Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 141 - Chapter 150

190 Chapters

Bab 141 – Live Only Once

Jantung Camelia berpacu lebih kencang dari biasanya. Rasa gugup, cemas, dan takut adalah hal yang melingkupi diri Camelia. Ya, hari ini adalah hari di mana Camelia melakukan test masuk kuliah. Test akan dilakukan secara online. Hanya saja, gadis itu sedari tadi mondar mandi tak jelas di dalam kamar akibat rasa gugup yang melandanya. Camelia memang takut kalau sampai tidak lolos ke perguruan tinggi yang Dominic pilihkan untuknya. Kemarin, Camelia melihat dari situs internet bahwa perguruan tinggi yang dipilih Dominic merupakan perguruan tinggi ternama di dunia. Banyak penyanyi atau artis ternama yang berasal dari lulusan perguruan tinggu itu. Tentu seleksi masuk ke perguruan tinggi tersebut sangatlah selektif. “Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?” Camelia menyentuh dadanya, merasakan debar jantunya tak henti berpacu lebih kencang. “Kalau aku sampai tidak lolos, aku harus bagaimana? Semua orang pasti kecewa padaku.” Camelia meremas rambutnya. Padahal sebelumnya, Camelia sudah
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 142 – Dinner? 

“Camelia, aku buatkan tiramisu cake untukmu. Makanlah.” Hedy memberikan cake yang telah dia buat, pada Camelia. Pun Camelia segera menerima cake itu, dan memakan dengan lahap. Ya, Hedy khusus membuatkan tiramisu cake untuk Camelia, karena Camelia baru saja selesai test online masuk perguruan tinggi. Hedy yakin, saat ini Camelia membutuhkan makanan manis demi menyegarkan otaknya. “Thanks. Hedy. Kau baik sekali. Duduklah. Temani aku. Dominic masih di ruang kerjanya,” ujar Camelia, meminta Hedy duduk di sampingnya. Sampai detik ini, Dominic belum juga kembali. Pasti Dominic tengah sibuk. Itu yang ada di dalam pikiran Camelia. “Tadi Tuan William datang, Camelia,” ucap Hedy memberi tahu. “Daddy William datang?” ulang Camelia memastikan. Gadis itu tak mengetahui, kalau ayah Dominic datang. Wajar saja, dirinya tak tahu pasalnya tadi Camelia fokus mengerjakan test online masuk ke perguruan tinggi. “Iya, Camelia. Tuan William tadi datang, tapi sekarang beliau sudah pulang.” “Apa Daddy Wil
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 143 – The Real Trouble Maker

Dominic tersenyum melihat penampilan Camelia yang nampak cantik dan segar. Gaun berwarna merah dengan model kemben sangat indah di tubuh gadis itu. Rambut cokelat terang Camelia diikat ke atas, menunjukan leher jenjang gadis itu. “Dominic, penampilanku bagus atau tidak? Sepertinya lenganku terlihat gemuk. Lihatlah, dulu lenganku tidak sebesar ini? Apa makanan yang aku makan, lari menjadi lemak ke lenganku?” Camelia dengan polos, menunjukan lengannya pada Dominic. Gadis itu merasa kalau sekarang lengannya bertambah besar. “Kalau kau gemuk, maka tubuhmu juga akan ikut gemuk. Bukan hanya lengan saja. Kau ini konyol sekali.” Dominic baru saja ingin memuji Camelia, tapi malah gadis itu mengatakan perkataan konyol. “Sayang, lenganku memang gemuk. Lihatlah, pinggang ku juga sepertinya melebar. Apa kau tidak lihat perubahan di tubuhku?” tanya Camelia memastikan. Camelia merasa makannya tidak dalam porsi besar, kenapa malah tubuhnya sedikit gemuk? Itu yang membuat Camelia bingung. Dominic
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 144 – The Real Trouble Maker II 

“Dominic, pelan-pelan. Kau membuatku takut.” Camelia menatap Dominic dengan tatapan takut. Ya, jantung Camelia seakan ingin berhenti di kala Dominic melajukan mobil dengan kecepatan penuh. Amarah dalam diri Dominic, membuat pria itu tak terkendali dalam melajukan mobil. Dominic mengalihkan pandangannya, menatap Camelia sebentar. Akhirnya, Dominic memutuskan untuk menurunkan kecepatan di kala melihat Camelia sudah ketakutan. Pria itu tak ingin sampai membuat Camelia ketakutan. “Maaf.” Dominic membelai pipi Camelia. “Aku terburu-buru, karena ingin segera bertemu dengan dua keponakanku.”Camelia mendesah pelan. “Aku mengerti, Sayang. Tapi kau tetap harus hati-hati. Memangnya kau ingin kita mati muda?” Dominic mencubit hidung mancung Camelia. “Kematian tidak akan datang, jika aku tidak menginginkannya untuk datang.” Camelia sedikit berdecak. Gadis itu memilih memeluk lengan kekar Dominic, menciumi lengan pria itu. Camelia tak berkata apa pun. Dia hanya menyandarkan kepalanya, di len
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 145 – Camelia’s Oddity

“Dominic, kenapa Oliver dan Shawn sering sekali bertengkar?” Camelia menatap Dominic yang kini membaringkan tubuh di sampingnya. Saat ini Camelia dan Dominic sudah berada di kamar mereka. Terlihat Camelia sedikit lelah, hanya saja Camelia belum mau tidur. Gadis itu ingin menanyakan tentang Oliver dan Shawn yang tadi sempat bertengkar. Dominic menarik tangan Camelia, masuk ke dalam pelukannya. “Oliver itu mengikuti ajaran ayahnya yang tidak waras. Itu kenapa Oliver sering bertengkar dengan Shawn.” “Tunggu, ajaran ayahnya yang tidak waras? Apa maksudmu, Dominic?” tanya Camelia bingung. Gadis itu tak mengerti maksud dari apa yang dikatakan oleh Dominic. Dominic mengembuskan napas kasar. “Samuel mengajarkan pada Oliver kalau memiliki banyak kekasih tidaklah masalah, asalkan jika sudah menikah nanti setia pada satu wanita saja. Ajaran Samuel itu membuat Oliver banyak memiliki kekasih, dan kebetulan kekasih Oliver mengenal Shawn. Itu yang membuat mereka bertengkar.” “Ya Tuhan, kenapa Ka
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 146 – The Punishment

“Camelia, aku harus berangkat sekarang. Kau di rumah saja. Jangan pergi ke mana-mana.” Dominic berucap seraya membenarkan posisi arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Saat pagi menyapa, Dominic sudah bersiap-siap untuk bertemu dengan kakak iparnya, dan kakaknya. Hari ini, Eldon sudah mengatur pertemuan Dominic dengan Samuel, Selena, Sean, dan Stella. Tentu Dominic ingin membahas masalah Oliver dan Shawn. Dominic tak mungkin tinggal diam. Pasalnya, dua keponakannya itu sudah berkali-kali berkelahi. “Hm, kau pulang jam berapa, Dominic?” tanya Camelia seraya menatap Dominic. Entah kenapa, Camelia seperti enggan untuk ditinggal, tapi Camelia menekan ego dalam dirinya. Camelia tak mau bersikap egois. “Tidak lama. Mungkin aku bertemu dengan mereka hanya satu atau dua jam saja. Nanti aku akan langsung pulang. Hari ini aku akan bekerja di rumah.” Dominic membelai pipi Camelia. Camelia mengangguk. “Kau hati-hati, ya. Jangan mengebut.” “Aku pasti berhati-hati. Tenanglah. Jangan k
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 147 – Rujak? 

“Camelia, kapan pengumuman test masuk perguruan tinggimu?” tanya Hedy seraya menatap Camelia yang tengah duduk di taman sambil menikmati salmon panggang. Hedy sedikit meringis melihat cara makan Camelia. Persis seperti orang yang kelaparan. Camelia menghela napas dalam. “Kepalaku langsung pusing, kau mengingatkan test-ku.” Setiap kali Camelia diingatkan tentang test masuk perguruan tinggi, maka kepala Camelia langsung pusing. Bayangan Camelia memikirkan tentang dirinya yang tak lolos. Sungguh, jika mengingat itu, membuat nafsu makan Camelia seakan hilang. Hedy mengulum senyumannya. “Camelia, kau tenang saja. Jangan dibuat beban. Kalau pun gagal, kau bisa mencoba di tempat lain.” “Tapi, Hedy. Jujur saja, perguruan tinggi yang dipilih Dominic ini sudah sangat tepat dan bagus. Aku sangat ingin melanjutkan pendidikanku di perguruan tinggi, yang dipilih oleh Dominic. Kalau aku sampai tidak lulus, pasti aku sangat kecewa,” ujar Camelia pelan. Raut wajah gadis itu berubah menjadi muram.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 148 – Test Results

Hari berlalu begitu cepat. Tiba waktunya, Camelia melihat hasil test kelulusan masuk kuliah. Tampak Camelia yang sudah berada di depan laptop, belum kunjung membuka website kampus. Gadis itu sepertinya ketakutan melihat hasil test. Padahal sebelumnya, Camelia sudah meneguhkan hati dan percaya diri akan hasil test masuk kuliahnya. Namun, realita yang ada tak sesuai dengan kenyataan. Camelia menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Tatapan Camelia teralih ke laptop yang masih mati. Camelia belum sama sekali menghidupkan laptop, karena rasa cemas dan takut menghantui gadis itu. Ya, Camelia takut kecewa akan hasil pengumuman test yang dilakukannya tempo hari. Sejak tadi malam, Camelia tak tenang. Tak bisa dipungkiri, Camelia menaruh harapan lebih. Gadis itu sangat ingin kuliah di perguruan tinggi yang dipilih Dominic. Hal itu yang membuatnya selalu dilingkupi rasa cemas. “Apa aku harus melihat hasil test-ku sekarang?” gumam Camelia pada dirinya sendiri. Camelia dilanda keb
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 149 – Rejection

“Dominic, kau ingin mengajakku ke mana?” Camelia bertanya seraya menatap Dominic, dengan tatapan bingung, tersirat penasaran. Setelah mendengar pengumuman kelulusan, Dominic mengajak Camelia pergi. Tapi pria itu tak memberitahu Camelia, ke mana akan membawanya. “Aku akan membawamu ke suatu tempat. Gantilah pakaianmu.” Dominic membelai pipi Camelia, dan memberikan kecupan di sana. Bibur Camelia tertekuk dalam. “Apa kau tidak ingin memberi tahuku, ke mana kau membawaku?” tanyanya lagi. Camelia penasaran ke mana Dominic akan membawanya. Dominic menarik dagu Camelia, melumat bibir gadis itu. “Nanti kau akan tahu. Cepatlah ganti pakaianmu. Aku ingin membawamu menemui seseorang.” Camelia menghela napas dalam. Padahal dirinya ingin sekali tahu ke mana Dominic akan membawanya. Tapi kalau sudah seperti ini, maka mau tak mau Camelia harus bersabar, sampai Dominic menunjukan ke mana pria itu akan membawanya. “Ya sudah, tunggu sebentar. Aku akan mengganti pakaianku lebih dulu,” ucap Camelia
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 150 – Are You Pregnant? 

“Dominic, ini semua buku yang harus aku pelajari?” Camelia menatap banyak sekali buku tebal yang ada di hadapannya. Sungguh, kepala Camelia langsung pusing melihat banyaknya tumpukan buku. Camelia tak pernah mengira kalau Dominic akan membelikan buku begitu banyak tebal untuknya.“Ya, kau pelajari secara perlahan. Sekolah musik, bukan hanya kau mengerti tentang musik saja, tapi kau juga harus mengerti tentang pengetahuian dunia luas,” jawab Dominic seraya membelai pipi Camelia dengan lembut. Camelia menghela napas dalam. “Aku akan belajar lebih giat, tapi setiap malam kau jangan terus menyerangku. Nanti aku malah kelelahan dan tidak jadi belajar.” Camelia mengeluarkan protesnya pada Dominic. Gadis itu mengingatkan Dominic untuk tidak menyerang dirinya setiap malam. Karena kalau Dominic terus menyerangnya setiap malam, yang ada malah dirinya tak bisa belajar dengan benar, akibat kelelahan. Dominic mengulum senyumannya mendengar complain dari Camelia. Pria itu menangkup kedua pipi Cam
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status