Semua Bab NGAMAR ATAU BAYAR: Bab 31 - Bab 40

56 Bab

ngamar 20 A

"Iya, aku memang mencintai mbak Ratna, Mas. Bahkan aku mencintai mbak Ratna sejak pertama kali bertemu dengan nya. Sebenarnya aku ingin berterus terang pada mbak Ratna tentang perasaan ku setelah aku lulus dan diterima bekerja di rumah sakit, tapi rupanya mbak Ratna mencintai mu lebih dulu. Kamu sudah menyia- nyiakan perempuan sebaik mbak Ratna, Mas. Maka lepaskan lah dia agar dia bisa mendapatkan lelaki terbaik yang setia dan bisa menghargai nya," ujar Randi tegas membuat Ratna dan Dedi terperangah. Suasana hening sejenak. Ingatan Ratna kembali ke masa beberapa tahun yang lalu saat dia baru bertemu dengan Randi. 'Hah? Jadi kapan Randi mulai mencintai aku? Apa sejak saat aku salah membuka pintu kamar Agung?' batin Ratna. Mendadak terdengar suara tepuk tangan. Prok! Prok! Prok! "Hebat, hebat sekali! Adik kandungku sendiri rupanya mencintai istriku? Lelucon macam apa ini? Jangan - jangan kamu pernah selingkuh atau tidur dengan istriku, hah? Jawab!" seru Dedi sambil mencekal lengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 20 B

"Tentu saja kalau mbak Ratna berkenan, aku akan menikahi nya," ujar Randi tegas. Agung dan Ratna terkesiap. "Kamu akan tetap menikah dengan kakakku walau pun kamu tahu kakakku sedang hamil? Kamu mau menjadi ayah dari anak yang bukan darah daging kamu sendiri?" tegas Agung lagi. "Iya. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untk mbak Ratna dan ayah yang baik untuk anaknya, anak kami," sahut Randi tegas. "Dan kalau mbak Ratna berkenan menjadi istriku, terserah dia mau bekerja atau tidak. Tapi aku akan tetap menafkahi nya semampu ku. Kalau pun mbak Ratna senang bekerja di luar rumah agar tidak suntuk, biarlah hasilnya untuk dia saja," sambung Randi lagi. Agung menoleh ke arah kakaknya yang sedari tadi terdiam."Mbak Ratna, aku juga tidak tahu jika Randi selama ini mencintai mbak Ratna, karena dia tidak pernah bercerita padaku. Jadi terserah mbak Ratna untuk menerima perasaan Randi atau tidak," ujar Agung. Ratna menelan ludah. Belum selesai masalah dengan Dedi, sekarang dia harus m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 21 A

Dedi tersenyum menyeringai. "Menikah lah dengan ku!!" "Hah, apa?!"Agustina melongo saat mendengar usul dari Dedi. "Ya, menikahlah dengan ku. Memangnya kenapa kalau menikah dengan ku? Apa kamu tidak mau!?" tanya Dedi menatap tajam pada Agustina. "Bukan kah kamu ingin balas dendam pada ayah mu?" sambung Dedi lagi. Agustina memindai wajah Dedi, mencari kemungkinan bercanda pada lelaki itu. "Apa kamu bercanda, Mas? Lantas bagaimana dengan istri kamu?" tanya Agustina. "Ratna.. Aku sudah menalakkannya tadi," ujar Dedi sambil menyugar rambutnya. Agustina mengerutkan keningnya. "Aku kira kamu akan mati - matian untuk meminta nya kembali padamu," ujar janda itu sambil menyedekapkan kedua tangan nya di depan dada. Dedi menggeleng. "Ratna hamil.”"Tuh kan, apalagi dia sedang hamil, pasti kamu berusaha agar dia kembali padamu, Mas," tukas Agustina cepat. Dia masih merasa heran dengan mendadak nya perubahan sikap Dedi. Tadi sore saat digrebek, seperti nya Dedi masih berharap untuk bisa ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 21 B

"Tidak! Tidak mau! Mana bukti nya kalau saya berzi na!?" tanya Agustina. Sementara itu Dedi yang sudah melihat video penggrebekan nya hanya tertunduk malu. Seorang perempuan setengah baya lainnya maju seraya menunjukkan ponselnya. "Kamu tanya buktinya?! Ini buktinya!" seru perempuan itu. Agustina mendelik menatap ke arah layar ponsel lalu menoleh ke belakang, ke arah Dedi yang tertunduk dan tidak bisa membelanya. Di ponsel itu hanya video auratnya saja yang disamarkan, wajahnya begitu jelas terpampang di layar ponsel. "Sudah puas melihat buktinya?! Keluar dari lingkungan ini sekarang!" seru beberapa penduduk desa. Agustina menelan ludah. "Saya tidak akan keluar kalau bukan pemilik kontrakan yang meminta saya keluar dan mengembalikan uang kontrakan yang sudah saya bayarkan setahun pen... Aawwww! Apa - apaan ini?!" ucapan Agustina terpotong saat ibu - ibu tambun menjambak rambutnya dengan kasar. Agustina pun tak tinggal diam, dia juga menjambak rambut ibu itu. "Heh, keluar nggak da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 22 A

Mbok Siti mendekat ke arah Ratna yang kini sudah berbaring kembali. "Non, apa perlu simbok teleponkan Bapak dan ibuk?" tawar Mbok Siti. Ratna menggeleng. "Tidak usah repot- repot, Mbok. Saya baik - baik saja. Saya cuma istirahat," sahut Ratna. Mbok Ratna menatap dengan prihatin. "Ya sudah, Non. Tapi kalau non Ratna merasa nggak enak badan atau ingin dipijat, bilang sama mbok ya?" tawar mbok Siti sekali lagi. Ratna tersenyum dan mengangguk. "Iya, Mbok. Simbok tidur saja di sofa itu. Mbok pasti juga ngantuk dan lelah," ujar Ratna sambil menunjuk ke arah sofa dengan sorot matanya. Mbok Siti mengangguk lalu beranjak dari samping tempat tidur Ratna. "Oh ya Mbok, tolong ganti lampu kamar ya. Tombolnya di dekat sofa samping pintu," pinta Ratna sambil menunjuk tombol lampu yang menempel di dinding ruang rawat inapnya. "Iya, Non."Setelah mbok Siti mengganti lampu kamar dengan lampu yang lebih redup, Ratna memejamkan matanya. Tapi sayangnya sampai terdengar dengkuran halus mbok Siti,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 22 B

Dengan mengucap basmallah dalam hati dan menghela napas panjang, Randi mengetuk pintu ruang rawat inap lalu membukanya seraya mengucap salam. Randi terperanjat karena di dalam ruangan tampak orang tua Ratna dan Agung yang baru saja dinas malam. "Eh, Nak Randi, mau dinas?" tanya Agus yang tersenyum melihat kedatangan Randi. Sementara itu Agung dan Ratna bertatapan karena teringat kisah Dedi semalam. "Selamat pagi, om dan tante. Saat berangkat ke sini tadi, saya melihat bubur ayam dan teringat jika mbak Ratna suka bubur ayam. Jadi saya membelikannya," sapa Randi sambil menciun punggung tangan orang tua Ratna. "Wah, terimakasih, Nak. Kamu masih ingat saja tentang mbak mu ini," sahut Nita sambil menerima bubur ayam pemberian Randi. "Iyalah, Randi pasti ingat pada mbak Ratna, kan Randi ... awww! Apaan sih, Mbak kok dicubit?!" tanya Agung saat Ratna mencubit lengannya. Orang tua Ratna terlihat bingung. "Hm, maksud Agung, tentu saja Randi ingat sama aku, kan dia perawat di sini," ujar R
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 23 A

Beberapa hari yang lalu, "Apa keluhannya hari ini, Bu?" tanya dokter kandungan berjilbab putih yang memeriksa kondisi Ratna. Ratna menggelengkan kepalanya. "Saya sudah tidak ada keluhan, Dok. Mau pulang saja," sahut Ratna tersenyum. Dokter itu menatap ke arah layar monitor USGnya. "Perut nya sudah tidak nyeri dan tidak mengeluarkan flek?" tanya dokter kandungan itu sekali lagi. Sekali lagi Ratna hanya menggeleng kan kepalanya. "Aman, Dok. Saya hanya ingin pulang karena perut saya sudah tidak nyeri lagi dan tidak keluar flek," sahut Ratna. Dokter itu mengembalikan tranducer ke tempatnya, lalu menatap ke arah Ratna. "Baik lah, Bu. Kondisi kehamilan ibu baik. Ibu bisa pulang dan saya resepkan vitamin. Ibu bisa kontrol sebulan lagi atau sewaktu - waktu jika ibu ada keluhan. Tapi jangan sampai terlalu lelah atau kecapean, jangan jatuh, jangan stres, ya Bu," ujar dokter berjilbab itu sambil menuliskan resep. "Iya, Dok," ujar Ratna sambil turun dari bed pemeriksaan di poli. "Hm, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 24 B

Wajah Agus memerah. "Bunda, ayah sudah meminta maaf ratusan kali lho. Tolong jangan dibahas lagi tentang hal itu. Apalagi di depan anak - anak. Dan yang terpenting sekarang bukan membahas tentang kesalahan masa lalu ayah lagi, tapi bagaimana melindungi anak - anak kita dari tindakan Agustina yang mungkin merugikan mereka dan kita lagi," ujar Agus memelas.Nita pun hanya terdiam melihat penyesalan sang suaminya. Beberapa hari belakangan, dia selalu berusaha menahan perasaan nya dari marah dan kesal pada masa lalu yang telah disembunyikan oleh suaminya. "Hm, oh, ya besok Ratna mau belanja ke mall saja. Mungkin ayah dan bunda mau menemani?!" tanya Ratna berusaha mencair kan suasana. "Wah, Bunda besok setelah memeriksa stok di toko, mau arisan sama teman - teman Mama. Mungkin ayah atau Agung bisa menemani?" "Ayah juga sudah janjian dengan teman ayah untuk memperbaiki alat di gym yang eror.""Aku juga dinas pagi nerus sore. Temanku ada yang cuti melahirkan, Mbak. Jadi aku dinesnya ner
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 24 A

Pengendara motor yang telah melepas plat nomor motornya itu melajukan motor yang dikendarai nya dengan kecepatan tinggi dan beberapa kali melirik ke spion untuk memastikan dia tidak dikejar oleh massa. Akhirnya pengendara motor itu masuk ke sebuah gang sempit dan melewati beberapa trabasan, akhirnya dia sampai di rumah petak sederhana dua kamar. Pengendara itu pun melepas helm teropong dan jaket tebalnya lalu membawanya masuk ke dalam rumah. Kaki nya membawanya ke belakang rumah, dan mengambil cangkul lalu menguburkan helm teropong dan jaket tebalnya. Setelah itu, pengendara motor itu pun mencuci tangan dan kembali ke ruang depan rumah nya seolah tidak terjadi apa - apa. Dia lalu duduk di kursi bambu yang terpasang di teras depan rumah. "Bagaimana? Sudah kamu bereskan belum si Ratna, Nduk?" tanya Tina sambil duduk di sebelah anaknya. Agustina mengangguk dan mengacungkan dua jempolnya. "Sip, Bu! Aku sengaja memilih kafe kecil yang tidak banyak pengunjung agar tidak banyak saksi m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 24 B

"Tapi kita tidak punya bukti untuk membenarkan semua dugaan kamu, Gung," ujar Ratna. Agung mendesah kasar. "Bisa! Kalau kita meminta rekaman CCTV dari kafe itu, biar aku yang ke kafe itu dan mencari tahu kejadian yang sebenarnya! Mbak di sini saja menunggu waktunya kuret dengan tenang," ujar Agung. Dia lalu melesat pergi meninggalkan Ratna yang berbaring sendirian di ruang kelas satu, menunggu persiapan kuret. Ratna meraih ponselnya dan mencoba menelepon orang tuanya. Tapi ponsel orang tuanya ternyata tidak aktif, akhirnya Ratna mengirimkan pesan WA untuk ayah dan bundanya. [Ayah, bunda dimana? Aku tertabrak motor dan sekarang cuma sama mbok Siti di rumah sakit mitra sehat. Agung ke kafe untuk mencari tahu orang yang menabrakku. Kalau ayah dan bunda melihat pesan ini, segera ke rumah sakit ya.]Centang satu. "Kayaknya ayah dan bunda sedang sibuk masalah pekerjaan nya masing - masing. Yah, sudahlah. Mending aku istirahat saja, lagipula badan ku terasa sakit semua setelah ditabrak,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status