Semua Bab Godaan Hasrat Pria Misterius: Bab 101 - Bab 110

190 Bab

Bab 101 – The War Has Begun II

“Temanmu itu kenapa lama sekali mengambil vodka untukku?” D’Angelo menatap tajam sang pramugari yang ada di hadapannya. Sebelumnya, salah satu pramugari lain ke pantry belakang, karena ingin mengambilkan vodka, tapi malah sampai detik ini pramugari itu belum juga muncul. D’Angelo membenci jika harus menunggu lama. “Maaf, Tuan. Saya akan ke pantry sekarang melihat teman saya.” Sang pramugari yang ada di hadapan D’Angelo segera pamit undur diri, dari hadapan D’Angelo—menuju pantry yang ada di dalam pesawat. Tampak D’Angelo berdecak kesal. Detik selanjutnya, tatapan D’Angelo menatap Camelia yang hanya diam, tak sama sekali menyentuh makanan yang telah terhidang. “Camelia, kenapa kau tidak makan?!” tanya D’Angelo dingin, dan tegas. “Aku tidak lapar,” jawab Camelia pelan. Mata D’Angelo menyalang tajam. “Makan! Aku tahu kau pasti lapar!” “Aku tidak lapar,” jawab Camelia lagi dengan nada sedikit lebih keras. “Kenapa kau keras kepala sekali, Camelia.” D’Angelo menggeram. Gadis di hadapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 102 – The War Has Begun III

Brakkkk Sebuah meja terbelah akibat pukulan keras Dominic. Dominic hendak memukul D’Angelo, tapi sayangnya meleset karena gerak D’Angelo gesit. Tampak raut wajah Dominic menujukan kemarahannya kala pukulannya meleset. Sedari tadi, D’Angelo mampu menghindar setiap pukulan Dominic. Suara perkelahian terdengar mencekam. Anak buah D’Angelo menyerang Martin. Beruntung, Martin mampu melawan anak buah D’Angelo. Sedangkan Burke Moore berkelahi dengan Eldon. Jika sebelumnya, Burke mampu mengalahkan Eldon, kali ini Eldon mampu mengimbangi setiap gerak Burke Moore. BUGH Pukulan keras berhasil Dominic layangkan ke wajah D’Angelo. Pukulan itu sampai membuat tubuh D’Angelo terhuyung ke belakang. Tapi, sayangnya pria paruh baya itu tak mudah dilumpuhkan. Terbukti, D’Angelo tetap mampu menjaga keseimbangannya kala mendapatkan pukulan keras dari Dominic. Mata D’Angelo menatap tajam dan penuh kebencian pada Dominic. Detik selanjutnya, D’Angelo maju, dan langsung menyerang Dominic kembali, tanpa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 103 – Help is Coming 

Pesawat meluncur bebas, masuk ke dalam laut. Tepat ketika suara ledakan sayap pesawat terdengar, Dominic melompat dari kaca yang telah pecah, berenang dengan cepat, menjauh dari kepala pesawat. Pun Eldon mengikuti Dominic yang melompat dari kaca yang telah pecah. Dominic dan Eldon berenang menuju ke badan pesawat. Dominic dan Eldon mencari keberadaan Camelia dan Martin. Beruntung hanya satu sayap yang meledak. Jika seluruh pesawat akan meledak, sudah pasti mereka semua yang ada di pesawat tak akan mungkin bisa selamat. Dominic muncul di permukaan, mengambil napas kala dirinya sudah tak bisa menahan napas terlalu lama di dalam air laut. Pria itu menyeka air di wajahnya. Mata Dominic sedikit perih akibat terkena air laut. Selanjutnya, tatapan Dominic mengendar mencari keberadan Camelia. “Camelia,” seru Dominic berteriak sekeras mungkin. “Camelia,” seru Dominic lagi, tanpa menyerah sedikit pun. “Tuan, sepertinya Nona Camelia masih berada di—” “Huhhh—” Perkataan Eldon terpotong kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 104 – Secret from the Past 

“Biarkan aku yang membawa Camelia masuk ke kamar. Kau gantilah pakaianmu. Pelayanku akan mengantarkanmu ke kamar tamu.” Dominic berucap pada Martin seraya menggendong Camelia yang tertidur pulas. Ya, kini Dominic, Camelia, Eldon, dan Martin sudah tiba di mansion. Helikopter milik William berhenti tepat di mansion Dominic. Martin menganggukan kepalanya, merespon ucapan Dominic. Detik selanjutnya, Martin melangkah mengikuti pelayan yang menyiapkan kamar tamu untuknya. “Eldon, kau segera bereskan kekacauan. Jika ayahku bertanya tentangku, katakan nanti aku akan segera menemuinya,” jawab Dominic dingin, dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Baik, Tuan.” Eldon menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Dominic yang masih menggendong Camelia. Dominic menatap wajah Camelia yang sedikit pucat. Tubuh Camelia sangat dingin. Sekalipun, tadi selama di helikopter—gadis itu sudah memakai selimut, tetap saja tak bisa langsung membuat suhu tubuh Camelia hangat. Ini semua pasti karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 105 – Forever Daddy's Little Girl

Mata Camelia mengerjap beberapa kali saat terbangun di tengah malam. Camelia menyeka kedua matanya, menggunakan punggung tangannya. Gadis itu sedikit menggeliat, menandakan bahwa dirinya telah tertidur pulas. Sayangnya, Camelia terbangun di tengah malam, bukan di pagi hari. Langit pun masih gelap. Saat mata Camelia sudah terbuka sempurna, gadis itu mengedarkan pandangan—melihat ke sekitar. Tampak raut wajah Camelia terkejut, melihat dirinya berada di kamar Dominic. Camelia mengingat harusnya dirinya berada di dalam helikopter. Kalau sekarang dirinya sudah berada di dalam kamar, maka Camelia tahu pasti Dominic yang menggendongnya. Tubuh Camelia yang terlalu lelah, membuatnya sama sekali tidak menyadari kalau helikopter sudah mendarat. Camelia bukan hanya lelah tubuh, tapi juga lelah hati dan pikiran. Rasa takut yang menyergap, membuat seluruh syaraf dalam tubuhnya sempat tegang. Camelia menghela napas pelan. Tatapan gadis itu melihat ke tubuhnya—yang ternyata sudah mengganti pakaian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 106 – Forever Daddy's Little Girl II 

“Dad, kau ingin menunjukan apa padaku?” Camelia menatap Martin dengan tatapan bingung, kala ayahnya membawanya ke kamar tamu—yang ditempati ayahnya itu. Camelia menurut dibawa oleh sang ayah, karena tadi ayahnya mengatakan padanya ada yang ingin ditunjukan. Tapi sungguh, Camelia tak tahu apa yang ingin ditunjukan oleh ayahnya. “Aku ingin menunjukan apa yang harusnya menjadi milikmu.” Martin mengambil sebuah buku tabungan yang ada di atas meja, dan memberikannya pada Camelia. “Bukalah, buku tabungan itu.” Canelia menatap tak mengerti sebuah buku tabungan itu. “Dad, kenapa kau memberikan buku tabunganmu padaku?” tanyanya. “Bukan buku tabunganku, tapi buku tabunganmu,” jawab Martin hangat. “Buku tabunganku?” Alis Camelia menaut. “Aku sama sekali tidak memiliki tabungan, Dad.” “Bukalah buku tabungan itu. Nama yang tertera di sana adalah namamu.” Martin membelai pipi Camelia pelan. Camelia menurut membuka buku tabungan itu, dan seketika mata Camelia terlebat melihat nama lengkapnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 107 – Emotional Question

Camelia duduk di ranjang seraya menatap fotonya dan foto saudara kembarnya, semasa bayi. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca menahan air mata. Hati Camelia selalu sakit mengingat dirinya ternyata memiliki saudara kembar. Camelia merasa dibohongi, tapi Camelia tak bisa untuk marah. Camelia tahu mendiang ibunya memiliki alasan sendiri tak memberitahukan tentang saudara kembarnya yang telah tiada. Dulu, Camelia berpikir hidupnya hanya akan berdua saja dengan Burke—sosok ayah tiri yang sudah Camelia anggap seperti ayah kandungnya sendiri. Bahkan, selama ini Camelia tak pernah menganggap Burke sebagai ayah tirinya. Camelia selalu menganggap Burke seperti ayah kandungnya sendiri. Tapi ternyata, kasih sayang yang Burke berikan padanya palsu. Burke tak pernah benar-benar menyayanginya. Sampai suatu ketika, semua telah terungkap. Kepingan puzzle yang tak menyatu, mulai tersusun. Ternyata selama ini, ayah kandung Camelia masih hidup. Jutaan rahasia yang telah dipendam oleh kedua orang tuanya. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 108 – Emotional Question II 

Mata William melebar terkejut mendengar pertanyaan Dominic. Pria paruh baya itu baru saja ingin melontarkan amarah, tapi tertahan akibat pertanyaan putranya itu. Sepasang iris mata William menajam, menunjukan amarah yang tak tertahan. “Jaga sopan santunmu, Dominic! Kau bicara pada ayahmu sendiri!” bentak William menggelegar keras. Rahang pria paruh baya itu mengetat. Tangannya terkepal kuat. Dominic mengembuskan napas kasar dan memejamkan mata singkat. “Jawab saja pertanyaanku, Dad!” tukasnya menahan kesal. BUGH Satu kali pukulan, William layangkan ke kepala Dominic. Amarah pria paruh baya itu tak lagi bisa teratasi. Putra bungsunya itu sudah keterlaluan, berani berbicara kurang ajar padanya. ‘Shit!’ umpat Dominic dalam hati. Yang membuat Dominic kesal adalah pria itu tak mungkin bisa membalas pukulan ayahnya. Sekeras apa pun hati Dominic, tapi pria itu masih menghormati ayahnya. “Kau datang menemuiku, berani menanyakan hal gila! Apa kau sudah tidak waras?!” seru William dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 109 – Find out the Truth

Keheningan membentang ruangan itu. Aura wajah dingin dan saling melemparkan tatapan tegas satu sama lain. Tatapan yang menunjukan penuh tuntutan. Ya, William dan Sean mematung mendengar apa yang dikatakan oleh Dominic. Belum ada yang bersuara sedikit pun. William dan Sean masih menatap Dominic dengan tatapan dingin dan tajam. “Apa maksud ucapanmu, Dominic?” tanya Sean penuh tuntutan pada adik bungsunya itu. Aura wajah penuh amarah, sangat terlihat jelas. Sean menuntut sang adik untuk menjelaskan. “Katakan padaku, apa maksud ucapanmu!” seru William dengan nada tinggi, dan keras. Dominic terdiam sebentar. Dalam keadaan seperti ini, Dominic harus menceritakan semuanya. Karena pasti ayah dan kakaknya tak mengenal Martin Luciano. Andai saja, masalah ini tak menyangkut pautkan pada saudaranya, maka Dominic tak harus menceritakan secara lengkap pada ayah dan kakaknya. “Burke Moore adalah anak buahku yang berkhianat. Dia menjual Camelia pada D’Angelo Vodo. Beberapa hari lalu, aku baru t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 110 – Moving to New York?

“Hedy, di mana Dominic?” Camelia bertanya pada Hedy yang baru saja mengantarkan jus buah untuknya. Tampak jelas, bahwa Camelia mencari keberadaan Dominic. Sejak tadi, di kala pagi menyapa, Camelia tengah sibuk mencari keberadaan Dominic. Pasalnya, Dominic pergi tanpa sama sekali meninggalkan pesan untuknya. “Camelia, tadi Tuan Dominic bilang padaku, kalau hari ini beliau akan menemui Tuan William,” jawab Hedy seraya menatap Camelia. Hedy memberitahu ke mana pagi ini Dominic pergi. Kebetulan, dia melihat di kala Dominic pergi. Jadi Hedy bisa menjawab pertanyaan Camelia. “Dominic bertemu dengan ayahnya?” tanya Camelia memastikan. Hedy mengangguk. “Benar, Camelia. Tuan Dominic bertemu dengan ayahnya.” Camelia terdiam sebentar. Entah kenapa ada rasa takut dalam hati Camelia, di kala tahu Dominic bertemu dengan William. Ada rasa cemas, khawatir, dan takut dalam diri Camelia. Keresahan itu menyelimuti diri Camelia. Membuat Camelia menjadi tak tenang. “Camelia, kau kenapa?” tanya Hedy s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status