Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 91 - Chapter 100

190 Chapters

Bab 91 – The Trap III

Dominic menyipitkan mata tajam kala melihat tongkat yang ada di tangannya berkedip-kedip merah. Sebuah tanda di mana di bawah tanah ada jebakan. Memang, Dominic selalu waspada. Tongkat yang ada di tangan Domini adalah alat pendeteksi bahan peledak, khusus diciptakan oleh anak buahnya. Alat ini memang selalu berguna. Terutama dalam kondisi seperti ini. “Dominic, ada apa?” Samuel menatap dingin adik iparnya yang tak bergerak sama sekali. “Iya, Dominic. Ada apa?” Mateo pun menatap serius adik iparnya itu. “Ikuti langkahku. Di bawah tanah ini ada jebakan. Jika kalian salah menginjak, bahan peledak yang ada di bawah tanah akan meledak,” ucap Dominic dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Samuel dan Mateo saling bertukar pandang. Mereka sempat terdiam kala Dominic mengatakan di bawah tanah ada ranjau. Detik selanjutnya, Samuel dan Mateo akhirnya menganggukan kepala menyentujui apa yang Dominic katakan. Lalu … Dominic lebih dulu melangkah jauh, melewati ranjau itu. Kaki panjang Domini
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 92 – He is D’Angelo Vodo 

Sean melompat turun dari mobil, dan berlari masuk ke dalam rumahnya. Tampak jelas raut wajah dingin Sean terselimuti rasa cemas dan khawatir yang hebat. Jantung Sean nyaris berhenti berdetak melihat di depan gerbang mansion, sudah tak ada lagi penjaga. Ya, Sean baru saja mendapatkan laporan dari sang asisten; bahwa ada penyusup masuk ke dalam mansionnya. Pria itu langsung berlari pulang ke rumah. Yang ada di dalam pikiran Sean adalah sang istri tercinta. “Stella … Stella …” Sean berseru keras memanggil sang istri. Mata cokelat gelap pria itu memancarkan jelas ketakutan yang bercampur kecemasan hebat. Sean mengendarkan pandangan sekitar, berusaha mencari keberadaan sang istri. Sean yakin istrinya tak mungkin berada di lantai atas. Sean ingat kalau hari ini harusnya Stella berkumpul bersama dengan Camelia, Selena, dan Miracle. Tapi jika kondisi rumahnya sepi seperti sekarang, maka pasti terjadi sesuatu. Shit! Sean mengumpati penjaga yang bodoh bisa dikelabui para penyusup. Tatapan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 93 – Dangerous Enemy

Jantung Camelia nyaris berhenti berdetak mendengar apa yang dikatakan oleh Burke. Manik mata abu-abu Camelia melebar terkejut melihat sosok pria paruh baya yang dikenalkan Burke sebagai calon suaminya. Tampak rasa takut dalam diri Camelia kian menyelimuti. Tubuh Camelia bergetar hebat, akibat rasa takut yang menjalar. Camelia menelan salivanya sudah payah ketika D’Angelo Vodo mulai mendekat padanya. Panik dan takut telah bercampur dalam diri Camelia. Ya, meski paras D’Angelo Vodo masih sangat tampan, tapi tak bisa ditutupi wajah pria paruh baya itu sangat dewasa. Camelia yakin usia D’Angelo Vodo tak jauh berbeda dari ayahnya. Sungguh, Camelia ingin sekali melarikan diri. Tapi bagaimana mungkin? Dirinya telah terjebak di sini. Yang Camelia bisa harapkan adalah Dominic segera menjemputnya. D’Angelo tersenyum melihat Camelia yang begitu cantik. Pria paruh baya itu melihat kulit putih mulus Camelia yang bercahaya. Segala yang ada pada diri Camelia begitu sempurna. Rambut cokelat terang
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 94 – Dangerous Enemy II 

“Aku tidak mau pakai gaun ini!” Camelia menolak pelayan membujuknya untuk mengganti gaun berwarna kuning gading. Gaun itu sangat seksi, bahkan sampai menunjukan punggung telanjang setiap orang yang memakai gaun itu. “Nona, Tuan D’Angelo meminta Anda untuk mengganti pakaian Anda. Saya mohon, Nona.” Sang pelayan menatap Camelia penuh permohonan, agar mau mengganti pakaian. Camelia menggelengkan kepalanya tegas. “Gaun yang aku pakai sekarang, pemberian dari kekasihku. Aku tidak akan melepasnya.” Camelia mati-matian menolak. Pasalnya, gaun yang dikenakannya adalah pemberian dari Dominic.Sang pelayan menghela napas panjang. “Nona, saya mohon turuti saya. Tuan D’Angelo akan marah besar kalau Anda tidak patuh.” Pelayan itu tak menyerah membujuk Camelia.“Aku tidak mau. Gaun yang aku pakai pemberian dari kekasihku. Aku tidak akan mengganti pakaianku. Sebentar lagi kekasihku akan datang menjemputku. Dia akan menyelamatkanku keluar dari sini,” ucap Camelia dengan air mata yang mulai berlinan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 95 – Dangerous Enemy III

Dominic menarik tangan Camelia, berlari menuju lantai bawah. Namun, sayangnya anak buah D’Angelo berpapasan dengan Dominic. Dominic tak bisa mundur karena posisinya sudah tersudut. Dengan gerak cepat, pria itu mendorong tubuh Camelia meminta untuk bersembunyi. Anak buah D’Angelo menyerang Dominic. Refleks, Dominic melompat tinggi, dan menendang kepala anak buah D’Angelo, hingga anak buah D’Angelo tersungkur di lantai. Jumlah yang terlalu banyak, tak mungkin Dominic menyerang. Yang Dominic lakukan adalah melakukan perlawanan sementara agar anak buah D’Angelo lengah. Saat anak buah D’Angelo lengah, Dominic segera menarik tangan Camelia membawa lari Camelia menuju lantai paling atas. Tak ada pilihan lain, lantai bawah sudah penuh dengan anak buah D’Angelo. Jika Dominic nekat melewati lantai bawah, besar kemungkinan Camelia akan tertangkap. Dominic tak mau bertindak gegabah dalam hal ini. Dominic membawa Camelia ke atap gedung. Pria itu menekan tombol darurat di arlojinya. Tombol yang
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 96 – He is Martin Luciano 

Mata Eldon menatap pria paruh baya yang menyodorkan obat ke arahnya. Tampak raut wajah Eldon menunjukan penuh waspada pada sosok pria paruh baya itu. Wajah dewasa dan tegas dibalik paras yang tampan yang dimiliki pria paruh baya di hadapannya, membuat Eldon seperti tak asing melihatnya. Terutama iris mata abu-abu yang dimiliki pria paruh baya itu. “Siapa kau!” bentak Dominic kala mendengar ada suara asing. Meski dalam keadaan mata yang tertutup, tapi Dominic mampu merasakan ada orang di sekitarnya. Terlebih suara yang dia dengar benar-benar asing. Belum pernah dirinya dengar sama sekali. Pria paruh baya itu menundukan tubuhnya, mensejajarkan pada tubuh Dominic. “Minumlah obat ini. Jika kau terlambat mengobati matamu, kau bisa buta.” “Jangan main-main denganku! Aku tanya siapa kau!” bentak Dominic lagi. “Tuan, tenangkan diri Anda.” Eldon meminta Dominic untuk tenang. Pasalnya, Eldon memiliki keyakinan bahwa pria paruh baya yang ada di hadapannya ini, tak bermaksud jahat. Jika meman
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 97 – He is Martin Luciano II 

Aroma alkohol begitu kental memenuhi ruangan—di mana Dominic berada bersama dengan Martin. Raut wajah Dominic begitu serius dan memacarkan kemarahan. Kilat mata tajam Dominic, menunjukan pria itu berusaha mengendalikan diri. Ya, kini Dominic bersama dengan Martin berada di rumah kayu miliknya yang ada di tengah hutan. Dominic sengaja ke rumah kayu ini, karena dia menghindari keluarganya. Pun Dominic yakin keluarga besarnya masih melakukan pencarian terhadap Camelia. “Kenapa kau bisa mengenal D’Angelo Vodo?” Dominic menatap dingin Martin yang duduk di hadapannya. Dominic tak banyak bertanya tentang kehidupan pribadi Martin Luciano—yang mana ayah kandung Camelia. Walau banyak sekali pertanyaan muncul di kepala Dominic, tapi otak Dominic sudah penuh memikirkan tentang Camelia. Dominic tak bisa tenang karena Camelia bersama dengan D’Angelo dan Burke Moore.Martin mengambil wine di hadapannya, dan menyesap perlahan. “Aku dan D’Angelo memiliki pekerjaan di bidang yang sama. Kami saling me
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 98 – The High Price

Isak tangis yang tak kunjung reda memenuhi sebuah ruangan megah. Aroma lavender sebagai pengharum ruangan yang seharusnya menjadikan ketenangan, malah seakan membuat sosok gadis yang terus menangis itu, merasakan berada di ambang maut. Camelia duduk di ranjang seraya memeluk erat lututnya. Tangis Camelia mendera, menunjukan rasa takutnya. Sepasang iris mata abu-abu Camelia melemah. Kerapuhannya telah terselimuti ketakutan dan kekhwatiran hebat. Tak ada lagi pancaran mata bahagia di mata Camelia. Yang ditampilkan adalah rasa cemas yang kuat. Dalam benak Camelia saat ini, hanya memikirkan tentang Dominic. Camelia takut terjadi sesuatu pada Dominic. Terlebih Camelia ingat di mana, Dominic sampai menjerit kesakitan kala D’Angelo melemparkan serbuk yang mengenai mata pria itu. Sungguh, Camelia sangat khawatir akan keadaan Dominic. “Bagaimana keadaanmu, Dominic?” gumam Camelia seraya menyeka air matanya. Memang, Camelia sangat takut terjadi sesuatu pada dirinya, tapi lepas dari semua it
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 99 – The High Price II

“Tuan.” Seorang pengawal melangkah menghampiri D’Angelo—yang tengah duduk seraya mengisap rokok. Tepat dikala sang pengawal datang, D’Angelo mengalihkan pandangannya, menatap pengawal itu. “Kau sudah menyiapkan semuanya?” tanya D’Angelo dingin, dan menatap tajam sang pengawal. Sang pengawal mengangguk patuh. “Sudah, Tuan. Pesawat sudah saya siapkan.” “Good.” D’Angelo mengambil wine di hadapannya, dan menyesap wine itu hingga tandas. “Apa kau sudah meminta pelayan untuk mengganti pakaian Camelia?” tanyanya lagi. “Sudah, Tuan.” Sang pengawal menjeda sebentar, lalu melanjutkan, “Tuan, maaf tapi ada hal penting yang ingin saya bicarakan pada Anda.” “Apa yang ingin kau bicarakan padaku?” D’Angelo menatap dingin pengawal yang ada di hadapannya itu. “Tuan, kenapa Anda sangat percaya pada Burke Moore? Maaf, tadi saya tidak sengaja mendengar percakapan Anda dan Burke Moore, saat Anda bilang Nona Camelia masih perawan. Saya mengerti Anda ingin mencoba gadis muda. Tapi, bukankah Nona Came
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 100 – The War Has Begun

“Nona, tolong berhenti menangis. Riasan Anda akan rusak kalau Anda terus-terusan menangis.” Sang pelayan mendesah frustrasi. Baru saja pelayan itu merias wajah Camelia, tapi malah Camelia tak henti menangis. Kalau seperti ini, maka riasan Camelia akan selalu berantakan. Sungguh, pelayan itu dibuat pusing karena Camelia tidak henti menangis. “Aku tidak mau pergi ke mana pun. Aku akan tetap di sini. Aku menunggu Dominic menjemputku.” Camelia terisak sesegukan. Camelia tak mau pergi ke mana pun. Gadis itu menunggu sampai Dominic menjemputnya. Sang pelayan berdecak. Berbicara dengan Camelia sangat susah. Berkali-kali sang pelayan membujuk, tetap saja Camelia bersikeras tidak ingin pergi ke mana pun. Padahal kalau Camelia tak patuh, sama saja membangunkan macan tidur. Amarah D’Angelo Vodo sangatlah menyeramkan. “Nona, tolong patuhi apa yang saya katakan. Tuan D’Angelo Vodo akan murka kalau Anda keras kepala. Sebentar lagi, Anda dan Tuan D’Angelo Vodo akan melakukan penerbangan ke Meksik
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status