Share

ngamar 11 B

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 18:35:49

Eh, tunggu! Tapi tidak ada jaminan suami tetap setia meskipun istri nya cantik. Hm, sudahlah. Yang penting sekarang aku rapikan diri dan mencari sertifikat rumah.

Aku bergegas mencari sertifikat rumah mas Dedi di dalam lemari dan setelah ketemu, aku sembunyikan di tas koperku. Baiklah, tinggal menunggu mas Dedi pulang dan akan kudapat kan tanda tangannya.

Mas Dedi yang pulang dari menagih cicilan hutangnya akhirnya pulang ke rumah, dan sekali lagi menyantap makanan dan meminum yang kububuhi obat tidur tanpa rasa curiga.

Dan seperti yang telah kuperkirakan, tak lama kemudian mas Dedi pun tampak mengantuk. Dia masuk ke kamar dan aku menunggu nya selama beberapa saat sampai mas Dedi terpejam.

Saat mas Dedi baru saja terbuai di alam mimpi, aku membangun kannya, dan saat dia masih dalam pengaruh obat tidur, aku segera menyodorkan lembaran kertas surat kuasa pada mas Dedi. Semoga saja dia segera menandatangani nya tanpa perlu membacanya.

Tapi saat kulihat mas Dedi berusaha membaca sura
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 12 A

    "Halo, mbak. Aku jemput sekarang ya! Mbak siap- siap, kita gerebek mas Dedi," ujar Agung lalu mengakhiri panggilan telepon. [Oh ya, lupa bilang, bawa surat nikah dan KK kalian. Kata kenalan ku yang pengacara, kalau pihak hotel tidak mau menunjukkan kamar menginap mas Dedi, surat nikah itu akan berguna. Besok, kuantar untuk bertemu dengan pengacara, Mbak.][Oh, ya. Oke, Gung.]Ratna terdiam beberapa saat, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. Perlahan dia duduk di sofa ruang tamu, 'duh, ya Allah, kenapa aku harus mengalami pengkhianatan ini saat hamil muda?' batin Ratna. Ratna lalu mengambil kopernya yang berisi sertifikat rumah dan persetujuan surat kuasa, lalu menata baju- bajunya sampai tidak tersisa satupun di lemarinya. Tak lupa pula dia memasukkan surat nikah dan kartu keluarga sesuai dengan saran pengacara kenalan Agung.Ratna menghela napas panjang saat dia juga memasukkan sisir, bedak tabur, dan lipstik ke dalam tas tentengnya. Memang hanya itu alat kecanti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 12 B

    Beberapa tetangga yang melihat Ratna masuk ke dalam mobil, tampak mengerutkan keningnya. Satu dua diantaranya bahkan saling berbisik - bisik. Akhirnya mbok Darmi, salah seorang tetangga Ratna yang rumahnya tepat di samping rumahnya dan mempunyai toko sembako, memberanikan diri menegur Ratna. "Lho, mbak Ratna mau kemana nih? Kok bawa - bawa koper segala?" tanya mbok Darmi. "Saya mau menginap di rumah bunda, Mbok," sahut Ratna singkat. Tapi rupanya mbok Darmi dan beberapa tetangga yang sedang berbelanja di warung nya tampak belum puas bertanya, "tapi kok nggak sama mas Dedi, memangnya mas Dedi kemana?" tanya Mbok Darmi lagi sambil menatap aneh ke arah Ratna. Agung yang sudah duduk di kursi depan di samping supir, memberi kode pada kakaknya untuk segera masuk ke dalam mobil. Dia sendiri lalu keluar dari mobil. "Saya adik kandung mbak Ratna, Bu. Bunda kami kangen anaknya. Kami jalan dulu ya," ujar Agung lalu masuk ke dalam mobil. Agung memang jarang bertandang ke rumah sang kakak. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 13

    "Assalamu'alaikum, mas Dedi," ujar Ratna tenang meskipun sedang berusaha untuk meredam keinginan nya mengamuk di kamar itu. Dua insan tak bermoral yang sedang melakukan hubungan terlarang itu terperanjat lalu saling menjauh. Dedi bahkan langsung meraih bantal untuk menutupi a u r atnya. Sedangkan Agustina segera meraih selimut hotel. Dedi mendelik dan melihat ke arah Ratna yang baru datang. Dan pandangan nya tertuju ke arah Randi, sang adik, seketika tangan nya terkepal. "Ratna, aku bisa jelasin apa yang terjadi. Kamu hanya salah paham. Jangan marah, apa adik mu atau adikku yang mengajakmu kesini?" tanya Dedi mendekat ke arah Ratna.Ratna menghela napas dan menggeleng - gelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Mas. Kamu tidak perlu menjelaskan apapun. Semua nya sudah jelas. Kamu selingkuh dan melakukan hubungan terlarang dengan nasabah kamu. Dan aku... minta cerai!" ujar Ratna tegas. Dedi terperangah. "Maafkan aku, Ratna. Aku khilaf. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri," ujar De

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 13 B

    Ibu menyuruhku ke kota dan mencari ayah kita dengan membawa foto ayah. Tapi saat berjumpa dengan ayah kita, aku justru diusir dan diancam agar tidak kembali ke rumah nya. Dan di tengah perjalanan pulang ke kampung, aku justru dinodai oleh preman yang mabuk. Aku hancur dan pulang lagi ke kampung membawa kemalangan. Dan semakin merana saat aku hamil tanpa suami!" Agustina menceritakan jalan hidupnya dengan berapi - api. Bulir - bulir air mata menuruni pipi, mengalir menganak sungai. Ratna terkesiap mendengar hal itu. Tak menyangka jika ayahnya begitu jahat dan arogan pada gadis yang lemah. Pernikahan ku batal, calon suami ku tidak menginginkan ku karena aku telah hamil. Aku bernasib sama seperti ibuku. Hamil dan melahirkan tanpa di dampingi suami. Dan setelah melahirkan, aku memutus kan untuk keluar negeri selama tiga tahun.Setelah aku pulang ke Indonesia dan mempunyai tabungan, aku mengajak ibu dan anakku untuk tinggal di kota ini mencari ayah ku. Aku masih dendam pada ayah! Ayahku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 14 A

    Mobil boks itu menyalakan klakson dan membuat Dedi mengerem mendadak, akibatnya mobil di belakang Dedi yang sedang melaju pun menabrak motor Dedi dari belakang. Ciiittt!Brakkkkk!!! Spakbor belakang motor ninja milik Dedi remuk ditabrak oleh mobil sedan yang melaju di belakang Dedi. Seketika motor yang dinaiki Dedi oleng, tapi tidak jatuh karena Dedi segera menurunkan kedua kakinya untuk menyangga motor. "Ck, si*lan!" desis Dedi saat melihat ke belakang. Sementara sedan itu juga berhenti dan bumper bagian depannya juga penyok.Dedi hampir saja melaju kan mobilnya kembali saat mobil boks yang melaju dari arah yang berlawanan dari depannya telah berlalu saat sebuah teriakan memanggilnya. "Heh, Mas! Tanggung jawab dulu! Mobilku penyok nih! Main kabur saja!" omel pengemudi sedan berwarna hitam itu yang berbicara dengan melongok kan kepala dari jendela mobil nya. Dedi menengok ke arah belakang lalu menepi. "Duh, si*lan! Lagi pusing malah ada orang yang nyari masalah!" ujar Dedi lirih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 14 B

    Akhir nya Dedi melanjutkan langkah nya melalui koridor rumah sakit. Tujuan utamanya adalah meja resepsionis. Dedi lalu menanyakan kamar atas nama pasien Ratna Indaryati dari Ketintang, dirawat di kamar mana, Bu?" tanya Dedi pada perempuan berjilbab yang duduk di belakang meja resepsionis. Perempuan itu melihat ke layar monitor komputer di hadapan nya sejenak lalu menatap ke arah Dedi. "Di ruang kelas 1, Pak," sahut karyawan di balik meja resepsionis itu ramah. Setelah mengucapkan terimakasih, Dedi segera bergegas menuju ke arah kamar yang dimaksud oleh perawat. Dedi nyaris berlari hingga sampai di depan ruang rawat inap Ratna. Pintu ruangan itu tertutup dan Dedi berdiri di depan pintu dengan was - was. "Duh, pengen masuk ke dalam kamar ini tapi kalau ada bapak nya si Ratna bisa - bisa aku menjadi samsak tinju. Tapi kalau tidak masuk ke dalam, aku tidak bisa membujuk agar Ratna membatalkan gugatan cerai sekaligus penjualan rumah ku," gumam Dedi ragu. Baru saja Dedi bingung memiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 15 A

    "Astaga, Mas! Jadi kamu mempunyai anak lain di luar nikah dan dia yang menyebabkan retaknya rumah tangga Ratna?" Dedi dan Agus menoleh ke arah suara. Terlihat wajah terkejut dari Nita, ibu Ratna. "Tega kamu, Mas!"Agus menoleh ke arah istrinya. "Nit, aku bisa menjelaskan..." ujar Agus lalu menghambur ke arah sang istri. Dedi mengikuti dari belakang. Tapi dengan cepat, Nita, ibu Ratna menutup pintu dan menatap tajam ke arah Dedi dan Agus. "Saya kecewa dengan perbuatan kamu. Sangat kecewa. Gara - gara kamu, anak saya terancam keguguran. Tapi saya juga butuh informasi tentang suami saya. Dimana saya bisa bertemu dengan selingkuhan kamu yang juga anak kandung suami saya?" tanya Nita dengan ekspresi dingin ke arah Dedi. Dedi dan Agus terhenyak. "Baiklah, Bunda. Ayo kuantar ke rumah Agustina," ujar Dedi."Ssst, jangan memanggilku dengan Bunda. Anggap saja kita orang lain, karena aku mendukung keputusan Ratna untuk berpisah dengan kamu."Dedi terperangah tidak menyangka jika mertuanya a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 15 B

    "Dedi, kamu boleh menemui istrimu, tapi ingat satu hal, kalau Ratna tidak mau menemui mu, kamu harus pergi dan jangan memaksanya untuk menerima, memaafkan, atau memahami perselingkuhan kamu," ujar Nita lalu mengikuti Dedi masuk ke dalam kamar rawat inap anaknya. Sedangkan Agus, sibuk meminta maaf dan berjanji tidak ada keributan lagi pada satpam dan suster yang ada di hadapan nya. Dedi terenyuh melihat kondisi Ratna yang diinfus tampak lemah dan memejam kan matanya. Agung yang duduk di samping ranjang pasien, segera berdiri dan menghadang Dedi. "Kamu! Masih berani kesini? Masih kurangkah kamu menyakiti kakakku?!" desis Agung saat melihat mendekat ke arah Ratna. Dedi menatap ke arah adik iparnya itu. "Aku tahu kalau aku bersalah. Aku mengakuinya dan aku ingin minta maaf dengan tulus pada istriku sendiri. Ratna masih istri sahku meskipun dia nanti akan menggugat cerai aku," sahut Dedi. Mendengar suara Dedi dan Agung, Ratna pun membuka matanya. "Mas, jangan mendekat! Aku tidak ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 32 B

    "Belum. Belum terpikir tentang hal itu. Aku hanya ingin menjalani waktu dulu dan memberikan kesempatan bagi ku dan Randi agar lebih saling mengenal. Mumpung masa iddahku sudah selesai. Kalau untuk menikah lagi, sejujurnya aku masih takut diselingkuhi kembali. Tapi setidaknya jika aku dengan Randi, kamu kan ada kesempatan untuk mendekati Susi. Tunjukkan sinyal kamu jatuh cinta sama dia. Jangan diam saja. Dia mana tahu perasaan kamu. Cinta itu datang karena terbiasa. Witing tresno soko saking jalaran kulino, kata orang Jawa," jelas Ratna panjang lebar. "Hm, baiklah! Aku akan meraih dan mendapatkan cintaku. Minimal biar dia tahu perasaanku dan memberikan kesempatan kami untuk saling mengenal!" tekad Agung. "Nah, gitu dong. Ya sudah, ayo siap -siap berangkat ke pernikahan mantan ku," ujar Ratna sambil mengacungkan kedua jempolnya. *Ratna dan Agung memasuki aula hotel mahkota dengan dress code yang telah ditentukan. Ratna tampak cantik dan anggun dengan make up flawless ala Korea deng

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 32 A

    "Hah? Jadi selama ini Agung mencintai Susi? Tapi Susi malah mencintai Randi, teman Agung," gumam Ratna kaget. Dia lalu menyimpan foto - foto dan surat - surat yang ditulis Agung untuk Susi di kamarnya, kemudian meminta mbok Siti untuk menyetrika gaun nya dan baju Agung yang akan dipakai di acara resepsi pernikahan Dedi. Agung pulang ke rumah dengan terburu-buru lalu masuk ke dalam kamarnya dan membuka lemari. Dengan panik, lelaki muda itu memeriksa tiap helai pakaiannya. Beberapa saat memeriksa tumpukan baju, Agung duduk di ranjang dengan kecewa. Lalu dia menghela napas panjang dan memeriksa lipatan baju di lemari nya sekali lagi. "Apa kamu mencari ini?" tanya Ratna berdiri di depan pintu kamar adiknya. Agung menoleh ke arah suara dan terhenyak saat melihat Ratna yang memegang surat- surat dan foto Susi. "Mbak, tolong kembalikan!" seru Agung mendekat ke arah Ratna. Tapi Ratna justru menyembunyikan foto dan surat milik Agung tersebut di balik punggung nya. "Tenang. Aku pasti meng

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 31 B

    Suasana hening sejenak. "Mas, jangan kebanyakan mikir! Kalau kamu bersedia, aku akan menjaga omongan ku sekaligus omongan Si Agustina agar dia nggak nyebarin informasi tentang masa lalu kamu yang menelantarkan kami. Tapi kalau kamu tidak mau ya, siap - siap saja kamu menjadi bahan gibah semua orang di komplek perumahan ini!" ujar Tina tersenyum menyeringai. "Baiklah, aku bersedia untuk menikah kan Agustina. Bagaimana pun kan dia anak yang terlahir dari pernikahan yang sah secara agama," ujar Agus akhirnya. ***Sebulan kemudian, "Mbak, ada undangan dari mantan nih!" ujar Agung yang baru saja masuk ke dalam rumah. Dia membawa sepucuk undangan berwarna emas dan menyerahkan nya pada Ratna. Ratna menatap undangan itu sekilas. "Wah, mereka jadi menikah akhirnya," ujar Ratna sambil membaca nama yang tertera di surat undangan itu. "Apa mbak Ratna mau datang?" tanya Agung pada kakaknya. Ratna terdiam sejenak. "Hadeh, aku malas. Mending buat kerja di kafe saja," ujar Ratna mencebik. Agu

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 31 A

    Pak RT dan para pengunjung warung pun tercengang, sementara wajah Agus merah padam. "Lho, jadi pak Agus ini suaminya Bu Tina?" tanya Pak RT dengan wajah bingung. Baru saja Tina hendak menjawab pertanyaan dari Pak RT, saat Agustina menyela. "Betul, Pak RT, beliau ayah saya, namanya Agus dan ibu saya bernama Tina, jadi saya diberi nama Agustina," sahut Agustina mantap. Sementara itu Agus semakin salah tingkah. Pak RT langsung menangkap arah pembicaraan Agustina dan mengira Agus dan Tina adalah pasangan suami istri yang sudah bercerai."Hm, jadi begitu. Baiklah, saya harap walaupun sudah berpisah, pak Agus dan bu Tina tetap menjaga kerukunan di kampung ini ya?! Bapak dan ibu tinggal di satu komplek perumahan dengan saya. Kalau ada masalah atau beda pendapat, boleh meminta saran saya atau warga desa yang dituakan. Tidak usah takut atau malu," ujar pak RT sambil menatap Agus dan Tina bergantian. Keduanya mengangguk dengan kikuk. Agustina mendekat ke arah bu RT yang sedang mengantarkan

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 30 B

    Ratna dan Agung segera memeluk sang bunda sambil bertangisan. "Maafkan bunda! Maafkan karena bunda membuat keluarga kita terpecah. Bunda sungguh tidak kuat serumah dengan ayah kalian. Maafkan bunda karena telah membiarkan Augustina menang!" ujar Bunda dalam dekapan kedua anaknya. "Iya, Bunda. Kami mengerti. Bunda tenang saja. Kami tetap di sini untuk menjaga bunda," ujar Ratna dan Agung hampir bersamaan. *Agus mengendarai mobilnya dengan perasaan masygul. Dia menuju ke gedung gym miliknya. Dalam hati menimbang- nimbang akan bermalam dimana untuk sementara waktu. Dengan langkah gontai, Agus memasuki gedung gym nya lalu mulai memeriksa berbagai peralatan di sana. Satu per satu berdatangan lah pelatih yang bekerja di tempat gymnya, diikuti dengan member lama dan member baru. Agus terlihat melamun saat seorang pelatih yang bekerja di tempat gymnya menghampirinya. "Kenapa Bos? Kucel amat wajahnya? Kayak enggak diberi jatah sama bini berhari-hari," tegur salah seorang pelatihnya. Agu

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 30 A

    "Ceraikan aku, Mas! Aku ingin bebas dari bayang- bayang kesalahan masa lalu kamu!" tukas Nita tegas. Agus tampak terkejut dengan keputusan Nita. "Kamu serius mengatakan hal itu?!" tanya Agus, menatap sang istri tak percaya. "Iya, Mas. Aku... Ternyataa tidak bisa hidup dengan kamu yang telah membohongi ku sejak awal pernikahan," ujar Nita dengan mata berkaca. Agus berdiri dan segera berlutut di depan istri sahnya. "Maafkan aku, Nit. Maafkan aku! Aku sungguh tidak bermaksiat untuk membohongi mu. Aku khilaf di masa lalu dan menikah siri dengan Tina saat KKN. Dan aku tahu jika kita awalnya memang dijodohkan, tapi aku benar-benar jatuh cinta padamu, Nit! Jangan tinggal kan aku!" ujar Agus menghiba. Nita menatap suami nya dengan nanar. "Kalau kita mempertahankan rumah tangga kita hanya demi anak, kamu dan aku akan sama - sama tersiksa. Aku tersiksa karena membayang kan kamu yang pernah membohongi ku dengan menikahi perempuan lain sebelum denganku. Dan kamu pasti akan tersiksa juga ji

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 29 B

    "Aku mau menempati rumah baruku sekarang, Randi," ujar Dedi sambil menyeret kopernya ke hadapan Randi yang sedang duduk di ruang tengah melihat tivi. Randi mengangkat wajahnya dan melihat sang kakak yang sedang mengotak atik ponselnya."Ya syukur lah kalau mas Dedi bisa membeli rumah lagi. Emangnya kamu kerja apa, Mas? Cepet banget beli rumah, memangnya kamu kerja apa, Mas?" tanya Randi penuh selidik. Dedi seketika menyimpan ponselnya di saku celana. "Yang jelas bukan sekedar menjadi office boy di rumah sakit tempat kamu bekerja," ujar Dedi dengan nada mencemooh. "Tapi pekerjaan kamu halal kan, Mas?" tanya Randi penuh selidik. Dedi langsung mendelik. "Apa maksud kamu bicara seperti itu, Randi!? Kamu iri dengan rejeki dan keberuntungan aku!?" tanya Dedi sengit. Randi menggeleng. "Sama sekali tidak! Aku justru tidak ingin mas Dedi menjalani pekerjaan haram hanya agar cepat mendapat uang,” ujar Randi tegas. " Kasihin orang tua kita jika mereka tahu kalau pekerjaan mas Dedi haram,

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 29 A

    Beberapa saat sebelum nya, "Kamu tega sekali! Masa lulusan S1 ekonomi jadi OB sih, Randi!?" tanya Dedi dengan nada tak suka. Randi melihat Dedi dan menghela napas panjang. "Memangnya kenapa kalau menjadi OB? Yang penting kan halal. Sekarang banyak kok sarjana yang mempunyai pekerjaan yang nggak nyambung dengan title. Lancar - lancar saja. Asalkan ulet dan cekatan. Banyak pula yang lulusan SMA tapi mempunyai penghasilan lebih tinggi daripada sarjana karena mereka nggak gengsi dan nggak pilih- pilih pekerjaan. Daripada enggak ada kerjaan atau punya pekerjaan tapi haram, ya mending pekerjaan apapun asal halal. Memangnya bisa makan gengsi?!" tanya Randi menatap kakaknya dengan serius. Dedi meletakkan sendoknya di atas piring. 'Duh, sudah capek - capek membuat rencana membakar pagar kafe untuk bekerja di kafe Randi, malah permintaanku ditolak lagi,' keluh Dedi dalam hati. Dedi pun memilih berdiri dan meninggalkan makan siangnya yang baru berkurang beberapa sendok. "Nggak usah, deh.

  • NGAMAR ATAU BAYAR   ngamar 28 B

    Keesokan paginya, "Rekaman CCTV yang terpasang di kafe menunjukkan bahwa sekitar jam 1 malam, ada bayangan orang yang menyiram sesuatu ke pagar kafe sebelum kemudian menyalakan api lalu bayangan tersebut langsung lari ke barat. Dan sekitar 30 menit kemudian, datanglah Dedi yang melewati kafe dan memanggil tetangga yang mempunyai rumah di sekitar kanan dan kiri kafe lalu berusaha memadamkan api. "Apa kita akan lapor polisi?" tanya Randi menatap ke arah Agung dengan bingung. Mereka berdua sedang berdiskusi di ruang khusus untuk staf. Agung berpikir sejenak, "takutnya kalau lapor polisi, kita harus bayar. Ehm, aku pernah denger sih, suatu kasus akan dikerjakan oleh polisi jika ada duitnya atau kasus itu viral," ujar Agung lirih. Randi menghela napas kasar. "Apa kita diamkan saja. Lagi pula yang rusak kan cuma pintu gerbang. Kita bisa beli lagi. Daripada nyari pelakunya lalu membayar lagi lebih mahal daripada harga pagar pada polisi," usul Randi. "Ck, kita laporkan sajalah. Kalau tid

DMCA.com Protection Status