Bagas melintasi ladangnya yang kini tampak lebih hidup dibanding sebelumnya. Para petani sibuk menabur pupuk, memanen hasil, dan saling bercengkerama. Mereka berhenti sejenak ketika melihat Bagas lewat, lalu serempak menyapa, "Juragan!"Bagas tertegun. Dahinya mengerut, matanya menyipit, mencoba membaca situasi. Dalam hati, ia membatin, 'Ada apa mereka? Tumben ramah begini. Biasanya, bisik-bisik itu selalu ada. Bahkan tatapan mereka sekarang ... nggak lagi mencurigakan. Haha, terima kasih, Ki Praja.'Senyum kecil terlukis di wajahnya. Bagas tahu, ini adalah efek dari cairan hitam yang ia gunakan semalam. Cairan yang membuatnya merasa lebih berkuasa, lebih dihormati, dan bebas dari cemoohan.Namun, ada rasa ganjil yang tiba-tiba menyelinap di benaknya, meskipun ia memilih untuk mengabaikannya.Ketika Bagas sampai di depan rumah, Ratih, istrinya, segera keluar dari pintu dengan wajah panik. Suaranya lantang memanggil, "Mas Bagas!"Ratih langsung memeluk Bagas erat, tubuhnya bergetar. Ba
Last Updated : 2024-11-21 Read more