Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 121 - Chapter 130

190 Chapters

Bab 121 – Ten Kids?

Mata Dominic tak lepas melihat hasil lukisan Camelia. Sebuah hasil lukisan yang benar-benar sangat indah. Dominic tak mengira kalau Camelia mampu melukis seindah ini. Dominic selama ini tak pernah mengagumi bakat orang lain, tapi untuk pertama kalinya Camelia mampu membuat Dominic terpukau. Dominic masih terpaku belum mengatakan sepatah kata pun. Manik mata cokelat gelapnya, terus menatap hasil lukisan wajahnya. Sangat sempurna. Dominic akan memberikan nilai terbaik bukan karena Camelia adalah calon istrinya, melainkan Camelia memang memiliki bakat yang luar biasa hebat. “Dominic, bagaimana? Kau menyukai lukisanku atau tidak?” tanya Camelia pelan seraya menatap Dominic hangat. “Kau bilang selama ini kau hanya menjadikan wajah ibumu sebagai object dari lukisanmu. Benarkah itu?” Dominic balik bertanya, sebelum menjawab pertanyaan Camelia. Camelia menganggukan kepalanya. “Iya, aku hanya melukis wajah ibuku saja. Dulu saat ibuku masih ada, aku sering menggambar kartun. Lalu, saat ib
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 122 – Camelia’s Anxiety

Sebuah dress berwarna navy dengan model one off shoulder, nampak begitu indah membalut tubuh Camelia. Rambut cokelat terang Camelia diikat kuda, menunjukan leher jenjang gadis itu. Kulit Camelia begitu putih dan mulus, tanpa noda. Gadis itu memiliki kulit seperti bayi yang baru dilahirkan. Sangat cantik memesona. Ya, Camelia baru saja selesai berias. Hari ini Camelia akan bertemu dengan keluarga besar Dominic. Sebenarnya tubuh Camelia masih sangat lelah, karena mendapatkan serangan dari Dominic. Akan tetapi, Camelia tentu tak mungkin sampai membatalkan pertemuan penting itu. Jadi mau tak mau, Camelia sekarang harus menahan rasa pegal di sekujur tubuhnya. Sejenak, Camelia menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Camelia mengatur napasnya. Menenangkan hati dan pikirannya. Sedari tadi jantung Camelia terus berdebar kencang. Memang, Camelia sudah pernah bertemu dengan keluarga Dominic, tapi kali ini tujuannya berbeda. Hari ini Dominic akan memberitahu seluruh keluarganya te
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 123 – A Request

Suasana di ruangan menjadi tegang kala mendengar apa yang dikatakan oleh William. Aura wajah tegas William serta tatapan dingin pria paruh baya itu sangatlah terlihat jelas. William seakan menyanggah apa yang dikatakan oleh Dominic, hingga menimbulkan ketegangan di ruangan megah itu. “Kau tidak memiliki hak untuk melarangku, Dad.” Dominic bersuara dengan nada rendah, meredam amarahnya, namun tersirat penuh dengan peringatan. Dominic memilih untuk tak langsung melawan keras sang ayah. Pasalnya, Dominic memikirkan keberadaan Camelia yang di sampingnya. Dominic tak mau sampai membuat Camelia ketakutan. “Kau adalah anakku. Di mana aturan ayah tidak bisa melarang anak?” William membalikan ucapan Dominic penuh ketegasan. Sepasang iris mata William sedari tadi tak henti menatap dingin putra bungsunya. Tampak Camelia sedikit menunduk ketakutan. Tangan Camelia sudah berkeringat dingin. Akan tetapi di kala ketakutan serta kecemasan melingkupinya, tangan hangat Dominic terus menggenggam erat
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 124 – Dominic’s Idea

Camelia duduk di halaman belakang kediaman keluarga Geovan. Mansion megah milik keluarga Dominic itu memiliki taman yang sangat indah memukau. Camelia sengaja memilih duduk di taman belakang, karena saat ini Dominic tengah bersama dengan ayah dan kakak sulungnya. Sedangkan Marsha tengah menyiapkan makan malam. Saat ini Camelia masih berada di mansion keluarga Dominic. Kedua orang tua Dominic memintanya serta Dominic untuk menginap. Itu yang membuat Camelia masih ada di kediaman keluarga Dominic. Menolak adalah hal yang tak mungkin. “Taman di sini indah sekali,” gumam Camelia pelan dan lembut. “Camelia?” Selena, Miracle, dan Stella menghampiri Camelia yang duduk di taman. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu.“Kak Selena? Kak Miracle? Kak Stella?” Senyuman di wajah Camelia terlukis melihat Selena, Miracle, dan Stella menghampirinya. “Camelia, kami senang sekali melihatmu.” Selena, Miracle dan Stella duduk tepat di kursi samping Camelia. Raut wajah Selen
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 125 – Face Sketch

Hujan deras turun membasahi kota. Gorden jendela sedikit bergerak akibat terkena angin. Gelegar petir terdengar. Perlahan Camelia yang tertidur lelap, mulai terbangun akibat mendengar suara petir itu. Tampak mata Camelia mengerjap beberapa kali, dan menggeliat. Camelia merasakan sekujur tubuhnya pegal. “Ssssh.” Camelia meringis saat merasa kepalanya sedikit pusing. Sayup-sayup, mata Camelia mulai mengendar ke sekitar—menatap dirinya berada di dalam kamar Dominic. Detik itu juga, ingatan Camelia mengingat kejadian permainan panas dengan Dominic di dalam kamar mandi. Camelia menundukan kepalanya, melihat dirinya sudah memakai gaun tidur. Camelia yakin pasti Dominic yang memakaikan dirinya gaun tidur. Pasalnya, tadi Camelia sangat lelah sampai tidak sanggup lagi membuka mata. “Kau sudah bangun?” Dominic melangkah masuk ke dalam kamar. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. “Dominic? Kau dari mana?” Camelia menatap Dominic yang mendekat padanya. “Aku dari lu
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 126 – Confusing Truth

Camelia menatap sketsa wajahnya yang telah berada di dalam bingkai. Tampak manik mata abu-abu Camelia begitu memancarkan kebahagiaan melihat sketsa wajahnya sendiri. Tiga puluh menit lalu, Dominic telah menyelesaikan skesta wajah yang sebelumnya hanya setengah gambar saja. Sungguh, Camelia tak pernah mengira kalau Dominic selama ini memiliki sketsa wajahnya. Di dunia ini tak ada yang kebetulan, pasti semesta memiliki maksud tujuan, membuat dirinya dan Dominic bertemu di dunia mimpi dan dunia nyata. “Kau sepertinya suka sekali dengan hasil skesta wajah yang aku gambar.” Dominic membelai pipi Camelia lembut. Camelia mengalihkan pandangannya, menatap Dominic penuh kasih sayang. “Kau sangat hebat, Dominic. Kau mampu membuat sketsa wajah yang mirip sekali denganku.” Dominic mengecup kening Camelia lembut. “Pekerjaanku mengharuskanku, bisa melakukan segalanya, Camelia. Dulu aku tidak bisa menggambar, tapi aku belajar untuk bisa. Kunci utama keberhasilan adalah mau belajar.” Dominic haru
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 127 – The Acceptance

Saat pagi menyapa, Camelia dan Dominic sudah duduk di kursi meja makan, bergabung dengan William, Marsha, Sean, Stella, Samuel, Selena, Mateo dan Miracle. Mereka menikmati sarapan lezat yang terhidang di hadapan mereka. Sejak kemarin, memang Sean, Stella, Samuel, Selena, Mateo, Miracle serta Dominic dan Camelia menginap di rumah orang tua mereka. Tentu ini semua atas permintaan William dan Marsha. Untuk anak-anak Sean, Stella, Samuel, Selena, seta Mateo dan Miracle tengah sibuk dengan persiapan masuk sekolah. Mereka diawasi oleh para pengasuh mereka. “Dominic, kapan kau akan pindah ke New York?” Sean menatap lekat Dominic. “Kemungkinan lusa ini,” jawab Dominic memberitahu. Sean mengangguk. “Kalau begitu aku dan Stella serta anak-anak kami juga akan segera kembali ke New York.” “Samuel, Selena, Mateo, Miracle. Kalian jangan kembali dulu ke rumah kalian. Lusa ini kalian juga harus ke New York. Setelah ini, akan ada pertemuan dengan keluarga Camelia,” tukas William tegas menatap an
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 128 – Goodbye Madrid

Segala hal tentang persiapan kepindahan ke New York sudah rampung seratus persen. Dokumen-dokumen milik Camelia untuk masuk kuliah nanti, telah disiapkan. Bisa dikatakan Dominic memang sangat mempersiapkan semuanya dengan sangat matang. Dominic tidak mau sampai ada yang tertinggal. Sejak dulu, memang Dominic begitu teliti. Ngomong-ngomong, hari ini keluarga besar Dominic sudah lebih dulu terbang ke New York meninggalkan kota Madrid. Keluarga besar Dominic memutuskan untuk terbang lebih dulu ke New York, karena kebetulan William dan Sean memiliki pekerjaan di sana. Sedangkan Dominic dan Camelia baru melakukan penerbangan pada esok hari. Sejak kejadian kemarin, Camelia selalu tersenyum, menampilkan wajah yang sumirigah bahagia. Tentu saja Camelia bahagia karena keluarga Dominic menerimanya. Sekalipun status sosialnya sangat berbeda jauh dari Dominic, tapi tetap keluarga besar Dominic menyambutnya dengan tangan terbuka, tanpa sama sekali melihat dari mana asalnya. Camelia memang kera
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 129 – New Life

New York City, USA. Hiruk pikuk kota New York menyambut Camelia dan Dominic yang baru saja tiba di pusat kota bisnis di Amerika. Tampak banyak orang berpakaian resmi yang berjalan cepat. Banyak orang terlihat sangat sibuk. Langkah kaki yang bahkan terkesan terburu-buru. Tentu, Camelia kini tengah digenggam oleh Dominic. Mereka melangkah masuk ke dalam mobil yang telah menjemput mereka di lobby. Sepanjang perjalanan, Camelia menatap ke luar jendela, melihat keindahan kota New York. Senyuman di wajah Camelia terlukis penuh kehangatan. Jika dulu, Madrid adalah kota dirinya dilahirkan dan dibesarkan, sekarang New York adalah kota di mana dirinya dan Dominic akan memulai kehidupan baru. “Dominic, dulu kau tinggal di kota apa?” Camelia menatap Dominic yang kini sibuk dengan iPad di tangan pria itu. “Dulu aku tidak suka menetap tinggal di satu kota. Pekerjaanku yang membuatku berpindah-pindah. Terkadang aku ada di London, terkadang di New York, dan masih banyak kota lainnya,” jawab Domi
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 130 – New Life II 

“Camelia, mau sampai kapan kau membuang wajahmu ke luar jendela seperti itu?” Dominic berucap seraya mengulum senyumannya. Sejak kejadian tadi, Camelia malah mendiaminya, dan membuang wajah ke arah luar jendela mobil. Well, Dominic tahu kalau sekarang Camelia tengah cemburu. Hal itu sangatlah menggemaskan di mata Dominic. “Dominic, aku sedang tidak ingin bicara.” Camelia menjawab dengan bibir tertekuk. Gadis itu masih memikirkan perkataan sekumpulan perempuan tadi. Dada Camelia seakan begitu panas membayangkan perkataan sekumpulan perempuan tadi. Sungguh, perasaan yang Camelia seperti tersudut oleh api panas. Camelia tak suka banyak perempuan yang mengagumi Dominic seperti tadi.Dominic berdeham sebentar. “Kau tidak ingin bicara, tapi kau menjawab ucapanku, Camelia.” Camelia mengalihkan pandangannya, menatap Dominic dengan tatapan jengkel. “Kau menyebalkan, Dominic.” Camelia memukul dada bidang Dominic. Dominic tersenyum samar. Pria itu menarik tubuh Camelia, membawa Camelia masuk
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status