Semua Bab NGAMAR ATAU BAYAR: Bab 21 - Bab 30

56 Bab

ngamar 15 A

"Astaga, Mas! Jadi kamu mempunyai anak lain di luar nikah dan dia yang menyebabkan retaknya rumah tangga Ratna?" Dedi dan Agus menoleh ke arah suara. Terlihat wajah terkejut dari Nita, ibu Ratna. "Tega kamu, Mas!"Agus menoleh ke arah istrinya. "Nit, aku bisa menjelaskan..." ujar Agus lalu menghambur ke arah sang istri. Dedi mengikuti dari belakang. Tapi dengan cepat, Nita, ibu Ratna menutup pintu dan menatap tajam ke arah Dedi dan Agus. "Saya kecewa dengan perbuatan kamu. Sangat kecewa. Gara - gara kamu, anak saya terancam keguguran. Tapi saya juga butuh informasi tentang suami saya. Dimana saya bisa bertemu dengan selingkuhan kamu yang juga anak kandung suami saya?" tanya Nita dengan ekspresi dingin ke arah Dedi. Dedi dan Agus terhenyak. "Baiklah, Bunda. Ayo kuantar ke rumah Agustina," ujar Dedi."Ssst, jangan memanggilku dengan Bunda. Anggap saja kita orang lain, karena aku mendukung keputusan Ratna untuk berpisah dengan kamu."Dedi terperangah tidak menyangka jika mertuanya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 15 B

"Dedi, kamu boleh menemui istrimu, tapi ingat satu hal, kalau Ratna tidak mau menemui mu, kamu harus pergi dan jangan memaksanya untuk menerima, memaafkan, atau memahami perselingkuhan kamu," ujar Nita lalu mengikuti Dedi masuk ke dalam kamar rawat inap anaknya. Sedangkan Agus, sibuk meminta maaf dan berjanji tidak ada keributan lagi pada satpam dan suster yang ada di hadapan nya. Dedi terenyuh melihat kondisi Ratna yang diinfus tampak lemah dan memejam kan matanya. Agung yang duduk di samping ranjang pasien, segera berdiri dan menghadang Dedi. "Kamu! Masih berani kesini? Masih kurangkah kamu menyakiti kakakku?!" desis Agung saat melihat mendekat ke arah Ratna. Dedi menatap ke arah adik iparnya itu. "Aku tahu kalau aku bersalah. Aku mengakuinya dan aku ingin minta maaf dengan tulus pada istriku sendiri. Ratna masih istri sahku meskipun dia nanti akan menggugat cerai aku," sahut Dedi. Mendengar suara Dedi dan Agung, Ratna pun membuka matanya. "Mas, jangan mendekat! Aku tidak ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 16 A

"Selamat sore, ayah! Selamat datang di kontrakan anak mu dan silakan duduk," sapa Agustina ramah. Agus dan Nita berjalan masuk ke ruang tamu rumah Agustina tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mata Agus jelalatan menatap ke dalam rumah anak di luar nikahnya itu. Dia duduk berdampingan dengan istrinya di hadapan Agustina, tak ada foto apapun di ruang tamu itu yang bisa menunjukkan identitas Agustina maupun ibunya. Mendadak rasa rindu menyergap hati Agus. Dia teringat saat perkenalan nya dengan Tina, gadis polos yang ditemuinya di kampung saat KKN dulu. "Ayah? Nyari apa? Pasti nyari ibu ya!? Percuma ibu tidak tinggal di sini. Cie, kangen ibu ya?! Ups, lupa, ada tante di sini. Maaf ya, Tan.. Nggak maksud untuk membuat tante cemburu," ujar Agustina tertawa. Wajah Agus dan Nita merah padam. Tapi mereka berusaha untuk tetap tenang sampai tawa Agustina mereda. "Ehem, terus terang saja, Mbak. Apa benar kamu adalah anak dari suami saya?" tanya Nita sambil menatap tajam ke arah Agustina. "Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 16 B

Tina dan anaknya berpandangan. "Hm, gimana ya? Kamu kan sudah menelantarkan kami lama sekali, masa hanya minta maaf saja. Kami sudah mencari tahu aset yang kamu punya. Berikan toko sembako kamu untuk kami. Maka kami tidak akan membayangi kehidupan kamu sekeluarga lagi," ujar Tina tersenyum penuh kemenangan. Kini giliran Agus dan Nita yang berpandangan. "Kami sudah meminta maaf secara tulus. Lagipula kamu sudah membuat anak kami menderita, jangan meminta yang berlebihan lagi, Tin!" ujar Agus tegas. "Oh, oke. Kalau begitu, kita liat saja apa yang bisa kami lakukan untuk semakin membuat anak kamu terpuruk melebihi apa yang kami alami," ujar Tina tak kalah garang. "Baik lah, anak kami tidak akan mudah dibodohi lagi! Kami tidak akan pernah menyerahkan aset kami. Padahal kami sudah sengaja datang untuk meminta maaf, kalian justru bersikap sombong. Kalau begitu, apapun yang akan kalian lakukan, kami tidak akan menyerah begitu saja. Kalau kalian sampai menganggu dan membahayakan anak ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 17 A

Ratna mengelus perutnya yang masih datar dan menatap sekilas pada Agung yang baru saja menutup pintu ruang rawat inapnya. "Ada apa, Gung? Apa yang bunda katakan padamu?" tanya Ratna, menatap kearah adiknya yang baru saja duduk di sofa samping ranjangnya. "Hm, bunda minta nomor WA dan alamat Agustina," sahut Agung pendek. Ratna menautkan kedua alisnya. "Lalu kamu beri?" Agung mengangguk. "Iya. Tentu saja. Kata bunda, ayah ingin minta maaf pada ibunya Agustina. Biar Agustina nggak balas dendam pada mbak Ratna lagi."Ratna tersenyum kecut. "Baru kali ini aku menemukan keluarga istri sah meminta maaf pada pelakor," ujar Ratna. Agung mengedikkan bahunya dan menghela napas panjang. "Aku juga serba salah dengan kejadian ini. Memang sih Agustina itu salah banget karena menjadi selingkuhan laki - laki beristri, apalagi sampai kegerebek di hotel. Tapi masa lalu Agustina dan ibunya juga kelam gara - gara ayah. Tapi mereka salah banget karena balas dendam pada orang yang bukan pelaku nya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 17 B

Baru saja bundanya akan menimpali ucapan Agung, mendadak terdengar dering telepon dari ponsel nya. Nita segera menerima panggilan telepon itu lalu memgangguk - anggukkan kepalanya. "Gung, bunda sebenarnya ingin menggantikan kamu menjaga mbak Ratna, tapi ternyata ada barang datang ke toko satu truk, dan ada kabar juga alat olah raga yang dipesan papamu sudah sampai juga di tempat gym. Jadi Bunda dan Ayah harus pulang dulu untuk melihat toko ya. Tolong temani kakak kamu di sini," ujar bundanya. Seketika wajah Agung menjadi manyun. "Ck, Agung juga capek, Bun. Nanti dinas malam. Ingin istirahat dulu di rumah sebelum bekerja," ujar Agung. Bundanya berpikir sejenak. "Kalau begitu biar mbok Siti yang menemani Ratna di sini," putus Bunda. Mbok Siti adalah asisten rumah tangga ayah dan bundanya yang tinggal di rumah mereka setelah suaminya meninggal. Janda berusia lima puluh lima tahun itu hidup tanpa anak dan sudah dianggap keluarga oleh orang tua Agung. Meskipun mbok Siti sudah berusia l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 18 A

Flash back on :Beberapa tahun yang lalu, "Gung, aku lagi malas pulang ke rumah nih. Cuma ada ibuk, mas Dedi juga masih kerja di pabrik. Aku pulang ke rumah kamu dulu ya," ujar Randi sambil menaiki motor megapro hitamnya.Agung mengangguk. "Kalau kamu mau, kamu bisa menginap sekalian. Ada banyak kamar di rumah," tawar Agung sambil menghidupkan motornya. Randi berpikir sejenak. "Hm, oke deh kalau begitu," ujar Randi. Dia pun segera melajukan motor nya mengikuti motor Randi. Hampir dua jam perjalanan melewati jalan tol, saat Randi dan Agung sampai di rumah Agung. Mereka berdua masih kuliah semester akhir di salah satu STIKES di kota Malang dan saat liburan, mereka pulang ke rumah mereka di surabaya. Randi turun dari motornya mengikuti langkah Agung. Dia menatap ke arah rumah temannya yang lumayan besar dan bersih itu. "Randi! Masuk, jangan bengong saja!" seru Agung yang ternyata sudah masuk ke dalam rumah. Randi mengangguk, mengikuti. Randi dan Agung yang memang satu kota tapi b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 18 B

"Ih, ayah, ngomong apaan sih. Anak kamu itu noh, jelas jelas Agung dan Ratna yang sedang asyik bakar ikan. Kok malah ngakuin anak lain lho!" tegur Nita. Agus tertawa dan Randi terkekeh. "Iya, ya, maaf Bunda. Habisnya Randi ini pinter banget main caturnya. Beda banget dengan Agung yang tidak suka catur," ujar Agus lagi. "Udah ah, Yah. Catur nya disimpan dulu saja. Tuh, ikan nya sudah selesai dibakar,” ujar Nita sambil menunjuk ke arah kedua anaknya yang dengan riang membawa lima ekor ikan bakar. Mbok Siti pun sudah selesai menyiapkan piring dan es jeruk. "Nah, ayo makan!" ajak Agus. "Ayooo!"Randi dan Ratna yang akan mengambil piring secara bersamaan, secara tak sengaja saling menyenggol tangan satu sama lainnya. "Mbak Ratna dulu saja," ujar Randi saat mengambil pirang di hadapan nya lalu menyodorkan nya pada pada Ratna. "Makasih, Ran," sahut Ratna sambil mengambil piring lalu membenahi anak rambutnya yang tergeser ke pipi. Seketika pipi Ratna berwarna hitam, karena tangan Ratna
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 19 A

Masih flash back on :Ratna menatap ke arah Randi dengan ragu. "Ada karyawan pabrik. Pengunjung kafe. Sering banget makan di kafe tempat aku kerja. Dia ganteng banget. Kayak artis deh. Namanya Dedi, Dedi Setyoadi," ujar Ratna membuat napas Randi seakan terhenti karena nama itu sama persis dengan nama kakaknya."Hah, siapa tadi mbak namanya?" tanya Randi. Sebenar nya dia sudah mendengar dan memahami nama lelaki yang diucapkan oleh Ratna, tapi Randi ingin menegaskan sekali lagi bahwa nama itu adalah nama kakak kandung nya. Ratna menatap Randi yang tampak antusias. "Ih, apaan sih, Dek! Sudah deh, aku malu lho! Nggak ah, aku nggak ingin bercerita tentang hal itu lagi," ujar Ratna menoleh ke arah lain. Randi cepat - cepat merogoh saku celana selututnya dan meraih ponselnya. "Apa Dedi ini yang mbak maksud?" tanya Randi sambil menunjukkan foto kakaknya di galeri ponsel. Seorang lelaki hitam manis, dengan lesung pipi dan perawakan tegap. Ratna terkesiap melihat foto Dedi di ponsel Randi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

ngamar 19 B

Pernikahan Dedi dan Ratna berlangsung khidmat dan meriah. Ibu Dedi bahkan menjual sebagian sawah untuk pesta, ditambah dengan tabungan Dedi saat bekerja selama ini, mampu mewujudkan wedding dream Ratna. Semua tampak berbahagia, hanya saja di sudut ruangan tampak Randi yang menahan air matanya karena melihat gadis yang dicintainya bersanding dengan kakaknya sendiri. 'Padahal aku sudah diterima bekerja sebagai pegawai di rumah sakit swasta yang cukup besar dan mempunyai pasien home visit yang cukup banyak, tapi apa gunanya jika aku tidak bisa menikah dengan perempuan yang kucintai,' batin Randi. Dia berusaha dengan segenap hatinya untuk mengikhlaskan Ratna dengan kakaknya. 'Semoga kamu selalu bahagia, Mbak Ratna. Mempunyai keluarga bahagia dan anak yang lucu dan sehat,' batin Randi sekali lagi. Randi selalu menahan perasaan nya saat melihat Dedi dan Ratna yang menjadi satu rumah dengannya, karena Dedi terkena PHK dan diperparah dengan ibunya yang mendadak mengalami stroke, sehingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status