Tok! Tok!"Kyai Ahmad!"Gugun berbisik sambil mengetuk pintu. Petani itu berusaha untuk tetap tenang. Namun, ekspresi mereka tidak bisa di bohongi. "Buruan, ayo cepat!" desak Noles—petani lainnya."Ssst, sabar sedikit," tegur Gugun, suaranya lebih rendah dari sebelumnya.Petani terus mengetuk pintu itu lebih keras. Sedangkan, teman yang lainnya, melihat situasi di sekitar rumah Kyai. Mereka benar-benar tidak ingin orang mengetahui. Mereka berusaha untuk tidak membuat keributan sedikitpun. "Kalau ketahuan sama Juragan Bagas, kita habis!" bisik Sunta, matanya melirik ke arah jalan setapak."Kita nggak akan ketahuan, asal kalian jangan berisik!" sahut Gugun dengan nada kesal.Mereka kembali mengetuk pintu, kali ini lebih keras. Namun, suara itu masih belum membuat Kyai Ahmad terbangun."Eh, dia tidur pules banget, ya?" gumam Warto."Ssst! Diam! Jangan banyak omong!" perintah Gugun sambil menoleh tajam.Mereka berdiri tegang di depan pintu, berharap Kyai Ahmad segera membuka tanpa men
Last Updated : 2024-12-11 Read more