Share

Bab 227 Bos Suami

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 12:00:38

“Seharian menemanimu?” ulang Aina.

Fakhri mengangguk sambil tersenyum.

“Iya, 24 jam menemaniku. Mau, gak?”

Aina tidak menjawab, tapi matanya sudah menatap Fakhri penuh selidik. Aina curiga, mantan suaminya sedang merencanakan sesuatu untuknya. Fakhri seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Aina kali ini. Ia kembali membuka mulut.

“Kamu jangan negative thinking dulu. Aku hanya ingin kamu menjadi asistenku. Susi besok cuti dan aku akan kerepotan kalau tanpa bantuannya.”

Sontak Aina menghela napas lega usai mendengar penjelasan Fakhri. Sepertinya dia terlalu berprasangka buruk pada mantan suaminya.

“Ya udah, kalau hanya menggantikan Susi. Aku bersedia.”

“Tapi, 24 jam loh. Kamu harus menginap di rumah Ibu. Nanti akan aku sediakan kamar atau mau satu kamar denganku?”

Seketika mata Aina membola menatap Fakhri. Sementara Fakhri tertawa melihat reaksinya.

“Aku berc

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 228 Kejutan yang Menegangkan

    Mata Aina langsung tertuju ke telunjuk Fakhri. Dalam keremangan cahaya dia melihat siluet pria yang sangat dikenalnya. Dia sedang berdiri sambil memeluk pinggang seorang wanita. Tangan kanannya memeluk wanita itu sementara tangan kirinya memegang gelas minuman. Sesekali wajahnya mendekat mengecup bahu polos wanita tersebut.“Damar? Itu Damar?” gumam Aina lirih.“Siapa lagi? Masa kamu tidak mengenalinya?” sahut Fakhri.Aina bergeming di tempatnya. Selama ini yang dia tahu Damar sangat baik, pendiam, sopan dan tidak seperti yang ia lihat saat ini. Ini bukan Damar yang ada dalam bayangannya.Musik kembali menghentak, memekakkan telinga Aina. Dia tidak tahan di tempat seperti ini, tapi kenapa yang ada di sini tampak menikmati. Bahkan Damar tampak sedang menggoyangkan tubuhnya, merapat ke wanita itu sambil memeluk erat pinggang rampingnya.“Udah, buruan samperin!! Apa kamu mau diam di sini saja?”Kembali suara Fakhri menginterupsi lamunan Aina. Aina diam membisu, bergeming di tempatnya. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 229 Mertua yang Murka

    “Heh??? Apa maksudmu?” tanya Fakhri.Fakhri terkejut mendengar pertanyaan Aina. Biasanya mantan istrinya ini selalu malas membahas hal seperti ini. Namun, entah mengapa kali ini malah bertanya lebih dulu. Fakhri melambatkan mobilnya dan memilih berhenti di rest area terdekat. Sepertinya ada yang ingin mereka bicarakan kali ini.Aina yang tadinya terdiam menunggu jawaban Fakhri kini kembali menatap ke arahya. Fakhri menghela napas, melepas seat belt sambil menatap Aina dengan sendu.“Aku rasa kamu tahu jawabannya. Kenapa harus tanya?”Aina terdiam, menunduk dan memalingkan wajah dari Fakhri. Tangannya sibuk meremas satu sama lain dan Fakhri hanya diam memperhatikan.“Jangan, Mas. Tolong, jangan cintai aku!! Aku tidak mau dicintai oleh siapa pun.”Tentu saja ucapan Aina membuat Fakhri terkejut. Alisnya mengernyit menatap linglung ke Aina.“Kenapa kamu ngomong gitu, Aina?”Tanpa diminta air mata Aina sudah berhamburan turun membasahi pipinya. Ia sesenggukan dengan bahu naik turun mengolah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 230 Duet Maut Ibu

    “APA!!!??” seru Bu Tika.Mata wanita paruh baya itu membola penuh menatap Aina dengan mimik terkejut. Aina hanya diam sambil menundukkan kepala. Ia tidak tahu kenapa keceplosan bicara. Padahal Aina ingin menyimpan semuanya usai mendapat hasil test DNA ulang.Namun, ulah Bu Tika benar-benar keterlaluan dan membuat Aina naik pinta. Bu Hani yang duduk di sebelah Aina tampak kaget dan melihat Aina dengan bingung. Memang Aina sengaja belum membicarakan hal itu dengan siapa pun.“Aina … kamu tidak berkata bohong, kan? Bukankah katamu Damar ayah Zafran. Kenapa sekarang jadi sebaliknya?” tanya Bu Hani.Aina menghela napas, bahunya naik turun dengan ritme teratur. Sesekali wanita cantik itu menyunggar rambutnya.“Kalau Tante dan Ibu ingin bukti lebih akurat, kita tunggu saja hasil test DNA-nya. Damar bukan ayah Zafran.”“OMONG KOSONG!!! Sudah kuduga kamu bukan wanita baik-baik. Pantas saja Fakhri mendu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 231 Kebingungan Damar

    “Apa!! Dia bilang gitu dan Mama percaya?” sergah Damar.Bu Tika tidak menjawab hanya diam sambil menatap tajam putranya. Wanita paruh baya itu sudah memundurkan tubuhnya, duduk di kursi depan meja kerja Damar sambil menatap tanpa kedip.“Apa kamu bisa membuktikan kalau ucapannya salah?”Bu Tika malah menantang Damar. Damar terdiam, jakunnya naik turun dengan tergesa. Kemudian tak lama hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.“Memangnya Mama ingin aku melakukan apa?”“Zafran. Mama ingin cucu Mama. Dia anakmu, bukan?”Damar belum menjawab hanya menelan ludah dengan gerak jakun yang makin cepat. Damar benar-benar terkejut dengan kedatangan mamanya ditambah pertanyaan dari Bu Tika tadi. Setelah beberapa saat akhirnya Damar mengangguk.“Iya, dia anakku. Memangnya kenapa? Mama mau apa dengan Zafran?” Damar tampak panik. Ia tahu sifat ibunya dan Bu Tika tipe orang yang tidak suka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 232 Lamaran Fakhri

    Sabtu pagi, suara ketukan terdengar keras di pintu kamar Fakhri. Fakhri yang masih sembunyi di balik selimut, gegas bangkit. Matanya masih mengantuk, tapi suara ketukan itu terus mengusiknya.“Ada apa, Bu?” tanya Fakhri.Ia sudah membuka pintu dan tahu kalau pelaku yang mengusik akhir pekannya adalah sang Ibu.“Astaga!! Sampai jam berapa kamu tidur, Fakhri. Ini sudah siang.”Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Semalam dia pulang sangat larut. Robby sengaja mengajaknya hang out di pub. Anggap saja ini sebagai bentuk terima kasih Fakhri pada Robby karena sudah membantu Aina menemukan jejak kebohongan Damar.“Ini akhir pekan, Bu. Apa salahnya aku bangun lebih siang?”Bu Rahma berdecak, melipat tangan di depan dada sambil menggelengkan kepala menatap Fakhri.“Ini memang akhir pekan, tapi tidak seharusnya kamu bangun siang.”Fakhri hanya diam. Ia sudah membuka lebar pintu kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 233 Dua Cinta Satu Hati

    “Tepat dugaanku, ternyata kamu lebih memilih Fakhri, Aina.”Belum sempat Aina menjawab permintaan Fakhri, tiba-tiba ia mendengar suara Damar dari arah pintu. Fakhri menoleh, matanya berkelebatan menatap penuh amarah ke Damar. Secara tidak langsung Damar sudah merusak momennya.Fakhri langsung bangkit, menyimpan kotak cincinnya dan berjalan menghampiri Damar.“Kalau iya, memangnya kenapa? Kamu sakit hati?” ucap Fakhri.Ia berkata dengan kata mengejek dan Aina bisa mendengar jelas ucapan ketus mantan suaminya. Damar mendengkus, tangannya mengepal dengan mata penuh amarah memandang Fakhri.“Jangan-jangan kalian sudah berhubungan lagi di belakangku dan kamu memanfaatkan kesempatan dengan baik. Bahkan kamu menjebakku saat aku sedang bersama Tiwi tempo hari.”Sontak Fakhri tergelak mendengar ucapan Damar.“Sekarang kamu malah menyalahkanku, Damar. Coba kamu ngaca!! Kamu yang berbuat ulah, aku yang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 234 Sabotase yang Gagal

    “Ada apa, Rob? Kenapa tiba-tiba memanggilku ke sini?” tanya Fakhri pagi itu.Masih pukul tujuh pagi, tapi Fakhri sudah berada di rumah sakit bersama Robby. Tentu saja Fakhri penasaran dengan ulah sahabatnya. Tidak biasanya dia berangkat sepagi ini di hari senin. Semoga saja ada penjelasan lengkap dari Robby.“Sepertinya tepat dugaanmu, ada yang berusaha menyabotase hasil test DNA itu,” ujar Robby.Fakhri terperangah kaget mendengar penjelasan Robby.“Lalu apa yang terjadi?”“Ada yang membobol masuk lab, mereka mengobrak-abrik semua sample dan juga hasil lab. Untung aku sudah minta temanku untuk mengamankan hasil lab test DNA kalian.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Apa tidak ada sekuriti yang tahu?”“Sepertinya mereka memanfaatkan saat jam pergantian shift jaga. Sedangkan lab ini tidak buka 24 jam dan kamu tahu sendiri letaknya yang se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 235 Hasil Test DNA part 2

    “Sepertinya semua sudah berkumpul di sini,” ucap pria berambut keriting yang tak lain teman Robby.Pukul dua siang, Aina, Fakhri, Damar dan juga Robby sudah berkumpul di salah satu ruangan dalam lab tersebut. Wajah mereka terlihat tegang, hanya Aina saja yang tampak lebih tenang dari sebelumnya.“Iya, Dok. Semua sudah hadir.” Robby yang bersuara.Pria berambut keriting yang tak lain dokter yang bertugas di sini juga yang melakukan sendiri test DNA. Ia tersenyum menatap satu persatu orang yang hadir di dalam sana. Aina duduk di antara Fakhri dan Damar. Wajahnya terlihat tenang, tanpa ekspresi apa pun. Mungkin karena dia tidak mau mengambil pusing dengan hasil test kali ini.Berbanding terbalik dengan dua pria yang duduk di samping kanan dan kirinya. Fakhri terlihat tegang, bahkan wajahnya yang berkulit putih terlihat semakin pucat. Seakan tidak ada darah yang mengalir di sana.Hal yang sama juga ditunjukkan Damar. Hanya saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 275 Perlahan Terungkap

    “Aina!! Sayang …. ,” seru Fakhri.Fakhri langsung cemberut begitu Aina langsung mengakhiri kecupannya. Aina hanya tertawa melihat reaksinya. Kadang kala sikap Fakhri memang seperti anak kecil dan Aina suka menggodanya.“Kenapa kamu menciumku saat aku menyetir? Kalau nabrak gimana?”Aina kembali terkekeh. Ia pikir Fakhri akan marah, tapi malah bertanya seperti itu.“Maaf, habis kamu makin manis belakangan ini.”Sontak wajah Fakhri merah padam mendengar pujian Aina. Baru kali ini setelah mereka bersama lagi, Aina memujinya. Tentu saja membuat Fakhri tersipu malu. Hal yang sangat jarang melihat pria itu bereaksi begitu dan Aina senang melihatnya.Aina kembali tertawa dan jadi geli sendiri melihat reaksi Fakhri. Fakhri hanya diam sambil melihat Aina dengan sudut matanya.“Tunggu saja, Aina. Tunggu pembalasanku. Akan kubuat kamu minta ampun di malam pernikahan kita nanti,” batin Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 274 Lupakan Masa Lalu

    “Reza??” gumam Wulan.Reza tersenyum, berjalan mendekat kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan brankar Wulan. Bu Vita buru-buru mundur dan berangsur keluar. Padahal Wulan sudah sebisa mungkin memberi isyarat ke mamanya agar tidak menyingkir.“Akhirnya … aku yang membantumu lagi, kan?” ucap Reza.Wulan terdiam, tapi matanya tampak menatap penuh kebencian ke Reza. Reza tersenyum membalas tatapan Wulan.“Aku selalu mencintaimu, Wulan. Aku juga yang selalu membantumu di saat terjepit.”Wulan tidak menjawab hanya diam sambil menundukkan kepala. Reza mengulum senyum, menyentuh tangan Wulan sekilas dan entah mengapa itu membuat Wulan secara spontan menarik tangannya.Reza menyeringai melihat reaksi Wulan.“Kamu masih saja sama. Selalu jijik jika melihatku. Apa aku sama sekali tidak berharga di matamu, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Wanita cantik itu malah memalingkan w

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 273 Ada Apa dengan Wulan?

    “Syukurlah, kalian segera datang. Tadinya aku hendak ke tempat kalian,” ujar Robby.Ia langsung menyambut Fakhri dan Aina yang baru datang dengan kalimat seperti itu. Fakhri dan Aina hanya mengangguk kemudian langsung masuk ke ruangan Robby.“Kami mau mendengar penjelasanmu mengenai kemarin. Apa benar yang kamu katakan jika putraku sudah meninggal?” tanya Fakhri.Robby terdiam sesaat sambil melirik Aina yang duduk di sebelah Fakhri. Wanita itu terlihat lebih tenang dari semalam. Bisa jadi Fakhri sudah memberi banyak penjelasan ke Aina.“Iya, berdasar rekam medis yang ditemukan seperti itu. Hanya saja ---”Robby menjeda kalimatnya. Fakhri dan Aina terdiam memperhatikan dengan saksama.“Kresna menemukan kejanggalan dan masih menyelidikinya. Semoga saja ia segera menemukan titik terang tentang putra kalian.”Aina terdiam menghela napas sambil menganggukkan kepala. Mungkin untuk sementara wa

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 272 Pencuri Kecupan

    “Kok Zafran ngomong gitu? Siapa yang ngajarin?” sahut Aina.Aina dan Fakhri sangat terkejut saat Zafran berkata seperti itu. Selama ini tidak ada yang memberitahu mengenai status Zafran sebenarnya. Bahkan mereka sengaja menyembunyikannya. Mengapa juga Zafran tiba-tiba tahu? Apa ia mendengar pembicaraan Aina dan Fakhri?Zafran tidak menjawab malah semakin menundukkan kepala. Fakhri menyentuh bahu Zafran dan mengelusnya perlahan. Kemudian duduk jongkok di depannya.“Zafran, siapa bilang Zafran bukan anak Ayah dan Bunda. Kamu itu selalu menjadi anak Ayah dan Bunda. Selamanya dan tidak pernah berubah.”Zafran termenung sambil menatap Fakhri yang sedang memandang ke arahnya. Fakhri tersenyum membalas tatapannya.“Bukannya semalam Ayah sudah bilang kalau kita akan kembali bersama seperti dulu lagi. Kenapa Zafran malah pergi pagi ini?”Zafran menganggukkan kepala. “Maafkan Zafran, Ayah, Bunda.”

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 271 Bukan Anak Ayah Bunda

    “Apa katamu? Pergi?” tanya Fakhri.Fakhri langsung berdiri menghampiri Aina dan menghentikan makan paginya. Aina mengangguk, matanya tampak berair sambil menyodorkan secarik kertas ke Fakhri. Fakhri terdiam, membaca surat kecil dari Zafran dan terdiam cukup lama.“Jangan-jangan dia dengar pembicaraan kita semalam,” gumam Fakhri.Aina tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil sesekali menyeka air matanya. Rini yang baru saja keluar dari kamar tampak terkejut melihat kehebohan pagi ini.“Bukannya tadi dia masih di kamar, Mbak,” sahut Rini.“Iya, Rin. Aku pikir juga gitu, tapi nyatanya dia gak ada. Dia ke mana sekarang?”Aina tampak sedih, matanya kembali berair. Entah mengapa mulai semalam, air matanya terus terkuras.“Aku yakin dia tidak mendengar pembicaraan kalian. Aku yang menemaninya saat kalian berdebat semalam dan dia baik-baik saja.”Rini kembali menambahk

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 270 Zafran Pergi

    CKIT!! BRAK!!Suara mobil Fakhri menabrak pohon di tepi jalan. Sontak Fakhri membuka mata dan terkejut saat dirinya sudah keluar dari jalan. Helaan napas panjang lolos keluar dari bibir Fakhri. Untung saja dia mengenakan seat belt sehingga tidak menyebabkan cidera apa pun pada tubuhnya. Hanya saja kali ini mobil bagian depan ringsek.“Ya Tuhan … untung saja aku selamat,” gumam Fakhri sambil mengurut dada.Ia membuka seat belt, lalu keluar dari mobil sambil melihat kerusakan mobilnya. Beruntung jalanan sedang sepi sehingga saat Fakhri mengemudi dengan mata terpejam tadi, tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. Ditambah kecepatan mobil yang pelan membuat Fakhri terhindar dari kecelakaan.Kini Fakhri tampak sedang melakukan sebuah panggilan. Ia sedang menelepon salah satu asisten rumah tangganya agar menjemput di tkp. Fakhri juga menelepon bengkel langganan untuk menarik mobilnya.Selang beberapa saat dia sudah tiba di rumah. Ket

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status