Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 81 - Chapter 90

190 Chapters

Bab 81 – Voice Recording 

“William, kenapa Dominic dan Camelia belum turun juga?” Marsha menatap William yang duduk di sampingnya. Wanita paruh baya itu kini bersama dengan sang suami, tengah duduk di kursi meja makan, menunggu Dominic dan Camelia turun. “Tunggulah sebentar lagi,” jawab William seraya menyesap teh di tangannya. Jika biasanya, William itu kesal dan marah, kali ini William berusaha lebih tenang. Marsha menghela napas dalam. “Awas saja kalau Dominic berbuat yang aneh-aneh pada Camelia. Aku akan memberikan hukuman pada anak nakal itu!” Marsha mendengkus sebal. Putra bungsunya memang paling sulit diatur. “Kau sekarang tahu kan, kenapa aku sering kesal padanya?” William membalikan ucapan Marsha. Pasalnya, selama ini Marsha selalu membela Dominic. Marsha mendecakan lidahnya pelan. Tatapannya menatap jengkel sang suami, yang menyudutkan dirinya. Memang, Marsha akui selama ini dirinya selalu membela Dominic. Tapi itu semua karena sang suami pun sudah keterlaluan. “Maaf, kami terlambat.” Dominic da
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 82 – Love is Love

Camelia menggigiti kukunya, dengan raut wajah yang menunjukan kecemasan. Sudah sejak tadi, Camelia menunggu Dominic masuk ke dalam kamar, tapi nyatanya Dominic tak kunjung datang. Padahal Camelia sudah sangat ingin sekali mengajukan pertanyaan pada Dominic. Ya, setelah makan malam, Camelia segera masuk ke dalam kamar. Begitupun dengan William dan Marsha—yang sudah masuk ke dalam kamar mereka. Harusnya, dijam seperti ini Camelia sudah tidur pulas. Tapi, sayangnya Camelia tak bisa tidur, karena Dominic belum kembali dari ruang kerja pria itu. Terakhir, Camelia bertanya pada pelayan, dan pelayan itu mengatakan Dominic masih berbicara dengan Eldon. Entah hal apa saja yang Dominic bicarakan dengan Eldon. Banyak dugaan muncul di benak Camelia, tapi Camelia tak bisa menduga-duga kalau belum menanyakan kepastian pada Dominic. “Dominic, kenapa lama sekali?” gumam Camelia seraya mendudukan tubuhnya ke ranjang. Gadis itu sedikit tak sabar menunggu Dominic. Sepanjang makan malam berlangsung, h
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 83 – A Stalker

“Dominic, ingat pesan Mommy, kau jangan macam-macam. Jangan berani kau lukai hati Camelia. Kau juga tidak boleh bersikap egois pada Camelia. Satu hal yang paling utama adalah kau wajib bertanggung jawab. Jika kau berani berbuat, maka kau harus berani bertanggung jawab.” Marsha memberikan nasihat pada putra bungsunya itu. Nada bicara Marsha lembut tapi penuh ketegasan, yang tak mau dibantahkan. Wanita paruh baya itu kini bersama dengan William serta Dominic dan Camelia di depan pintu. Pagi ini Marsha dan William sudah harus pulang. Mereka tidak bisa berlama-lama tinggal di rumah Dominic, karena Marsha dan William pun masih memiliki kesibukan yang tak bisa mereka tinggalkan.“Ya, Mom. Kau sudah mengatakan itu ribuan kali.” Dominic menjawab dengan nada datar, menahan sedikit kesal. Bukan tak mau mendengarkan pesan sang ibu, tapi ibunya itu sudah mengingatkannya berkali-kali. Sampai telinga Dominic jengah mendengar ucapan ibunya itu. “Ck! Anak nakal, berani kau mengatakan itu pada Mommy
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 84 – Lurking 

Dominic memejamkan mata singkat seraya memijat keningnya. Pria itu menyandarkan punggungnya di kursi dengan raut wajah yang sedikit kacau. Banyak hal yang Dominic pikirkan, hingga mengusik ketenangannya. Pun hal yang Dominic pikiran itu telah membuat hari-harinya buruk. Akan tetapi, Dominic tetap harus menampilkan wajah pura-pura tidak terjadi apa pun, di hadapan Camelia dan keluarganya. Dominic tak mau sampai ada orang yang mencurigainya. Sejak dulu, Dominic memang sangat amat tertutup, sekalipun pada keluarganya sendiri. Itu alasan kenapa keluarganya tidak tahu sama sekali tentang dirinya. Dominic lebih banyak diam. Bahkan setiap kali ada acara keluarga, Dominic lebih memilih duduk menyendiri seraya menikmati alkohol. Dominic mengentuk-ngetuk mejanya menggunakan telunjuk kokohnya. Sepasang iris mata cokelat Dominic, berkilat tajam, memikirkan sesuatu. Laporan Eldon kemarin, membuat Dominic tak bisa tenang. Dominic sudah tak sabar untuk menghabisi Burke dengan tangannya sendiri. R
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 85 – Nightmare

“Sean, lusa kau jadi meeting di luar?” ujar Stella bertanya seraya menatap hangat sang suami yang baru saja selesai mengganti pakaiannya. Tatapan penuh kasih sayang, yang tak pernah bosan sedikit pun. Padahal mereka menikah sudah belasan tahun. “Ya, kemungkinan aku akan pulang malam.” Sean duduk di samping sang istri. “Tidak apa-apa, kan? Maaf meeting ini mendadak. Client-ku tidak mungkin mau bertemu dengan asistenku. Dia hanya ingin bertemu denganku.” Sean berusaha memberikan pengertian pada sang istri agar mengerti kesibukannya. “Tidak apa-apa, Sayang. Aku mengerti, kau memiliki tanggung jawab di perusahaan.” Stella membelai lengan kekar suaminya itu. Sean mengecup bibir Stella lembut. “Apa lusa ini kau memiliki pekerjaan?” tanyanya. Stella menggeleng kepalanya pelan. “Tidak, Sayang. Lusa ini rencananya aku akan mengundang Selena, Miracle, dan Camelia datang ke sini. Aku akan memasak untuk mereka. Kebetulan anak-anak kita juga sedang sibuk dengan persiapan masuk sekolah.” “Oke,
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 86 – Well Planned

Camelia mematap cermin dengan senyuman di wajahnya. Sebuah dress berwarna hijau tua polos dengan model lengan pendek dan sedikit terbuka di area pundak, membuat Camelia begitu cantik dan segar. Rambut cokelat terang terjuntai sempurna. Kulit Camelia begitu putih, bersih, dan bersinar. Manik mata abu-abu Camelia memencarkan rasa bahagia mendalam. Ya, Camelia memakai gaun khusus yang dipesan oleh Dominic. Hari ini Camelia akan pergi mengunjungi rumah kakak sulung Dominic. Tentunya atas udangan Stella—istri kakak sulung Dominic. Camelia bersyukur karena Dominic memberikan izin padanya untuk berkumpul dengan Stella, Selena, dan Miracle. Sekarang Camlia tak lagi merasa kesepian. Camelia merasa punya banyak teman yang menyayanginya. Pun keluarga Dominic begitu menyambutnya dengan hangat dan tangan terbuka. Suara dering ponsel terdengar. Camelia segera mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang ada di atas meja rias, lalu gadis itu mengambil ponselnya—menatap ke layar tertera nomor Mirac
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 87 – Just to be Used as Bait

“Camelia, akhirnya kau datang.” Stella tersenyum hangat melihat Camelia dan Dominic ada di hadapannya. Wanita itu menyambut adik iparnya dan kekasih dari adik iparnya begitu ramah dan lembut. Sebelumnya Stella sudah mendengar dari Miracle, kalau Camelia akan diantar oleh Dominic. Jadi Stella sudah tak terkejut lagi kalau Dominic ada di hadapannya. “Kak Stella.” Camelia memeluk Stella. Pun Stella membalas pelukan Camelia. “Kau cantik sekali hari ini.” Stella mengurai pelukannya. “Terima kasih, Kak. Kau juga sangat cantik.” Stella tersenyum ramah. “Bagaimana kabarmu?” “Aku baik. Kau sendiri bagaimana?” Camelia balik bertanya. “Aku juga baik,” jawab Stella hangat. Lantas, tatapan Stella teralih pada Dominic. “Dominic, bagaimana kabarmu?” tanyanya pada sang adik ipar. “Baik, kakakku di mana? Dia sudah berangkat?” tanya Dominic dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Iya, Dominic. Kakakmu itu sudah berangkat sejak jam 6 pagi,” jawab Stella dengan senyuman di wajahnya. Dominic me
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 88 – Just to be Used as Bait II 

“Kak Stella, kenapa Kak Selena dan Kak Miracle belum datang juga? Apa toko kue langganan mereka posisinya sangat jauh?” Camelia bertanya seraya menatap Stella. Sudah hampir satu jam lamanya, Camelia menunggu keberadaan Selena dan Miracle, tapi malah Selena dan Miracle tak kunjung datang juga. Stella menghela napas dalam. “Setahuku, toko kue langganan mereka tidak terlalu jauh. Tunggu sebentar, aku akan menghubungi mereka.” Camelia menganggukan kepala mereka. Lantas, Stella mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan mencoba menghubungi nomor telepon Selena. Namun, sayangnya tak ada jawaban dari telepon Selena. Detik itu juga, Stella mencoba menghubungi nomor telepon Miracle. Pun hasilnya tetap sama. Miracle tak menjawab teleponnya. Sungguh, Selena dan Miracle membuat Stella menjadi bingung dan juga cemas. “Kak, bagaimana?” tanya Camelia lagi. Stella mendesah pelan. “Selena dan Miracle tidak menjawab teleponku, Camelia. Padahal harusnya mereka sudah ada di sini. Tapi kenapa me
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 89 – The Trap

Manik mata cokelat gelap Dominic berkilat begitu tajam. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Aura kemarahan di wajahnya keluar layaknya singa hutan yang akan mengamuk. Pancaran mata Dominic menatap sang asisten penuh cercaan menuntut. “Apa maksud ucapanmu, Eldon!” gelegar Dominic begitu keras, dan kencang. Eldon menelan salivanya susah payah. “Tuan, Saya baru saja mendapatkan kabar kalau Nyonya Miracle ditemukan pingsan di pinggir jalan. Wajah Nyonya Miracle penuh dengan luka lebam. Dilihat dari kondisi Nyonya Miracle, beliau mendapatkan serangan, bukan kecelakaan. Ponsel Nyonya Selena juga ditemukan tergeletak di tanah. Dugaan saya adalah ada seseorang yang sudah lama mengincar Nyonya Selena. Terbukti hari ini ketika Nyonya Miracle dan Nyonya Selena pergi bersama, ada yang menyerang mereka.” Eldon memaparkan segala kecurigaannya pada Dominic. Dominic mengumpat kasar seraya mengepalkan tangannya dengan kuat. Kemarahan dan emosi melingkupinya. “Apa kau sudah memeriksa
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 90 – The Trap II

Mobil Samuel terparkir tepat di pinggir sebuah hutan. Lokasi keberadaan Selena berada jauh dari pusat kota. Namun, Samuel tak menyangka kalau para penculik membawa istrinya ke hutan. Jantung Samuel berdegup kencang. Rasa cemas dalam diri Samuel semakin melingkupinya. Pria itu yakin pasti Selena sangat ketakutan. Samuel hendak masuk ke dalam hutan, tapi Dominic segera menahan lengan Samuel, tak membiarkan Samuel masuk ke dalam hutan. Ya, tepat dikala mobil Samuel sudah tiba di lokasi kejadian, mobil Dominic dan mobil Mateo pun sudah tiba di sana. Tak hanya mobil Dominic dan Mateo saja, tapi juga mobil Vian dan Eldon juga sudah tiba. “Lepaskan aku!” Mata Samuel menyalang tajam, menatap Dominic. Dominic berdecak kesal. “Para penculik itu membawa kakakku ke tengah hutan. Bisa saja ada jebakan di hutan itu. Kau tidak bisa langsung masuk begitu saja, kecuali memang kau ingin mengantarkan nyawamu!” tukasnya mengingatkan kakak iparnya itu. “Shit! Istriku ada di dalam! Kau pikir aku bisa d
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status