktunya meminta dia membuat pengakuan?”

Damar mendengkus kesal saat teringat berapa banyak rupiah yang telah dia habiskan ke Wulan dan kroninya. Namun, pada akhirnya dia urung bersatu dengan Aina.

“Rasanya aku harus menjenguknya dalam waktu dekat ini. Awas saja kalau dia tidak mengaku!!!”

Sementara itu Aina sudah tiba di rumah. Dia terpaksa menerima tawaran Fakhri untuk mengantarnya pulang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
madul
smg kebohongan wulan cpt terbongkar dan sgr menemukan anak kandungnya
goodnovel comment avatar
Asri Widyastuti
kok ga ada yg benar. terus anaknya Fakhri dan Aina siapa dan dimana?
goodnovel comment avatar
Marshanty Salim
aduhh kenapa mcm tu lagi.kasihan Aina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 238 Gertakan Damar

    “HEI!! Kamu jangan asal nuduh, Damar!!” seru Wulan.Wajah Wulan langsung merah padam dengan mata menyalang menatap penuh amarah. Damar hanya diam memperhatikan. Tidak biasanya Wulan akan semarah ini. Biasanya wanita cantik itu terlihat santai menanggapi dugaannya. Damar semakin yakin kalau Wulan menyembunyikan sesuatu.“Lagipula aku tidak ada di kota ini delapan tahun yang lalu. Mana mungkin aku menukar bayinya saat di rumah sakit.” Wulan menambahkan kalimatnya dengan nada suara yang lirih.Damar mendengkus dengan mata penuh selidik menatap Wulan.“Aku tidak bilang kamu menukarnya di rumah sakit dan kenapa kamu tahu kalau kejadiannya delapan tahun yang lalu?”Sontak Wulan terperangah kaget. Wajahnya terlihat gusar dan buru-buru memalingkan wajah dari tatapan Damar. Damar hanya diam menekuk tangannya di atas meja dengan mata yang fokus ke arah Wulan.“Eng … memangnya kamu tidak tahu kalau umur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 239 Jangan Sedih, Aina

    “Beneran Zafran boleh pilih makanan apa saja malam ini, Ayah, Bunda?” tanya Zafran.Sesuai ucapan Fakhri, hari ini mereka bertiga memutuskan makan malam bersama di luar rumah. Selain untuk menghilangkan ketegangan usai menerima keputusan hasil test DNA tadi, Fakhri juga ingin menghabiskan waktu bersama Aina dan Zafran.“Iya, boleh. Namun, kalau sudah pesan makanan harus dihabiskan, ya?” jawab Fakhri.Zafran tersenyum lebar dengan mata kecilnya yang berbinar. Fakhri ikut tersenyum sambil meliriknya melalui kaca spion. Aina yang duduk di sebelah Fakhri hanya terdiam seraya memperhatikan interaksi mereka berdua.Sikap Fakhri tidak berubah pada Zafran. Meski dia tahu Zafran bukan anaknya, tak sedikit pun perubahan sikap yang ia lakukan. Harusnya Aina juga seperti itu, tapi entah mengapa benaknya sibuk memikirkan keberadaan anak kandungnya.“Kamu mau makan apa, Aina?”Pertanyaan Fakhri menginterupsi lamunan Ain

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 240 Ibu yang Melunak

    “Makasih ya, Mas,” ucap Aina.Mobil Fakhri baru saja berhenti di depan rumah Aina. Usai makan malam di luar tadi, Fakhri mengantar Aina dan Zafran pulang ke rumah. Fakhri hanya mengangguk sambil tersenyum. Zafran sudah turun lebih dulu usai berpamitan ke Fakhri. Tinggal Aina dan Fakhri saja yang di dalam mobil.“Aku turun dulu, Mas.”Aina bersiap membuka seat belt hendak turun, tapi tangan Fakhri tiba-tiba mencekal lengan Aina. Aina menoleh ke arahnya dengan mata bertanya.“Besok, aku akan mulai penyelidikan ke rumah sakit tempat kamu melahirkan dulu.”Aina terdiam sesaat, kemudian mengangguk dengan lirih. Fakhri tersenyum melihat reaksinya.“Jangan sedih!! Aku yakin bisa menemukannya.”Kembali kalimat Fakhri membuat Aina percaya jika mantan suaminya akan melakukan apa saja untuk putra kandung mereka.“Iya, Mas.”Aina tersenyum kemudian Fakhri melepas cekalannya dan mengizinkan Aina keluar dari mobil. Fakhri sengaja tidak turun, dia ingin langsung pulang, lagipula hari sudah larut mala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 241 Apa ini Karma?

    “Bagaimana keadaannya, Dok?” tanya Bu Tika.Wanita itu terlihat cemas kali ini. Ada Bu Maya juga Pak Aldi yang menunggu di sana. Aina dan Fakhri yang baru saja datang segera bergabung bersama mereka. Mereka sudah berdiri mengerubungi dokter yang baru saja menolong Damar.“Sabar ya, Bu. Kami sedang melakukan yang terbaik,” jawab dokter itu dengan diplomatis.Fakhri tahu semua dokter akan menjawab seperti itu untuk menenangkan keluarga pasien. Kemudian Fakhri menarik lengan dokter tersebut sedikit menjauh dari keluarga Damar dan Aina.“Dok, apa yang sebenarnya terjadi? Apa sepupu saya baik-baik saja?” tanya Fakhri.Pria berpakaian serba putih itu terdiam sejenak, menatap Fakhri dengan sendu.“Saya sudah mengatakan akan melakukan yang terbaik, Tuan. Saya harap Tuan mau menunggu.”Fakhri berdecak sambil mengacak rambutnya dengan asal.“Memangnya dia luka parah, Dok?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 242 Hati yang Pemaaf

    “Kritis?” tanya Aina.Bu Tika tidak menjawab, langsung menarik tangan Aina menuju ruangan Damar dirawat. Namun, seorang perawat menghalangi mereka masuk.“Dokter sedang berusaha menolong pasien. Harap tunggu di sini sebentar!!”Dengan terpaksa Aina dan Bu Tika menganggukkan kepala. Mereka memilih duduk di ruang tunggu saat ini. Ada Bu Maya dan Pak Aldi juga yang sedang menunggu di sana.“Semoga tidak terjadi apa-apa pada Damar,” gumam Bu Tika.Aina melihat wanita paruh baya yang duduk di sebelahnya ini dengan sendu. Baru ini Aina melihat ekspresi sedih di wajahnya. Biasanya wanita paruh baya itu selalu tampil penuh percaya diri, sedikit arogan dan juga pemaksa.“Aina … .” Sebuah panggilan mengejutkan Aina.Bu Tika sudah mengulurkan tangan dan menyentuh tangan Aina. Aina mendongak membuat mata mereka bertemu. Ada sepasang mata berkabut sedang menatapnya, terlihat sebuah kesedihan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 243 Tentang Damar

    “Aina, Fakhri, Damar sudah siuman dan ia ingin bicara dengan kalian,” ucap Bu Tika begitu keluar dari ruangan Damar.Aina dan Fakhri terdiam sesaat, mata mereka saling pandang dengan tanya yang sama.“Iya, Tante.”Keduanya langsung masuk, begitu Bu Maya dan Pak Aldi keluar. Aina terdiam saat melihat keadaan Damar yang terbaring tak berdaya di atas brankar. Sepertinya kecelakaan itu memang sangat parah sehingga membuat Damar seperti ini.“Kamu baik-baik saja, Damar?” sapa Aina.Damar tersenyum sambil mengangguk. Matanya tampak sayu dan redup seakan tidak ada kehidupan di sana. Fakhri berdiri di sebelah Aina dan tersenyum ke arah Damar.“Polisi masih mengusut siapa pelaku tabrak lari itu. Kamu tenang saja,” ucap Fakhri.Damar tersenyum masam sambil menggelengkan kepala.“Tanpa diusut pun aku tahu siapa dalangnya.”Fakhri dan Aina terkejut mendengar ucapan Damar. B

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 244 Cerita Damar

    “Kamu terlalu sempurna sebagai lelaki, Fakhri,” jawab Damar.Fakhri terdiam, matanya sudah menatap tajam ke arah sepupunya. Tidak disangka Damar akan memberinya pujian seperti ini. Berangsur-angsur, Fakhri tersenyum bahkan sudah menggelengkan kepala sambil menepuk kasur tempat Damar terbaring.“Ternyata gara-gara kecelakaan, kamu jadi ngelantur ngomongnya,” ucap Fakhri.Damar menggeleng sambil tersenyum. “Aku gak ngelantur. Aku memang berkata jujur. Aku iri padamu, Fakhri.”Seketika Fakhri terdiam, matanya kini menatap tajam Damar. Aina yang duduk di samping Fakhri berdiri tidak berani berkomentar. Ia hanya memperhatikan interaksi mereka berdua.“Hidupmu begitu sempurna. Kamu tampan, kaya, pintar kemudian dilimpahi banyak kasih sayang dari keluargamu. Tidak hanya itu, banyak wanita yang tergila padamu. Berbanding terbalik dengan aku.”Damar menunduk, menjeda kalimatnya. Sekilas Aina melihat ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 245 Suka Setelah Duka

    “Siapa? Apa Wulan pelakunya?” sergah Fakhri.Matanya sudah menyalang penuh amarah bertanya ke Damar. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam sambil menatap pria itu tampak kedip.“Iya, Wulan pelakunya,” jawab Damar.“Tepat dugaanku,” geram Fakhri.Ia berkata sambil menggenggam tangan kanan dan memukulkan ke telapak tangan kiri.“Dia memang tidak mengaku, tapi aku sempat mengancamnya tempo hari. Sepertinya dia ketakutan dan menyuruh orang untuk menabrakku.”Fakhri dan Aina tercengang sambil menatap Damar.“Jadi Wulan juga yang menjadi dalang di balik kecelakaanmu ini?” tanya Aina.Damar mengangguk. “Iya. Aku sudah hapal permainannya dan ini adalah ulah Wulan.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala.“Kita harus menjebloskan dia ke penjara, kalau perlu seumur hidup!!” Fakhri berkata sambil menggigit giginya. Ia terlihat ger

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status