Semua Bab NGAMAR ATAU BAYAR: Bab 11 - Bab 20

56 Bab

ngamar 10 A

Flash back on :Pov DEDI'Duh, kok bisa sih perut mules gini?! Salah makan apa dah?!" gumamku saat merasakan perut melilit dan akhirnya aku harus nongkrong di kamar mandi. Aku memejam kan mata saat suara dentuman sisa makanan keluar dari 'pintu belakang'. 'Hm, agak lega juga rasanya. Eh, HP ku kan di luar tadi! Duh, lupa menghapus chat dengan Agustina! Gimana nih, pasti si Ratna buka- buka HP ku,' batinku bingung. Aku bergegas menyiram sisa pencernaan dan buru - buru keluar dari kamar mandi. Wajah Ratna terlihat aneh, tapi dia tampak berusaha keras untuk bersikap biasa saja. 'Hadeh, Ratna, Ratna, kamu itu cantik dan polos sekali, membuat ku sangat mencintai mu. Tapi sayang sekali, badan kamu terlalu langsing, berbeda dengan badan Agustin yang sangat berisi dan sintal. Lagipula, Agustin dulu yang menawarkan padaku untuk membayar cicilan dalam bentuk yang lain dan bukan uang. Ah, laki- laki mana yang tidak tertarik dengan Agustin. Tentu saja aku tidak akan menyia - nyiakan kesempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 10 B

Biarlah permintaan Agustin, kubalas nanti saja. Sebenarnya banyak juga yang menawarkan ngamar daripada membayar hutang, tapi aku tak ingin sembarangan menerima tawaran itu. Memang nya aku laki- laki murahan? Aku juga mempunyai standar bagi nasabah yang ingin membayar hutang nya lewat jalur ranjang. Akhirnya setelah aku memikirkan baik - baik tentang tawaran Agustin, akhirnya aku memutuskan untuk tetap menemuinya di waktu dan tempat yang telah kita sepakati. Tentu saja aku tidak bermaksud untuk menikah dengan Agustina, dia memang cantik dan lebih berisi daripada Ratna, tapi aku curiga kalau Agustina pernah celup sana sini. Dan aku juga hanya ingin bermain - main dengan perempuan itu saja. **Aku sudah menghapus chat, sekaligus foto dan video, serta memblokir nomor Agustina sementara lalu pulang ke rumah. Sebenarnya jantung ku juga berdebar lebih cepat setiap selesai berkencan dengan Agustina. Entah kenapa aku takut kalau perselingkuhan nya terbongkar. Tapi sore itu saat aku pulang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 11 A

Flash back on :Sampai di situ percakapan mas Dedi dan Agustina. Aku pun segera menscreen shoot dan mengirimkan nya ke Agung yang pamit keluar salon karena ada urusan berkaitan dengan pengoperasian kafe nya. [Kalau seperti ini, apa yang akan kita lakukan, Gung? Aku ingin menangkap basah mereka.]Aku menahan napas karena Agung tidak juga membalas pesan whatsapp ku. Bahkan ponsel nya tidak aktif. Duh, kemana lagi itu anak.Aku menghela napas dan mencoba mencari solusi nya sendiri. Selama ini seperti nya aku terlalu mengandalkan adik sendiri untuk menyelesaikan masalahku, padahal Agung belum menikah. Bahkan dia juga belum mempunyai kekasih. 'Aku belum kelar morotin mas Dedi, tapi mendadak aku harus menangkap basah dia dengan Agustina dan menggugat cerainya? Duh, kalau aku yang meminta harta gono gini, apa akan dikabulkan oleh pengadilan? Lagipula mas Dedi pasti dengan segala cara tidak akan membagi harta gono gini. Karena memang rumah itu dibeli dari uang mas Dedi sendiri dari warisan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 11 B

Eh, tunggu! Tapi tidak ada jaminan suami tetap setia meskipun istri nya cantik. Hm, sudahlah. Yang penting sekarang aku rapikan diri dan mencari sertifikat rumah. Aku bergegas mencari sertifikat rumah mas Dedi di dalam lemari dan setelah ketemu, aku sembunyikan di tas koperku. Baiklah, tinggal menunggu mas Dedi pulang dan akan kudapat kan tanda tangannya. Mas Dedi yang pulang dari menagih cicilan hutangnya akhirnya pulang ke rumah, dan sekali lagi menyantap makanan dan meminum yang kububuhi obat tidur tanpa rasa curiga. Dan seperti yang telah kuperkirakan, tak lama kemudian mas Dedi pun tampak mengantuk. Dia masuk ke kamar dan aku menunggu nya selama beberapa saat sampai mas Dedi terpejam. Saat mas Dedi baru saja terbuai di alam mimpi, aku membangun kannya, dan saat dia masih dalam pengaruh obat tidur, aku segera menyodorkan lembaran kertas surat kuasa pada mas Dedi. Semoga saja dia segera menandatangani nya tanpa perlu membacanya. Tapi saat kulihat mas Dedi berusaha membaca sura
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 12 A

"Halo, mbak. Aku jemput sekarang ya! Mbak siap- siap, kita gerebek mas Dedi," ujar Agung lalu mengakhiri panggilan telepon. [Oh ya, lupa bilang, bawa surat nikah dan KK kalian. Kata kenalan ku yang pengacara, kalau pihak hotel tidak mau menunjukkan kamar menginap mas Dedi, surat nikah itu akan berguna. Besok, kuantar untuk bertemu dengan pengacara, Mbak.][Oh, ya. Oke, Gung.]Ratna terdiam beberapa saat, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. Perlahan dia duduk di sofa ruang tamu, 'duh, ya Allah, kenapa aku harus mengalami pengkhianatan ini saat hamil muda?' batin Ratna. Ratna lalu mengambil kopernya yang berisi sertifikat rumah dan persetujuan surat kuasa, lalu menata baju- bajunya sampai tidak tersisa satupun di lemarinya. Tak lupa pula dia memasukkan surat nikah dan kartu keluarga sesuai dengan saran pengacara kenalan Agung.Ratna menghela napas panjang saat dia juga memasukkan sisir, bedak tabur, dan lipstik ke dalam tas tentengnya. Memang hanya itu alat kecanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 12 B

Beberapa tetangga yang melihat Ratna masuk ke dalam mobil, tampak mengerutkan keningnya. Satu dua diantaranya bahkan saling berbisik - bisik. Akhirnya mbok Darmi, salah seorang tetangga Ratna yang rumahnya tepat di samping rumahnya dan mempunyai toko sembako, memberanikan diri menegur Ratna. "Lho, mbak Ratna mau kemana nih? Kok bawa - bawa koper segala?" tanya mbok Darmi. "Saya mau menginap di rumah bunda, Mbok," sahut Ratna singkat. Tapi rupanya mbok Darmi dan beberapa tetangga yang sedang berbelanja di warung nya tampak belum puas bertanya, "tapi kok nggak sama mas Dedi, memangnya mas Dedi kemana?" tanya Mbok Darmi lagi sambil menatap aneh ke arah Ratna. Agung yang sudah duduk di kursi depan di samping supir, memberi kode pada kakaknya untuk segera masuk ke dalam mobil. Dia sendiri lalu keluar dari mobil. "Saya adik kandung mbak Ratna, Bu. Bunda kami kangen anaknya. Kami jalan dulu ya," ujar Agung lalu masuk ke dalam mobil. Agung memang jarang bertandang ke rumah sang kakak. Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

ngamar 13

"Assalamu'alaikum, mas Dedi," ujar Ratna tenang meskipun sedang berusaha untuk meredam keinginan nya mengamuk di kamar itu. Dua insan tak bermoral yang sedang melakukan hubungan terlarang itu terperanjat lalu saling menjauh. Dedi bahkan langsung meraih bantal untuk menutupi a u r atnya. Sedangkan Agustina segera meraih selimut hotel. Dedi mendelik dan melihat ke arah Ratna yang baru datang. Dan pandangan nya tertuju ke arah Randi, sang adik, seketika tangan nya terkepal. "Ratna, aku bisa jelasin apa yang terjadi. Kamu hanya salah paham. Jangan marah, apa adik mu atau adikku yang mengajakmu kesini?" tanya Dedi mendekat ke arah Ratna.Ratna menghela napas dan menggeleng - gelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Mas. Kamu tidak perlu menjelaskan apapun. Semua nya sudah jelas. Kamu selingkuh dan melakukan hubungan terlarang dengan nasabah kamu. Dan aku... minta cerai!" ujar Ratna tegas. Dedi terperangah. "Maafkan aku, Ratna. Aku khilaf. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri," ujar De
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 13 B

Ibu menyuruhku ke kota dan mencari ayah kita dengan membawa foto ayah. Tapi saat berjumpa dengan ayah kita, aku justru diusir dan diancam agar tidak kembali ke rumah nya. Dan di tengah perjalanan pulang ke kampung, aku justru dinodai oleh preman yang mabuk. Aku hancur dan pulang lagi ke kampung membawa kemalangan. Dan semakin merana saat aku hamil tanpa suami!" Agustina menceritakan jalan hidupnya dengan berapi - api. Bulir - bulir air mata menuruni pipi, mengalir menganak sungai. Ratna terkesiap mendengar hal itu. Tak menyangka jika ayahnya begitu jahat dan arogan pada gadis yang lemah. Pernikahan ku batal, calon suami ku tidak menginginkan ku karena aku telah hamil. Aku bernasib sama seperti ibuku. Hamil dan melahirkan tanpa di dampingi suami. Dan setelah melahirkan, aku memutus kan untuk keluar negeri selama tiga tahun.Setelah aku pulang ke Indonesia dan mempunyai tabungan, aku mengajak ibu dan anakku untuk tinggal di kota ini mencari ayah ku. Aku masih dendam pada ayah! Ayahku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 14 A

Mobil boks itu menyalakan klakson dan membuat Dedi mengerem mendadak, akibatnya mobil di belakang Dedi yang sedang melaju pun menabrak motor Dedi dari belakang. Ciiittt!Brakkkkk!!! Spakbor belakang motor ninja milik Dedi remuk ditabrak oleh mobil sedan yang melaju di belakang Dedi. Seketika motor yang dinaiki Dedi oleng, tapi tidak jatuh karena Dedi segera menurunkan kedua kakinya untuk menyangga motor. "Ck, si*lan!" desis Dedi saat melihat ke belakang. Sementara sedan itu juga berhenti dan bumper bagian depannya juga penyok.Dedi hampir saja melaju kan mobilnya kembali saat mobil boks yang melaju dari arah yang berlawanan dari depannya telah berlalu saat sebuah teriakan memanggilnya. "Heh, Mas! Tanggung jawab dulu! Mobilku penyok nih! Main kabur saja!" omel pengemudi sedan berwarna hitam itu yang berbicara dengan melongok kan kepala dari jendela mobil nya. Dedi menengok ke arah belakang lalu menepi. "Duh, si*lan! Lagi pusing malah ada orang yang nyari masalah!" ujar Dedi lirih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 14 B

Akhir nya Dedi melanjutkan langkah nya melalui koridor rumah sakit. Tujuan utamanya adalah meja resepsionis. Dedi lalu menanyakan kamar atas nama pasien Ratna Indaryati dari Ketintang, dirawat di kamar mana, Bu?" tanya Dedi pada perempuan berjilbab yang duduk di belakang meja resepsionis. Perempuan itu melihat ke layar monitor komputer di hadapan nya sejenak lalu menatap ke arah Dedi. "Di ruang kelas 1, Pak," sahut karyawan di balik meja resepsionis itu ramah. Setelah mengucapkan terimakasih, Dedi segera bergegas menuju ke arah kamar yang dimaksud oleh perawat. Dedi nyaris berlari hingga sampai di depan ruang rawat inap Ratna. Pintu ruangan itu tertutup dan Dedi berdiri di depan pintu dengan was - was. "Duh, pengen masuk ke dalam kamar ini tapi kalau ada bapak nya si Ratna bisa - bisa aku menjadi samsak tinju. Tapi kalau tidak masuk ke dalam, aku tidak bisa membujuk agar Ratna membatalkan gugatan cerai sekaligus penjualan rumah ku," gumam Dedi ragu. Baru saja Dedi bingung memiki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status