Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 161 - Chapter 170

190 Chapters

Bab 161 – Camping?

Dominic menepati janjinya, menghabiskan weekend bersama dengan Camelia. Pria itu menyerahkan pekerjaannya pada asisten dan sekretarisnya. Belakangan ini memang Dominic disibukan menggantikan kakak sulungnya, dan ayahnya. Namun, meski demikian Dominic tetap akan selalu berusaha mengutamakan Camelia di hidupnya.Kemarin, adalah jadwal Dominic dan Camelia untuk fitting gaun pengantin. Sedangkan hari ini adalah jadwal di mana Dominic menuruti keinginan Camelia pergi ke mana pun. Dominic khusus melakukan hal itu sebagai bentuk permintaan maaf, terlalu banyak sibuk dengan pekerjaannya. Tindakan Dominic, tentu membuat Camelia begitu bahagia. Camelia memang sudah sangat merindukan menghabiskan waktu bersama dengan Dominic. Wajar saja, dua insan saling mencintai itu belakangan ini disibukan dengan banyaknya aktivitas mereka. “Dominic, ayo kita pergi sekarang.” Camelia menarik-narik kaus Dominic, persis seperti anak kecil yang tengah merengek meminta dibelikan mainan. Camelia nampak sangat ta
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 162 – Failed Attempt

“Camelia?” Wilda Tillie—sekretaris rektor Juilliard School—tanpa sengaja berpapasan dengan Camelia yang bersama dengan Charles—hendak menuju ke pusat informasi. “Wilda?” Camelia tersenyum hangat, dan lembut kala melihat sekretaris rektor itu. Tentu Camelia mengingat Wilda. Sebelum masuk kuliah, Camelia diperkenalkan dengan Wilda Tillie oleh Dominic.“Nona Tillie,” sapa Charles pada Wilda sopan. Charles sedikit terkejut mendengar Camelia memanggil sekretaris rektor hanya nama saja. Akan tetapi, Chrles pun langsung ingat, di mana Camelia adalah kekasih Dominic Geovan. Itu yang membuat Camelia bisa dekat dengan sekretaris rektor. “Hi, Charles.” Wilda tersenyum, membalas sapaan Charles. “Camelia, kau tidak masuk kelas?” tanya Wilda seraya menatap Camelia hangat. “Aku ingin ke pusat informasi dulu,” jawab Camelia pelan. “Kau ingin ke pusat informasi? Apa yang ingin kau tanyakan, Camelia? Apa kau butuh bantuanku?” Wilda segera bertanya, kebutuhan Camelia. “Aku ingin bertanya tentang
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 163 – Honesty

“Tuan Dominic, apa Anda masih ingin di kantor?” Eldon bertanya pada Dominic yang tengah memeriksa dokumen meeting. Waktu menunjukan pukul delapan malam. Meeting sudah selesai sejak satu jam lalu, namun sampai detik ini Tuannya itu belum beranjak dari ruang meeting. “Sebentar lagi aku akan pulang. Aku sedang membaca ulang dokumen tadi,” jawab Dominic dingin dan datar. Tatapan pria itu masih tetap membaca dokumen yang ada di tangannya. “Eldon, bagaimana dengan respon Corben Nachum? Apa dia bersikeras untuk menjadikan putrinya memegang andil di project kerja sama dengan kita?” “Masih, Tuan. Saat tadi Anda meminta Nona Yovanka Nachum untuk pulang, Tuan Corben Nachum masih terus meminta saya untuk membujuk Anda. Beliau berharap Anda memberi kesempatan untuk Nona Yovanka Nachum. Tuan Corben mengatakan bahwa putrinya akan sangat cepat belajar tentang perusahaan. Selain itu, Tuan Corben juga mengatakan bahwa putrinya tidak akan menyusahkan Anda,” ujar Eldon melaporkan. Dominic mengembuskan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 164 – Misunderstanding Resolution

Pagi menyapa, Camelia duduk di sofa kamar seraya menikmati sarapannya bersama dengan Dominic. Camelia begitu lahap menikmati sarapannya. Sedangkan Dominic hanya minum kopi dan roti gandum. Dominic memang tak pernah bisa banyak sarapan dengan menu berat. “Camelia, makan pelan-pelan, nanti kau tersedak,” tukas Dominic mengingatkan Camelia agar makan pelan-pelan. “Iya, Sayang.” Camelia makan perlahan, kala mendapatkan teguran dari Dominic. “Oh, ya, Sayang, siapa yang mengirimkanmu potret fotoku dan Charles?” tanyanya penasaran. Sejak tadi malam memang, Camelia penasaran siapa yang mengirimkan potret fotonya dengan Charles. “Aku tidak tahu, nanti aku akan meminta Eldon untuk mencari tahu,” jawab Dominic dingin dan datar. Camelia mengangguk pelan. “Aku dan Charles hanya teman, Dominic. Kami tidak memiliki hubungan lain selain teman. Selama ini, Charles sangat baik padaku. Dia juga tahu aku sudah memilikimu.” Dominic meletakan cangkir kopi yang ada di tangannya ke atas meja. “Lain kali
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 165 – A New Plan 

“Hal apa yang bisa saya bantu, Tuan Geovan?” Efrain Gradwin—rektor dari Juilliard School—menyapa Dominic begitu sopan. Pria paruh baya itu cukup terkejut akan kedatangan Dominic ke ruang kerjanya. Pasalnya, sebelumnya Dominic tidak memberi tahu sama sekali akan datang menemuinya. Dominic mengentuk-ngetuk gagang kursi, menatap dingin dan tegas sang rektor. “Camelia memberi tahuku, kalau kampus mengadakan acara camping untuk para mahasiswa, dan mahasiswi baru. Apa itu benar?” Efrain mengangguk. “Benar, Tuan Geovan. Beberapa perkumpulan mahasiswa memberikan saran camping untuk mahasiswa dan mahasiswi baru guna menjalin perkenalan yang jauh lebih akrab.” Dominic terdiam sebentar, dan kembali berkata penuh ketegasan, “Kenapa harus camping? Resiko buruk bisa terjadi, apalagi kalau sampai tempat yang dipilih camping di tengah hutan.” Efrain tersenyum samar. “Tuan Geovan, saya mengerti pasti Anda khawatir pada calon istri Anda. Tapi Anda tidak perlu cemas. Hutan yang dipilih sangatlah ama
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 166 – Dominic’s Approval

Camelia tak sabar menunggu jawaban dari Dominic atas izinnya yang ingin ikut camping. Sudah sejak kemarin Camelia merajuk meminta Dominic untuk menjawab, tapi Dominic tak kunjung memberitahunya. Padahal Camelia sudah tak sabar.Kemarin, Charles mengirimkan pesan pada Camelia menanyakan tentang dirinya ikut camping atau tidak, tapi Camelia tidak membalas karena gadis itu belum tahu sama sekali jawaban Dominic. Kini Camelia duduk di sofa sambil menikmati cake yang tadi baru saja diantar oleh Hedy. Camelia tengah menunggu Dominic yang tengah menemui Eldon di depan. Entah apa yang Dominic bahas dengan Eldon, padahal ini sudah di luar jam kerja. Suara dering ponsel terdengar. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang ada di atas meja. Camelia mengambil ponsel itu, menatap ke layar tertera nama Stella di sana. Senyuman di wajah Camelia terlukis. Gadis itu langsung menjawab panggilan telepon tersebut. “Hallo, Kak Stella?” jawab Camelia kala panggilan terhubung. “Camel
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 167 – Go Camping

Camelia tak memberi tahu Charles tentang dirinya sudah mendapatkan izin dari Dominic. Gadis itu ingin membuat kejutan pada temannya. Padahal sebenarnya tepat di kala Dominic sudah memberikan izin, Camelia langsung mendaftarkan namanya untuk ikut pergi camping. Dan hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Camelia, untuk pergi camping. Tentu Camelia harus mengajak Hedy. Sesuai dengan keinginan Dominic yang harus pergi bersama dengan Hedy, maka Camelia wajib mengajak Hedy. Waktu menunjukan pukul enam pagi. Camelia sudah selesai bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Nantinya Camelia akan pergi camping dari kampus. Gadis itu akan menggunakan bus yang telah disiapkan oleh pihak kampus. Awalnya, Dominic sudah menawarkan Camelia diantar oleh sopir, namun Camelia menolak karena Camelia ingin membaur dengan para mahasiswa dan mahasiswi lain. Untuk hal ini Dominic mengizinkan, karena memang Dominic ingin Camelia bisa membaur dengan orang lain. “Camelia, apa kau sudah siap?” Dominic melangkah
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 168 – Positive 

Aroma tanah yang terkena air hujan menyeruak ke indra penciuman para mahasiswa dan mahasiswi yang sudah tiba di sebuah hutan, yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Tampak beberapa mahasiwa dan mahasiswi sudah selesai memasang tenda. Tentu Camelia turut memasang tenda dibantu oleh Hedy dan Charles. Jika saja tidak ada Hedy dan Charles, maka tak mungkin Camelia bisa selesai memasang tenda. “Charles, terima kasih sudah membantuku dan Hedy,” ucap Camelia lembut pada Charles. “Sama-sama, Camelia. Nanti kau juga pasti bisa memasang tenda. Dulu, aku tidak bisa memasang tenda. Tapi setelah aku sering ikut berkemah, aku mulai terbiasa memasang tenda,” jawab Charles dengan senyuman samar di wajahnya. “Kau benar.” Camelia pun tersenyum, merespon ucapan Charles. “Camelia?” sapa Hana—teman sekelas Camelia. “Ya, Hana? Ada apa?” Camelia menatap gadis bernama Hana yang kini ada di hadapannya. “Camelia kau dipanggil Nona Wilda Tillie,” kata Hana dengan nada serius. “Aku dipanggil Nona Wilda
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 169 – Help!

“Charles, kenapa Camelia lama sekali? Di mana Camelia?” tanya Hedy seraya menatap Charles. Sedari tadi Hedy menunggu kehadiran Camelia, tapi malah Camelia tak kunjung datang. Sungguh, Hedy tak tenang kalau Camelia belum juga muncul. Hedy khawatir terjadi sesuatu hal buruk pada Camelia. Charles melirik arlojinya sekilas. Apa yang di katakan Hedy adalah benar. Camelia pergi sudah terlalu lama. “Hedy, kita susul saja Camelia. Aku takut Camelia lupa arah jalan ke sini.” Hedy menganggukan kepalanya setuju. “Ya, Charles. Lebih baik kita susul Camelia.” Lalu, Hedy dan Charles mulai menelusuri hutan mencari Camelia. Namun, sayangnya hasil yang didapatkan adalah nihil. Hedy dan Charles tak kunjung menemukan keberadaan Camelia. “Hedy? Charles? Kalian sedang apa?” Wilda Tillie tanpa sengaja berpapasan dengan Hedy dan Charles. Refleks, Hedy dan Charles menghentikan langkah mereka. “Nona Tillie? Kau di sini? Di mana Camelia?” tanya Charles bingung melihat sang sekretaris rektor hanya seorang
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 170 – He’s Not Your Opponent!

“Lepaskan dia!” Suara bentakan keras membuat lima pria yang hampir memerkosa Camelia itu, mengalihkan pandangan pada sumber suara. Kemarahan di wajah lima pria itu begitu terlihat kala ada yang mengganggu kesenangan mereka. “Siapa kalian!” bentak salah satu pria berbadan besar itu. “Charles? Hedy?” Camelia terus menangis melihat Charles dan Hedy ada di hadapannya. Dalam hati, Camelia bersyukur karena Charles dan Hedy datang tepat waktu. “Kalian yang siapa! Berani sekali kalian menyentuh temanku!” Hedy murka. Hedy memupuk keberanian dalam dirinya melawan pria berbadan besar di depannya. Plakkk PlakkkDua tamparan keras terlayang oleh salah satu pria itu pada Hedy, hingga membuat Hedy tersungkur di tanah. Sudut bibir Hedy kini sudah penuh dengan darah. Tak menyerah begitu saja, Hedy bangkit berdiri melawan pria berbadan besar di hadapannya. Pun Charles ikut melawan. BUGH BUGH Charles melayangkan dua pukulan keras pada pria yang ada di depannya, hingga membuat salah satu pria d
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status